BSP#2

Di dalam putaran lingkaran meja bundar di hadapannya, Andra hanya bisa mendengus sebal. Pasalnya, baru setengah jam yang lalu Redi berjanji bahwa ia akan membiarkan Andra untuk dekat dengan salah satu gadis-gadis cantik itu. Namun, pada kenyataannya, justru Redi malah merangkul kelima gadis itu dan tak menyisakan satu pun untuknya.

Dasar Sahabat menyebalkan ! Ini yang namanya menghibur aku ?

Andra mengumpat kesal dalam hati. Ingin rasanya ia segera berlari keluar dari sana dan kembali ke apartemen untuk bergelung bersama guling di ranjang kesayangannya. Namun, apa daya. Arga yang juga tidak kebagian gadis manapun selalu bergelayut manja seperti perempuan genit. Jika ada orang lain selain mereka yang lewat, maka sudah di pastikan bahwa orang-orang itu akan berpikiran jika keduanya adalah penyuka sesama jenis.

"Gimana, Ndra ? Happy ? Dapat gebetan, nggak ?" Redi bertanya dengan diri yang sudah setengah oleng. Terlalu banyak meminum alkohol nyaris membuat dia hilang kesadaran.

"Gimana mau dapat gebetan ? Orang semuanya lo yang embat." Tukas Andra dengan sangat kesal.

Pesta seperti ini sama sekali tidak menghibur Andra. Justru ia merasa semakin terasing di tengah banyaknya manusia yang mengelilinginya. Rasanya sepi, meski terdengar bising.

"Ya, lo inisiatif dikit dong ! Samperin kek, ceweknya."

"Samperin ? Idih, malas banget !" Andra mengangkat bahunya acuh. "Pulang sama siapa lo ?" Tanya Andra kemudian yang sedikit prihatin melihat keadaan Redi. Sahabat karibnya itu sudah menjatuhkan diri ke atas sofa dengan mata terpejam. Mungkin dia sedang ada masalah dengan keluarganya sehingga bisa hilang kendali seperti sekarang. Karena, Redi dan mabuk adalah dua kata yang sangat jarang bisa di satukan.

"Sendiri." Gumam Redi.

"Ya udah. Gue anter !"

"Hmm."

"Lo juga, Ga !" Tepuk Andra pada Arga yang mabuknya jauh lebih parah di banding Redi.

Niat awal ingin di hibur untuk melupakan seorang gadis manis yang tak mungkin lagi ia raih, justru Andra malah berakhir dengan mengurus dua bayi besar yang sangat merepotkan. Untungnya, bodyguard Redi selalu siap siaga di dalam klub malam itu, sehingga Andra tidak perlu repot-repot sendirian menggotong dua sahabat menyebalkannya itu menuju ke mobil.

Andra berdecak kesal dalam hati. Semenyebalkan apapun Redi dan Arga, dia sama sekali tidak bisa membenci kedua pria itu. Rasa khawatir tetap menghantui Andra jika mereka sedang dalam keadaan seperti ini.

*

*

*

Shanum membaringkan tubuh lelahnya pada kasur baru di hotel yang baru yang sekitar sepuluh menit lalu ia dapatkan setelah dirinya di antarkan oleh pria asing menyebalkan, yang sayangnya cukup begitu tampan. Dirinya memejamkan mata melepas kepenatan yang sudah sejak tadi meracuni isi kepalanya.

Berlari terus seperti ini bukanlah solusi yang tepat untuk ia tempuh saat ini. Shanum sadar, bahwa cepat atau lambat Leo tetap akan mendapatkan dirinya dan membawa Shanum ke hadapan Tuan Syakkir, sang ayah kandung yang masih sangat ia benci.

Sekelabat ingatan masa lalu ketika melihat sang ibu, Hannah yang meregang nyawa di hadapan Shanum masih begitu membekas dan menyisakan luka. Di tambah lagi, dengan kenyataan yang baru ia ketahui setelah kepergian sang ibu bahwa ayahnya ternyata memiliki istri lain selama ini. Semuanya terlalu sulit untuk Shanum cerna pada kala itu. Bahkan, sampai sekarang pun Shanum masih sangat sering bermimpi tentang kenangan buruk itu dalam tidurnya.

"Hahhh... Mommy, apa yang harus Shanum lakukan ?" Desah Shanum putus asa. Setetes cairan bening lolos dari pelupuk mata dan membasahi sprei berwarna putih di bawahnya.

Tak lama kemudian, ponsel gadis cantik itu terdengar berbunyi. Tertera nama uncle Zora di layar benda pipih itu. Segera, Shanum bangkit dan menghapus air mata yang keluar. Jangan sampai adik almarhumah ibunya tahu bahwa dirinya belum sampai di rumah Tuan Syakkir hingga hari ini.

