#5

#5

Nathan mengusap rambut dan wajahnya, pergerakan tangannya membuat Luna memperhatikan jari manis pria itu. Tempat yang semula tersemat cincin pertunangan mereka, kini berganti dengan cincin baru. 

“Nathan, Itu …” Luna menunjuk jari tangan Nathan, menyadari bahwa Luna melihat cincin yang tersemat di jarinya, Nathan buru-buru melepas benda berbentuk lingkaran tersebut. 

“Ini …” Terlihat kegugupan di wajah Nathan, pria itu bahkan bersusah payah mencoba melepaskan cincin tersebut. 

“Maaf…” Nathan menunduk, ia masih berusaha melepaskan cincin pernikahan. Cincin yang baru tersemat beberapa jam yang lalu itu seolah menjadi rantai yang mengikat dirinya dengan erat. 

“Kenapa kamu harus meminta maaf?” Seolah lupa akan kesedihannya sendiri, Luna menggenggam tangan Nathan. 

“Aku terpaksa,” Setitik air mata mengiringi kalimatnya. “pagi tadi Rian mengalami kecelakaan, dan aku…” Nathan tak mampu melanjutkan kalimatnya. 

“Aku mengerti, ada hal-hal diluar kuasa kita, kamu berhak bahagia, semoga Tasya bisa menjadi penyempurna hidupmu.” 

Nathan menggeleng, “masih kamu, tempat di hatiku masih milikmu.”

“Aku hanya bisa memberimu luka.” 

Ini adalah Pembicaraan pertama mereka setelah pertunangan berakhir, dan sesudahnya keduanya sama-sama tak bersuara, bahkan ketika Nathan memaksa mengantarkannya sampai ke rumah. 

Beberapa waktu, Luna masih bertahan di dalam mobil walau tak ada lagi yang ingin ia katakan. 

“Kamu, tak pernah memberiku luka,” Evan memutar tubuhnya, ia memberanikan diri menatap mantan kekasihnya. “Akulah yang memaksakan diri, aku lah yang ingin ada di dekatmu. Dan ternyata harapanku melampaui keinginanku, aku serakah, hingga ingin memilikimu utuh.” 

Luna mengangguk, “sekarang, ada dia yang akan mengisi hari-harimu, mungkin ini terdengar kejam. Tapi kalian bisa saling mengisi jika menerima apa yang sudah menjadi takdir kalian. Dan sepenuh hati aku berdoa, semoga kamu bahagia bersama Tasya.” 

Usai mengakhiri kalimatnya, Luna berbalik, ia melepas seat belt sebelum menarik handle pintu. Tapi Nathan menarik tangan luna hingga gadis itu terjerembab di pelukannya. “Nathan jangan seperti ini.” Luna memberontak. 

“Terakhir kali, biarkan seperti ini selama 5 menit. Tenangkan aku, please.” Mohon Nathan dengan suara lirih, sungguh ia belum siap menjalani takdir hidupnya. 

Setelah waktu 5 menit yang Nathan minta, pria itu dengan suka rela melepaskan pelukannya. “Aku ikut berduka atas kepergian Rian, sampaikan salamku untuk Mama. Aku akan menyempatkan waktuku untuk datang.” 

“Terima kasih, aku harus bergegas, sebentar lagi pemakaman Rian.” 

Luna mengangguk, “oh, iya, kamu tak perlu datang, aku takut jika nanti Mama justru menyakitimu dengan kalimat-kalimat pedasnya.” 

“Aku tahu itu, walau begitu aku tetap ingin datang.” Luna sadar sudah terlalu banyak menyakiti hati Mama Melinda. Jika dirinya yang ada di posisi Mama Melinda, ia pasti akan melakukan hal yang sama pada gadis yang menyia-nyiakan pria sebaik Nathan. 

Nathan pun pasrah hanya bisa pasrah dengan keputusan Luna, “salam buat Papa Mama.”

“Hmmm akan ku sampaikan, hati-hati di jalan.” 

Kepulan debu mengudara ketika mobil Nathan berlalu, Luna melangkahkan kakinya memasuki kediaman mewah milik Opa dan Oma nya. 

“Hai sayang, kusut sekali wajahmu?” Sapa Oma Stella. 

Luna tersenyum, “Opa dengar, adik Nathan meninggal, dan akhirnya Nathan yang menggantikan adiknya.” Opa Alex segera menanyakan kebenaran dari berita yang baru ia dengar dari rekan sesama rekan bisnisnya. 

“Hmmm … benar, Opa, Oma, akupun baru mendengar beritanya beberapa jam yang lalu.” 

“Dan kamu, apakah baik-baik saja?” Tanya Oma Stella. 

Luna mengangguk yakin, justru ia senang, dan berharap Nathan bisa bahagia. Justru ia kini di buat penasaran dengan Pria yang memiliki wajah serupa dengan Evan. 

“Aku baik-baik saja, Oma. Jangan khawatir, lagipula aku sudah dewasa.” 

Oma Stella mencubit kecil hidung Luna, “kamu boleh jadi dewasa, tapi bagi Oma kamu tetap Putri Kecil.”

