Bab 8 Lara Ska dan Bian

"Apa maksud loe dengan perjanjian?"

Skala terlihat bingung dengan ucapan gadis yang tangannya masih memegang dasi yang ia kenakan, sebenarnya Ska sudah bisa menerka kemana arah omongan Bianca, namun ia memilih untuk diam dan mendengarkan setiap kalimat yang gadis itu ucapkan.

"Gue tau loe pasti udah bosen di jodohin sama kakek loe, iya kan?"

Bian menatap wajah Ska yang masih terlihat kebingungan. Laki-laki itu berpikir dari mana gadis bar-bar di hadapannya bisa tahu isi hatinya, bahwa dia memang sudah jenuh menuruti keinginan kakeknya yang selalu memaksanya untuk segera menikah.

"Buat gue pernikahan ga ada di daftar sepuluh besar prioritas hidup gue baik sekarang ataupun lima tahun ke depan, karena urutan satu sampai sepuluh hanya diisi oleh Neil fashion, buat gue pernikahan it's just kind of bullshit Ska, tapi___, "

"Tapi apa?" potong Skala.

Bianca menyunggingkan senyum karena merasa Skala sudah mulai tak sabar dengan kalimat yang akan ia ucapkan selanjutnya.

"Bukankah lebih baik kita menerima apa yang kakek loe dan kakak gue mau, setidaknya kita berdua bisa lepas dari satu hal yang sama-sama kita benci, per-jo-do-han," eja Bianca sambil melepaskan tangannya dari dasi Ska, mengusap dasi itu seolah merapikannya.

"Elo mungkin belum sadar tapi kakek loe kayaknya bener-bener suka sama gue, jadi gue yakin bisa bantuin loe buat dapetin apa yang loe mau," ucap Bianca sambil tersenyum.

"Emang loe tau apa yang gue mau?" akhirnya Skala membuka mulutnya setelah hanya diam sedari tadi.

"Menjadi pewaris tunggal PG group, mengalahkan om loe Maher Prawira, apa gue salah?" ujar Bianca.

Ska tertawa sambil memalingkan wajahnya, ia tak habis pikir dengan setiap kalimat yang lolos dari bibir tipis Bianca.

"Pikirkan baik-baik, gue butuh jawaban paling lambat besok pagi, setelah itu gue baru akan ngomong ke Tuan Prawira kalau gue udah maafin loe." Bian mengambil kaca mata hitam dari tasnya, menyibakkan rambutnya ke sisi kanan kemudian memakai benda itu sambil tersenyum ke arah Skala.

Bian dengan santainya melambaikan tangan ke pelayan toko, masih dengan menatap laki-laki yang ada di depannya gadis itu berucap akan mengambil semua baju yang sudah dia pegang tadi, lalu melenggang pergi ke arah meja kasir.

"Tunggu! Jadi maksud loe, gue masih ga bisa nginjekin kaki di kantor gue hari ini?" ucap Ska yang baru tersadar bahwa dia ternyata masih dikerjai gadis itu.

Bianca menurunkan sedikit kacamatanya, tersenyum mengejek ke arah Skala yang terlihat frustrasi.

***

Ska memilih pulang setelah memikirkan bahwa tidak mungkin baginya untuk kembali lagi ke kantor setelah kejadian tadi pagi, ternyata menemui Bianca pun tak serta merta membuat gadis itu memberikannya maaf, malah ia merasa semakin dikerjai dan dibuat kesal dengan tingkah Bian.

Sambil memikirkan tawaran gadis gila yang beberapa bulan ini sudah mengganggu ketenangan hidupnya, Ska berjalan gontai menaiki satu persatu anak tangga menuju ruangan pribadinya.

Sial dan malang benar nasip Skala, di lorong lantai dua menuju kamarnya ia berpapasan dengan sang mantan kekasih, tanpa menyapa atau berbasa-basi Ska memilih berjalan melewati Felisya begitu saja.

