Seperti hari-hari biasanya, pagi itu Skala memarkirkan mobil di depan lobby perusahaan lalu menyerahkan kuncinya ke petugas parkir, ia keluar dari mobil sambil merapikan setelan jas berwarna navy yang terlihat sangat pas melekat di badannya.
Laki-laki itu sedikit mengernyitkan dahinya saat berjalan mendekat ke arah pintu masuk, empat orang laki-laki berbadan tinggi besar dengan setelan jas berwarna hitam tiba-tiba maju dan menghadang langkahnya. Salah satunya sampai harus meluruskan tangannya di depan muka Skala.
"Anda tidak boleh masuk tuan muda," ucap salah satu laki-laki yang berdiri paling depan.
"Tuan Prawira tidak memperbolehkan anda sampai menginjakkan kaki ke dalam, sebelum anda melakukan apa yang beliau perintahkan."
Skala terkejut, wajah cool miliknya berubah menjadi wajah terheran-heran, pipinya memerah menahan malu karena banyak karyawan yang tengah melihat kejadian itu sekarang.
"Kalian pikir aku siapa? aku salah satu direktur disini, minggir!" bentaknya.
Ska masih bersikap dingin mencoba menerobos pertahanan bodyguard Prawira, namun sayang ia gagal. Bahkan tubuhnya jatuh tersungkur ke belakang akibat bodyguard yang bertubuh paling besar tanpa sengaja mendorong badannya saat berusaha menghadang.
"Apa kalian sudah gila?" bentak Ska.
Ke empat laki-laki itu bergeming, seolah tuli dan tak mendengar teriakan dari si tuan muda, Skala bangun kemudian mencengkeram jas salah satu bodyguard Prawira.
Tama yang memang juga bekerja di gedung yang sama mau tidak mau ikut menyaksikan sepupunya yang tengah berseteru dengan bodyguard utusan sang kakek di lobby, ia mendekat ke arah pintu masuk menggosok hidungnya sambil tertawa mengejek Skala yang masih terus berusaha agar bisa lolos dari hadangan pria-pria kekar itu.
"Turuti saja apa keinginan kakek, bukankah kamu cucu kesayangannya? mana mungkin kamu tidak mengerti sifatnya?" cibir Tama sambil berlalu masuk ke gedung perusahaan itu.
Ska melepaskan tangannya yang sedari tadi ia pakai untuk mencengkeram salah satu bodyguard kakeknya, ia berpura-pura menyerah dan berpaling pergi, namun saat dia merasa ke empat bodyguard itu lengah Ska berlari mencoba menerobos masuk kembali, tapi na'as bagi dirinya ke empat orang itu langsung menyeretnya tanpa ampun.
Tama yang melihat kekonyolan Skala tertawa cekikikan, tapi seketika ia mengatupkan kedua bibirnya untuk diam. Tama tersadar tengah berada di kerumunan karyawan PG group.
Ska akhirnya menyerah, ia memilih menghubungi nomor gadis yang harus memberinya maaf agar bisa kembali masuk ke gedung kantornya.
"Apa kita bisa bertemu?" tanpa basa-basi Ska bertanya saat panggilannya diterima oleh Bianca.
Sementara di kursinya Bianca tersenyum lebar sambil menatap layar ponselnya yang bertuliskan "Badak Afrika"
"Hem...," jawab Bian dengan dibuat semalas mungkin.
"Temui aku di Paragraf coffee, aku tunggu lima belas menit lagi," sahut Skala yang langsung menutup telponnya.
"Kamu pikir aku akan langsung berlari mendatangimu? Jangan mimpi!" Bian berbicara pada layar benda pipih ditangannya seolah berbicara kepada laki-laki yang baru saja meminta bertemu dengannya.
Bayu sang sekretaris mengetuk pintu lantas masuk ke dalam ruangan Bian, mengingatkan sang atasan bahwa ada rapat dengan salah seorang designer untuk membahas koleksi Neil fashion musim mendatang.
Gadis itu memasukkan ponselnya kedalam tas, berjalan mendahului Bayu yang mengekornya dari belakang.
Sudah hampir satu jam Ska menunggu kedatangan gadis sombong pilihan kakeknya itu, sementara gadis yang ditunggu masih sibuk dengan urusannya sendiri, laki-laki itu berkali-kali mengirim pesan dan menghubungi Bian yang baru saja ia masukkan ke dalam daftar orang paling menyebalkan di hidupnya.
Merasa terganggu dengan panggilan dan rentetan pesan yang dikirimkan oleh Skala, Bian memilih mematikan ponselnya agar bisa berdiskusi dengan tenang.
***
Bian memilih pergi ke sebuah pusat perbelanjaan seusai rapat, dengan santainya gadis itu melenggang masuk ke sebuah salon hanya untuk meminta sang hair stylist merapikan tatanan rambutnya. Ia meraih ponselnya untuk mengirim pesan kepada orang yang tengah menunggunya sedari tadi.
[ Aku sedang berada di PG Plaza, kamu bisa kesini kalau kamu mau, temui aku di lantai dua ]
Bian meletakkan ponselnya menatap pantulan dirinya dari kaca di hadapannya, ia tertawa menang, gadis bermata coklat itu yakin si Badak Afrika pasti langsung menuju kesana.
