BSP#4

Pulang dari taman, Shanum langsung berlari naik ke kamarnya. Ia melempar tas slempang yang ia pakai ke atas sebuah kursi yang berada di sudut kamarnya, lalu menghempaskan tubuhnya sendiri ke atas kasur.

Gadis itu tersenyum-senyum sendiri saat mengingat kejadian yang baru saja ia alami. Bertemu dengan pria yang sama, dalam kurun waktu yang tak begitu lama membuat Shanum merasa bahwa dirinya dan Andra memang memiliki keterikatan takdir. Mungkin saja, di masa depan Andra dan dirinya bisa menjadi sesuatu yang Shanum sendiri pun belum tahu.

Detik berikutnya, gadis cantik itu memukuli kepalanya sendiri. "Sadarlah, Shanum ! Ingat, kamu hanya boleh memikirkan Ellio saja, bukan laki-laki lain."

Pintu kamar Shanum tak lama berbunyi. Terdengar suara ketukan dari luar dan membuat gadis itu terpaksa membangunkan dirinya dan menyeret langkah membuka pintu. Wajah Shanum mendadak berubah kaku, entah karena harus berekspresi apa saat tahu bahwa Nyonya Rosie lah yang mengetuk pintu kamarnya.

Di tangan wanita pria paruh baya itu ada sebuah piring kecil dengan sepotong kue di atasnya. Wanita tua yang membawanya tersenyum tulus pada Shanum dan menyodorkan kue yang ia bawa untuk gadis cantik di depannya.

"Ini mama bawain kue untuk kamu." Ujarnya penuh keramahan.

Ragu-ragu, Shanum menerima kue yang di bawa Nyonya Rosie dan hanya bisa tersenyum canggung menanggapi perkataan ibu tirinya.

"Di makan ya, nak !" Sambung Nyonya Rosie lagi sebelum ia berbalik dan hendak meninggalkan kamar Shanum.

"Terima kasih." Gadis itu tiba-tiba saja berucap dengan sedikit berteriak. Membuat langkah wanita paruh baya yang belum beberapa jauh darinya terhenti dan berbalik tersenyum.

Shanum kembali merasa kagok dan bingung harus melakukan apa. Segera, di tutupnya pintu kamar tidurnya yang membuat Nyonya Rosie sedikit heran bercampur rasa terharu. Biar bagaimana pun, Shanum sudah mulai mau berbicara dengannya dan tidak pernah bertingkah kasar lagi. Meskipun, tingkah Shanum masih seperti tadi. Selalu kabur dan enggan mengajak Nyonya Rosie berbicara lebih dari tiga kalimat dalam sehari.

"Kamu ngapain sih, Sha ?" Tanya Shanum pada dirinya sendiri. Merasa sangat malu akibat tingkah lakunya yang terkesan grogi dan bingung jika berhadapan dengan sang ibu tiri.

Ya, semenjak Shanum tahu kebenaran tentang cerita masa lalu orang tuanya, gadis cantik itu memang sudah mulai menerima kehadiran Nyonya Rosie sebagai ibu sambungnya. Meskipun, Shanum tidak dapat menampik bahwa dirinya masih tidak tahu cara berkomunikasi dengan Nyonya Rosie yang tampak baik-baik saja meski perlakuan Shanum sudah sangat terbilang kasar di masa lampau.

Shanum masih mengingat dengan jelas bagaimana awal dia kembali ke rumah ini. Tentang cara Leo menemukan dan menangkapnya hingga membawa dia ke hadapan Tuan Syakkir. Ia juga masih ingat tentang bagaimana jahatnya dia dengan mengatai Nyonya Rosie pelakor saat kembali menginjakkan kaki di rumah ini. Dan, dia juga masih mengingat saat ayahnya dan Nyonya Rosie mengungkap kebenaran tentang hubungan mereka dengan ibu kandung Shanum di masa lalu.

Shanum mendesah samar. Di sendoknya kue yang tadi di bawakan Nyonya Rosie ke dalam mulutnya lalu tersenyum senang.

"Ini enak !" Pujinya.

*

*

*

Beberapa hari kemudian, Andra menelepon Shanum. Gadis cantik itu tentu saja sangat gembira dan mengangkat telepon Andra dengan suara ceria penuh semangat.

"Hai, Andra !" Sapanya.

"Hai, Sha ! Nanti siang kamu ada waktu nggak ?"

"Kenapa ?"

"Aku mau ngajak kamu ketemuan. Pengen balikin kalung kamu yang ketinggalan di mobil aku waktu itu."

"Oke ! Kirim pesan aja mau ketemu di mana, entar aku pasti datang." Seru Shanum dengan senang.

Andra di seberang sana ikut tersenyum senang. Shanum memang gadis yang ceria dan penuh semangat yang membara. Persis sekali dengan Ellena-nya. Ah ! Lagi-lagi Shanum mengingatkan Andra pada Ellena, kan ?

"Shanum ? Mau kemana sayang ?" Panggil Nyonya Rosie saat melihat Shanum berlari kecil menuruni tangga dengan pakaian rapi dan cantik.

Langkah gadis itu terhenti dan menengok ke sumber suara. "Mau ketemu teman." Jawabnya canggung.

"Kamu bawa mobil sendiri ?" Tanya Nyonya Rosie yang kini berjalan menghampiri Shanum.

"Iya." Jawab Shanum sekenanya.

Nyonya Rosie mengelus rambut Shanum lalu berjinjit dan mencium kening Shanum. Di karenakan tingginya yang memang berbeda jauh dengan ibu tirinya, Shanum harus sedikit membungkuk agar Nyonya Rosie bisa menjangkau kepalanya.