"Kenapa sudah pulang Ska? apa kamu sakit?" tanya Feli sambil membalikkan badannya menatap punggung Skala.

Laki-laki yang memiliki tinggi badan 180 cm itu sejenak menghentikan langkahnya, Ska menjawab pertanyaan gadis yang pernah sangat dicintainya itu dengan nada dingin tanpa membalikkan badannya.

"Jangan berpura-pura peduli padaku!" ucapnya.

"Ska, apakah kamu begitu sangat membenciku?"

Skala memilih diam, berjalan dan masuk kedalam kamarnya tanpa menjawab pertanyaan Felisya, ia melemparkan jasnya ke sofa, merebahkan badannya ke kasur king size miliknya, matanya memandang langit-langit kamar, jelas dirinya begitu sangat lelah, ia membalikkan badannya setelah menyambar bantal untuk menyangga kepalanya, memandangi foto dirinya bersama almarhum orang tuanya. Perlahan matanya terpejam memberi tanda agar raganya beristirahat sejenak.

Di dalam sebuah mobil Ska kecil terlihat duduk di kursi penumpang, sementara papa dan mamanya berada di depan. Mereka terlihat bahagia menuju peresmian pabrik baru PG group dimana Mahen akan menjadi CEO nya.

Tiba-tiba dari arah berlawanan sebuah mobil melaju kencang menyalip truk di depannya dan mengambil jalur dimana mobil yang dikemudikan Mahen tengah melaju. Tabrakan tak dapat dihindari, bahkan mobil yang dikendarainya sampai membentur pembatas jalan dan terbalik.

Ska merasakan sakit di badannya, pelipisnya mengeluarkan darah, ia hanya bisa menangis melihat kedua orang tuanya tak bergerak, tangan kecilnya membuka kunci pintu di sampingnya, ia berusaha merangkak keluar.

Seseorang terlihat membantu menarik tubuhnya, menggendongnya sesaat sebelum mobil yang mengalami kecelakaan itu terbakar.

Ska membuka matanya, jantungnya berdetak begitu cepat, keringat dingin sudah membasahi wajahnya, ia begitu ketakutan mendapat mimpi yang sebenarnya adalah sebuah kejadian dari masa lalunya. Ia memilih bangun dan duduk di tepi ranjang sambil menangkup wajahnya.

Setelah tenang Ska berjalan menuju ruang ganti yang masih berada di dalam kamarnya, memandangi sebuah laci, tangannya mulai menarik handle dan nampak sebuah kotak berwarna merah ada di dalamnya.

Skala membuka kotak itu, mengambil sebuah jepit rambut berwarna hitam dengan hiasan mutiara berbentuk lambang cinta berwarna silver di atasnya, ia mengusapnya lembut seolah jepit rambut itu adalah benda berharga.

"Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku," lirihnya.

***

Bianca duduk di sebuah kursi sambil menyandarkan punggungnya, gadis itu tengah berada di sebuah gedung dimana di lantai satu bangunan itu digunakan sebagai kafe dan di lantai duanya terdapat sebuah studio musik, ia menatap keluar jendela menunggu seorang laki-laki yang seusia dengan mamanya selesai mengajar les biola.

Juan duduk di hadapan Bianca yang terlihat tersenyum ke arahnya, laki-laki yang Bian tahu sangat mencintai mamanya itu seolah menjadi papa keduanya. Mereka bertemu tujuh tahun yang lalu, yang berarti tiga tahun sebelum sang mama meninggal dunia.

Jika saja 26 tahun yang lalu Juan tahu bahwa Kiran hamil, pasti laki-laki itu dengan lapang dada bersedia menerimanya dan sudah bisa dipastikan Bianca menjadi anaknya. Mereka bisa saja hidup bahagia, namun Kiran tidak ingin memanfaatkan perasaan laki-laki itu kepadanya.

"Apa om masih belum menemukan wanita pekerja rumah tangga itu?" tanya Bian.

Juan hanya bisa menghela napasnya, ia sadar telah berjanji kepada gadis di depannya untuk mencari seseorang.

