Bab 7 Kena Batunya

Seperti hari-hari biasanya, pagi itu Skala memarkirkan mobil di depan lobby perusahaan lalu menyerahkan kuncinya ke petugas parkir, ia keluar dari mobil sambil merapikan setelan jas berwarna navy yang terlihat sangat pas melekat di badannya.

Laki-laki itu sedikit mengernyitkan dahinya saat berjalan mendekat ke arah pintu masuk, empat orang laki-laki berbadan tinggi besar dengan setelan jas berwarna hitam tiba-tiba maju dan menghadang langkahnya. Salah satunya sampai harus meluruskan tangannya di depan muka Skala.

"Anda tidak boleh masuk tuan muda," ucap salah satu laki-laki yang berdiri paling depan.

"Tuan Prawira tidak memperbolehkan anda sampai menginjakkan kaki ke dalam, sebelum anda melakukan apa yang beliau perintahkan."

Skala terkejut, wajah cool miliknya berubah menjadi wajah terheran-heran, pipinya memerah menahan malu karena banyak karyawan yang tengah melihat kejadian itu sekarang.

"Kalian pikir aku siapa? aku salah satu direktur disini, minggir!" bentaknya.

Ska masih bersikap dingin mencoba menerobos pertahanan bodyguard Prawira, namun sayang ia gagal. Bahkan tubuhnya jatuh tersungkur ke belakang akibat bodyguard yang bertubuh paling besar tanpa sengaja mendorong badannya saat berusaha menghadang.

"Apa kalian sudah gila?" bentak Ska.

Ke empat laki-laki itu bergeming, seolah tuli dan tak mendengar teriakan dari si tuan muda, Skala bangun kemudian mencengkeram jas salah satu bodyguard Prawira.

Tama yang memang juga bekerja di gedung yang sama mau tidak mau ikut menyaksikan sepupunya yang tengah berseteru dengan bodyguard utusan sang kakek di lobby, ia mendekat ke arah pintu masuk menggosok hidungnya sambil tertawa mengejek Skala yang masih terus berusaha agar bisa lolos dari hadangan pria-pria kekar itu.

"Turuti saja apa keinginan kakek, bukankah kamu cucu kesayangannya? mana mungkin kamu tidak mengerti sifatnya?" cibir Tama sambil berlalu masuk ke gedung perusahaan itu.

Ska melepaskan tangannya yang sedari tadi ia pakai untuk mencengkeram salah satu bodyguard kakeknya, ia berpura-pura menyerah dan berpaling pergi, namun saat dia merasa ke empat bodyguard itu lengah Ska berlari mencoba menerobos masuk kembali, tapi na'as bagi dirinya ke empat orang itu langsung menyeretnya tanpa ampun.

Tama yang melihat kekonyolan Skala tertawa cekikikan, tapi seketika ia mengatupkan kedua bibirnya untuk diam. Tama tersadar tengah berada di kerumunan karyawan PG group.

Ska akhirnya menyerah, ia memilih menghubungi nomor gadis yang harus memberinya maaf agar bisa kembali masuk ke gedung kantornya.

"Apa kita bisa bertemu?" tanpa basa-basi Ska bertanya saat panggilannya diterima oleh Bianca.

Sementara di kursinya Bianca tersenyum lebar sambil menatap layar ponselnya yang bertuliskan "Badak Afrika"

"Hem...," jawab Bian dengan dibuat semalas mungkin.

"Temui aku di Paragraf coffee, aku tunggu lima belas menit lagi," sahut Skala yang langsung menutup telponnya.

"Kamu pikir aku akan langsung berlari mendatangimu? Jangan mimpi!" Bian berbicara pada layar benda pipih ditangannya seolah berbicara kepada laki-laki yang baru saja meminta bertemu dengannya.

Bayu sang sekretaris mengetuk pintu lantas masuk ke dalam ruangan Bian, mengingatkan sang atasan bahwa ada rapat dengan salah seorang designer untuk membahas koleksi Neil fashion musim mendatang.

Gadis itu memasukkan ponselnya kedalam tas, berjalan mendahului Bayu yang mengekornya dari belakang.

Sudah hampir satu jam Ska menunggu kedatangan gadis sombong pilihan kakeknya itu, sementara gadis yang ditunggu masih sibuk dengan urusannya sendiri, laki-laki itu berkali-kali mengirim pesan dan menghubungi Bian yang baru saja ia masukkan ke dalam daftar orang paling menyebalkan di hidupnya.

Merasa terganggu dengan panggilan dan rentetan pesan yang dikirimkan oleh Skala, Bian memilih mematikan ponselnya agar bisa berdiskusi dengan tenang.

