"Jadi apa hari ini sangat berat untukmu?" tanya Prawira ke gadis yang sedang menikmati makan siangnya yang sungguh sangat terlambat karena waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore.
Prawira langsung membatalkan kegiatannya saat sekretarisnya berkata bahwa direktur Neil Fashion ingin bertemu dengannya.
"Tidak begitu tuan, saya baik-baik saja," jawab Bian sambil membersihkan mulutnya dengan sapu tangan.
"Maaf mengganggu waktu berharga anda, tapi saya ingin membicarakan masalah perjodohan antara saya dan Skala," lanjutnya.
"Saya berpikir Skala tidak menyukai saya tuan, meskipun saya sudah berusaha agar dia bisa menyukai saya," dusta Bianca.
Prawira terlihat mengernyitkan dahinya, ia tahu bahwa cucunya masih saja keras kepala untuk menerima perjodohan dengan gadis di hadapannya.
Sebelumnya Bianca bercerita bahwa dirinya dan Skala bertengkar, namun alasan yang diceritakan gadis itu ke Prawira adalah karena sebuah kesalahpahaman.
Skala berpikir dirinya dibuntuti sampai pulang dari Garald Klub, ia marah lalu menabrakkan bagian belakang mobilnya ke mobil Bianca, Ska berkata tidak mau membawa mobilnya yang rusak maka dari itu ia membawa Range Rover milik Bian dan menerjunkan mobil itu ke dalam sungai begitualah kira-kira yang Bianca ceritakan kepada Prawira.
"Jangan panggil aku dengan sebutan tuan, panggil saja aku kakek," pinta Prawira " Tenang saja! aku akan berbicara kepadanya, dan akan aku pastikan besok pagi dia akan menemuimu dan meminta maaf."
"Tidak perlu tuan, em...maksud saya kek, saya benar-benar tidak mempermasalahkan hal itu," ucap Bianca dengan mimik wajah dan nada bicara yang dibuat semanis mungkin.
Prawira menggelengkan kepalanya "Tidak bisa, anak itu harus tetap minta maaf. Aku mendidiknya selama ini bukan untuk berbuat seperti itu kepada seorang gadis, apalagi gadis yang akan menjadi istrinya."
Bianca mengulas senyum di depan pria tua itu, sedangkan di dalam hatinya gadis itu bersorak kegirangan. Setan di kepala Bianca seolah menari hula-hula sambil tertawa bahagia.
"Terus saja bersikap sombong Ska, dan akan aku pastikan dirimu dicoret dari daftar keluarga Prawira."
Setelah melihat Prawira masuk ke dalam mobilnya dan pergi dari restauran dimana mereka bertemu, Bian langsung menghubungi sekretarisnya.
"Apa sudah siap?" tanyanya via telpon.
"Anda sudah ditunggu Nona," jawab Bayu dari seberang sana.
***
Di sebuah kafe bergaya Eropa, Bian duduk dikursi yang telah disiapkan untuknya, beberapa microphone terlihat berada di atas meja.
Gadis itu tersenyum ramah di hadapan para wartawan, dengan penuh percaya diri Bian mengambil satu mic dan mulai berbicara. Sorot lampu dan kilatan kamera berkali-kali mengekspos wajah cantiknya.
Satu jam kemudian Bian keluar dari kafe sambil tersenyum bahagia. Ia lalu memilih pergi ke salon langganannya untuk mendapatkan treatment kesukaannya yaitu spa.
Berita klarifikasi Bianca muncul di berbagai saluran televisi, beberapa menggunakan kalimat yang Bianca ucapkan sebagai headline saat berita itu dibawakan.
[ Mobil mewah terjun ke kali hanya karena pertengkaran sepasang kekasih ]
[ Bianca Nataniasunny tidak tewas ]
[ Cekcok penyebab mobil masuk ke sungai ]
Skala melotot menyaksikan penjelasan Bianca di acara berita yang dia tonton, gadis itu dengan santai berkata bahwa dia dan Skala adalah sepasang kekasih, mereka bertengkar dan karena terlalu marah Ska membuang mobil miliknya itu ke sungai.
"Ya sebenarnya hanya pertengkaran sepasang kekasih biasa," ucap Bianca.
"Apakah Pak Prawira tahu kalau anda sedang menjalin hubungan dengan cucunya?" tanya seorang wartawan.
"Jelas beliau tahu, beliau laki-laki yang sangat baik hati, bahkan mendukung hubungan kami."
Bianca tersenyum ke arah kamera membuat Ska yang menyaksikan gambar gadis itu di televisi merasa senyuman Bianca seolah sedang menghina dirinya.