"Apa kamu masih tidak bisa menerima kematian mamamu? Ini sudah empat tahun Ca," ucap Juan.

Bian tersenyum kemudian menundukkan kepalanya, jemarinya terlihat memainkan sedotan minuman di gelasnya.

"Hanya om yang memanggilku Ca, seperti mama."

Bian menghapus air mata yang tiba-tiba mengaliri pipinya, setelah sang mama meninggal gadis itu hanya bisa menunjukkan kelemahannya di hadapan Juan.

"Mama tidak mungkin bunuh diri om, mama tidak mungkin tega meninggalkan aku seorang diri," lirih gadis yang sekarang terlihat sangat rapuh itu.

Juan mengambil tangan Bian, menggenggamnya erat seolah berusaha memberi kekuatan kepada gadis itu.

"Jika benar mamamu tidak bunuh diri, apa kamu siap dengan fakta yang akan kamu hadapi?"

Bian terdiam, namun pundaknya nampak bergetar, gadis itu menangis terisak.

_

_

_

_

_

_

_

Apresiasi aku dengan tekan LIKE dan KOMEN ya guys 😊 meskipun hanya Next aku sudah bahagia kok, apalagi kalau kalian RATE bintang lima dan VOTE poin, yuhuuuuu terima kasih sekaleeeeee

Terpopuler

Comments

Rose_Ni

Rose_Ni

punya Bianca ya?

