#17

#17

Flashback 

Temaram lampu yang redup menyinari tubuh kecilnya yang kuyu, ia menunggu, harapan akan segenap cinta sejati, kasih sayang yang tulus tanpa bayang-bayang kepalsuan. 

Adalah Pelangi, gadis kecil yang kini genap berusia 6 tahun, harus menerima pahitnya kenyataan bahwa kedua orang tuanya telah meninggal. Tak ada pilihan, tak bisa berkeinginan, selain pasrah pada surat wasiat yang kini ada dalam genggaman pengacara kedua orang tuanya. 

“Aku menolak!!” Tegas suara sang Nenek terdengar di telinga Pelangi. 

“Tapi, Bu, dia kan cucu Ibu.” Mike berusaha membuat Ibunya sadar, bahwa Pelangi juga darah dagingnya. 

Tapi sang Nenek tetap bersikeras menolak. Dingin tanpa sapaan, semakin bisu di tengah kesunyian, hingga getir mengisi jiwa seorang Pelangi. Ia kesepian, rindu belaian sayang dari orang-orang di sekitarnya. 

Kini hanya Mike tempatnya bergantung, karena kedua orang tuanya menyerahkan pengasuhan Pelangi pada sang Nenek, serta Mike, adik Tiri Papanya. 

“Siapa bilang dia cucu Ibu?! Ibu belum punya cucu, karena kamu belum menikah apalagi memiliki anak.” 

Mike memejamkan kedua matanya, mencoba membujuk Ibunya sama sulitnya seperti mencoba melunakkan batu besar, bukan hanya sulit tapi juga mustahil. Mengingat wanita yang melahirkannya tersebut sangatlah keras inginnya. 

“Terserah Ibu saja, yang jelas aku akan tetap menjadikan Pelangi sebagai anak angkat, sesuai wasiat Kakak.” Mike tetap meloloskan  keinginannya, sama kerasnya dengan penolakan Ibunya. 

“Kamu??!!!” pekik Ibu Mike. 

“Aku kenapa, Bu?”

“Sebentar lagi kamu bertunangan, bagaimana kalau Valerie menolak kehadiran Pelangi?” Ibu Mike kembali mengemukakan alasan. 

“Aku akan mencintai Valerie berlipat-lipat kali lebih banyak, jika dia bersedia menerimaku beserta Pelangi.” jawab Mike tegas. 

“Mike!!!” Ibu Mike berteriak, namun Mike tak menghiraukannya. Ia melangkah menghampiri Pelangi kemudian meraih gadis kecil itu dalam gendongannya. 

“Mulai hari ini, panggil paman dengan sebutan Papa.” Mike berbisik ketika ia membawa Pelangi keluar dari kediaman Ibunya. 

Pelangi mengerjapkan kedua matanya, lidahnya kelu, sudah dua minggu lamanya ia tak memanggil seseorang dengan sebutan ‘Papa’ karena kedua Orang Tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan. 

“Ayo, kenapa diam?” 

“Pa … Pa …” 

“Bagus, anak pintar.” Puji Mike ketika Pelangi mulai memanggilnya dengan sebutan Papa. 

Flashback end

… 

“Setelah Observasi singkat, serta sedikit keterangan yang saya dengar dari Pelangi. Saya bisa memastikan bahwa beberapa bulan ini, Pelangi sedang sangat tertekan, dan bisa dikatakan nyaris depresi ringan.” 

Mike terdiam tak percaya, ia bahkan tersenyum remeh menanggapi ucapan Dokter Meyriska. Selama ini dirinya memang terlampau sibuk dengan tuntutan pekerjaan, tapi ia selalu memastikan bahwa Pelangi di asuh oleh orang yang tepat, yakni Valerie. Dan beberapa bulan menetap di Indonesia, ada Mbak Yuli yang membantu Valerie mengasuh Pelangi. 

