BAB. 18

Alice berdiri dengan tertatih, mendudukkan dirinya di depan cermin. Mengambil sisir kemudian merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Gerakan tangan Alice terhenti saat melihat banyaknya tanda merah yang terukir di bagian leher dan juga dada bagian atasnya.

"A—apa ini? Kenapa dada dan leherku merah semua?" Alice menekan tanda merah itu, memastikan apakah sakit ataukah tidak. "Apa aku di gigit nyamuk semalam? Tapi nyamuk seperti apa yang menggigit hanya di bagian leher dan dada saja?" pikirnya.

Alice mencoba mengingat apa yang dia lakukan semalam. Namun, wanita itu sama sekali tidak mengingat apapun.

"Sekarang aku harus bagaimana? Mana hari ini ada meeting penting dengan klien. Masa iya aku harus memakai pakaian tertutup?" Alice mengacak-acak rambutnya frustasi. Membayangkan, bagaimana jadinya jika di ruangan terbuka dan panas, ia harus memakai baju tertutup.

"Tunggu, atau jangan-jangan ini ulah Arthur? Sejak tadi gerak geriknya terlihat mencurigakan," gumamnya.

Jika benar, semua adalah ulah Arthur, bukankah seharusnya Alice terbangun. Alice malah tertidur dengan begitu lelap.

"Apa mungkin Arthur memakai sihir untuk membuatku tetap tidur?" Alice mulai menerka. Pikiran negatif menghampirinya.

"Tidak! Mana mungkin di zaman modern seperti sekarang ada sihir." tak mau ambil pusing, Alice memilih pergi ke dapur untuk mengambil minum.

Sementara di kamar mandi, Arthur menahan tawanya melihat tingkah menggemaskan Alice. Terlebih lagi mengingat kejadian semalam yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.

Tidur nyenyak setelah sekian lama dan itu bersama dengan Alice.

"Lain kali, aku akan melakukan sesuatu yang lebih dari ini."

*****

Selesai mandi, Arthur keluar dengan hanya memakai handuk yang melilit di pinggangnya, juga rambut yang masih dibiarkan sedikit basah.

Menambah pesona plus untuk lelaki itu. Ketampanannya benar-benar tidak diragukan lagi. Sangat tampan!

Arthur melewati Alice begitu saja dan berpura-pura seakan di sana tidak ada siapapun. Arthur tidak tahu, jika saat ini Alice tengah memperhatikannya sembari menelan saliva dengan susah payah.

Otot tubuh Arthur tercetak sempurna dengan begitu jelas. Menambah kesan seksi untuk pria itu.

"Apa yang kamu pikirkan Alice! Buang pikiran kotor mu!" gumamnya dalam hati. Wanita mana yang tidak akan meneteskan air liur jika di suguhi pemandangan indah ini.

Alice menutup wajahnya dengan kedua tangan saat Arthur mulai melepaskan handuknya, hingga lolos ke lantai. "What the... bisa-bisanya dia melepaskan handuk di hadapan wanita polos sepertiku?!" umpatnya.

"Seharusnya kamu memintaku keluar dulu, Ar? Kenapa harus menggantinya di depanku? Kamu sengaja, hah?!" Alice melempar bantal ke arah Arthur dan tepat mengenai punggungnya.

Arthur menoleh, menatap Alice sekilas lalu kembali mengancingkan kemejanya.

"Kamu yang tidak peka. Kamu bisa keluar tanpa aku menyuruhmu, bukan?" sahut Arthur. "Bilang saja kalau kamu juga ingin melihatnya," lanjutnya.

"What?"

Arthur menyeringai. Senang bisa membuat Alice tak bisa berkutik.

"Lihat, pinggangku sakit karena ulahmu. Kamu bahkan tidak membantuku berdiri tadi. Dan sekarang kamu bilang aku sengaja ingin melihatmu? Picik sekali," sungut Alice.

"Mau dipijat?" tawarnya, berjalan menghampiri Alice.

Arthur pergelangan tangan Alice. Menyingkirkannya agar tak lagi menutupi wajah cantiknya. "Mau sampai kapan kamu memejamkan mata? Buka!" titahnya.

