Bianca gadis manis berparas cantik itu memang berubah semenjak sang mama Kiran meninggal dunia. Tepatnya empat tahun yang lalu dimana Bian masih berumur 22 tahun, Kiran ditemukan meninggal dunia secara mengenaskan terjatuh dari lantai dua belas gedung apartemennya dan penyelidikan kepolisian menetapkan kejadian tewasnya wanita itu adalah sebuah aksi bunuh diri.
Bianca merasa hancur saat mamanya meninggal, satu-satunya orang yang dia miliki di dunia ini pergi meninggalkannya secara tragis, bahkan keluarganya seolah tidak ada yang peduli dengan kematian sang mama.
Kiran ibunda Bianca bukanlah wanita perebut laki orang, atau kebanyakan dari masyarakat menyebutnya pelakor, mendiang ibunda Bianca hanya wanita dari keluarga biasa dan seorang guru piano.
Suatu kesalahan yang sebenarnya sangat ingin dia hindari menyebabkannya harus menikah dengan Nataniel. Saat itu Kiran menerima pekerjaan bermain piano di suatu acara peresmian anak perusahaan Nataniel, disitulah awalnya dia bertemu Nataniel dan juga awal penderitaan hidup Kiran.
Wanita itu dijebak dan dipaksa melayani Nataniel di atas ranjang, karena keelokan dan wajah cantik yang Kiran miliki, Nataniel bersedia menikahi Kiran karena dua bulan setelahnya wanita itu menuntut atas perbuatan bejatnya yang sampai menyebabkan dirinya hamil.
Meskipun pada awalnya Kiran menganggap hamil dari laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya adalah sebuah musibah, namun bagi wanita itu lahirnya Bianca adalah sebuah anugerah baginya.
Ia membesarkan Bianca di rumah suaminya dengan penuh cinta, meskipun Salma sang istri pertama Nataniel sama sekali tidak menyukainya. Bian kecil sering melihat mamanya diperlakukan secara kasar oleh istri pertama papanya. Salma selalu merasa bahwa Kiran sengaja merayu suaminya tanpa ingin mengetahui penyebab sebenarnya kenapa sang suami menikah lagi.
Bagi Kiran menikah dengan Nataniel adalah satu-satunya cara agar dia dan anaknya bisa bertahan hidup, karena semenjak keluarganya tau dia hamil diluar nikah, Kiran di usir dari rumahnya dan kehilangan pekerjaannya.
Bianca sejak kecil sudah tahu bahwa mamanya adalah istri kedua, namun karena dia berdarah Nataniel tak seorangpun temannya yang berani mengolok-olok jati dirinya, Bianca memang sedikit tomboy saat masih kecil dia tidak segan-segan membalas perbuatan jahat temannya, selain itu tanpa Bianca ketahui sang papa juga turut andil jika ada temannya yang mempermasalahkan status dan mengolok-ngolok dirinya.
Mengancam orang tua dari anak yang mengejek Bianca, atau langsung menyuruh pihak sekolah mengeluarkan anak itu adalah jalan ninja Nataniel, dan alasan terbesar ibunda Eric tidak menyukai Bianca bukan hanya karena pernah bertengkar berebut berlian dengan gadis itu.
Emily tau pasti bahwa Bianca adalah anak haram, Emily takut jika anaknya berhubungan dengan Bian, asal usul gadis itu akan membuatnya malu menghadapi teman-teman sosialita dan kolega yang juga mengetahui seluk beluk kehidupan Bian. Masa bodoh dengan perasaan sang anak bagi Emily yang terpenting dia harus terlihat sempurna dimata teman-temannya.
Bian keluar dari Garald klub pukul satu dini hari, ia membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menembus dinginnya udara dan jalanan malam, tiba-tiba saja ucapan Eric soal perubahan sikapnya setelah sang mama meninggal terlintas lagi di kepalanya.
Bianca sadar dia harus berubah setelah mamanya meninggal, gadis itu menjadi arogan dan pemarah dengan tujuan untuk melindungi dirinya sendiri, karena bagi Bian tidak ada seorangpun yang bisa dia percaya dan dia jadikan tempat bersandar lagi di dunia ini.
Ya, Bian merasa jika dia tidak melindungi dirinya sendiri maka ibu tiri dan kakak tirinya pasti akan berbuat seenaknya kepada dirinya, bahkan menjodohkan dirinya dan Skala bagi Bianca adalah salah satu bentuk kebencian sang kakak kepadanya.
Mata Bian tiba-tiba saja sedikit terpejam, gadis itu mengantuk dan sedikit mabuk sambil masih mengendarai mobilnya, saat hampir berhenti di perempatan lampu merah yang terlihat sepi terdengar suara benturan yang cukup keras membuat mata Bian membulat kembali.
"Harusnya aku menerima saja tawaran Eric untuk mengantarku pulang tadi," gumam Bianca sambil melepaskan sabuk pengamannya untuk turun dari mobil.
Bian melangkah gontai karena merasa sedikit pusing, ia melihat sesosok laki-laki keluar dari mobil lalu berdiri meletakkan kedua tangannya di pinggang sambil memandangi bagian belakang sedan mewah miliknya yang ternyata ditabrak mobil SUV yang dia kendarai.
"Hati-hati, apa kamu tidak bisa bisa mengira-ngira kecepatan saat melihat lampu sudah hampir menyala merah," pekik laki-laki itu yang ternyata adalah Skala.
