Bab 15 Rumah

"Lama banget sih tu badak Afrika, masa iya gue harus bilang sendiri ke kakek Prawira."

Bian duduk di sofa ruang kerja Prawira, sementara laki-laki tua di depannya sudah mengernyitkan dahi karena hampir lima belas menit cucu menantunya itu di sana tanpa mengucapkan maksud dan tujuan menemuinya sepagi itu.

"Ada apa? katakan, tidak usah takut!"

Bian menautkan jemarinya, sial! seharusnya sang suami yang harus mengatakan ini ke sang kakek bukan dirinya.

"Kek," lirih Bianca.

"Aku, em... maksudku Skala dan aku kek, ingin membeli sebuah rumah dan berencana pindah dari rumah ini segera." Bian mengucapkan kalimat itu dalam satu tarikan napas, lantas merapatkan kedua bibirnya.

Prawira mencondongkan badannya ke gadis itu, wajahnya terlihat heran.

"Apa kamu berniat pindah karena Felisya?" bisiknya.

"Ya? apa?"

Bian melebarkan manik matanya, wajahnya terlihat kebingungan namun dapat tertutupi dengan senyum menawannya.

"Apa kamu melihat gadis itu memeluk suamimu semalam?"

Prawira menggunakan kedua tangannya untuk memberi contoh, Bianca seolah latah ikut melakukan gerakan yang sama seperti Prawira. Gadis itu bingung, wajahnya sudah terlihat seperti orang bodoh.

Belum sempat Bian menjawab pertanyaan sang kakek pintu ruangan itu terdengar diketuk dari luar, hanya persekian detik Skala sudah masuk menatap secara bergantian sang istri dan kakeknya.

"Baiklah jika kalian ingin punya rumah sendiri kakek akan membelikannya untuk kalian," ucap Prawira setelah mendengarkan permintaan pengantin baru yang duduk di hadapannya.

Terkejut, Bian menggunakan kedua tangannya untuk menolak ucapan Prawira.

"Tidak kek, kami sudah sama-sama bekerja dan memiliki penghasilan, jadi kami akan membeli rumah sendiri."

Prawira menatap ke arah sang cucu, ia tau bahwa cucunya pasti akan menerima tawaran rumah darinya dengan senang hati.

"Kami akan membeli rumah sendiri jadi kakek tidak perlu memikirkan hal itu."

Ucapan Skala membuat Prawira menatap Bian, bagaimana mungkin baru menikah tiga hari cucu kesayangannya sudah mulai berubah, biasanya Ska akan menerima semua yang diberikan secara gratis olehnya, Prawira pikir Bianca membawa dampak positif ke sang cucu.

"Baiklah tapi dua hari dalam seminggu kalian harus tetap manginap disini." Prawira berdiri dari kursinya, berjalan keluar menuju meja makan untuk sarapan.

"Wah... apa yang loe bilang sampai kakek bisa setuju begitu saja," puji Ska.

"Loe semalam peluk-pelukan sama Feli, ya kan?" Bian menatap tajam suaminya.

"Kenapa? loe lihat? loe cemburu?"

"Dasar loe emang, bukan gue yang lihat tapi kakek."

Bian berdiri sambil merapikan bajunya dan menepuk bagian paha celana jeans yang dia kenakan, karena masih dalam masa ijin cuti menikah keduanya berniat pergi menemui sang pengacara setelah sarapan nanti.

"Kakek?" tanya Ska heran.

"Iya, beliau lihat loe dipeluk Feli, asli ya Ska ibarat sinetron di chanel ikan terbang posisi gue sekarang di mata kakek loe tu udah kayak istri yang teraniaya sama suami laknatnya." Bian menggelengkan kepalanya sambil mendecih.

"Loe bilang ga pernah nonton TV tapi ternyata loe tau ada sinetron kayak gitu."

Skala membukakan pintu untuk Bian, mereka berjalan bersisian untuk turun menuju meja makan.

"Istri pertama papa gue tu yang sering nonton, dia kayaknya menghayati banget tu sinetron, makanya dia kejam banget ke gue."

"Cih sekarang loe lagi curhat colongan?" ejek Skala.

"Udahlah panjang urusannya kalau sama loe, pura-pura aja loe ga denger," Bian berjalan cepat menuruni anak tangga.

***

"Ini kontrak pernikahan kalian, silahkan dibaca dulu lalu tanda tangani." Andra menyodorkan kertas kontrak ke atas meja, tepat diantara Bian dan Ska.

Pasangan yang sama-sama mengenakan kacamata hitam itu secara serempak meletakkan telapak tangan mereka di atas kertas.