***

Bian memilih pergi ke sebuah pusat perbelanjaan seusai rapat, dengan santainya gadis itu melenggang masuk ke sebuah salon hanya untuk meminta sang hair stylist merapikan tatanan rambutnya. Ia meraih ponselnya untuk mengirim pesan kepada orang yang tengah menunggunya sedari tadi.

[ Aku sedang berada di PG Plaza, kamu bisa kesini kalau kamu mau, temui aku di lantai dua ]

Bian meletakkan ponselnya menatap pantulan dirinya dari kaca di hadapannya, ia tertawa menang, gadis bermata coklat itu yakin si Badak Afrika pasti langsung menuju kesana.

Benar saja tak selang beberapa menit Bian melihat Ska yang berjalan cepat ke arahnya, gadis itu sudah membayangkan laki-laki yang terlihat melepaskan jasnya dan hanya memakai kemeja berwarna putih dengan melonggarkan dasinya itu pasti akan memaki-makinya dengan kecepatan cahaya.

"Apa sudah menunggu lama?" tanya Skala dengan nada datar.

Bian membuat patahan di lehernya, menggelengkan kepalanya perlahan ke kiri dan kekanan, bola matanya berputar menggoda di depan wajah Skala.

"Apa loe benar-benar Skala Prawira? bukankah seharusnya loe marah? pasti loe udah nunggu lama kan di coffe shop itu? salah siapa langsung mematikan telpon tanpa menunggu persetujuan gue," ucap Bianca.

"Sabar Ska, tenang, rileks, lenturkan otot pipimu, tersenyum ayo tersenyum, Skala yang gantengnya tujuh tanjakan senyum yuk! Hoi...senyum," bentak hati kecil Skala ke sang empunya.

Namun, Skala tersadar bahwa itu bukanlah dirinya, ia menggelengkan kepala mencoba mengusir pikiran sok imut dari hatinya, ia seketika merubah ekspresi wajahnya menjadi marah.

"Puas loe ngerjain gue?" bentaknya.

"Nah....ini baru Skala Prawira si Badak Afrika, ups keceplosan," ucap Bian sambil pura-pura menutup mulut dengan ke empat jari tangan kanannya.

Gadis itu melenggang meninggalkan Skala yang masih mematung, ia masuk ke dalam sebuah toko baju kerja wanita, dengan sedikit berlari Ska berusaha mengejar gadis yang baru saja dibentaknya itu.

Bian sibuk menatap gantungan blazer dan kemeja yang tertata rapi di dalam toko tanpa menghiraukan laki-laki yang membuntutinya, sementara Ska memilih mendekat ke meja kasir dan menunjukkan sebuah kartu ke salah seorang karyawan yang berdiri di sana.

"Tutup toko dan tinggalkan kami untuk sementara," perintahnya.

Setelah perintahnya dituruti Ska mulai mendekat ke arah gadis pilihan kakeknya itu, menghujani Bian dengan pertanyaan yang sudah mengganjal pikirannya sedari tadi.

"Apa yang elo aduin ke kakek gue? Pasti loe ngadu yang bukan-bukan iya kan? apa ternyata loe jatuh cinta pada pandangan pertama ke gue? apa sebegitu menariknya gue sampai loe harus minta bantuan kakek gue buat dapat perhatian kayak ini?" Skala seolah tidak bisa mengendalikan pertanyaan yang dikirim oleh otaknya untuk di sampaikan ke mulutnya.

"Jatuh cinta pada pandangan pertama? sama elo? ini udah siang dan masih aja loe ngimpi, mau gue siram pake air?" sahut Bian sambil berlalu untuk lanjut melihat-lihat pakaian yang ada disana.

"Lalu apa yang elo ocehin sampai kakek gue ga ngebolehin gue nginjekin kaki di gedung PG group? apa loe emang dari awal berniat nikah sama gue?" tanya Ska.

Pertanyaan Ska berhasil membuat Bian memalingkaan muka untuk menatap wajah laki-laki itu.

"Sebenarnya menikah sama sekali ga ada di urutan sepuluh besar dalam kamus hidup gue sekarang, karena urutan satu sampai sepuluh hanya diisi Neil Fashion, tapi____,"

"Tapi apa?" potong Skala.

Bianca mendekat ke arah laki-laki yang tengah berdiri memandangnya sambil mengkerutkan keningnya dan melipat kedua tangannya didepan dada itu.

"Gue emang berencana setuju nikah sama loe, tapi cuma buat nguras semua harta loe ,terus habis itu gue minta cerai deh dari loe," bisik gadis itu dengan ekpresi wajah masih menggoda.

Terang saja ucapan Bian membuat Skala melotot. "Sebelum elo nglakuin itu, gue bakal bikin loe mati sengsara duluan."

