Bab 10 Keputusan Menikah

Sebulan sebelum pernikahan, Ska dan Bian pergi ke Bali untuk melakukan sesi foto pre wedding, sekaligus mengajak pengacara pribadi mereka untuk membahas masalah kontrak pernikahan yang beberapa poinnya telah mereka sepakati bersama.

"Apa perlu kita melakukan ini?" bisik Skala ke telinga Bian disela sang fotografer dan asistennya sibuk mengatur kamera.

"Hem...ini namanya totalitas," jawab Bianca sambil berlalu meninggalkan Ska menuju spot foto yang telah dipersiapkan untuk mereka.

"Tolong senyum!"

Permohonan itu mungkin sudah yang ke dua puluh kali keluar dari mulut sang asisten fotografer, laki-laki berambut gondrong itu mengingatkan Bian dan Ska untuk menunjukkan ekspresi bahagia, namun mimik wajah datarlah yang sedari awal ditunjukkan keduanya.

Sang fotografer dan asistennya sama-sama menggaruk kepala mereka, sudah hampir seratus take shot tapi belum ada satupun foto yang memenuhi harapan mereka.

"Kapan ini selesai?" omel Skala.

"Bagaimana mau selesai jika kalian tidak memberi kami ekspresi wajah yang bagus, ini foto pre wedding bukan foto pemakaman kenapa wajah kalian datar terkesan terpaksa seperti itu?" omel sang asisten fotografer yang merupakan kenalan Bian.

"Sudahlah, ayo kita lanjutkan untuk mengambil beberapa foto lagi, jika memang tidak ada yang bagus carilah satu yang paling bagus," ucap Bianca yang mulai terlihat kegerahan.

Dan pada akhirnya sesi foto itu berakhir dengan tak ada satupun hasil foto yang layak untuk dikatakan sebagai foto pre wedding.

****

Disisi lain di villa milik Ska, Andra sang pengacara Skala dan Melanie pengacara Bianca terlihat memijat kepala mereka sendiri karena pusing, keduanya memang sudah saling mengenal secara pribadi karena teman kuliah di satu kampus saat mengejar gelar sarjana hukum mereka dulu.

"Apa yang klienmu katakan saat meminta hal ini?" tanya Andra.

"Dia bilang akan menikah dengan badak Afrika jadi aku diminta membantunya membuat kontrak pernikahan," jawab Melanie sambil membaca tulisan tangan Bian.

"Lalu apa yang dikatakan klienmu?"

"Skala bilang butuh bantuanku untuk mengurus masalahnya dengan seorang gadis bar-bar, apa mereka sudah gila? menjadikan pernikahan sebuah alat untuk mendapatkan warisan."

"Mereka datang." Melanie memberitahu Andra agar diam, karena dua mahkluk yang menjadi obyek pembicaraan sedang berjalan ke arah mereka.

"Gara-gara loe kan gue jadi bau matahari dan berkeringat kayak ini, harusnya kita bisa cepat kelarin pemotretan tadi," omel Bianca.

"Heh... gue udah ngikutin arahan si asisten fotografer tau, muka loe aja tu emang yang ga ada bagus-bagusnya di depan kamera, makanya kita diminta ngulang berkali-kali," cibir Ska.

"Muka gue kayaknya ga ada masalah deh Ska, gue cantik-cantik aja, Iya kan?" tanya Bian ke Andra, pengacara itu hanya menunjuk hidungnya sendiri seolah bertanya apa Bian meminta jawaban darinya.

"Sudah, ayo kita duduk dan bahas ini satu persatu, ini Bali untuk apa kamu mengajak aku jauh-jauh kesini kalau hanya untuk membahas ini, aku berharap bisa liburan juga Bi," ucap Melanie dengan mimik wajah memelas ke arah klien yang juga merupakan teman baiknya.