"Hati-hati ya. Jangan ngebut !" Tukas wanita paruh baya itu mengingatkan.

Shanum mengangguk menuruti perkataan ibu tirinya. Terus terang, dia masih bingung harus berbuat apa ketika Nyonya Rosie berlaku seperti ini terhadapnya. Untung saja, Nyonya Rosie terlebih dulu beranjak meninggalkan Shanum ke arah dapur. Sehingga gadis cantik itu bisa terbebas dari rasa tertekan karena tak tahu harus bereaksi bagaimana.

Setelah mobil Shanum terdengar berderu meninggalkan halaman, Nyonya Rosie kembali keluar dan menatap mobil Shanum yang perlahan menghilang setelah keluar dari gerbang. Wanita tua itu tersenyum kecil mengingat reaksi lucu Shanum yang bingung ingin menanggapi tindakannya. Nyonya Rosie memang sengaja meninggalkan Shanum tadi. Karena dia tahu bahwa gadis itu pasti sangat bingung untuk membalas apa.

"Andra !" Teriak Shanum girang saat menemukan Andra sedang duduk menunggu di salah satu meja.

"Hai, Sha !" Sapa pria itu saat Shanum sudah duduk di hadapannya.

"Kamu belum makan, kan ? Mau makan apa ?" Lanjut Andra sembari membolak-balik buku menu.

"Kamu yang traktir, kan ?"

"Kamulah ! Kan aku udah balikin kalung kamu, jadi kamu dong yang traktir."

"Kan kamu yang cowok." Dengus Shanum dengan bibir mengerucut.

Andra hanya tertawa sambil menggeleng kecil. Shanum dan Ellena benar-benar memiliki kelakuan yang sama.

"Ini kan udah jaman emansipasi wanita, Sha ! Nggak masalah kalau cewek yang traktir cowok." Andra masih melanjutkan sesi bercandanya.

"Nggak peduli tuh !" Seru Shanum sambil melengos. Tidak perduli dengan perkataan Andra sama sekali.

"Ayolah, Sha !" Rengek Andra memohon.

"Kamu yang traktir, atau kita nggak usah makan sekalian." Putus gadis itu dengan mata memicing. Bibirnya yang sudah mengerucut tambah mengerucut lagi.

Andra menghela napas lalu kembali tertawa. "Oke ! Aku yang traktir. Puas nona muda Assegaf ?"

Gadis cantik itu melipat kedua tangannya di depan dada lalu mengangguk-anggukkan kepalanya seraya tersenyum. " Sangat puas."

Pada akhirnya Andra menyerah dan memutuskan mentraktir Shanum. Beberapa kali, mulut Andra terbuka lebar tak percaya saat gadis cantik bertubuh tinggi bak model itu memesan banyak makanan. Bukan karena Andra tidak sanggup membayar, hanya saja porsi makan Shanum sama sekali berbanding terbalik dengan bobot tubuhnya.

"Kamu yakin, bisa habisin semuanya ?" Tanya Andra yang seolah tidak begitu yakin. Pasalnya, di depan Shanum sekarang sudah tersaji nasi ayam goreng rica-rica, nasi goreng kambing, burger beef extra large, ice lemon tea dan juga satu mangkuk ice cream. Andra ragu, jika perut Shanum mampu menampung seluruh makanan yang di pesannya.

"Yakin dong." Gadis itu tersenyum sumringah dan menarik ayam goreng rica-rica miliknya. Makanan favorit yang selalu Shanum cari di resto mana pun dia berada.

Andra tertawa terpaksa menanggapi. Dia saja yang laki-laki tidak mampu memakan habis semua makanan itu, apalagi Shanum. Mungkin saja gadis cantik di hadapannya sekarang memesan banyak makanan hanya demi menguji seberapa banyak uang yang Andra miliki. Begitu, curiganya.

Namun, seiring berjalannya waktu, perlahan namun pasti, hampir semua piring-piring di depan Shanum sudah bersih tak bersisa. Andra yang sudah kenyang sekitar 10 menit yang lalu hanya bisa tertawa dan memandangi Shanum yang begitu lahap sambil menopang dagunya dengan tangan kanan.

"Kenapa ?" Tanya Shanum heran. Dirinya sedang sibuk menggigit potongan besar beef burger extra large pesanannya.

Andra menggeleng kecil. Namun, belum berubah posisi dan menyurutkan senyum manis di wajah tampannya.

"Baru pertama lihat orang makan, ya ?" Pipi Shanum terlihat menggembung karena burger di dalam mulutnya.

"Baru pertama lihat yang selahap kamu." Jawab Andra.

"Kamu pasti mikir kalau aku rakus, ya ?"

"Nggak sama sekali."Jawab Andra jujur. "Aku justru suka lihat kamu yang makan gak jaim kayak gini."

Shanum berhenti mengunyah. Kalimat yang Andra katakan tadi sama persis dengan perkataan Ellio ketika pertama kali bertemu dulu. Aku suka lihat kamu yang makan gak jaim kayak gini. Betul-betul sama persis. Apa Ellio hidup di dalam diri Andra ?

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Maulina Kasih

Maulina Kasih

aq baca disini krn putri sm ellio sampai bima ellena s2 aj aq skip...andra dan shanum jg aq skip🤣

2021-03-04

1

Nupus Aqila

Nupus Aqila

hadir

2020-11-22

2

Evianna@03

Evianna@03

Masih mengikuti alur aja dulu

2020-11-13

0

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!