Ucapan Skala membuat Bian terbahak, gadis itu merapatkan badannya ke badan tegap Skala, mendongakkan wajahnya karena laki-laki di depannya memang memiliki tinggi jauh di atasnya.

"Ayo kita buat sebuah perjanjian, anggap saja ini bisnis, bukankah kita sama-sama pengusaha?" ucap Bianca sambil membenarkan dasi di leher Skala.

Untuk sesaat mereka berdua terdiam dan saling beradu pandang, Bianca tersenyum menatap Ska yang seolah terkejut sambil mengedipkan matanya tak percaya.

_

_

_

_

_

Jangan lupa LIKE dan KOMEN sebelum lanjut ke next bab ya 🙏

THANK A TON

Terpopuler

Comments

Rose_Ni

Rose_Ni

tujuh turunan tujuh kelokan

2024-04-15

1

Clair

Clair

lama lama suka

2023-07-13

0

Rita

Rita

suka ma karakter dua2y terutama Bian

2023-02-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Manusia Arogan
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Makan Malam Keluarga
4 Bab 4 Tentang Bianca
5 Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6 Bab 6 Klarifikasi
7 Bab 7 Kena Batunya
8 Bab 8 Lara Ska dan Bian
9 Bab 9 Perjanjian
10 Bab 10 Keputusan Menikah
11 Bab 11 Malam Pertama
12 Bab 12 Anaconda dan Piranha
13 Bab 13 Gigitan di Leher
14 Bab 14 Feelings
15 Bab 15 Rumah
16 Bab 16 Dikadalin Nuna
17 Bab 17 Bian Vs Feli
18 Bab 18 Demam
19 Bab 19 Kesucian Anaconda
20 Bab 20 Pindahan
21 Bab 21 Undangan Arisan
22 Bab 22 Pesta Dadakan
23 Bab 23 Bertemu GD
24 Bab 24 Indehoi?
25 Bab 25 Jatah
26 Bab 26 Tragedi Mikurame
27 Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28 Bab 28 Aksi Geng Sultini
29 Bab 29 Hati yang Meronta
30 Bab 30 Don't judge
31 Bab 31 The Queen Miri
32 Bab 32 Bakat Terpendam
33 Bab 33 Pulau Kilikili
34 Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35 Bab 35 Hamil
36 Bab 36 Adik Kakak?
37 Bab 37 Jatah Malam Jumat
38 Bab 38 Panas Panas Panas
39 Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40 Bab 40 Kenyataan Manis
41 Bab 41 Obrolan Di Markas
42 Bab 42 Kecebong Lucknut
43 Bab 43 Loe Gue End
44 Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45 Bab 45 Melepas yang Tertunda
46 Bab 46 Lagi dan Lagi
47 Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48 Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49 Bab 49 Salma Vs Rickha
50 Bab 50 Adu Mulut
51 Bab 51 Masalah
52 Bab 52 Persembahan Tim Design
53 Bab 53 Pacaran ala ABG
54 Bab 54 Double Sialnya
55 Bab 55 Hati Yang Terbakar
56 Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57 Bab 57 Curhat Jebakan
58 Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59 Bab 59 Detektif Conan
60 Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61 Bab 61 Quality Control
62 Bab 62 Mau Bayi
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Kontrak Pernikahan
65 Bab 65 Pesta Ala BPJS
66 Bab 66 Cemburunya Sultan
67 Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68 Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69 Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70 Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71 Bab 71 Harta Tahta Bianca
72 Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73 Bab 73 Dementor Part 1
74 Bab 74 Gajah VS Anaconda
75 Bab 75 Analisis Kecebong
76 Bab 76 Demi Sertifikat
77 Bab 77 Bianca Pelakor
78 Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79 Bab 79 Sidang Bu Dewan
80 Bab 80 Ska Aku ...,
81 Bab 81 Of Course You Baby
82 Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83 Bab 83 Hadiah Terbaik
84 Bab 84 Little Peanut
85 Bab 85 Peresmian
86 Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87 Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88 Bab 88 Perbandingan Hidup
89 Bab 89 Banteng Betina
90 Bab 90 Excellent Service
91 Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92 Bab 92 Taman Bermain
93 Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94 Bab 94 Kencan Tiga Jam
95 Bab 95 Sebut Namaku
96 Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97 Bab 97 Sungguh Teganya
98 Bab 98 Dua Belas Miliar
99 Bab 99 Jogjakarta Sayang
100 Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101 Bab 101 Serpihan Petunjuk
102 Bab 102 Galak Sih
103 Bab 103 Jumpalitan
104 Bab 104 Anak Siapa?
105 Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106 Bab 106 Dua Monster Kecil
107 Bab 107 Merayu Skala
108 Bab 108 Rumah Papa
109 Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110 Bab 110 Bertemu sang Mafia
111 Bab 111 Tersesat
112 Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113 Bab 113 Dementor Part 2
114 Bab 114 Master
115 Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116 Bab 116 Pengorbanan Tama