Ska mengangkat tangannya, membiarkan Bian terlebih dulu untuk menandatangani dua kontrak dengan dua posisi materai yang berbeda itu, dimana jelas satu kontrak akan dipegang Bian dan satu lagi untuk Skala.

Setelah selesai dengan urusan kontrak, mereka bergegas meninggalkan Andra dan Melanie dari restoran tempat pertemuan. Kedua pengacara itu terlihat masih memandangi klien mereka masing-masing dari balik jendela kaca restoran.

"Bukankah jika dilihat sebenarnya mereka bisa menjadi pasangan yang serasi?"

Melanie meletakkan telunjuk di dagunya seolah berpikir mendengar pertanyaan Andra, "Benar, tapi sayang mereka seperti air dan minyak, tidak akan mungkin bisa menyatu."

Bian yang berada di dalam mobil bersama sang suami menatap tajam dua pengacara yang masih duduk dan terlihat berbincang itu, Andra terlihat sampai menutupi mulutnya dengan telapak tangannya untuk berbicara ke Melanie.

"Dari mukanya, pengacara loe tu kayaknya ga bisa dipercaya deh Ska." tuduh Bianca.

"Ngaco, Andra itu salah satu orang yang paling bisa gue andalkan." Skala membela sang pengacara sambil memakai sit belt ke badannya.

"Pokoknya kalau sampai terjadi apa-apa loe yang harus tanggung jawab," tegas Bian.

"Iya bawel, sekarang ayo kita pergi cari rumah!"

Bian menaikkan kacamata ke atas kepalanya, terkejut dengan ucapan suaminya.

"Secepat ini kita mau beli rumah?"

"Yes, gue ga mau lama-lama tidur seranjang sama loe, loe kalau tidur kek gangsing, kaki loe sampai ke muka gue, gue takut bangun-bangun hidung mancung gue bengkok gara-gara loe tendang."

Bian yang kesal langsung mencubit hidung Skala sambil sedikit meremasnya "hidung loe tu pesek tau, mancung dari mana? ngimpi loe!"

Skala menyingkirkan tangan Bian dengan kasar, mengaduh sambil memegangi hidungnya yang terlihat memerah, "KDRT loe ah!"

Bian memalingkan mukanya menghadap pintu mobil, sebenarnya ia malu karena Skala mengetahui gaya tidurnya yang tak biasa itu.

Mereka akhirnya pergi ke kantor sebuah pengembang perumahan, mata Bian sampai melotot melihat harga rumah yang ingin dibeli oleh suaminya.

"Ska, loe yakin mau beli rumah seharga sepuluh miliar? Jadi kita masing-masing lima miliar gitu?"

"Iya lah, gue mau tinggal di perumahan elite yang suasananya mendukung, gue ogah tinggal di perumahan biasa, apalagi banyak emak-emak rumpinya."

"Kalau gitu kita terima aja deh tawaran kakek yang mau beliin kita rumah tadi."

Bianca menutup katalog rumah yang berada diatas meja, seketika itu senyuman staff marketing di hadapannya tiba-tiba menghilang.

"Loe malu-maluin tau, masa direktur Niel Fashion beli rumah lima miliar aja ga kuat," bisik Skala.

"Loe ga tau ya? gue tu kismin."

"Serius?" Ska melebarkan bola matanya, dahinya terlipat heran.

"Hem, gue cuma ada budget satu miliar jadi kalau mau tetep beli rumah ini, loe bayarin dulu ya yang empat miliar, ntar gue cicil ke loe tiap bulan."

"Banyak banget donk utang loe ke gue," bisik Ska lagi.

"Intinya loe pilih, ngutangin gue empat miliar atau kita cari rumah lain yang sesuai budget gue."

Melihat pasangan suami istri yang berbisik-bisik seolah melupakan keberadaan dirinya yang tengah berada disana, sang staff marketing terlihat pura-pura batuk. Sadar akan hal itu, Skala memilih mengajak Bian berbicara di luar.

"Loe malu-maluin gue tau Ca."

"Halah kayak loe tau aja malu letaknya ada dimana," cibir Bian.

"Dimuka lah, dimana lagi coba?"

"Kalau loe tutup muka terus gue buka celana loe didepan umum loe malu ga?"

"Ya malu lah."

"Nah kenapa loe bilang malu adanya di muka?"

Skala menggertakkan giginya, tangannya sudah meremas-remas gemas udara di depan muka istrinya.

"Pokoknya kalau loe masih mau beli rumah itu, gue kutang."

"Ngutang Ca Ngutang, loe siang-siang ngomongin kutang, gila loe ah!"

Bianca terbengong tak menyadari kesalahan pengucapan katanya tadi.