"Ya, Uncle ?"

"Ck, sudah ku bilang jangan panggil Uncle ,Sha ! Aku masih muda tahu !" Dengus pria berumur 34 tahun dari seberang sana. Dirinya memang paling membenci jika Shanum memanggil dia dengan sebutan uncle. Alasannya sederhana, karena dia belum menikah dan karena wajahnya yang tampan dan awet muda.

"Baiklah, kak Zora ! Ada apa ?" Akhirnya gadis cantik itu mengalah. Shanum tersenyum.

"Kamu sudah bertemu daddymu, sweetheart ?"

Senyum Shanum yang tadi mengembang langsung surut seketika. Dirinya memejamkan mata karena jujur ia sebenarnya tidak ingin membohongi Zora. Hanya saja dia juga tak bisa mengatakan kebenaran karena takut Zora akan khawatir dan nekat menyusul dia ke Indonesia.

"Su-sudah, Kak Zora !" Jawab Shanum terbata. Di dalam relung hatinya yang terdalam gadis cantik itu sudah bergumam kata maaf entah yang ke berapa puluh kali yang ia tujukan untuk Zora.

"Are you sure ?"

"Of course ! I'm sure !" Jawab Shanum dengan suara yang di buat-buat ceria.

"Kalau begitu, dimana daddymu ? Aku ingin bicara."

Pertanyaan Zora sontak membuat Shanum kelabakan. Mungkin Zora memang memiliki firasat bahwa saat ini Shanum sedang membuat masalah. Namun, di sisi lain mana mungkin Zora dan Tuan Syakkir bisa bicara sementara Shanum saja belum menemui ayahnya sama sekali.

"Daddy belum pulang, Kak ! Nanti saja kalau dia sudah datang, ya ! Kalau begitu sudah dulu, Shanum mau tidur. Bye !"

Shanum menghembuskan napas lega sambil memeluk erat ponselnya. Semoga saja Zora tidak menaruh curiga, atau bisa di pastikan Shanum akan berada dalam masalah besar jika Zora tahu bahwa dia belum ke rumah ayahnya.

"Maafkan Shanum, Uncle Zora !" Lirih Shanum yang saat ini sedang membaringkan tubuh lelahnya di atas kasur lagi.

Matanya berusaha ia pejamkan meskipun terasa begitu sulit karena beban pikiran yang masih bertumpuk banyak. Bagaimana caranya dia bisa mencari Ellena dan Ellio, sahabat dan cinta pertamanya jika dirinya selalu di buru oleh Leo layaknya tahanan yang kabur ?

Shanum menghentakkan kakinya berulang kali di atas ranjang. Ia berteriak melampiaskan rasa stresnya karena ulah Leo. Tangannya bergerak memegang kalung prisma pemberian sang ibu yang sudah ia anggap sebagai jimat.

"Loh, kalung aku mana ?" Pekik Shanum yang baru sadar bahwa kalungnya sudah tidak ada lagi terpasang pada lehernya.

Segera gadis cantik berwajah blasteran itu melompat turun dari tempat tidur dan mencari di setiap sudut kamar. Hampir semua tempat tak luput dari pemeriksaan, namun hasilnya tetap saja nihil. Benda berharga bagi Shanum itu tidak ada di mana-mana.

Dua jam mencari hingga ke depan hotel, Shanum akhirnya menyerah dan tertunduk lemas di sudut kamar. Dia memeluk kedua lututnya sambil menangis terisak penuh rasa bersalah pada Hannah, karena tidak mampu menjaga benda terakhir peninggalan sang ibu dengan baik.

"Mommy, maafkan Shanum ! Shanum ceroboh."

Bersambung...

Terpopuler

Comments

laras

laras

aku bingung, di depan jelas² elio sama putry,
ko malah andra debeckbon 🤣.
ada yg bisa jelasin gak sich??...

2021-03-25

2

Khuluqul Adhim

Khuluqul Adhim

agak lucu, jelas² ellena bilang klo ellio msh koma seperti terakhir kali yg shanum lihat, artinya shanum wes pernah jenguk ellio dan tau dmn RS nya..skrg lha kok bingung nyari mereka dmn🥴 ellio sempat pindah RS Thor?? rumah lama ellena jg ttp di situ tho dan shanum tau rumahnya, ngapain skrg bingung nyari 🥴🥴🥴🥴 msh kelas bawah😂