Bian dan Skala memilih diam dan mendengarkan pengacara mereka yang saling berdiskusi membahas poin-poin kontrak yang mereka tulis, sesekali Melanie dan Andra bertanya untuk memastikan ke kliennya, mencoret dan mengganti tulisan itu dengan tulisan tangan mereka.

"Bianca tidak ingin ada hubungan layaknya suami istri, dia juga tidak akan menuntut nafkah materi, Skala tidak boleh mencampuri urusan pribadinya," ucap Melanie membaca tulisan tangan Bian.

"Setuju! masukkan juga di poinku, aku juga tidak ingin dia mencampuri urusan pribadiku," jawab Skala.

"Bian harus menjadi istri yang baik jika menyangkut urusan bisnis dan perusahaan," ucap Andra.

"Apa maksudnya itu?" tanya Bianca.

"loe harus mau nemenin gue semisal gue butuh loe ikut ke acara penting, ketemu rekan bisnis atau pergi menghadiri undangan pesta," terang Ska.

"Oke ga masalah." Bian menganggukkan kepalanya ke Melanie.

"Mel, tolong tulis yang jelas jika dia melanggar kesepakatan, aku ingin ganti rugi berupa villa beserta pulau pribadi miliknya."

Ska mendecih,"Tulis! Jika Bianca melanggar kesepakatan dia harus mundur dari dunia bisnis selamanya."

Bianca berdiri lalu menggebrak meja membuat Melanie dan Andra kaget.

"Heh...punuk onta, bukannya kemarin kamu bilang hanya akan meminta saham jika akhirnya aku yang berhasil duluan," ucapnya.

"Aku berubah pikiran, enak saja kamu minta pulau dan villa, apa tidak sekalian minta saja aku menjadi budakmu seumur hidup," sindir Skala.

"Hah, bikin kamu jadi budakku seumur hidup? artinya sampai mati aku harus liat muka kamu gitu? aku mah ogah." Bianca memalingkan wajahnya kesal.

Perdebatan mereka terus berlanjut sampai Andra melerai pertengkaran konyol mereka.

***

"Bian, apa kamu mau menikah dan pergi dari rumah?" tanya Brian sang kakak.

Bian memeluk dari belakang laki-laki yang sedang duduk sibuk menggambar di kursinya, meskipun usia Brian sudah 29 tahun tapi tingkah dan pikirannya tak jauh beda dengan Nuna sang keponakan.

"Aku tetap akan mengunjungimu, tenang saja!" ucap Bianca.

"Apa mama Kiran akan melihat kamu menikah dari atas sana?" Brian menunjuk langit-langit kamarnya.

"Hem... pasti, aku sudah bilang meskipun mama Kiran sudah tidak bersama kita, dia tetap selalu ada disini dan mengawasi kita." Bian menunjuk dada Brian dengan jari telunjuknya.

"Dia ada dihati," ucap Brian sambil tertawa.

"Hem... dia selalu ada dihati kita," Bian menyandarkan dagunya di pundak sang kakak, berusaha untuk selalu tidak menangis di depan keluarganya, sekalipun itu Brian.

"Apa gambar yang aku minta sudah selesai?" tanya Bian.

Brian berdiri dari kursinya, mengambil sebuah buku gambar di rak penyimpanan miliknya, menyodorkan buku itu ke Bian.

Gadis itu tersenyum melihat design baju yang di gambar oleh sang kakak, dua tahun belakangan setiap Neil fashion mengeluarkan koleksi baru Bian selalu memasukkan design Brian, royalty yang merupakan hak Brian gadis itu gunakan untuk membeli saham atas nama kakak laki-lakinya.

"Jika kamu bilang akan menikah aku pasti akan menggambar gaun yang Indah untukmu," ucap Brian.

"Kamu masih bisa menggambarnya, buatkanlah untukku, oke!" pinta Bian.

"Oke, akan aku buat, tapi sabar," jawab Brian yang seolah sedang banyak kerjaan.