Skala tetap tak mau mengalah, ia memutuskan mengambil rumah itu dan membiarkan Bianca untuk mencicil kekurangannya setiap bulan, di dalam hatinya laki-laki itu sedikit senang karena bisa membuat hutang Bianca sebagai tameng jikalau nanti istrinya mulai besar kepala kepadanya.

Terpopuler

Comments

Yayat Sadiah

Yayat Sadiah

/Facepalm/

2025-01-04

0

Devi Nurdianti

Devi Nurdianti

aq bc part ini Sampek ngakak😂😂

2024-06-30

1

Rita

Rita

au ah mau ngakak aja dasar pasutri sengklek

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Manusia Arogan
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Makan Malam Keluarga
4 Bab 4 Tentang Bianca
5 Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6 Bab 6 Klarifikasi
7 Bab 7 Kena Batunya
8 Bab 8 Lara Ska dan Bian
9 Bab 9 Perjanjian
10 Bab 10 Keputusan Menikah
11 Bab 11 Malam Pertama
12 Bab 12 Anaconda dan Piranha
13 Bab 13 Gigitan di Leher
14 Bab 14 Feelings
15 Bab 15 Rumah
16 Bab 16 Dikadalin Nuna
17 Bab 17 Bian Vs Feli
18 Bab 18 Demam
19 Bab 19 Kesucian Anaconda
20 Bab 20 Pindahan
21 Bab 21 Undangan Arisan
22 Bab 22 Pesta Dadakan
23 Bab 23 Bertemu GD
24 Bab 24 Indehoi?
25 Bab 25 Jatah
26 Bab 26 Tragedi Mikurame
27 Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28 Bab 28 Aksi Geng Sultini
29 Bab 29 Hati yang Meronta
30 Bab 30 Don't judge
31 Bab 31 The Queen Miri
32 Bab 32 Bakat Terpendam
33 Bab 33 Pulau Kilikili
34 Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35 Bab 35 Hamil
36 Bab 36 Adik Kakak?
37 Bab 37 Jatah Malam Jumat
38 Bab 38 Panas Panas Panas
39 Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40 Bab 40 Kenyataan Manis
41 Bab 41 Obrolan Di Markas
42 Bab 42 Kecebong Lucknut
43 Bab 43 Loe Gue End
44 Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45 Bab 45 Melepas yang Tertunda
46 Bab 46 Lagi dan Lagi
47 Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48 Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49 Bab 49 Salma Vs Rickha
50 Bab 50 Adu Mulut
51 Bab 51 Masalah
52 Bab 52 Persembahan Tim Design
53 Bab 53 Pacaran ala ABG
54 Bab 54 Double Sialnya
55 Bab 55 Hati Yang Terbakar
56 Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57 Bab 57 Curhat Jebakan
58 Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59 Bab 59 Detektif Conan
60 Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61 Bab 61 Quality Control
62 Bab 62 Mau Bayi
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Kontrak Pernikahan
65 Bab 65 Pesta Ala BPJS
66 Bab 66 Cemburunya Sultan
67 Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68 Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69 Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70 Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71 Bab 71 Harta Tahta Bianca
72 Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73 Bab 73 Dementor Part 1
74 Bab 74 Gajah VS Anaconda
75 Bab 75 Analisis Kecebong
76 Bab 76 Demi Sertifikat
77 Bab 77 Bianca Pelakor
78 Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79 Bab 79 Sidang Bu Dewan
80 Bab 80 Ska Aku ...,
81 Bab 81 Of Course You Baby
82 Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83 Bab 83 Hadiah Terbaik
84 Bab 84 Little Peanut
85 Bab 85 Peresmian
86 Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87 Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88 Bab 88 Perbandingan Hidup
89 Bab 89 Banteng Betina
90 Bab 90 Excellent Service
91 Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92 Bab 92 Taman Bermain
93 Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94 Bab 94 Kencan Tiga Jam
95 Bab 95 Sebut Namaku
96 Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97 Bab 97 Sungguh Teganya
98 Bab 98 Dua Belas Miliar
99 Bab 99 Jogjakarta Sayang
100 Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101 Bab 101 Serpihan Petunjuk
102 Bab 102 Galak Sih
103 Bab 103 Jumpalitan
104 Bab 104 Anak Siapa?
105 Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106 Bab 106 Dua Monster Kecil
107 Bab 107 Merayu Skala
108 Bab 108 Rumah Papa
109 Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110 Bab 110 Bertemu sang Mafia
111 Bab 111 Tersesat
112 Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113 Bab 113 Dementor Part 2
114 Bab 114 Master
115 Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116 Bab 116 Pengorbanan Tama
117 Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118 Bab 118 Haru
119 Bab 119 Hand Sanitizer
120 Bab 120 Mengembang
121 Bab 121 Absurd
