BSP#11

"Kerja bagus semua !" Seru sang sutradara ketika proses syuting iklan akhirnya selesai setelah jam menunjukan pukul 8 malam.

Shanum segera melangkah dan mengambil air mineral miliknya yang masih tersisa setengah. Di habiskannya isi dalam botol bening itu dan melemparnya ke dalam tong sampah di dekatnya.

"Hai !" Sapa Andra.

"Hai !" Balas Shanum yang tiba-tiba saja bergerak merapikan pakaiannya. Padahal, penampilan gadis cantik itu sejak tadi memang sudah rapi. Apanya lagi yang harus di perbaiki ?

"Mau makan malam bareng aku, nggak ? Sekalian aku anterin kamu pulang." Andra lagi-lagi tersenyum. Menawari Shanum dengan raut wajah yang terlihat malu-malu.

"Boleh !" Jawab gadis itu cepat. Matanya berbinar senang ketika mendengar ajakan Andra untuknya.

"Mau jalan sekarang ?"

"Tentu." Shanum tertawa kecil seraya menyambar tas miliknya yang teronggok di atas meja.

Tiba di restoran yang letaknya tak jauh dari tempat syuting tadi, seperti biasa Shanum memesan makanan dalam porsi yang cukup untuk tiga orang. Andra di hadapannya bahkan lupa bernapas saat melihat betapa lahapnya gadis itu makan dan tak menyisakan barang secuil pun makanan di atas piringnya. Garpu yang bahkan di pegang Andra nyaris jatuh saat Shanum berhasil menghabiskan makanan di atas piring terakhirnya.

"Kenapa ?" Alis Shanum terangkat. Melirik makanan Andra yang bahkan setengahnya saja belum habis.

"Cowok kok makannya pelan banget, sih ? Kayak aku dong, Ndra !" Shanum mengangkat dagunya. Membanggakan keahlian makannya yang luar biasa hebat.

"Perut kamu nggak kenapa-kenapa kalau makan sebanyak itu, Sha ?" Tanya Andra penasaran.

"Ya, nggaklah." Shanum terkekeh seraya mengibaskan tangannya ke udara.

Andra kemudian melanjutkan makannya yang sempat tertunda seraya terus mencuri pandang pada gadis cantik di hadapannya. Tiba-tiba saja, di kepalanya terlintas sesuatu yang sempat dia lupakan untuk sejenak.

"Kenapa kamu tetap biarin Farah ikutan syuting ? Padahal kan, dia udah gangguin kamu sebelumnya."

"Nggak apa-apa. Kasihan kalau dia di pecat. Nanti kalau karirnya hancur, aku juga yang ngerasa bersalah." Jawab Shanum acuh sambil menyedot es jeruk yang sebenarnya hanya tersisa es batunya saja.

"Kok gitu ? Ngapain kamu yang harus ngerasa bersalah, sih ? Kan dia sendiri yang salah." Andra memprotes ucapan Shanum. "Kamu terlalu baik sama dia, Sha." Imbuhnya.

Shanum menopang dagunya dengan kedua tangan yang ia letakkan di atas meja. Sedotan es jeruk miliknya masih menempel pada bibir berwarna pink kemerahannya.

"Siapa bilang ? Aku nggak sebaik itu kok."

Andra mengkerutkan dahinya mendengar ucapan Shanum. Sedikit kurang mengerti arti dari kalimat yang Shanum lontarkan. Terlebih lagi, senyum di wajah cantik itu terlihat ganjil menurut Andra. Namun karena masih lapar, ia memilih bungkam dan mengabaikan pertanyaan yang sempat terkumpul di dalam kepalanya.

"Makasih ya, udah anterin aku." Shanum tersenyum canggung sembari memegang tas yang tersampir di bahu kanannya. Ia baru saja sampai didepan rumah setelah Andra mengantarnya dengan selamat sampai di depan pintu.

"Sama-sama." Andra menyembunyikan kedua tangan di balik punggung. Jelas sekali bahwa dia juga sama canggungnya dengan Shanum.

"Lain kali, kalau aku ajak jalan kamu mau nggak ?" Lanjut Andra kemudian.

"Mau dong." Jawab gadis di hadapan Andra tanpa berpikir panjang. Andra lagi-lagi terkekeh mendengar jawaban Shanum yang terlihat sangat bersemangat dan tanpa berpikir. Gadis itu benar-benar terlalu apa adanya dan tidak pernah bersikap jaim seperti gadis kebanyakan yang pernah Andra temui.

Shanum pada akhirnya masuk ke rumah setelah menyaksikan mobil Andra sudah menjauh dari halaman rumah besar miliknya. Gadis itu tersenyum senang kala mengingat tawaran Andra yang ingin mengajak dia untuk jalan kembali suatu hari. Tanpa sadar, Shanum menggigit bibir bawahnya berusaha menyembunyikan tawa bahagia yang entah bagaimana memaksa untuk terbit hanya karena Andra.

Shanum mulai merasa ada yang berbeda dengan perasaannya kini. Entah kenapa, dia mulai merasa ada perubahan besar pada hatinya sejak Andra masuk ke dalam hidupnya yang dulu hanya di penuhi Ellio. Shanum tahu, bahwa hatinya kini sudah mulai berubah.