Bian tertawa memeluk pinggang sang kakak dari samping, menciumi pipi Brian seolah laki-laki itu adalah adiknya.

***

Di sebuah tempat pemakaman Ska berdiri di antara pusara sang mama dan papa, ia termenung menatap dua buah batu nisan bertuliskan nama orang tuanya. Pagi tadi sang kakek memintanya pergi ke makam untuk berdoa dan meminta restu kepada almarhum orang tuanya karena sebentar lagi dirinya akan menikah.

"Ma, pa kalian pasti akan membunuhku jika tau bahwa aku menikahi seorang wanita hanya untuk mendapat warisan dari kakek." Skala seolah berbicara dengan orang tuanya.

"Tapi ini satu-satunya cara agar aku bisa membuat om Maher mengakui kesalahannya, maaf," bisik Ska.

Di makam dan waktu yang sama, Bian juga sedang duduk di dekat pusara sang mama, tangannya memainkan kelopak bunga yang baru saja dia taburkan, dari balik kacamata hitam yang dia kenakan tetesan kristal bening jatuh membasahi pipinya.

"Ma, aku akan segera menikah, tapi maaf aku tidak bisa menuruti nasihat mama, dulu mama pernah berpesan agar aku mencari dan menikah dengan laki-laki yang sangat mencintaiku, tapi beberapa hari lagi aku akan menikah dengan laki-laki yang sepertinya malah sangat membenciku." lirih Bian.

"Ma, apa mama tau? setelah mama pergi aku tidak pernah bisa tidur sebelum membaca diary milik mama, maafin aku! diary Indah mama sekarang jadi kumal karena sering aku baca," Bian menangis terisak.

Setelah puas berkunjung ke makam sang mama, dengan langkah gontai Bian berjalan menuju pintu keluar dari tempat pemakaman itu, tanpa sengaja dari arah berlawanan Skala juga berjalan menuju pintu yang sama.

Mereka berhenti berjalan dan berdiri berhadapan tepat di depan pintu makam. Bian tiba-tiba mengulurkan tangan kanannya ke Skala, dengan ragu Skala menerima uluran tangan Bian.

"Loe harus ingat Ska, kontrak yang akan kita tanda tangani bukanlah kontrak pernikahan biasa, kontrak itu adalah kontrak hidup dan mati kita, kalau loe sampai melanggarnya gue pastikan loe akan pindah rumah kesini," ancam Bian.

"Jika itu sampai terjadi gue ga mau pindah kesini sendirian, gue akan bawa loe juga."

Mereka saling tatap, namun karena keduanya sama-sama mengenakan kacamata hitam, sendu dan pilu mata mereka tak bisa dibaca satu sama lain.

_bersambung_

Terpopuler

Comments

jumirah slavina

jumirah slavina

dan dr sinilah kalian mulai terpaut smp maut yg memisahkan...

