BSP#19

"Jangan ngarang lo, Red." Ucap Andra setengah tertawa. Dia berusaha membantah apapun argumen yang di layangkan Redi meski hati kecilnya berteriak membenarkan itu semua.

"Ngaku ajalah, Ndra. Lo cuma mau balas dendam ke Bima karena udah ngerasa dia rebut Ellena dari lo dulu, kan ? Lo nggak sungguh-sungguh masih ada perasaan sama Ellena. Gue bener, kan ?"

"Jangan sok tahu, Red. Gue nggak kayak gitu." Bantah Andra cepat.

Redi terdiam sebentar sambil memperhatikan wajah penuh penyangkalan Andra di sampingnya. Tak lama kemudian, pria keturunan timur tengah itu kembali bersuara.

"Kalau gitu, Shanum oper ke gue aja. Biar gue yang ngejar dia mulai detik ini. Kalau di pikir-pikir, kayaknya gue emang sedikit naksir sama dia, deh." Sahutnya sambil menyesap kembali cairan berwarna biru di dalam gelasnya.

"Lo gila ya ?" Andra mengcengkram kerah kemeja yang Redi pakai. Membuat minuman yang belum sempat menyentuh bibir Redi tumpah dan membasahi meja bartender.

Redi tertawa santai melihat reaksi reflek Andra. Benar-benar saudara Bima pikirnya. Reaksi mereka saat di pancing tentang wanita yang mereka cintai sama. Sama-sama menyerang membabi buta tanpa sempat berpikir dulu. Bedanya, Andra masih sedikit berbaik hati karena setidaknya hanya menyambar kerah baju milik Redi. Sedangkan Bima, sahabat dinginnya satu itu pernah menonjok wajah tampan Redi tanpa sungkan saat dia bercanda untuk meminta Bima menceraikan Ellena.

"Lo bilang, nggak cinta kan ? Kenapa reaksi lo berlebihan gini ?" Ucap Redi sembari melepas cengkraman Andra dari kerah kemejanya.

Reaksi Redi tetap santai meski Andra sudah di selimuti emosi. Yang tidak santai justru dua keamanan yang berdiri tak jauh dari tempatnya dan Andra berada. Kedua pria berbadan kekar itu hampir saja melompat menerjang Andra jika mereka tidak jeli memperhatikan bahwa itu adalah sahabat baik atasan mereka sendiri. Persis, saat kejadian Bima dulu.

"Sorry, Red. Gue nggak bermaksud." Balas Andra dengan napas masih memburu. Dia kembali duduk di kursinya setelah sadar apa yang sudah dia lakukan secara reflek barusan.

"See ? Tubuh lo jauh lebih jujur ketimbang mulut lo sendiri, Ndra." Ujar Redi terkekeh.

Andra terdiam memikirkan perkataan Redi baik-baik. Mungkin sahabatnya itu benar dan mungkin juga tidak. Andra justru semakin bingung dengan perasaannya sendiri. Jika memang benar dia mulai mencintai Shanum, lantas kenapa dia masih begitu mengharapkan Ellena ?

* * *

Pagi harinya, usai mengantar Ellena kembali ke rumah mertuanya, Shanum segera berangkat menuju ke lokasi pemotretan. Dengan sedikit terburu-buru, Shanum pada akhirnya bisa bernapas lega juga karena berhasil tiba tepat pada waktunya.

Usai berganti pakaian, Shanum segera bersiap. Penanggung jawab pemotretan untuk majalah fashion ternama yang sedang Shanum lakukan tiba-tiba saja menghampirinya. Perempuan berkacamata yang akrab di sapa mba Ami oleh beberapa staf itu membawa seseorang bersamanya untuk di kenalkan pada Shanum.

"Sha, kenalin ! Ini Rino, partner kamu untuk pemotretan kali ini."

"Oh, Hai !" Sapa Shanum ramah seraya mengulurkan tangan.

Pria yang di kenalkan mba Ami sebagai Rino itu tak kalah ramah dan menyambut uluran tangan Shanum dengan senang hati. " Hai ! Rino."

"Shanum."

"Kita brieffing 10 menit lagi, ya. Kalian ngobrol-ngobrol aja dulu buat pendekatan biar chemistry kalian dapat." Ucap Mba Ami tersenyum sebelum melenggang pergi memeriksa kesiapan pemotretan pagi ini.

Shanum dan Rino tampak saling melempar senyum ramah satu sama lain. Bahkan, keduanya terlihat begitu serasi saat sesi pemotretan sudah di lakukan. Pose mereka sempurna menggambarkan sepasang kekasih yang berbahagia, sesuai tema yang kali ini sedang di garap. Semua crew bahkan Shanum dan Rino pun terlihat begitu puas dengan hasil foto yang di dapat.

