Sebelum lanjut, Thor akan lihatkan visual para pemeran utama dalam "Bukan Sekedar Pelarian" ya. Kalau kurang suka sama visual yang saya kasih, kalian bisa bayangin sendiri pemeran utama versi kalian sendiri. Soalnya, kalau yang di sini itu sih versi khayalan Thor sendiri 😂 😂
Andra Septian
Shanum Azqiara Assegaf
Putri Syifana
Ellio Purnama Mahardika
Shanum sekali lagi berusaha menenangkan jantungnya yang memompa tiga kali lebih cepat dari biasanya. Hari ini, Ellena mengajak Shanum untuk bertemu dengan Ellio yang sudah berhari-hari selalu dia tanyakan keberadaannya.
Air mata gadis cantik itu perlahan berderai sepersekian detik setelah Ellena membuka pintu yang menjadi pembatas terakhirnya untuk melihat wajah cinta pertamanya. Seluruh tubuh Shanum terasa kaku saat melihat wajah tampan kekasihnya yang tampak pucat. Tangannya bergetar kala bergerak menyentuh wajah Ellio yang jika di lihat hanya sekilas, seperti orang biasa yang hanya tertidur lelap.
"Hei ! Kamu masih ingat aku, nggak ?" Suara Shanum bergetar seiring dengan sentuhan tangannya yang membelai wajah putih milik Ellio.
Shanum tersenyum pahit saat menyadari bahwa pria itu tak merespon sedikit pun akan keberadaannya. Ia menoleh pada Ellena meminta penjelasan.
"Ellio memang masih kayak gini-gini aja, Sha ! Dia nggak pernah ngerespon apapun yang kita bicarakan dan kita lakukan. Dokter juga sebenarnya udah menyarankan untuk mengikhlaskan Ellio pergi dengan tenang. Cuma aku aja yang egois. Aku nggak mau hidup tanpa siapa-siapa di dunia ini. Makanya aku nahan Ellio meski kondisi dia kayak gini." Ujar Ellena terisak.
Shanum memeluk Ellena. Meski hatinya terasa sakit, namun ia tahu bahwa Ellena jauh lebih sakit darinya. Ia mengerti bagaimana perasaan Ellena saat ini. Sahabat baiknya itu sudah bercerita tentang segala hal yang ia lewati semenjak Shanum pergi. Gadis manis itu sudah kehilangan segalanya. Ia kehilangan seluruh keluarga yang lain hanya karena perebutan harta. Tak ada lagi yang tersisa untuk Ellena selain Ellio. Oleh sebab itu, Shanum sangat paham alasan Ellena berat mengikhlaskan Ellio pergi sesuai anjuran dokter.
"El, kamu tenang aja, ya ! Aku yakin kok kalau Ellio pasti akan sadar."
Mendengar hal itu, Ellena tertawa kecil meski hatinya perih. "Justru kamu yang harusnya sabar. Kamu tetap nekat nungguin Ellio bangun dan biarin waktu kamu terbuang sia-sia begitu aja. Sha, aku benar-benar mau kamu mencari lelaki lain untuk membahagiakan kamu." Ucap Ellena tulus.
"Lalu ? Kalau Ellio tiba-tiba bangun ? Apa yang harus aku ucapin ke dia, El ?" Protes Shanum tak terima.
"Aku yakin kok kalau Ellio pasti akan ngerti. Biar bagaimanapun, Ellio selalu mengutamakan kebahagiaan kamu di atas segalanya, Sha. Makanya, aku yakin Ellio pasti bahagia kalau kamu bahagia."
Shanum menggeleng." Nggak, El ! Aku akan tetap nunggu untuk Ellio." Shanum menengok dan memandang lekat pada wajah Ellio. Tekadnya sudah ia bulatkan untuk menunggu cinta pertamanya kembali terbangun. Seperti kata Ellena, Ellio selalu mengutamakan kebahagiaan dirinya di banding apapun. Jadi, jika sekarang Shanum yang melakukan itu untuk Ellio, tidak masalah bukan ?
*
*
*
Langkah kaki Shanum berderap begitu terburu-buru menuju ruangan ayahnya, Tuan Syakkir Assegaf. Seorang wanita cantik dengan penampilan begitu anggun tiba-tiba saja mencegat langkahnya ketika hendak membuka pintu ruangan direktur utama Dream Corporation. Wanita cantik itu tersenyum sopan pada Shanum seraya menarik tangan gadis itu untuk menjauh dari pegangan pintu yang sudah dia raih.
"Maaf, anda siapa ? Sudah ada janji dengan Tuan Syakkir sebelumnya ?" Tanyanya ramah.
Shanum menghela napas. Ia baru ingat bahwa sekretaris ayahnya sudah di ganti dengan orang baru karena sekretaris lama sang ayah sedang mengandung dan tak ada rencana untuk bekerja lagi setelah melahirkan nantinya.