2024-04-15

1

Rita

Rita

dibalik ketegaran mu ada sakitmu be strong Bianca

2023-02-16

0

Susanti

Susanti

baru mampir dan suka sama ceritanya, bagus keren kak

2022-09-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Dua Manusia Arogan
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Makan Malam Keluarga
4 Bab 4 Tentang Bianca
5 Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6 Bab 6 Klarifikasi
7 Bab 7 Kena Batunya
8 Bab 8 Lara Ska dan Bian
9 Bab 9 Perjanjian
10 Bab 10 Keputusan Menikah
11 Bab 11 Malam Pertama
12 Bab 12 Anaconda dan Piranha
13 Bab 13 Gigitan di Leher
14 Bab 14 Feelings
15 Bab 15 Rumah
16 Bab 16 Dikadalin Nuna
17 Bab 17 Bian Vs Feli
18 Bab 18 Demam
19 Bab 19 Kesucian Anaconda
20 Bab 20 Pindahan
21 Bab 21 Undangan Arisan
22 Bab 22 Pesta Dadakan
23 Bab 23 Bertemu GD
24 Bab 24 Indehoi?
25 Bab 25 Jatah
26 Bab 26 Tragedi Mikurame
27 Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28 Bab 28 Aksi Geng Sultini
29 Bab 29 Hati yang Meronta
30 Bab 30 Don't judge
31 Bab 31 The Queen Miri
32 Bab 32 Bakat Terpendam
33 Bab 33 Pulau Kilikili
34 Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35 Bab 35 Hamil
36 Bab 36 Adik Kakak?
37 Bab 37 Jatah Malam Jumat
38 Bab 38 Panas Panas Panas
39 Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40 Bab 40 Kenyataan Manis
41 Bab 41 Obrolan Di Markas
42 Bab 42 Kecebong Lucknut
43 Bab 43 Loe Gue End
44 Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45 Bab 45 Melepas yang Tertunda
46 Bab 46 Lagi dan Lagi
47 Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48 Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49 Bab 49 Salma Vs Rickha
50 Bab 50 Adu Mulut
51 Bab 51 Masalah
52 Bab 52 Persembahan Tim Design
53 Bab 53 Pacaran ala ABG
54 Bab 54 Double Sialnya
55 Bab 55 Hati Yang Terbakar
56 Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57 Bab 57 Curhat Jebakan
58 Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59 Bab 59 Detektif Conan
60 Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61 Bab 61 Quality Control
62 Bab 62 Mau Bayi
63 Bab 63 Salah Sangka
64 Bab 64 Kontrak Pernikahan
65 Bab 65 Pesta Ala BPJS
66 Bab 66 Cemburunya Sultan
67 Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68 Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69 Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70 Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71 Bab 71 Harta Tahta Bianca
72 Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73 Bab 73 Dementor Part 1
74 Bab 74 Gajah VS Anaconda
75 Bab 75 Analisis Kecebong
76 Bab 76 Demi Sertifikat
77 Bab 77 Bianca Pelakor
78 Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79 Bab 79 Sidang Bu Dewan
80 Bab 80 Ska Aku ...,
81 Bab 81 Of Course You Baby
82 Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83 Bab 83 Hadiah Terbaik
84 Bab 84 Little Peanut
85 Bab 85 Peresmian
86 Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87 Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88 Bab 88 Perbandingan Hidup
89 Bab 89 Banteng Betina
90 Bab 90 Excellent Service
91 Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92 Bab 92 Taman Bermain
93 Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94 Bab 94 Kencan Tiga Jam
95 Bab 95 Sebut Namaku
96 Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97 Bab 97 Sungguh Teganya
98 Bab 98 Dua Belas Miliar
99 Bab 99 Jogjakarta Sayang
100 Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101 Bab 101 Serpihan Petunjuk
102 Bab 102 Galak Sih
103 Bab 103 Jumpalitan
104 Bab 104 Anak Siapa?
105 Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106 Bab 106 Dua Monster Kecil
107 Bab 107 Merayu Skala
108 Bab 108 Rumah Papa
109 Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110 Bab 110 Bertemu sang Mafia
111 Bab 111 Tersesat
112 Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113 Bab 113 Dementor Part 2
114 Bab 114 Master