Aku sdh mulai romantis trnyata 🤭🤭🤭🤣🤣🤣

2024-09-26

1

Rita

Rita

speechless 😥

2023-02-16

1

Just Rara

Just Rara

berarti si skala gak mau sendirian dong😁

2022-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Manusia Arogan
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Makan Malam Keluarga
4 Bab 4 Tentang Bianca
5 Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6 Bab 6 Klarifikasi
7 Bab 7 Kena Batunya
8 Bab 8 Lara Ska dan Bian
9 Bab 9 Perjanjian
10 Bab 10 Keputusan Menikah
11 Bab 11 Malam Pertama
12 Bab 12 Anaconda dan Piranha
13 Bab 13 Gigitan di Leher
14 Bab 14 Feelings
15 Bab 15 Rumah
16 Bab 16 Dikadalin Nuna
17 Bab 17 Bian Vs Feli
18 Bab 18 Demam
19 Bab 19 Kesucian Anaconda
20 Bab 20 Pindahan
21 Bab 21 Undangan Arisan
22 Bab 22 Pesta Dadakan
23 Bab 23 Bertemu GD
24 Bab 24 Indehoi?
25 Bab 25 Jatah
26 Bab 26 Tragedi Mikurame
27 Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28 Bab 28 Aksi Geng Sultini
29 Bab 29 Hati yang Meronta
30 Bab 30 Don't judge
31 Bab 31 The Queen Miri
32 Bab 32 Bakat Terpendam
33 Bab 33 Pulau Kilikili
34 Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35 Bab 35 Hamil
36 Bab 36 Adik Kakak?
37 Bab 37 Jatah Malam Jumat
38 Bab 38 Panas Panas Panas
39 Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40 Bab 40 Kenyataan Manis
41 Bab 41 Obrolan Di Markas
42 Bab 42 Kecebong Lucknut
43 Bab 43 Loe Gue End
44 Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45 Bab 45 Melepas yang Tertunda
46 Bab 46 Lagi dan Lagi
47 Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48 Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49 Bab 49 Salma Vs Rickha
50 Bab 50 Adu Mulut
51 Bab 51 Masalah
52 Bab 52 Persembahan Tim Design
53 Bab 53 Pacaran ala ABG
54 Bab 54 Double Sialnya
55 Bab 55 Hati Yang Terbakar
56 Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57 Bab 57 Curhat Jebakan
58 Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59 Bab 59 Detektif Conan
60 Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61 Bab 61 Quality Control
62 Bab 62 Mau Bayi
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Kontrak Pernikahan
65 Bab 65 Pesta Ala BPJS
66 Bab 66 Cemburunya Sultan
67 Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68 Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69 Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70 Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71 Bab 71 Harta Tahta Bianca
72 Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73 Bab 73 Dementor Part 1
74 Bab 74 Gajah VS Anaconda
75 Bab 75 Analisis Kecebong
76 Bab 76 Demi Sertifikat
77 Bab 77 Bianca Pelakor
78 Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79 Bab 79 Sidang Bu Dewan
80 Bab 80 Ska Aku ...,
81 Bab 81 Of Course You Baby
82 Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83 Bab 83 Hadiah Terbaik
84 Bab 84 Little Peanut
85 Bab 85 Peresmian
86 Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87 Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88 Bab 88 Perbandingan Hidup
89 Bab 89 Banteng Betina
90 Bab 90 Excellent Service
91 Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92 Bab 92 Taman Bermain
93 Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94 Bab 94 Kencan Tiga Jam
95 Bab 95 Sebut Namaku
96 Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97 Bab 97 Sungguh Teganya
98 Bab 98 Dua Belas Miliar
99 Bab 99 Jogjakarta Sayang
100 Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101 Bab 101 Serpihan Petunjuk
102 Bab 102 Galak Sih
103 Bab 103 Jumpalitan
104 Bab 104 Anak Siapa?
105 Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106 Bab 106 Dua Monster Kecil
107 Bab 107 Merayu Skala
108 Bab 108 Rumah Papa
109 Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110 Bab 110 Bertemu sang Mafia
111 Bab 111 Tersesat
112 Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113 Bab 113 Dementor Part 2
114 Bab 114 Master
115 Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116 Bab 116 Pengorbanan Tama
117 Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118 Bab 118 Haru
119 Bab 119 Hand Sanitizer
120 Bab 120 Mengembang
121 Bab 121 Absurd
122 PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123 INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124 DIHAPUS
125 DIHAPUS
126 DIHAPUS
127 DIHAPUS