Mobil pengantin, seharusnya berada di Hotel atau grand ballroom usai perayaan pernikahan, tapi tidak demikian dengan mobil putih tersebut. Mobil mewah tersebut baru saja pulang dari pemakaman calon mempelai pria yang kini digantikan oleh kakak kandungnya sendiri. 

Sepasang pasutri baru tersebut tiba di kediaman Tuan Gibran Mahesa, karena meninggalnya Rian terlalu tiba-tiba. Hingga membuat keduanya mengambil keputusan untuk membatalkan tiket penerbangan ke Maldives, yang sudah di pesan 2 bulan sebelumnya. 

Karena tidak mungkin mereka menikmati bulan madu di tengah suasana duka, lagi pula pernikahan mereka terlalu mendadak. Sudah cukup tatap iba dan heran mereka dapatkan dari para tamu undangan tadi siang, seharusnya menerima ucapan selamat atas pernikahan tersebut, Nathan dan Tasya malah lebih banyak menerima ucapan belasungkawa. Agak menggelikan dan tak lazim, namun itu memang fakta yang terjadi di lapangan. 

Bagi Nathan, Tasya bukanlah orang asing, sewaktu kecil Tasya kerap ikut orang tuanya ketika mereka bertemu untuk urusan pekerjaan. Karena itulah benih-benih cinta merekah di antara Tasya dan Rian, karena secara kebetulan mereka pun sebaya. 

Tasya lebih dulu masuk ke kamar yang biasa ia tempati, walau berat dan kikuk serba salah Nathan pun mengikuti jejak Tasya, karena mereka ditatap oleh para pelayan yang kebetulan masih berada di lantai bawah. 

Tasya hendak melangkah lebih jauh, ketika tiba-tiba Nathan menahan lengannya. “Kita harus bicara.” Nathan menatap aura duka di wajah Tasya. Dirinya pun tak kalah berduka karena bagaimanapun kini beban perusahaan yang semula di pikul berdua dengan sang adik, kini sepenuhnya ada di pundaknya, bertambah berat, karena Tasya tak memiliki saudara laki-laki. 

Tasya menepis pelan tangan Nathan, “nanti kak, ketika hatiku sudah benar-benar siap menerima ini semua. Sekarang aku terlalu lelah,” Jawab Tasya dengan suara pelan. 

Nathan mengangguk, “hmmm baiklah, mandilah dulu sebelum istirahat.”

Ingin rasanya Nathan menertawakan dirinya sendiri, jika dulu ia menjadi pelipur hati Luna yang patah. Maka kini, akankah ia kembali ditakdirkan menjadi pelipur hati Tasya yang ditinggalkan Rian? 

Setelah Tasya menghilang di balik pintu kamar mandi, Nathan pun melepas jas yang membalut tubuhnya. Ia meletakkan sepatunya di rak, serta melonggarkan dasinya sebelum meraih sebuah bantal yang kemudian dibawanya ke sofa. 

Yah, ini pilihan terbaik, karena ia yakin Tasya belum siap menerima pernikahan ini, sama halnya dengan dirinya. Sambil menunggu Tasya menyelesaikan aktivitas mandinya, Nathan merebahkan tubuhnya di sofa. Ketika menyalakan ponsel, yang pertama kali ia lihat adalah wajah cantik mantan kekasihnya. Kini ia harus pelan-pelan menghapus semua tentang Luna, bagaimanapun 6 tahun lebih bukan waktu yang singkat, penuh perjuangan ia meraih hati Luna, hingga akhirnya gadis itu bersedia bertunangan. 

Tapi … ketika jodoh itu gak pernah tertulis dalam takdir mereka, maka perjuangan sekeras apapun tak akan membuahkan hasil. 

Jemarinya terus bergerak lincah menghapus setiap kenangan yang ia abadikan di laman medsosnya. Setiap foto memiliki cerita, memiliki kesan yang tak akan bisa dihapus begitu saja. Hingga Nathan tiba di foto terakhirnya, foto ketika hari pertunangannya dengan Luna. Tangannya gemetar ketika hendak menghapus foto tersebut, manis sekaligus getir ketika ia kembali mengingat bahwa Luna memang tak pernah mencintainya. 

Terpopuler

Comments

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

Barokah 99ˢ⍣⃟ₛ

kasihan nathan. hanya sebagai pelipur lara. semoga dpt kebahagian yg sejati

2024-08-06

3

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

𝐋α◦𝐒єησяιтꙷαᷜ 🇵🇸🇮🇩

Terkadang orang ke-dua juga bisa lebih baik dari orang pertama Nath...
yang terpenting bagaimana melaksanakan janji suci pernikahan itu.
ada ungkapan tresno jalaran Soko kulino spt itulah cinta datang kna terbiasa.
yang penting ikhlas sama-sama legowo.

definisi cinta tak harus memiliki.

ganbatte Nathh

2024-08-06

2

𖤍ᴹᴿ᭄☠BanxJeki Hiatus,GC.2th

𖤍ᴹᴿ᭄☠BanxJeki Hiatus,GC.2th

Good luck keputusan mu bagus Bro meski mendadak nikah dan yah gitulah 🤗👍

2024-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!