“Atas dasar apa, Dokter berkata demikian?” Tanya Mike, ia sangat percaya diri, bahwa selama ini ia telah melakukan dan memberikan segala yang terbaik untuk putri angkatnya. Bahkan semakin lama kasih sayangnya bukan sekedar kasih seorang Paman terhadap Keponakan, melainkan kasih sayang tulus seorang Papa kandung terhadap Putrinya. 

“Saya sangat mengerti, jika anda menolak pernyataan saya barusan, tapi terlihat sekali Pelangi merasa tidak tenang dengan orang asing, ia juga terlihat panik ketika Mamanya menjauh. Pelangi tak banyak menjawab pertanyaan saya, tapi ketika saya bertanya tentang Mamanya, ia menjawab dengan wajah berbinar. Dia bilang, Mamaku adalah Ibu Peri yang akan selalu menjaga dan melindungiku.” 

Deg!! 

‘Pelangi? mungkinkah dia mengenaliku?’ Luna membatin. 

Mike tertawa sumbang, “Selama ini Pelangi memang menyukai Ibu Peri, nama penulis di beberapa buku favorit nya. Bahkan dua minggu lalu, ia bertemu serta mendapatkan cinderamata dari Ibu Peri. Mungkin ibu Peri yang dia maksud hanyalah imajinasinya semata.” Mike masih bersikukuh mempertahankan pendapatnya. 

“Bisa jadi iya, bisa pula tidak,” jawab Dokter Meyriska. 

“Masalahnya, Dok, kami baru saja menikah, bahkan belum sampai hitungan Minggu wanita ini, eh maksud saya istri saya ini mengenal Pelangi belum lama. Mana mungkin Pelangi mengatakan bahwa Istri saya adalah Ibu Peri baginya.” 

Dokter Meyriska tersenyum, ia mengaitkan jari-jarinya di atas meja. “Dunia anak, adalah ruang yang penuh dengan Imajinasi. Mereka membayangkan dunia dengan cara mereka sendiri, walaupun kadang-kadang tidak masuk akal orang dewasa. Karena imajinasi adalah ruang yang bebas, tanpa aturan, tanpa tekanan. Sementara pengetahuan adalah informasi yang kandungannya sudah terstruktur. Nah, dalam hal melihat dunia, orang dewasa menggunakan pengetahuan, sedangkan anak menggunakan imajinasi. Mungkin ya, ini sangat mungkin jika dalam dunia Imajinasi Pelangi, si Ibu Peri memang sosok penolong yang ia inginkan, jadi saya tidak heran jika Pelangi mengatakan istri anda sebagai Ibu Perinya.”

Luna tak banyak bicara, justru ia lebih banyak diam, tapi tidak demikian dengan isi kepalanya yang terus berpikir ada apa gerangan? apa yang sebenarnya yang menimpa Pelangi? mungkinkah ada hubungannya dengan Valerie? hingga Pelangi menolak didekati Valerie yang notabene adalah calon istri Mike. 

Mike pun hanya bisa diam, ia menunduk mencoba mencari-cari akar masalahnya. Selama ini Pelangi baik-baik saja, bahkan ia terlihat ceria ketika kebetulan ia membawa Valerie dan Pelangi pergi berlibur. Tapi semua seolah berubah setelah Pelangi mengalami kecelakaan. 

“Apakah ada informasi yang belum saya ketahui, Pak? Bu?” Tanya Dokter Meyriska. 

“Tidak ada, Dok, sungguh semuanya sudah saya katakan.”

“Baiklah, kalau begitu.” Kita bertemu lagi dua minggu mendatang, saya ingin melihat perkembangan Pelangi setelah diasuh oleh Ibu Peri nya.” Dokter Meyriska menatap Luna ketika mengatakan hal itu. 

Melihat Luna tersipu karena perkataan Dokter Meyriska, Mike semakin sebal saja dibuatnya, mana bisa anak manja begini jadi Ibu untuk Pelangi. 

