Pertama kalinya setelah kuliah ada seseorang yang mau mengantar ku pulang.
"Kamu mahasiswa baru?" tanyanya dengan pandangan mata fokus ke depan
"Iya!" lirih ku
"Gimana pendapat kamu tentang kampus ini?" tanyanya
"Bagus orang-orang di kampus ini ramah sekali contohnya adalah kamu." ucap ku bercanda
"kamu orangnya friendly ya!" ucap ku
Dia tertawa pada ku sebelum melanjutkan ucapannya
"Tidak juga, aku berteman hanya pada mereka yang ingin berteman dengan ku." jelasnya
"AZURA!" teriak seseorang yang ternyata adalah Bryan. aku berbalik melihat kepala Bryan di kaca mobilnya yang tepat berada di belakang motor yang ku tumpangi
"Ada apa?" tanya ku
"Menepi dan turun sekarang juga!" titahnya. wajahnya memerah entah sebab panas atau hal lainnya namun ku yakini ia tak mungkin marah sebab aku berboncengan dengan orang lain bukan
Aku menepuk pundak Arka, menyuruhnya berkendara lebih cepat. wajah Bryan semakin terlihat kesal ku pikir untuk apa terus menuruti perintahnya. kali ini, akan ku buat dia lebih kesal.
Tutttttttt (klakson mobil)
semakin Arka menambah kecepatan motornya semakin pula Bryan menambah kecepatan mobilnya.
"TURUN NGGAK?" titahnya menghalang motor kami dengan mobilnya
"Turun atau kamu tahu apa yang akan ku lakukan Azura." ancamnya masih berada di dalam mobil
Aku enggan untuk turun dari motor Arka. malas rasanya jika aku harus berhadapan dengan sikap Bryan yang menyebalkan
"Aku tidak mau!" ucap ku. tatapan matanya menajam seakan ingin menghabisi ku sekarang
"KENAPA NGGAK MAU?" tanyanya sembari keluar dari mobilnya ia berjalan menuju ke arah ku
"Dia tidak mau." ucap Arka mencoba melindungi ku
"Kamu punya hubungan apa dengannya?" tanya Bryan sembari mengangkat sebelah alisnya
"Dia temen ku." jawab Arka santai
"Kamu berani?" tantang Bryan.
Arka tak bergeming meski Bryan sudah sangat marah padanya. sebelum Bryan semakin marah, aku segera berlari ke arahnya.
"Ayo pergi!" ajak ku menarik tangannya
"Terima kasih Kak Arka!" ucap ku membungkuk
Bryan menarik tangan ku membuat ku kehilangan keseimbangan hingga hampir jatuh untung saja dia menangkap ku membawa ku masuk kedekapannya
"Aku hampir jatuh!" ucap ku melepaskan diri darinya lalu reflek tangan ku memukul lengannya
"Ayo masuk ke mobil ku." ucapnya menarik tangan ku. tak sempat lagi memperhatikan keadaan Arka, aku segera masuk ke dalam mobil Bryan. sekarang wajahnya tak memerah lagi
Setelah dirinya masuk, dia langsung memakai sabut pengaman. sebelum dia yang memakaikan ku sabut pengaman aku segera memakainya lebih dulu
"Di dalam mobil ini ada ac terus kenapa wajah mu tadi merah?" tanya ku sebab sekarang wajahnya tak lagi memerah
"Tadi aku mematikan acnya." jawabnya
"Kenapa mengikuti ku dan Arka?" tanya ku
"Aku takut kamu akan menyakiti si culun." jawabnya lalu tertawa renyah
"kenapa aku akan menyakitinya?" tanya ku lagi. bukannya menanggapi ucapan ku dia justru mengaruk tengkuknya
"kenapa diam? kenapa nggak jawab?" tanya ku sebab dia tak menjawab dan hanya fokus menyetir
"Aku laper!" lirihnya pelan
"Kamu mengikuti ku dan Arka bukan karena cemburu kan?" canda ku. mendadak dia menginjak rem mobil membuat ku seperti akan terjatuh
"APA? CEMBURU SAMA KAMU?"