115 Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116 Bab 116 Pengorbanan Tama
117 Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118 Bab 118 Haru
119 Bab 119 Hand Sanitizer
120 Bab 120 Mengembang
121 Bab 121 Absurd
122 PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123 INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124 DIHAPUS
125 DIHAPUS
126 DIHAPUS
127 DIHAPUS
128 NOVEL MADAME ZI
129 Bukan Salah Nikah
130 INFO
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Bab 1 Dua Manusia Arogan
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Makan Malam Keluarga
4
Bab 4 Tentang Bianca
5
Bab 5 Ulah si Badak Afrika
6
Bab 6 Klarifikasi
7
Bab 7 Kena Batunya
8
Bab 8 Lara Ska dan Bian
9
Bab 9 Perjanjian
10
Bab 10 Keputusan Menikah
11
Bab 11 Malam Pertama
12
Bab 12 Anaconda dan Piranha
13
Bab 13 Gigitan di Leher
14
Bab 14 Feelings
15
Bab 15 Rumah
16
Bab 16 Dikadalin Nuna
17
Bab 17 Bian Vs Feli
18
Bab 18 Demam
19
Bab 19 Kesucian Anaconda
20
Bab 20 Pindahan
21
Bab 21 Undangan Arisan
22
Bab 22 Pesta Dadakan
23
Bab 23 Bertemu GD
24
Bab 24 Indehoi?
25
Bab 25 Jatah
26
Bab 26 Tragedi Mikurame
27
Bab 27 Meminta Bantuan Geng
28
Bab 28 Aksi Geng Sultini
29
Bab 29 Hati yang Meronta
30
Bab 30 Don't judge
31
Bab 31 The Queen Miri
32
Bab 32 Bakat Terpendam
33
Bab 33 Pulau Kilikili
34
Bab 34 Gara-Gara Jungkook KW
35
Bab 35 Hamil
36
Bab 36 Adik Kakak?
37
Bab 37 Jatah Malam Jumat
38
Bab 38 Panas Panas Panas
39
Bab 39 Dua Hal Mengejutkan
40
Bab 40 Kenyataan Manis
41
Bab 41 Obrolan Di Markas
42
Bab 42 Kecebong Lucknut
43
Bab 43 Loe Gue End
44
Bab 44 Cemburu Berujung Anu
45
Bab 45 Melepas yang Tertunda
46
Bab 46 Lagi dan Lagi
47
Bab 47 Pasangan Pembuat Onar
48
Bab 48 Berkat Alarm Kebakaran
49
Bab 49 Salma Vs Rickha
50
Bab 50 Adu Mulut
51
Bab 51 Masalah
52
Bab 52 Persembahan Tim Design
53
Bab 53 Pacaran ala ABG
54
Bab 54 Double Sialnya
55
Bab 55 Hati Yang Terbakar
56
Bab 56 Dua Laki-Laki Childish
57
Bab 57 Curhat Jebakan
58
Bab 58 Bagaimana Kalau Hamil?
59
Bab 59 Detektif Conan
60
Bab 60 Side Story : Tama Felisya
61
Bab 61 Quality Control
62
Bab 62 Mau Bayi
63
Bab 63 Salah Sangka
64
Bab 64 Kontrak Pernikahan
65
Bab 65 Pesta Ala BPJS
66
Bab 66 Cemburunya Sultan
67
Bab 67 Mengulangi Malam Itu
68
Bab 68 Akankah Masih Mencintaiku?
69
Bab 69 Tetap Akan Mencintaimu
70
Bab 70 Kita Selesaikan Berdua
71
Bab 71 Harta Tahta Bianca
72
Bab 72 Bertemu Bibit Pelakor
73
Bab 73 Dementor Part 1
74
Bab 74 Gajah VS Anaconda
75
Bab 75 Analisis Kecebong
76
Bab 76 Demi Sertifikat
77
Bab 77 Bianca Pelakor
78
Bab 78 Side Story : Tama Felisya
79
Bab 79 Sidang Bu Dewan
80
Bab 80 Ska Aku ...,
81
Bab 81 Of Course You Baby
82
Bab 82 Mau Berapa Ronde?
83
Bab 83 Hadiah Terbaik
84
Bab 84 Little Peanut
85
Bab 85 Peresmian
86
Bab 86 Bodyguard untuk Bianca
87
Bab 87 Mr Arrogant Double Combo
88
Bab 88 Perbandingan Hidup
89
Bab 89 Banteng Betina
90
Bab 90 Excellent Service
91
Bab 91 Berkencan Dengan Skala
92
Bab 92 Taman Bermain
93
Bab 93 Side Story : Tama Felisya
94
Bab 94 Kencan Tiga Jam
95
Bab 95 Sebut Namaku
96
Bab 96 Titik Terang, Barbie?
97
Bab 97 Sungguh Teganya
98
Bab 98 Dua Belas Miliar
99
Bab 99 Jogjakarta Sayang
100
Bab 100 Menunggu Mba Barbie
101
Bab 101 Serpihan Petunjuk
102
Bab 102 Galak Sih
103
Bab 103 Jumpalitan
104
Bab 104 Anak Siapa?
105
Bab 105 Bertemu Si Kembar Fenomenal
106
Bab 106 Dua Monster Kecil
107
Bab 107 Merayu Skala
108
Bab 108 Rumah Papa
109
Bab 109 Tragedi Mencari Kacang
110
Bab 110 Bertemu sang Mafia
111
Bab 111 Tersesat
112
Bab 112 Karma Si Badak Afrika
113
Bab 113 Dementor Part 2
114
Bab 114 Master
115
Bab 115 Jebakan untuk Dementor
116
Bab 116 Pengorbanan Tama
117
Bab 117 NITIP BLURB MADAM ZI
118
Bab 118 Haru
119
Bab 119 Hand Sanitizer
120
Bab 120 Mengembang
121
Bab 121 Absurd
122
PENGUMUMAN GA VOTE 20 Des - 3 Jan
123
INFO SEASON 2 DI BUKU BARU
124
DIHAPUS
125
DIHAPUS
126
DIHAPUS
127
DIHAPUS
128
NOVEL MADAME ZI
129
Bukan Salah Nikah
130
INFO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!