"Tidak mau! Kamu pikir aku sudi melihat tubuh polos mu? Pakai baju dulu sana!" pekik Alice.

Wanita itu pikir Arthur masih dalam keadaan polos tanpa busana.

Arthur menyentil dahi Alice. "Aku sudah selesai sejak tadi. Jadi, berhentilah berpikir yang tidak-tidak!"

Perlahan, Alice membuka matanha. Ia bernafas lega melihat Arthur sudah berpakaian rapi.

"Lap air liurmu dan cepat mandi sana!" ucap Arthur sembari melipat lengan kemejanya ke atas dan berjalan keluar.

"Air liur? Mana ada air liur?" Alice reflek mengusap bibirnya. Dan benar saja, ada tetesan air liur di sudut sana.

Karena godaan tubuh Arthur, Alice sampai lupa dengan tujuan utamanya bersedia menjadi wanita simpanan Arthur. Membalas dendam pada Zack.

"Lihat saja, aku akan membalas perbuatanmu padaku, Zack! Membuatnya terbakar cemburu dan juga mengemis cinta padaku." Alice menyeringai lalu melangkah menuju ke kamar mandi.

Asik berendam, Alice sampai lupa waktu. Hampir satu jam Alice berada di dalam bathtub.

"Yak, bisa-bisanya aku lupa membawa handuk dan juga pakaian ganti? Alice mondar mandi, menggigit ujung jari kukunya. "Aku tidak mungkin meminta bantuan Arthur. Semalam saat aku tidak sadar saja dia meninggalkan banyak kiss mark, apalagi sekarang..."

Ya, Alice menyadari tanda merah ini bukanlah karena gigitan nyamuk. Melainkan perbuatan Arthur.

"Mau sampai kapan kamu berada di dalam sana? Kamu pingsan atau melanjutkan tidur?" teriak Arthur, mengetuk pintu kamar mandi berulang kali.

Pintu tersebut terbuka sedikit, kepala Alice menyembul keluar. "Bisakah kamu mengambilkan aku handuk, Ar?"

"Handuk? Kamu tidak membawanya?" tanyanya, khawatir. Alice membalas dengan anggukkan pelan. "Jadi ini alasan kamu berlama-lama di dalam?"

"Menurutmu?"

Arthur mengusap puncak kepala Alice. "Tunggulah, aku akan membawa handuk kemari."

"Arthur," ucap Alice. Arthur berhenti melangkah dan berbalik.

"Apalagi?"

"Koperku sekalian. Pakaianku ada di dalam sana." Alice menggigit bibirnya sendiri. Ia takut Arthur menolak permintaannya.

"Aku lupa kopermu ada bersama Erick dan sampai sekarang, dia belum mengantarnya," sahut Arthur. Padahal, semalam dia sudah meminta Erick langsung membawanya kemari.

Tapi sampai sekarang, Erick belum nampak. Apa pria itu lupa dan pagi-pagi sudah berangkat ke kantor lebih dulu?

"Belum diantar?" pekik Alice. "Lalu aku pakai apa?" tanyanya.

Arthur mengangkat kedua bahunya acuh. Sepertinya Erick lupa jalan menuju apartemennya. Atau mungkin saja ada tante-tante yang menculik Erick dan membawa pria itu ke ranjangnya.

Entahlah, memikirkan Erick membuat Arthur kesal.

"Asisten tidak tahu diri. Dia pasti sedang bersenang-senang di atas penderitaan orang lain."

Arthur mencoba menghubungi Erick, namun sahabatnya itu mengabaikannya.

"Sebenarnya apa yang sedang dia lakukan di luar sana?!"

Terpopuler

Comments

bungkook

bungkook

makkk pengen suami seperti Arthur Mak satu aja 😭😭😭🙏

2024-06-28

1

Lembayung Senja

Lembayung Senja

lanjut...double up lg

2024-06-28

1

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

༄༅⃟𝐐Loeyeolly𝐙⃝🦜

up lagi ka Mey 👀👀👀👀

💜💜💜💜

2024-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!