"Kamu ada janji setelah ini, nggak ? Kalau nggak ada, ikut aku yuk buat makan siang." Ajak Rino saat melihat Shanum yang tengah asyik membereskan barang bawaannya kembali ke dalam tas.

"Nggak ada sih. Ya, udah aku ikut kamu deh. Kebetulan emang lagi laper." Balas Shanum tersenyum. Segera di percepat gerakannya dalam membereskan barang-barangnya lalu ikut bersama Rino untuk makan siang.

Karena Shanum membawa mobil sendiri, jadi mereka berangkat terpisah. Rino hanya memberi tahu di resto mana mereka akan makan agar Shanum tidak sampai kebingungan jika seandainya Shanum kehilangan jejak saat mengikuti mobil Rino. Maklum, jalanan terlihat begitu macet siang hari ini.

"Yakin mau traktir aku ?" Shanum memastikan sekali lagi ajakan Rino pada orangnya langsung ketika mereka sudah berada di dalam restoran yang cukup elit.

"Yakinlah. Emangnya muka aku kelihatan lagi kayak bercanda ?" Sahut Rino sambil melihat-lihat buku menu.

Shanum melirik ke sekitar lalu mencondongkan badannya ke depan untuk berbisik sesuatu pada Rino.

"Aku makannya banyak loh !" Ucapnya pelan.

Rino langsung tertawa keras mendengar perkataan Shanum. "Kamu pikir aku nggak sanggup bayar, apa ?"

"Bukan gitu, aku cuma takut kamu kapok traktir aku aja." Shanum tersenyum lebar sambil bertopang dagu.

"Pesan aja sesuka kamu. Tenang ! Aku akan bayar berapapun itu." Ujar Rino dengan nada bicara begitu meyakinkan.

"Serius ?"

"Dua rius." Jawab Rino mantap.

Shanum bertepuk tangan mendengar jawaban Rino. Dengan bersemangat, gadis cantik itu memesan beberapa menu yang menurutnya menarik untuk di makan. Sementara Rino hanya tertawa melihat tingkah lucu Shanum yang begitu menggemaskan di matanya.

"Kamu udah punya pacar, Sha ?" Tanya Rino di sela-sela makan mereka.

"Belum. Kenapa ?" Gadis itu balik bertanya dengan mulut yang masih mengunyah makanan dengan lahap.

"Masa' cewek secantik kamu masih betah nge jomblo, sih ? Gue nggak percaya." Geleng Rino mendukung argumennya sendiri.

"Beneran. Aku emang belum punya pacar, tapi kalau yang aku tungguin buat jadi pacar aku ada." Jawab Shanum jujur.

"Siapa ?"

Shanum meletakkan sendoknya kembali di atas piring. Gadis itu tampak berpikir sebentar sebelum menjawab. "Ellio. Dia cinta pertamaku yang masih koma di rumah sakit." Gadis itu tersenyum miris.

Beberapa detik yang lalu, bibir Shanum tanpa sadar hampir saja menyebutkan nama Andra. Namun untungnya, dia masih bisa mengontrol kesadarannya untuk tidak menyebutkan nama pria itu. Nama orang yang begitu sangat ingin Shanum lupakan akhir-akhir ini karena tidak akan mungkin menjadi miliknya. Maka, jadilah dia menyebut nama Ellio. Pria cinta pertama yang begitu sangat mencintai Shanum dulu sebelum kecelakaan naas itu menimpanya.

"Koma ? Dia kenapa ?" Tanya Rino penasaran.

"Kecelakaan." Jawab Shanum singkat.

Gadis itu kembali melanjutkan makannya. Sesekali dia melempar senyum pada Rino yang beberapa kali tertangkap basah memandanginya. Shanum menghela napas panjang. Mungkin memang lebih baik dia fokus kembali pada Ellio dan melupakan Andra.

Apa salahnya menunggu Ellio sedikit lagi ? Toh, sudah 4 tahun berlalu nyatanya Shanum bisa menunggu kan ? Dia yakin, bahwa kali ini dia juga masih bisa melakukannya. Lebih baik bertahan dengan harapan kecil, daripada pergi hanya untuk mendapatkan luka.

Terpopuler

Comments

Bambang Setyo

Bambang Setyo

Wah.. Tambah cemburu tar si andra

2021-11-25

0

D🥀

D🥀

ini Maslah ellena pas d tinggal pergi Bima gara2 Darren ya

2021-04-06

0

marlia007

marlia007

ribet alur cerita nya

2020-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!