BSP#18

Nyonya Rosie terkejut bukan main saat menemukan Ellena yang berada di depan pintu dengan wajah sembab penuh dengan air mata. Segera, dia menuntun Ellena ke ruang tamu dan menyuruh salah seorang ART untuk membawakan air minum untuk gadis manis itu.

Tanpa berniat bertanya apapun, Nyonya Rosie segera bergegas mencari Shanum di dalam kamarnya untuk menemui Ellena segera.

Shanum yang masih memikirkan perseteruannya dengan Andra di dalam kamar pun sempat terkesiap ketika Nyonya Rosie datang dengan wajah yang terlihat begitu khawatir.

"Kenapa, Ma ?" Shanum yang baru saja membuka pintu setelah mendengar ketukan dari luar bertanya tanpa basa-basi.

"Di bawah ada teman kamu, Sha. Kayaknya dia lagi ada masalah deh. Kamu ke bawah gih, temuin dia." Sahut Nyonya Rosie yang terlihat begitu bersimpati.

Ragu, namun pada akhirnya Shanum mengangguk juga. "Iya, Ma."

Shanum menuruni tangga dengan perasaan bertanya-tanya. Siapa teman yang di maksud oleh Nyonya Rosie. Apakah Ellena ? Namun, Shanum merasa tidak mungkin jika Ellena yang kemari sambil bersedih karena sahabat baiknya itu akhir-akhir ini selalu terlihat bahagia dan tak pernah mengatakan ada masalah dengan suaminya, Bima.

Dan rasa penasaran itu terjawab, saat sudah berada di anak tangga paling bawah, Shanum terkejut bukan main. Di ruang tamu, ternyata memang Ellena yang datang. Gadis manis itu menangis sesunggukan tanpa henti. Seolah, bebannya terlalu berat untuk dia hadapi sendiri.

"El ? Ada apa ?" Shanum menepuk bahu Ellena yang terlihat murung. Dan seketika, gadis manis yang menangis itu segera menghambur memeluk Shanum dengan tangis yang terdengar semakin lirih.

* * *

"Maaf, Non. Di depan ada teman non Shanum yang cari." Lapor salah satu ART kepada Shanum yang sedang memperhatikan Ellena yang tengah duduk melamun sendiri di pinggir kolam renang.

"Siapa, bi ?" Tanya Shanum heran.

"Saya juga nggak tahu, non. Tapi, orangnya laki-laki, ganteng sama pakai kacamata."

Shanum mengernyitkan kedua alisnya. Di liriknya jam dinding yang bergantung tak jauh dari tempatnya berdiri. Sudah pukul 9.45 malam. Siapa laki-laki tidak tahu waktu yang datang bertamu itu ?

Shanum segera mengikuti ART tadi hingga ke ruang tamu. Gadis itu menghela napas kasar saat tahu, siapa pria yang sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membelakanginya. Dia Andra. Pria menyebalkan yang hanya sekedar menjadikan dirinya pelarian dari rasa cintanya terhadap sahabat baik Shanum sendiri, Ellena.

Senyum sinis tersungging di bibir Shanum. Dia tahu bahwa Andra kemari pasti ingin menemui Ellena dan bukan dirinya. Entah kenapa, rasanya Shanum sedikit merasa nyeri saat mengetahui hal itu.

"Sha ?" Andra segera berdiri ketika melihat Shanum datang menghampirinya dengan wajah yang masih saja terlihat dingin.

"Kamu nggak tahu, ini udah jam berapa ?" Sahut Shanum ketus dan langsung mendaratkan bokongnya di atas sofa berhadapan dengan Andra.

"Sorry, Sha ! Aku ke sini cuma mau ketemu Ellena. Dia ada di sini kan ?"

Shanum menelan salivanya susah payah. Meski dia sudah menduga sejak awal, namun rasanya masih saja tetap sakit saat mendengar kebenaran itu dari mulut Andra langsung. Segera, gadis itu membuang pandangannya ke arah lain. Berusaha menutupi patah hati yang sudah entah keberapa kali dia coba tangani namun tampaknya tetap tidak bisa. Pada akhirnya, dia tetap kalah pada arus permainan ini.

* * *

Usai bertemu Ellena dan mendengar sendiri pengakuan dari gadis manis itu bahwa dia tidak bisa hidup tanpa Bima, Andra merasakan kejatuhan yang benar-benar dahsyat. Untuk ke sekian kalinya, harapan itu patah lagi sebelum Andra memperbaikinya secara utuh. Di tambah lagi, perkataan Shanum yang meski tidak gamblang sudah cukup menjelaskan garis besar keseluruhan permasalahan di antara mereka. Shanum sudah tahu bahwa dia mencintai Ellena. Pantas gadis berdarah Indo-Norwegia itu menjauh darinya beberapa waktu terakhir. Tapi, yang jadi pertanyaan adalah, darimana gadis itu bisa tahu ?

"Shanum udah tahu, Red." Ucap Andra dengan mata yang tertuju pada gelas kosong di hadapannya. Nada putus asa jelas tergurat dalam setiap kata yang dia ucapkan.

"Maksud lo ?" Alis Redi terangkat heran. Belum tahu kemana arah pembicaraan Andra sejak tadi.

"Shanum tahu kalau gue naksir Ellena selama ini. Dan kayaknya, dia benci banget sama gue. Pantas dia ngejauh akhir-akhir ini dari gue, Red."

"Tapi, dia tahu dari mana, Ndra ?"

Andra menggeleng lemah. "Gue juga nggak tahu."

Redi menepuk bahu Andra yang terlihat begitu frustasi. Patah hati untuk ke sekian kalinya terhadap Ellena dan mendapat penolakan dari Shanum yang di anggap bisa memberikannya secercah harapan untuk segera move on membuat Andra seperti sudah kehilangan semangat hidup. Dan Redi tidak bisa melakukan apa-apa untuk itu. Mungkin jika Andra sejak awal benar-benar bertekad melupakan Ellena sepenuh hati, sahabat baiknya itu sudah bisa bahagia bersama Shanum. Namun sayangnya, karena keputusannya yang masih berada di persimpangan dua hati, membuat Andra justru kehilangan dua-duanya.

"Lo harus ngomong baik-baik ke Shanum, Ndra. Jangan biarin Shanum ngerasa kalau selama ini lo cuma manfaatin dia doang."

"Gimana caranya, Red ? Dia aja nggak mau dengerin penjelasan apapun dari gue selama ini." Andra terkekeh miris.

"Coba terus sampai dia mau dengar, Ndra. Gue tahu, kalau sebenarnya lo juga mulai ada rasa sama cewek bule itu kan ?"

"Rasa ? Rasa apa ?" Andra masih terkekeh.

"Cinta lah. Kalau nggak, ngapain lo sepusing ini buat ngejar-ngejar dia dan nanya kenapa dia jauhin lo ? Mestinya, kalau memang gak ada rasa lo bisa cuek dan masa bodoh kalau dia tiba-tiba hilang. Tapi ini malah sebaliknya, bukan ?"

"Nggak mungkin, Red. Hati gue masih buat Ellena. Dan gue tahu malam ini setelah dia bikin hati gue remuk untuk ke sekian kalinya." Sanggah Andra begitu yakin. Dia kembali memberi kode kepada bartender di depannya untuk mengisi gelas yang sudah sejak tadi kosong di hadapannya.

"Lo yakin kalau hati lo remuk cuma gara-gara Ellena doang ?" Sebelah alis Redi terangkat dengan mulut tersenyum miring.

"Maksud lo ?" Andra menoleh heran.

"Apa murni hanya karena Ellena atau karena perkataan menusuk dari Shanum ?"

"Ellena lah." Jawab Andra sembari menyesap kembali cairan beralkohol yang sudah terisi penuh di dalam gelasnya lagi.

"Nggak. Lo bohong." Ujar Redi dengan pembawaannya yang santai.

"Bohong ?"

" Sejak lo dekat sama Shanum, gue lihat lo udah bisa ceria lagi kayak dulu dan nyaris gak pernah mikirin Ellena lagi. Lo baru keinget tentang Ellena lagi pas Shanum ngejauh dari lo kan ? Atau lebih tepatnya, beberapa jam yang lalu saat Bima datang dan bilang kalau dia dan Ellena lagi ada masalah." Redi menyeringai penuh arti. Pria tampan keturunan timur tengah itu ikut menyesap minuman miliknya sambil menatap menantang Andra.

Dan, melihat reaksi Andra yang tampak diam, Redi tahu bahwa tebakannya memang tepat sasaran seratus persen.

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Redi ini paranormal yak 😬😬😬😬

2021-11-25

0

Hsyahrul Marosa

Hsyahrul Marosa

huuu

2021-03-15

0

keneisha raffa

keneisha raffa

kerenn punya sahabat kaya redi..selalu kasih nasehat ke teman" nya yg lg galau..sma kek waktu bima galau soal ellena🤭🤭

2020-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!