*

*

*

Putri membuka pintu rumah dengan wajah lelah yang tak bisa dia sembunyikan. Dengan langkah yang di seret, dia menyalakan lampu dapur, bergerak menuju kulkas dan mengambil air mineral di dalam sana. Ia kemudian membawa botol minum tadi dan duduk di kursi meja makan sambil meneguknya tanpa mengambil gelas lagi.

Tubuhnya terlalu lelah karena seharian ini dia harus lembur. Kasir yang satunya sedang sakit dan membuat Putri harus bekerja dua shift dari pagi sampai malam.

"Kesel, kesel, kesel !! Kenapa mesti hari ini sih ?" Dia menghentakkan kakinya ke lantai.

"Padahal kan, Putri mau rayain ulang tahun Putri sama Ellio. Gara-gara Ratna gak masuk jadi batal kan ?" Sekali lagi Putri menghentak-hentakkan kakinya ke lantai lalu mengusap wajahnya kasar beberapa kali.

Gerakan itu terhenti ketika dia mendengar suara langkah kaki yang terdengar pelan namun masih bisa Putri dengar begitu jelas dengan telinganya yang sudah terlatih. Putri menutup matanya menahan kesal yang semakin bertambah. Belum selesai kekesalannya karena tidak bisa merayakan ulang tahun bersama Ellio, di tambah lagi dengan kehadiran maling yang seolah menjadikan rumah yang dia tempati sebagai tempat favorit untuk beraksi.

"Pasti maling lagi". Serunya dalam hati.

Putri lalu berdiri dan mengepalkan tinjunya menahan kesal yang sudah bertumpuk setinggi gunung. Tiba-tiba saja, otaknya memunculkan ide yang begitu cerdas. Mungkin maling yang datang bisa dia jadikan objek pelampiasan kekesalannya seharian ini.

Memikirkan hal itu, secarik senyum tertarik di sudut bibir mungil Putri. Dan ketika langkah itu semakin terdengar jelas, gadis itu kemudian bersiaga, dan dengan gerakan cepat meraih teflon yang tergantung di dekat tempat cuci piring dan bersembunyi di balik dinding, dekat arah jalan masuk menuju dapur.

Putri menahan napasnya saat dia menemukan siluet seseorang yang perlahan mendekat padanya. Gadis itu memegang erat gagang teflon yang ia genggam. Dan dengan sekali tarikan napas, PLAK !!! Ia memukul penyusup yang masuk dengan sekuat tenaga. Orang asing yang ia yakini berjenis kelamin laki-laki itu tersungkur seketika dan pingsan.

"Rasakan itu, pencuri !" Ucap Putri puas.

KLEK !

Lampu menyala yang membuat Putri benar-benar merasa kaget.

"Happy birth...." Nadia dan Diva yang baru saja menyalakan lampu langsung merasa syok. Mulut mereka terbuka lebar dengan ucapan selamat ulang tahun yang tertahan di kerongkongan dan malah berganti rasa kaget luar biasa.

"Kalian kok di sini ?" Putri menunjuk satu per satu sahabatnya dengan teflon yang masih dia pegang dengan tangan kanan.

"Kamu ngapain Put ?" Suara Diva terdengar begitu panik dengan kue ulang tahun yang masih dia pegang.

"Kalian yang ngapain malam-malam ke sini ? Ngendap-ngendap lagi. Kalau ketemu maling ini gimana coba ?" Putri menunjuk pada pria yang jatuh pingsan dalam posisi tengkurap di hadapannya.

"Ta-tapi, dia, dia bu-bukan maling, Put !" Suara Nadia mencicit. Putri sudah melakukan hal yang sangat fatal menurutnya.

"Bukan maling ? Namanya kalau ngendap-ngendap masuk rumah orang, ya berarti maling." Putri menendang kecil kaki pria yang pingsan itu yang sontak membuat wajah Nadia dan Diva menjadi pias.

Diva langsung menaruh kue yang ia pegang. Masa bodoh dengan lilin yang bisa saja habis meleleh karena masih menyala, yang dia pikirkan saat ini hanyalah keadaan pria yang sudah di buat pingsan oleh Putri.

"Jangan di pegang, Div ! Nanti dia bangun !" Cegah Putri cepat.

"Kita harus bantuin dia, Put !" Kata Diva panik.

"Nggak boleh !" Tegas Putri menghalangi sambil berkacak pinggang.

"Itu bapak kamu, Puput !" Pekik Nadia yang masih mematung di tempat karena tak tahu harus bereaksi apa.

"Ba-bapak ?" Tanya Putri ragu-ragu. Cengir kuda yang sayangnya penuh dosa itu terbit di wajah imutnya. Ragu-ragu, dia mulai berbalik ketika merasakan ada tangan yang memegang kakinya.

"Anak durhaka !" Geram Handoko, ayah Putri yang baru sore tadi datang dari kampung demi memberi kejutan ulang tahun ke 20 sang anak gadis yang justru di sambut dengan hampir mati konyol.

Terpopuler

Comments

Sulastry Hutabarat

Sulastry Hutabarat

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Betul durhaka pak....hajar putrinya pak....🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2022-01-06

0

Susanti

Susanti

🤣🤣🤣🤣

2021-07-26

0

Luckie Sarie Asich

Luckie Sarie Asich

🤣🤣🤣🤣🤣 ank g ada akhlak......... Putri² bikin ngakak

2021-06-14

0

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!