Bian tertawa sambil memalingkan mukanya seolah tak percaya bertemu laki-laki itu di pergantian hari.
"Dasar gadis_____" Skala tak mampu meneruskan kata-katanya melihat Bian yang merasa tak bersalah sama sekali, ia hanya bisa mengepalkan tangannya untuk melampiaskan amarahnya.
"Eh...loe punya SIM ga? ngerti ga sih kalau bawa mobil pas udah dekat lampu merah tu ga boleh ngerem tiba-tiba, kenapa malah nyalahin gue? Liat tuh bumper mobil gue juga rusak," oceh Bianca.
"Mobil loe tu ga sebanding harganya sama mobil gue," hina Ska.
"Heh... Mail, enak aja loe ngomong, gini-gini mobil itu gue beli sendiri bukan hasil ngemis dari kakek kayak loe," balas Bianca.
"Enak aja, gue juga beli sendiri mobil ini dasar lampir sok tau, loe lampir apa jin sih? bisa nebak-nebak seenak jidat loe," racau Skala.
"Pokoknya loe harus ganti rugi," lanjutnya.
"Ulet pete, loe pasti ada asuransi ini mobil kan? udah klaim kan aja kenapa sih ribet amat, jangan kayak orang susah deh!" Bianca berbalik ingin pergi dari sana namun tangannya dicekal oleh Ska.
"Gue ga mau pake asuransi ribet ngurusnya, pokoknya loe harus ganti dan gue minta ganti mobil baru, gue ga mau ini mobil masuk bengkel, gue anti pake mobil yang udah pernah kecelakaan," dalih Ska.
Bianca melotot mendengar ucapan Ska, mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman laki-laki itu.
"Loe kayak bocah tau ga," cibir Bianca.
Gadis itu melepaskan salah satu high heels yang dia pakai dengan sebelah tangannya, membuat Skala terbengong untuk sesaat, Bian lalu menggunakan ujung heelnya untuk memukul lampu belakang mobil Skala, wajah laki-laki itu terlihat terkejut, ia melepaskan tangannya dari Bian, sementara Bian berjalan menuju depan mobil Skala naik ke atas kap mobil kemudian memukul kaca jendela didepan kemudi dengan heelnya.
"habis loe, habis loe , habis loe," oceh Bian sambil terus memukuli kaca di bagian yang sama.
Skala yang terkejut mencoba mencegah apa yang sedang gadis itu lakukan, saat Ska hampir meraih tangannya lagi, Bian sudah merosot turun lebih dulu dari atas kap mobil, ia berjalan berlawanan arah dengan Ska, secepat kilat tangannya membuka tutup angin ban belakang mobil Skala dan membuangnya begitu saja. Ska yang melihat kejadian itu langsung berlari untuk mencegah Bian melakukan hal yang sama ke ban mobil belakang satunya.
"Gadis gila! loe mabuk ya?" pekik Skala yang mendapati dua ban belakang mobilnya kempes.
Sementara Bian tertawa mengejek sambil memaki high heel nya kembali.
"Tenang aja gue bakal kirim mobil yang sama besok ke rumah loe, makan tu mobil kempes!"
Bian tertawa sambil berjalan melenggang menuju pintu mobilnya, tanpa ia sadari Ska berlari dengan cepat menuju mobil miliknya, laki-laki itu tau bahwa Bianca tidak mencabut kunci mobilnya, Ska menutup dan mengunci pintu mobil Bianca, gadis itu panik mendapati Ska mulai menyalakan SUV miliknya. laki-laki itu membuka jendela dan tertawa mengejek ke arah dirinya.
"Gue lebih pintar dari loe," ledeknya sambil menjulurkan lidah membawa pergi mobil itu dari sana.
Bianca berteriak-teriak mengumpat ke arah Ska, seharusnya Ska lah yang kebingungan karena tidak bisa pergi dari sana, tapi sial bagi Bianca dia tidak menyangka laki-laki itu juga sama liciknya.
Ska tertawa terbahak, dia merasa sangat bahagia bisa memukul telak dan membuat Bianca kesal seperti tadi, namun ia sedikit merasa kasihan saat melihat clutch Bianca ada didalam mobil yang dia bawa.
Ska lantas memundurkan mobil kembali, Bianca yang berharap laki-laki itu setidaknya berbaik hati untuk memberikan tumpangan sedikit kecewa saat Skala hanya membuka sedikit jendela kaca mobil dan melemparkan clutch miliknya.
"Loe bawa mobil yang sama persis ke rumah gue baru ntar gue balikin mobil loe, OK miss bar-bar," ucap Ska sambil tertawa menghina.
Bian menghentak-hentakkan kakinya kesal dan melempar clutch yang baru saja dia pungut sampai mengenai bagian belakang mobil SUV miliknya sendiri, sementara Ska makin terbahak melihat ekspresi wajah Bianca yang marah dan kesal dari kaca spion mobil.
"Dasar gadis gila," gumam Ska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Rose_Ni
gak ada namanya anak haram
2024-04-15
1
Rita
awas lho berdua berawal dr benci jd cinta sm2 bs mengobati kekosongan msg2
2023-02-16
0
Just Rara
lucu ni mereka kayak tom and jerry😅😅😅
2022-04-21
0