"NGGAK MUNGKIN! NAJIS." ucapnya sambil tertawa
"Ini bukan jalan menuju asrama." tegur sebab Bryan salah mengambil jalur
"temenin aku makan dulu." titahnya
"Iya." jawab ku
"Kalian sering memanggil kak Arka dengan sebutan culun?" tanya ku
"Kenapa sih nyebut dia kak Arka sopan banget." ketusnya
"Karena dia lebih tua dari ku!" jawab ku
"Aku juga lebih tua dari mu." ucapnya membuat ku kebingungan hendak mencari alasan apa lagi
"Karena aku menganggapnya teman." lirih ku yang ternyata terdengar oleh Bryan ia hanya menoleh pada ku dan belum merespon.
Kami telah tiba di sebuah restoran yang sangat mewah. Segera ia melepas sabut pengamannya aku pun melakukan hal yang sama. Selesai melepas sabut pengaman aku hendak keluar dari mobil namun dia menarik tangan ku
"Jika dia kamu anggap teman lalu aku kamu anggap apa?" tanyanya menatap pupil mata ku. aku berusaha tenang meski rasanya sangat gugup ditatap dengan jarak sedekat ini.
"Jawab kamu menganggap ku apa?" tanyanya lembut memisahkan jarak di antara kami membuat hidung ku dan hidungnya saling menyentuh. dari dekat wajahnya terlihat sangat tampan, aku jadi tak heran mengapa begitu banyak mahasiswi yang mengejar dan rela di jadikan sekedar pemuas oleh Bryan.
"Sebagai musuh!" ucap ku lalu keluar dari dalam mobilnya. ia pun menyusul
"Aku menunggu di dalam mobil saja." ucap ku. sunggu aku sangat merasa tak pantas untuk masuk ke dalam restoran mewah ini.
"Kamu nggak lapar?" tanyanya. aku mengangguk
"Tetap temani aku!" titahnya menarik tangan ku masuk ke dalam
"Aku tidak punya uang." Alasan meski tahu dia pasti akan membayarkan makan ku
"Aku yang bayar." jawabnya
"Kaki ku sakit." ucap ku berpura-pura
"Aku gendong?" ucapnya berjongkok di depan ku
"Baiklah kamu duluan." titah ku berniat menyuruhnya masuk lebih dulu agar aku bisa kabur.
"ayo masuk." ucapnya menarik tangan ku. sepanjang perjalanan aku mencoba melepas tangan ku dari cengkramannya namun dia sangat kuat
"Selamat datang tuan Bryan apa ada yang bisa kami bantu!" sambut seorang pelayan
aku sedikit bersyukur untung saja sebelum keluar dari mobil aku sempat memakai masker jadi wajah ku tak nampak semua
"Siapkan satu meja untuk ku dan teman ku." ucapnya. Aku tersenyum tentu saja, ini adalah kali pertama seorang Bryan tak mengenalkan ku sebagai pelayan pribadinya melainkan sebagai temannya
"Mari saya antar ke meja anda tuan." ucap seorang pelayan yang membawa kami ke sebuah meja yang indah nan mewah
"Restoran ini sangat mewah." ucap ku memuji keindahan tempat ini
"Bersama kamu akan sering melihat tempat mewah bahkan lebih mewah dari ini." ucapnya
"Silahkan di pesan!" ucap pelayan memberi sebuah ipad pada Bryan. pelayan itu menjelaskan beberapa menu best seller pada Bryan
"Kamu mau pesan apa?" tanyanya
"Seperti yang kamu pesan saja." jawab ku sebab tak tahu menu apa saja yang ada di restoran ini
"Baiklah tuan saya segera membawakan pesanan anda." ucap pelayan itu berlalu pergi meninggalkan kami
"Azura kamu punya cinta pertama?" tanya Bryan
"Tidak ada."
"Tipe cowok kamu yang seperti apa?" tanya Bryan
"Seperti ayah ku, aku senang pada lelaki rajin dan pandai memasak." jawab ku jujur
"Sahabat atau pasangan?"
"Pasangan karena teman kita sebenarnya adalah pasangan kita." jawab ku
"Jujur saja aku menyukai pria pekerja keras dan berbakti pada orang tua."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments