BSP#6

"Sayang, mama gak bisa kasih kamu nasehat apa-apa. Mama cuma berpesan untuk belajarlah membuka hati kamu kembali untuk wanita lain. Mama percaya, di luar sana pasti ada wanita yang Tuhan takdirkan untuk menjadi penyembuh luka kamu selamanya." Nyonya Hanin mengelus lembut puncak kepala Andra. Ia berusaha memberi ketegaran untuk putranya yang baru pertama kali di patahkan hatinya oleh sesuatu yang biasa kita sebut 'cinta'.

Andra menghela napas panjang. Yang di katakan Nyonya Hanin benar. Walaupun separuh hatinya tetap masih meragu. Ia tidak tahu cara mencintai yang benar lagi selain pada Ellena. Ia hanya bisa mengukur setiap gadis yang ia lihat dengan standar Ellena. Meski sebisa mungkin ia berusaha, Andra selamanya akan tetap kembali pada titik yang sama lagi, dan lagi.

*

*

*

"Shanum mana, ma ?" Tanya Tuan Syakkir.

"Masih belum pulang. Katanya, mau ketemu teman tadi." Jawab Nyonya Rosie yang tengah sibuk menyiapkan makan malam.

Tuan Syakkir meletakkan koran yang ia baca lalu melirik jam tangannya. Sudah pukul 7 malam dan putri semata wayangnya belum juga pulang. Pria paruh baya itu melepaskan kacamata bacanya lalu berdiri dan melangkah keluar.

2 menit berselang, pria itu kembali ke dalam dan terduduk lesu di meja makan.

"Mama udah coba telepon Shanum, belum ?"

"Tadi sih udah. Cuma nggak di angkat-angkat. Mungkin udah di jalan kali."

Belum lepas sepenuhnya kalimat yang Nyonya Rosie katakan, suara deru mobil memasuki halaman membuat keduanya saling berpandangan. Nyonya Rosie tersenyum kecil.

"Tuh kan ? Anak papa pasti pulang kok." Ujarnya yang tahu betul apa yang di khawatirkan sang suami. Tuan Syakkir masih terlalu takut membebaskan Shanum kemana-mana karena ia masih trauma Shanum akan kabur lagi seperti dulu.

"Habis ketemu siapa, Sha ?" Tanya Tuan Syakkir ketika Shanum datang dan duduk di sebelahnya.

"Ellena , pa." Jawab gadis itu antusias.

"Ellena teman sekolah kamu dulu ?" Ujar Tuan Syakkir memastikan.

"Iya, yang dulu sering main ke sini." Jawab Shanum tersenyum.

Terlepas dari fakta bahwa Andra menyukai Ellena, Shanum sudah memutuskan untuk tak terlalu mau ambil pusing akan hal itu lagi. Untuk apa ia harus merasa cemburu pada Andra jika keberadaan Ellio kini sudah dia ketahui. Meski sebenarnya, Shanum juga menaruh ragu. Apakah dia mampu menunggu untuk Ellio terbangun ataukah memilih membuka hati untuk pria lain seperti saran Ellena.

*

*

*

Gadis berkuncir kuda dengan baju kaos berwarna putih bersih dan celana jeans berwarna hitam itu melangkah ceria menyusuri lorong rumah sakit tempat seseorang yang dua tahun belakangan ini selalu ia tengok. Sesekali, ia menyapa para perawat atau petugas kebersihan rumah sakit yang dia temui di sepanjang jalan. Senandung lagu-lagu korea tak pernah absen dari mulutnya.

Ia membuka pintu kamar rawat yang dia tuju. Melompat ke dalam dan dengan hebohnya berteriak 'Selamat pagi' pada seorang pemuda tampan yang masih setia tertidur panjang di ranjang rumah sakit.

Putri merengut ketika untuk kesekian kalinya Ellio tak merespon apa-apa tentang tindakannya. Ia kemudian meletakkan kantongan plastik berisi burger yang dia beli di restoran cepat saji depan rumah sakit dan mendekati pria idola nomor duanya setelah boyband BTS itu.

Bibir Putri mengerucut dan menekan-nekan pipi Ellio dengan telunjuknya.

"Kok gak mau bangun-bangun sih, kamu ? Betah banget ya tiduran ? Emang kamu mimpiin apa sih ?" Tanya Putri yang sudah tahu bahwa Ellio mustahil akan mendengarkannya.

"Masa' tiap hari Putri kagetin, Ellio gak pernah respon ? Emangnya suara Putri kurang gede ya ?" Gadis berwajah imut itu masih menekan-nekan pipi Ellio.

"Loh ? Putri udah di sini ? Gak kerja, Put ?" Dokter Nathan baru saja masuk dan sama sekali tidak terkejut ketika menemukan Putri yang sudah berada di samping Ellio.

Bukan rahasia lagi, jika gadis itu jauh lebih rutin mengunjungi Ellio bahkan di bandingkan dengan Ellena, saudari Ellio sendiri. Hampir setiap hari, Putri akan datang dan berceloteh banyak hal pada pemuda tampan itu. Terkadang, dia juga bermalam dan memastikan bahwa Ellio tetap akan baik-baik saja jika dia tahu hal buruk baru saja menimpa Ellena.

"Putri dapat shift malam, dok ! Sekarang kan, toko tempat Putri kerja udah nambah karyawan. Jadi, sekarang kerjanya shift-shiftan deh !" Ujar Putri sambil mengangkat bahu.

Dokter Nathan mengangguk sambil meletakkan stetoskop miliknya pada dada Ellio. "Ellena kok udah jarang kesini ?"

"El lagi banyak urusan, dok ! Jadi, Putri yang gantiin El buat jaga Ellio."

"Emang gak capek ?"

Dengan polosnya gadis itu menggeleng. " Nggak. Justru Putri senang kalo tiap hari lihat wajah Ellio."

Dokter Nathan hanya bisa tertawa. Sahabat baik Ellena yang satu itu memang selalu jujur dalam mengungkapkan perasaannya pada siapa pun.

Sekitar lima belas menit setelah dokter Nathan keluar, Putri baru teringat akan Burger yang ia beli. Segera di ambilnya burger itu dan kembali duduk di samping Ellio. Ia kemudian mendekatkan burger yang pegang ke dekat indra penciuman Ellio yang terhalang alat bantu pernapasan.

"Ellio coba cium ! Enakkan ? Mau nggak ? Kalau mau bangun ! Tapi kalau nggak mau, ya udah tidur aja terus."

Hening. Tak ada jawaban dari pemuda tampan yang sedang koma itu.

"Ya udah ! Putri makan sendiri aja. Ellio nggak asyik."

Selesai menghabiskan sarapannya, Putri kemudian bergerak ke arah jendela. Membuka tirai yang menghalangi sinar mentari masuk ke dalam ruangan itu dan bersandar di sana sambil menatap lekat pada pemuda tampan yang telah mencuri hatinya sejak pertama kali bertemu.

Gadis imut itu memeluk dirinya sendiri dengan wajah cantik yang tersenyum manis. Ada banyak makna dari senyum itu yang andai bisa Ellio lihat, maka dia akan tahu seberapa memujanya gadis itu terhadapnya.

Tak pernah ada kata bosan dalam kamus hidup Putri jika itu menyangkut Ellio. Seperti saat ini, ia sudah tidak sadar bahwa waktu sudah berlalu sekitar 4 jam dan dia masih betah membacakan buku dongeng untuk Ellio. Entah apa tujuan Putri melakukannya. Namun, yang pasti, dongeng yang Ellio dengar sudah tak terhitung ada berapa jumlahnya. Lebih parah lagi, dongeng itu bahkan ada yang sudah lebih dari lima kali di ulang-ulang Putri selama dua bulan belakangan.

"Putri mau pulang dulu, ya ! Ellio baik-baik ya ! Jangan kangen sama Putri loh !" Ujarnya bermonolog sendiri sambil menunjuk-nunjuk Ellio.

"Jangan pulang dulu, dong ! Aku masih kangen." Putri membalas perkataannya sendiri dengan suara yang di buat-buat seperti suara laki-laki. Tangannya menggerakkan mulut Ellio seolah-olah pria itu yang menjawab.

"Ah ! Putri jadi malu ! Ellio, ih !" Putri menutup wajahnya, kemudian menjawil manja lengan Ellio.

Beberapa saat kemudian, gadis itu benar-benar harus pergi. Nadia dan Diva sudah sejak tadi menunggunya untuk makan siang bersama dan dia mau tidak mau harus menyusul. Ellio dia tinggalkan dengan perasaan tidak rela yang begitu besar. Putri tampaknya benar-benar sudah terperangkap oleh pesona sang pangeran tidur.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maulina Kasih

Maulina Kasih

ya ampun baru baca part putri yg setia nungguin ellio ..kok mewek ya..sedih banget rasanya

2021-03-04

3

Devi Euntari

Devi Euntari

si putri army 😁😁

2020-12-09

3

Marsmellow

Marsmellow

AQ suka ceritanya ellio sma putri.. dilanjut donk Thor kisah mereka 😢😢

2020-11-14

1

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!