122 PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123 INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124 DIHAPUS
125 DIHAPUS
126 DIHAPUS
127 DIHAPUS
128 NOVEL MADAME ZI
129 Bukan Salah Nikah
130 INFO
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Dua Manusia Arogan
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Makan Malam Keluarga
4
Bab 4 Tentang Bianca
5
Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6
Bab 6 Klarifikasi
7
Bab 7 Kena Batunya
8
Bab 8 Lara Ska dan Bian
9
Bab 9 Perjanjian
10
Bab 10 Keputusan Menikah
11
Bab 11 Malam Pertama
12
Bab 12 Anaconda dan Piranha
13
Bab 13 Gigitan di Leher
14
Bab 14 Feelings
15
Bab 15 Rumah
16
Bab 16 Dikadalin Nuna
17
Bab 17 Bian Vs Feli
18
Bab 18 Demam
19
Bab 19 Kesucian Anaconda
20
Bab 20 Pindahan
21
Bab 21 Undangan Arisan
22
Bab 22 Pesta Dadakan
23
Bab 23 Bertemu GD
24
Bab 24 Indehoi?
25
Bab 25 Jatah
26
Bab 26 Tragedi Mikurame
27
Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28
Bab 28 Aksi Geng Sultini
29
Bab 29 Hati yang Meronta
30
Bab 30 Don't judge
31
Bab 31 The Queen Miri
32
Bab 32 Bakat Terpendam
33
Bab 33 Pulau Kilikili
34
Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35
Bab 35 Hamil
36
Bab 36 Adik Kakak?
37
Bab 37 Jatah Malam Jumat
38
Bab 38 Panas Panas Panas
39
Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40
Bab 40 Kenyataan Manis
41
Bab 41 Obrolan Di Markas
42
Bab 42 Kecebong Lucknut
43
Bab 43 Loe Gue End
44
Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45
Bab 45 Melepas yang Tertunda
46
Bab 46 Lagi dan Lagi
47
Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48
Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49
Bab 49 Salma Vs Rickha
50
Bab 50 Adu Mulut
51
Bab 51 Masalah
52
Bab 52 Persembahan Tim Design
53
Bab 53 Pacaran ala ABG
54
Bab 54 Double Sialnya
55
Bab 55 Hati Yang Terbakar
56
Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57
Bab 57 Curhat Jebakan
58
Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59
Bab 59 Detektif Conan
60
Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61
Bab 61 Quality Control
62
Bab 62 Mau Bayi
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Kontrak Pernikahan
65
Bab 65 Pesta Ala BPJS
66
Bab 66 Cemburunya Sultan
67
Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68
Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69
Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70
Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71
Bab 71 Harta Tahta Bianca
72
Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73
Bab 73 Dementor Part 1
74
Bab 74 Gajah VS Anaconda
75
Bab 75 Analisis Kecebong
76
Bab 76 Demi Sertifikat
77
Bab 77 Bianca Pelakor
78
Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79
Bab 79 Sidang Bu Dewan
80
Bab 80 Ska Aku ...,
81
Bab 81 Of Course You Baby
82
Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83
Bab 83 Hadiah Terbaik
84
Bab 84 Little Peanut
85
Bab 85 Peresmian
86
Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87
Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88
Bab 88 Perbandingan Hidup
89
Bab 89 Banteng Betina
90
Bab 90 Excellent Service
91
Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92
Bab 92 Taman Bermain
93
Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94
Bab 94 Kencan Tiga Jam
95
Bab 95 Sebut Namaku
96
Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97
Bab 97 Sungguh Teganya
98
Bab 98 Dua Belas Miliar
99
Bab 99 Jogjakarta Sayang
100
Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101
Bab 101 Serpihan Petunjuk
102
Bab 102 Galak Sih
103
Bab 103 Jumpalitan
104
Bab 104 Anak Siapa?
105
Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106
Bab 106 Dua Monster Kecil
107
Bab 107 Merayu Skala
108
Bab 108 Rumah Papa
109
Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110
Bab 110 Bertemu sang Mafia
111
Bab 111 Tersesat
112
Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113
Bab 113 Dementor Part 2
114
Bab 114 Master
115
Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116
Bab 116 Pengorbanan Tama
117
Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118
Bab 118 Haru
119
Bab 119 Hand Sanitizer
120
Bab 120 Mengembang
121
Bab 121 Absurd
122
PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123
INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124
DIHAPUS
125
DIHAPUS
126
DIHAPUS
127
DIHAPUS
128
NOVEL MADAME ZI
129
Bukan Salah Nikah
130
INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!