128 NOVEL MADAME ZI
129 Bukan Salah Nikah
130 INFO
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Dua Manusia Arogan
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Makan Malam Keluarga
4
Bab 4 Tentang Bianca
5
Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6
Bab 6 Klarifikasi
7
Bab 7 Kena Batunya
8
Bab 8 Lara Ska dan Bian
9
Bab 9 Perjanjian
10
Bab 10 Keputusan Menikah
11
Bab 11 Malam Pertama
12
Bab 12 Anaconda dan Piranha
13
Bab 13 Gigitan di Leher
14
Bab 14 Feelings
15
Bab 15 Rumah
16
Bab 16 Dikadalin Nuna
17
Bab 17 Bian Vs Feli
18
Bab 18 Demam
19
Bab 19 Kesucian Anaconda
20
Bab 20 Pindahan
21
Bab 21 Undangan Arisan
22
Bab 22 Pesta Dadakan
23
Bab 23 Bertemu GD
24
Bab 24 Indehoi?
25
Bab 25 Jatah
26
Bab 26 Tragedi Mikurame
27
Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28
Bab 28 Aksi Geng Sultini
29
Bab 29 Hati yang Meronta
30
Bab 30 Don't judge
31
Bab 31 The Queen Miri
32
Bab 32 Bakat Terpendam
33
Bab 33 Pulau Kilikili
34
Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35
Bab 35 Hamil
36
Bab 36 Adik Kakak?
37
Bab 37 Jatah Malam Jumat
38
Bab 38 Panas Panas Panas
39
Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40
Bab 40 Kenyataan Manis
41
Bab 41 Obrolan Di Markas
42
Bab 42 Kecebong Lucknut
43
Bab 43 Loe Gue End
44
Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45
Bab 45 Melepas yang Tertunda
46
Bab 46 Lagi dan Lagi
47
Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48
Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49
Bab 49 Salma Vs Rickha
50
Bab 50 Adu Mulut
51
Bab 51 Masalah
52
Bab 52 Persembahan Tim Design
53
Bab 53 Pacaran ala ABG
54
Bab 54 Double Sialnya
55
Bab 55 Hati Yang Terbakar
56
Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57
Bab 57 Curhat Jebakan
58
Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59
Bab 59 Detektif Conan
60
Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61
Bab 61 Quality Control
62
Bab 62 Mau Bayi
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Kontrak Pernikahan
65
Bab 65 Pesta Ala BPJS
66
Bab 66 Cemburunya Sultan
67
Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68
Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69
Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70
Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71
Bab 71 Harta Tahta Bianca
72
Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73
Bab 73 Dementor Part 1
74
Bab 74 Gajah VS Anaconda
75
Bab 75 Analisis Kecebong
76
Bab 76 Demi Sertifikat
77
Bab 77 Bianca Pelakor
78
Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79
Bab 79 Sidang Bu Dewan
80
Bab 80 Ska Aku ...,
81
Bab 81 Of Course You Baby
82
Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83
Bab 83 Hadiah Terbaik
84
Bab 84 Little Peanut
85
Bab 85 Peresmian
86
Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87
Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88
Bab 88 Perbandingan Hidup
89
Bab 89 Banteng Betina
90
Bab 90 Excellent Service
91
Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92
Bab 92 Taman Bermain
93
Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94
Bab 94 Kencan Tiga Jam
95
Bab 95 Sebut Namaku
96
Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97
Bab 97 Sungguh Teganya
98
Bab 98 Dua Belas Miliar
99
Bab 99 Jogjakarta Sayang
100
Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101
Bab 101 Serpihan Petunjuk
102
Bab 102 Galak Sih
103
Bab 103 Jumpalitan
104
Bab 104 Anak Siapa?
105
Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106
Bab 106 Dua Monster Kecil
107
Bab 107 Merayu Skala
108
Bab 108 Rumah Papa
109
Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110
Bab 110 Bertemu sang Mafia
111
Bab 111 Tersesat
112
Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113
Bab 113 Dementor Part 2
114
Bab 114 Master
115
Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116
Bab 116 Pengorbanan Tama
117
Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118
Bab 118 Haru
119
Bab 119 Hand Sanitizer
120
Bab 120 Mengembang
121
Bab 121 Absurd
122
PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123
INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124
DIHAPUS
125
DIHAPUS
126
DIHAPUS
127
DIHAPUS
128
NOVEL MADAME ZI
129
Bukan Salah Nikah
130
INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!