… 

Keluarga kecil itu berjalan beriringan, Mike bahkan sengaja menggendong Pelangi, agar Pelangi kembali dekat dengannya seperti sebelumnya. Karena Mike sungguh cemburu ketika Pelangi lebih memilih Luna ketimbang dirinya. 

Namun yang terlihat di mata Mbak Yuli dan orang-orang sekitar, justru keluarga kecil ini semakin harmonis, karena walau dalam gendongan sang Papa, pelangi tetap ingin menggenggam tangan Luna. Bahkan bergurau sepanjang perjalanan menuju tempat parkir. 

Pelangi bahkan cekikikan ketika Luna menggelitik perutnya, dan Mike tak keberatan walau ia sedikit kerepotan ketika Pelangi bergerak-gerak dalam gendongannya. Ini satu hal yang tak pernah Valerie lakukan bersama Pelangi, yakni bergurau. Ada setitik rasa senang ketika Luna melakukan hal ini bersama Pelangi. 

Perjalanan mereka terhenti ketika tanpa sengaja mereka berpapasan dengan Valerie yang tengah berbincang dengan seseorang, Mike menatap pria itu dengan tatapan tak suka, karena Valerie terlihat akrab dengan pria itu, seperti kawan lama. 

“Sayang,” Sapa Valerie tanpa merasa malu dan risih di depan Luna, Nathan, bahkan Mbak Yuli.

Sementara Pria yang tadi berbincang dengan Valerie terlihat terkejut, tak percaya dengan penglihatannya. “E… e… van.” Gumam Nathan. “Kamu, masih hidup?” 

“Ish… dia bukan Evan, dia Mike, kekasihku, iya kan, sayang?” Valerie siap memperlihatkan dominasinya, betapa ia ingin menunjukkan pada dunia, tentang siapa pemilik Mike yang sesungguhnya. 

Luna hanya bisa mengepalkan tangannya, Valerie benar-benar bersikap makin kurang ajar, apa ia tak bisa sedikit saja berpura-pura di depan orang lain, bukannya justru memperjelas situasi mereka yang rumit. 

“Luna, katakan pada Nathan bahwa dia adalah Mike bukan Evan,” desak Valerie. 

“Iya, saya Mike,” Sela Mike ketika Luna hendak angkat bicara. 

“Tuh kan, apa kubilang, nah sayang perkenalkan, ini Nathan, dia juga teman sekolah kami."

“Luna, jika dia kekasih Valerie, lalu kenapa kamu yang bersama Mike? bukannya Valerie yang bersamanya?”

Gugup, itulah yang Luna rasakan, sekian tahun berstatus sebagai tunangan Nathan, membuat Luna merasa belum terbiasa dengan status barunya. Kini Luna justru merasa sedang kepergok jalan dengan pria selingkuhannya. “Aku …” Jawab Luna gugup. 

Ada gelitik tak nyaman kala melihat tatapan Nathan, Mike pun tak tahu, ia mendadak kesal ketika Nathan menanyakan perihal keadaan mereka saat ini. “3 hari yang lalu kami menikah," jawab Mike singkat.

Mendengar ucapan Mike, Nathan tiba-tiba naik pitam. “Apa maksudmu dengan menikah? sementara Valerie dengan bangga mengatakan kamu adalah kekasihnya?” 

Terpopuler

Comments

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

ohh ternyata Pelangi bkn anak mendiang istrinya Mike, oke brarti Mike blom terikat perkawinan sblom menikahi Luna

2024-08-06

1

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ

ternyata Mike bukan ayah kandungnya

2024-08-06

0

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

✍️⃞⃟𝑹𝑨🤎ᴹᴿˢ᭄мαмι.Ɱυɳιαɾ HIAT

pengen nabok si Valerie boleh gak author wakilin 🤣🤣🤣gedek sama dia bangga banggain mike lagi

2024-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!