2021-03-17

1

Mutia

Mutia

masih nyimak cerita ny

2021-01-31

0

lihat semua
Episodes
1 BSP#1
2 BSP#2
3 BSP#3
4 BSP#4
5 BSP#5
6 BSP#6
7 BSP#7
8 BSP#8
9 BSP#9
10 BSP#10
11 BSP#11
12 BSP#12
13 BSP#13
14 BSP#14
15 BSP#15
16 BSP#16
17 BSP#17
18 BSP#18
19 BSP#19
20 BSP#20
21 BSP#21
22 BSP#22
23 BSP#23
24 BSP#24
25 BSP#25
26 BSP#26
27 BSP#27
28 BSP#28
29 BSP#29
30 BSP#30
31 BSP#31
32 BSP#32
33 BSP#33
34 BSP#34
35 BSP#35
36 BSP#36
37 BSP#37
38 BSP#38
39 BSP#39
40 BSP#40
41 BSP#41
42 BSP#42
43 BSP#43
44 BSP#44
45 BSP#45
46 BSP#46
47 BSP#47
48 BSP#48
49 BSP#49
50 BSP#50
51 BSP#51
52 BSP#52
53 BSP#53
54 BSP#54
55 BSP#55
56 BSP#56
57 BSP#57
58 BSP#58
59 BSP#59
60 BSP#60
61 BSP#61
62 BSP#62
63 BSP#63
64 BSP#64
65 BSP#65
66 BSP#66
67 BSP#67
68 BSP#68
69 BSP#69
70 BSP#70
71 BSP#71
72 BSP#72
73 BSP#73
74 BSP#74
75 BSP#75
76 BSP#76
77 BSP#77
78 BSP#78
79 BSP#79
80 BSP#80
81 BSP#81
82 BSP#82
83 BSP#83
84 BSP#84
85 BSP#85
86 BSP#86
87 BSP#87
88 BSP#88
89 BSP#89
90 BSP#90
91 BSP#91
92 BSP#92
93 BSP#93
94 BSP#94
95 BSP#Eps 95
96 BSP#96
97 BSP#97
98 BSP#98
99 BSP#99
100 BSP#100
101 BSP#101
102 BSP#102
103 BSP#103
104 BSP#104
105 BSP#105
106 BSP#106
107 BSP#107
108 BSP#108
109 BSP#109
110 BSP#110
111 BSP#111
112 BSP#112
113 BSP#113
114 BSP#114
115 BSP#115
116 BSP#116
117 117
118 118 (Epilog)
Episodes

Updated 118 Episodes

1
BSP#1
2
BSP#2
3
BSP#3
4
BSP#4
5
BSP#5
6
BSP#6
7
BSP#7
8
BSP#8
9
BSP#9
10
BSP#10
11
BSP#11
12
BSP#12
13
BSP#13
14
BSP#14
15
BSP#15
16
BSP#16
17
BSP#17
18
BSP#18
19
BSP#19
20
BSP#20
21
BSP#21
22
BSP#22
23
BSP#23
24
BSP#24
25
BSP#25
26
BSP#26
27
BSP#27
28
BSP#28
29
BSP#29
30
BSP#30
31
BSP#31
32
BSP#32
33
BSP#33
34
BSP#34
35
BSP#35
36
BSP#36
37
BSP#37
38
BSP#38
39
BSP#39
40
BSP#40
41
BSP#41
42
BSP#42
43
BSP#43
44
BSP#44
45
BSP#45
46
BSP#46
47
BSP#47
48
BSP#48
49
BSP#49
50
BSP#50
51
BSP#51
52
BSP#52
53
BSP#53
54
BSP#54
55
BSP#55
56
BSP#56
57
BSP#57
58
BSP#58
59
BSP#59
60
BSP#60
61
BSP#61
62
BSP#62
63
BSP#63
64
BSP#64
65
BSP#65
66
BSP#66
67
BSP#67
68
BSP#68
69
BSP#69
70
BSP#70
71
BSP#71
72
BSP#72
73
BSP#73
74
BSP#74
75
BSP#75
76
BSP#76
77
BSP#77
78
BSP#78
79
BSP#79
80
BSP#80
81
BSP#81
82
BSP#82
83
BSP#83
84
BSP#84
85
BSP#85
86
BSP#86
87
BSP#87
88
BSP#88
89
BSP#89
90
BSP#90
91
BSP#91
92
BSP#92
93
BSP#93
94
BSP#94
95
BSP#Eps 95
96
BSP#96
97
BSP#97
98
BSP#98
99
BSP#99
100
BSP#100
101
BSP#101
102
BSP#102
103
BSP#103
104
BSP#104
105
BSP#105
106
BSP#106
107
BSP#107
108
BSP#108
109
BSP#109
110
BSP#110
111
BSP#111
112
BSP#112
113
BSP#113
114
BSP#114
115
BSP#115
116
BSP#116
117
117
118
118 (Epilog)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!