117 Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118 Bab 118 Haru
119 Bab 119 Hand Sanitizer
120 Bab 120 Mengembang
121 Bab 121 Absurd
122 PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123 INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124 DIHAPUS
125 DIHAPUS
126 DIHAPUS
127 DIHAPUS
128 NOVEL MADAME ZI
129 Bukan Salah Nikah
130 INFO
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Dua Manusia Arogan
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Makan Malam Keluarga
4
Bab 4 Tentang Bianca
5
Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6
Bab 6 Klarifikasi
7
Bab 7 Kena Batunya
8
Bab 8 Lara Ska dan Bian
9
Bab 9 Perjanjian
10
Bab 10 Keputusan Menikah
11
Bab 11 Malam Pertama
12
Bab 12 Anaconda dan Piranha
13
Bab 13 Gigitan di Leher
14
Bab 14 Feelings
15
Bab 15 Rumah
16
Bab 16 Dikadalin Nuna
17
Bab 17 Bian Vs Feli
18
Bab 18 Demam
19
Bab 19 Kesucian Anaconda
20
Bab 20 Pindahan
21
Bab 21 Undangan Arisan
22
Bab 22 Pesta Dadakan
23
Bab 23 Bertemu GD
24
Bab 24 Indehoi?
25
Bab 25 Jatah
26
Bab 26 Tragedi Mikurame
27
Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28
Bab 28 Aksi Geng Sultini
29
Bab 29 Hati yang Meronta
30
Bab 30 Don't judge
31
Bab 31 The Queen Miri
32
Bab 32 Bakat Terpendam
33
Bab 33 Pulau Kilikili
34
Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35
Bab 35 Hamil
36
Bab 36 Adik Kakak?
37
Bab 37 Jatah Malam Jumat
38
Bab 38 Panas Panas Panas
39
Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40
Bab 40 Kenyataan Manis
41
Bab 41 Obrolan Di Markas
42
Bab 42 Kecebong Lucknut
43
Bab 43 Loe Gue End
44
Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45
Bab 45 Melepas yang Tertunda
46
Bab 46 Lagi dan Lagi
47
Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48
Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49
Bab 49 Salma Vs Rickha
50
Bab 50 Adu Mulut
51
Bab 51 Masalah
52
Bab 52 Persembahan Tim Design
53
Bab 53 Pacaran ala ABG
54
Bab 54 Double Sialnya
55
Bab 55 Hati Yang Terbakar
56
Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57
Bab 57 Curhat Jebakan
58
Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59
Bab 59 Detektif Conan
60
Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61
Bab 61 Quality Control
62
Bab 62 Mau Bayi
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Kontrak Pernikahan
65
Bab 65 Pesta Ala BPJS
66
Bab 66 Cemburunya Sultan
67
Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68
Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69
Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70
Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71
Bab 71 Harta Tahta Bianca
72
Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73
Bab 73 Dementor Part 1
74
Bab 74 Gajah VS Anaconda
75
Bab 75 Analisis Kecebong
76
Bab 76 Demi Sertifikat
77
Bab 77 Bianca Pelakor
78
Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79
Bab 79 Sidang Bu Dewan
80
Bab 80 Ska Aku ...,
81
Bab 81 Of Course You Baby
82
Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83
Bab 83 Hadiah Terbaik
84
Bab 84 Little Peanut
85
Bab 85 Peresmian
86
Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87
Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88
Bab 88 Perbandingan Hidup
89
Bab 89 Banteng Betina
90
Bab 90 Excellent Service
91
Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92
Bab 92 Taman Bermain
93
Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94
Bab 94 Kencan Tiga Jam
95
Bab 95 Sebut Namaku
96
Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97
Bab 97 Sungguh Teganya
98
Bab 98 Dua Belas Miliar
99
Bab 99 Jogjakarta Sayang
100
Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101
Bab 101 Serpihan Petunjuk
102
Bab 102 Galak Sih
103
Bab 103 Jumpalitan
104
Bab 104 Anak Siapa?
105
Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106
Bab 106 Dua Monster Kecil
107
Bab 107 Merayu Skala
108
Bab 108 Rumah Papa
109
Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110
Bab 110 Bertemu sang Mafia
111
Bab 111 Tersesat
112
Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113
Bab 113 Dementor Part 2
114
Bab 114 Master
115
Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116
Bab 116 Pengorbanan Tama
117
Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118
Bab 118 Haru
119
Bab 119 Hand Sanitizer
120
Bab 120 Mengembang
121
Bab 121 Absurd
122
PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123
INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124
DIHAPUS
125
DIHAPUS
126
DIHAPUS
127
DIHAPUS
128
NOVEL MADAME ZI
129
Bukan Salah Nikah
130
INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!