Laki-laki itu berdiri dari kursi kerjanya, Ska keluar ruangannya sambil melonggarkan dasinya, ia masuk ke dalam lift untuk naik ke rooftop gedung sambil menggenggam erat ponselnya. Ia berkali-kali menghubungi Bianca, tapi tidak ada jawaban dari gadis itu.
"Dasar gila! apa yang sedang coba dia perbuat? kekasih apa? bahkan dia kemarin mencium laki-laki lain kan? wah... apa dia sedang membalasku karena masalah mobilnya?" oceh Ska yang larut sendiri dalam pikirannya.
***
Malam harinya Skala terlihat duduk di depan kakeknya yang tengah menyandarkan punggung di kursi empuknya. Wajahnya terlihat begitu malas.
"Kalau kamu tidak mau menikah, kakek benar-benar tidak akan memberikanmu sepeserpun warisan," ucap Prawira tegas.
"Kakek tidak mungkin tega membiarkan aku menjadi miskin, dan bisakah kakek tidak lagi ikut campur urusan percintaan cucu kakek yang tampan dan rupawan ini?"
Kalimat dari Skala berhasil membuat kakeknya geram, Prawira sampai menghentakkan kakinya ke lantai marmer ruang kerjanya.
"Kalau begitu pergi dari sini! dasar anak nakal! untuk apa kamu menjatuhkan mobil Bianca ke sungai? kamu pikir tindakanmu lucu? dan bukankah kalian sudah berpacaran kenapa menolak menikah?"
Skala memalingkan wajahnya, ia berpikir bahwa kakeknya pasti telah menyaksikan klarifikasi dari Bianca di berita tadi.
"Kalian harus segera menikah, jangan sampai Tama memiliki anak lebih dulu dari kamu," lanjut Prawira.
"Memang kenapa kalau Tama punya anak duluan? memang menikah dan punya anak kakek pikir kompetisi balap kuda? kalau kakek ingin cucu aku bisa memberikannya tanpa menikah."
Ucapan Ska membuat Prawira langsung berdiri dari kursinya, laki-laki tua itu kesal dengan ucapan sang cucu kesayangan.
"Kamu mau membuat kakek cepat mati? untung kakek selalu menjaga pola hidup saat masih muda, kalau tidak mendengar ucapanmu barusan pasti kakek sudah terkena serangan jantung," omel Prawira.
Ska terdiam, matanya kembali membelalak mendengar ancaman dari sang kakek.
"Jangan harap besok pagi kamu bisa melewati pintu perusahaan kalau Bianca belum berkata kepada kakek telah memaafkanmu."
Prawira keluar dari ruangannya meninggalkan Ska yang duduk terdiam kemudian mejatuhkan kepalanya ke sandaran tempat duduknya.
"Kenapa kakek begitu menyukai Bianca? bahkan saat aku berkata tidak menyukai gadis-gadis yang akan dijodohkan denganku sebelumnya, kakek tidak pernah sengotot ini," gumam Ska.
***
Prawira duduk di tepian ranjang kamarnya, sambil memegang foto Ska yang terlihat diapit anak laki-laki dan menantunya, sudah hampir dua puluh tahun tapi Prawira seolah masih belum bisa menerima nasip tragis yang menimpa anak pertamanya.
Pria tua itu memejamkan mata, mengingat kejadian dimana kecelakaan yang menimpa Mahen dan sampai membuat mobil anaknya terbakar, anak dan menantunya tidak terselamatkan, beruntung Skala yang saat itu masih berumur delapan tahun ditolong oleh seseorang.
Ska yang saat itu masih tersadar setelah mobil yang dikemudikan papanya menabrak sebuah pembatas jalan dan terguling berhasil membuka kunci pintu mobil disampingnya, saat pintu terbuka seseorang menariknya dengan sekuat tenaga, menyeret Ska menjauh sebelum api melahap mobil itu.
"Mungkin awalnya kamu akan membenci kakek Ska, tapi kelak kakek yakin kamu pasti akan mengucapkan terima kasih dengan keputusan kakek," gumam Prawira.
_
_
_
_
_
_
_
_
_
Jangan lupa sebelum lanjut tinggalkan jejak dengan TEKAN LIKE ❤ KOMEN dan berikan VOTE Bintang 5 nya.
Baca Novel disini gratis, Jika berkenan bisa add FAVORITE ya.
LOVE YOU A TON
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
jumirah slavina
ya ampunnnnn gimana tuh setan cara'y nari hula-hula🤣🤣🤣🤣
2024-09-25
1
Rose_Ni
Mami Kirankah yg menyelamatkan Ska
2024-04-15
1
Dian_ode
aku baca ulang karya author. saking bagus dan sukanya aku dengan karya kak Na
2022-08-13
0