Benar saja tak selang beberapa menit Bian melihat Ska yang berjalan cepat ke arahnya, gadis itu sudah membayangkan laki-laki yang terlihat melepaskan jasnya dan hanya memakai kemeja berwarna putih dengan melonggarkan dasinya itu pasti akan memaki-makinya dengan kecepatan cahaya.
"Apa sudah menunggu lama?" tanya Skala dengan nada datar.
Bian membuat patahan di lehernya, menggelengkan kepalanya perlahan ke kiri dan kekanan, bola matanya berputar menggoda di depan wajah Skala.
"Apa loe benar-benar Skala Prawira? bukankah seharusnya loe marah? pasti loe udah nunggu lama kan di coffe shop itu? salah siapa langsung mematikan telpon tanpa menunggu persetujuan gue," ucap Bianca.
"Sabar Ska, tenang, rileks, lenturkan otot pipimu, tersenyum ayo tersenyum, Skala yang gantengnya tujuh tanjakan senyum yuk! Hoi...senyum," bentak hati kecil Skala ke sang empunya.
Namun, Skala tersadar bahwa itu bukanlah dirinya, ia menggelengkan kepala mencoba mengusir pikiran sok imut dari hatinya, ia seketika merubah ekspresi wajahnya menjadi marah.
"Puas loe ngerjain gue?" bentaknya.
"Nah....ini baru Skala Prawira si Badak Afrika, ups keceplosan," ucap Bian sambil pura-pura menutup mulut dengan ke empat jari tangan kanannya.
Gadis itu melenggang meninggalkan Skala yang masih mematung, ia masuk ke dalam sebuah toko baju kerja wanita, dengan sedikit berlari Ska berusaha mengejar gadis yang baru saja dibentaknya itu.
Bian sibuk menatap gantungan blazer dan kemeja yang tertata rapi di dalam toko tanpa menghiraukan laki-laki yang membuntutinya, sementara Ska memilih mendekat ke meja kasir dan menunjukkan sebuah kartu ke salah seorang karyawan yang berdiri di sana.
"Tutup toko dan tinggalkan kami untuk sementara," perintahnya.
Setelah perintahnya dituruti Ska mulai mendekat ke arah gadis pilihan kakeknya itu, menghujani Bian dengan pertanyaan yang sudah mengganjal pikirannya sedari tadi.
"Apa yang elo aduin ke kakek gue? Pasti loe ngadu yang bukan-bukan iya kan? apa ternyata loe jatuh cinta pada pandangan pertama ke gue? apa sebegitu menariknya gue sampai loe harus minta bantuan kakek gue buat dapat perhatian kayak ini?" Skala seolah tidak bisa mengendalikan pertanyaan yang dikirim oleh otaknya untuk di sampaikan ke mulutnya.
"Jatuh cinta pada pandangan pertama? sama elo? ini udah siang dan masih aja loe ngimpi, mau gue siram pake air?" sahut Bian sambil berlalu untuk lanjut melihat-lihat pakaian yang ada disana.
"Lalu apa yang elo ocehin sampai kakek gue ga ngebolehin gue nginjekin kaki di gedung PG group? apa loe emang dari awal berniat nikah sama gue?" tanya Ska.
Pertanyaan Ska berhasil membuat Bian memalingkaan muka untuk menatap wajah laki-laki itu.
"Sebenarnya menikah sama sekali ga ada di urutan sepuluh besar dalam kamus hidup gue sekarang, karena urutan satu sampai sepuluh hanya diisi Neil Fashion, tapi____,"
"Tapi apa?" potong Skala.
Bianca mendekat ke arah laki-laki yang tengah berdiri memandangnya sambil mengkerutkan keningnya dan melipat kedua tangannya didepan dada itu.
"Gue emang berencana setuju nikah sama loe, tapi cuma buat nguras semua harta loe ,terus habis itu gue minta cerai deh dari loe," bisik gadis itu dengan ekpresi wajah masih menggoda.
Terang saja ucapan Bian membuat Skala melotot. "Sebelum elo nglakuin itu, gue bakal bikin loe mati sengsara duluan."
Ucapan Skala membuat Bian terbahak, gadis itu merapatkan badannya ke badan tegap Skala, mendongakkan wajahnya karena laki-laki di depannya memang memiliki tinggi jauh di atasnya.
"Ayo kita buat sebuah perjanjian, anggap saja ini bisnis, bukankah kita sama-sama pengusaha?" ucap Bianca sambil membenarkan dasi di leher Skala.
Untuk sesaat mereka berdua terdiam dan saling beradu pandang, Bianca tersenyum menatap Ska yang seolah terkejut sambil mengedipkan matanya tak percaya.
_
_
_
_
_
Jangan lupa LIKE dan KOMEN sebelum lanjut ke next bab ya 🙏
THANK A TON
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Rose_Ni
tujuh turunan tujuh kelokan
2024-04-15
1
Clair
lama lama suka
2023-07-13
0
Rita
suka ma karakter dua2y terutama Bian
2023-02-16
0