"Saya, Shanum ! Putri Tuan Syakkir." Balasnya tak kalah ramah.
"Kalau begitu, mba bisa tunggu sebentar di kursi itu. Biar saya beritahu Tuan Syakkir terlebih dulu."
"Silahkan !" Kata Shanum mempersilahkan. Ia kemudian duduk di sebuah kursi yang di tunjuk oleh sekretaris baru ayahnya tadi sambil menggigit bibir bawahnya untuk mengusir kebosanan.
Beberapa saat kemudian, Sekretaris itu keluar dari ruangan ayahnya dan menatap Shanum dengan wajah tertunduk. Dirinya merasa sangat bersalah karena sudah menghalangi putri dari atasannya untuk menemui ayahnya sendiri. Tuan Syakkir bahkan berpesan bahwa Shanum tidak butuh ijin dari siapapun untuk masuk ke dalam ruangannya kapanpun gadis itu mau.
"Ada apa ? Daddy menolak bertemu aku ?" Tanya Shanum sambil berdiri tegak kembali.
"Tidak sama sekali. Justru Tuan Syakkir sudah menunggu anda di dalam." Jawab sekretaris itu sambil memilin bawahan blazer yang ia pakai.
"Terus, kenapa wajah kamu kayak gitu ?" Alis Shanum terangkat heran.
"Maafkan saya karena sudah menghalangi anda tadi. Saya benar-benar minta maaf." Sekretaris itu membungkuk dalam. Takut jika putri semata wayang atasannya akan membuat dia di pecat dari pekerjaan yang susah payah dia dapatkan ini.
Di luar dugaan, respon gadis cantik berwajah blasteran itu justru tertawa. Ia bahkan sempat mengusap air mata yang keluar di ujung matanya karena terlalu kencang tertawa.
"Santai aja ! Gak usah merasa bersalah begitu. Aku ngerti kok kalau kamu cuma menjalankan tugas." Shanum menepuk-nepuk lengan sekretaris itu sebelum ia melangkah masuk ke dalam ruangan ayahnya.
"Hai, dad !" Sapa Shanum tersenyum. Ia menghadiahkan kecupan ringan di kedua pipi Tuan Syakkir sebelum duduk di samping ayahnya.
"Anak daddy kok nggak langsung masuk aja tadi ?" Tanya Tuan Syakkir selesai mengecup puncak kepala putrinya.
"Tadi di halangi sama sekretaris baru papa. Dia kan belum tahu kalau Shanum anaknya papa." Jawab gadis itu seraya mengangkat bahunya.
Pria paruh baya di sampingnya hanya bisa menutup mata sebentar lalu membukanya lagi. " Papa yang lupa kasih tahu dia tentang kamu." Ucapnya dengan menyesal.
"Ya udahlah, pa. Nggak usah di bahas. Yang harus kita bahas sekarang itu, kenapa papa manggil aku buat ke sini ?"
"Kamu tahu perusahaan Dirgantara Group kan ?" Tanya Tuan Syakkir.
Shanum mengangguk. "Tahu. Itu kan, perusahaan suami Ellena." Jawabnya santai.
"Jadi, Bima Dirgantara minta papa untuk cari model baru buat produk keluaran terbaru mereka. Kira-kira, kamu mau nggak ?"
"Shanum ? Papa nggak salah ?" Tanya Shanum dengan setengah berteriak saking kagetnya karena penawaran sang ayah.
"Iya. Papa kan tahu kalau kamu sering jadi model fitting baju di Norwegia. Jadi, apa salahnya kalau kamu jadi model juga di sini." Jawab Tuan Syakkir santai.
"Salah dong, dad! Kalau di Bryggen, Shanum itu cuma model fitting baju buat jualan online di market place lokal. Beda kalau di sini. Apalagi papa nawarinnya buat jadi model perusahaan Dirgantara Group. Shanum nggak berani, ah !" Tolak gadis cantik itu cepat.
"Ayolah, honey ! Bantu daddy kali ini aja , tolong ! Papa cuma berharap besar sama kamu." Mohon Tuan Syakkir dengan wajah kasihan.
"Tapi, Shanum grogi pa ! Shanum tahu kalau Bima itu orangnya terlalu perfeksionis."
"Tenang aja, penanggung jawab project ini bukan Bima kok."
"Terus siapa ?"
"Wakilnya, Andra septian. Gimana ? Kamu mau ?"
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments
Young_Rae
kagok bacanya,,, daddy atau papa??
2021-12-16
0
Yuu Neera
kangen bima dan ellena
2021-06-26
0
Yudiawati
lihat muka Ellio rasanya teduh n adem
2021-04-16
0