BAB. 11

Disisi lain, lebih tepatnya apartemen milik Zack. Pria itu melempar semua barang-barang miliknya ke lantai hingga hancur berantakan.

"Sialan!" Zack mengambil bingkai foto Alice yang selama ini ia simpan. "Kenapa kamu melakukan ini padaku Alice? Kenapa?!" pekiknya.

"Kamu tahu, sayang. Aku masih sangat mencintaimu. Meski aku mengkhianatimu, cintaku padamu tidak pernah hilang sedikitpun." Zack menatap selembar foto itu dan menatapnya sendu.

"Kamu menolak ku setiap kali aku ingin menyentuhmu, tapi kamu malah mengizinkan Arthur mencium bibirmu. Ciuman yang seharusnya kamu berikan padaku." Zack tersenyum kecut mengingat apa yang baru saja ia lihat di depan minimarket.

Mungkinkan pria ini sedang cemburu? Lalu bagaimana dengan Viona, kekasihnya?

"Jika aku tidak bisa mendapatkan kamu, maka orang lain juga tidak boleh." seringai licik terukir dari bibir Zack.

Zack mengambil sebuah pisau dan menancapkannya tepat di wajah Alice yang ada di foto tersebut. "Sebentar lagi, kita akan segera menikah dan hidup bahagia bersama. Jadi, tunggulah aku."

Zack senyum-senyum seperti pria tidak waras. Hingga tatapannya teralihkan pada pintu sebelah kirinya yang terbuka. Viona muncul dari sana.

"Jadi kamu ingin membuang ku, Zack?" Violet berjalan menghampiri pria itu dengan tangan terkepal kuat. "Baiklah, aku akan membantumu mendapatkan Alice," ucapnya.

Zack menautkan alisnya. Menatap Viona dengan tatapan yang sulit diartikan. Zack bahkan membiarkan wanita itu duduk di pangkuannya.

"Kamu tidak marah?" tanya Zack.

Viona mengalungkan lengan di pundak Zack. "Untuk apa marah? Kita akan membuat kesepakatan." Viona mengusap rahang Zack yang nampak berkeringat.

Pria itu selalu terlihat sangat menggoda.

"Kesepakatan apa lagi, hum?" Zack mencengkram pinggang Viona, menariknya mendekat. "Jangan bermain-main denganku, Viona!"

Wanita itu nampak acuh. Tujuannya adalah mencari pria kaya. Sedangkan Zack, beberapa hari lalu Viona mendengar kalau keluarga pria itu dinyatakan bangkrut. Jadi, Viona memilih untuk mencari mangsa lain.

Kesal menunggu. Zack menarik pangkal rambut Viona, membuat wanita itu meringis menahan sakit luar biasa.

"Dasar rubah licik! Berani sekali kamu ingin membuat kesepakatan denganku? Kamu pikir kamu itu siapa?"

Zack yang memang sedang dalam pengaruh alkohol, mulai meracau tidak jelas bahkan tega menyiksa kekasihnya sendiri. Gaya hidup bebas di luar negeri membuat pria itu menjadi brutal dan kasar.

"Lepaskan, Zack! Sakit!" pekiknya.

"Layani dan puaskan aku sekarang!" Zack mengungkung Viona dan mengunci tubuh wanita itu. Melepaskan paksa semua pakaian yang menempel di tubuh Viona tanpa terkecuali. Kemudian menyerang wanita itu tanpa ampun.

"Argh! Zack! Lakukan dengan perlahan, sakit!"

"Diam dan jangan berisik ja lang sialan!" bentak Zack.

Viona hanya bisa pasrah dengan perlakuan Zack padanya yang semakin hari semakin kasar padanya. Bahkan saat keduanya sedang menyatu seperti sekarang.

Berbeda dengan Zack yang dulu Viona kenal.

"Aku membencimu, Zack! Sangat membencimu!" bati Viona menangis. Wanita itu menyesal karena setelah cukup lama menjalin hubungan, ia baru tahu watak asli Zack.

"Aku tidak peduli!" Zack kembali menghujam Viona tanpa ampun.

___________

"Jadi ini tempat tinggal mu?" Arthur menatap bangunan sedikit kumuh yang ada di depan sana. Tidak cukup besar dan bahkan terlihat sangat sempit.

"Kenapa memangnya? Aku nyaman tinggal di sini," ketus Alice berusaha mengabaikan ucapan Arthur. Ia masih kesal dengan pria itu.

Arthur terkekeh. "Kamu masih marah karena aku memintamu menjadi wanitaku?" tanya Arthur dan Alice hanya terdiam. "Itu lebih baik daripada kamu kembali pada Zack. Dia tidak akan pernah melepaskan mu begitu saja."

"Berhenti mencampuri urusanku. Kita bertemu besok dan terima kasih karena sudah mengantarku pulang. Juga untuk ini." Alice menenteng satu kantong plastik benda yang Arthur beli beberapa jam lalu.

Arthur memalingkan wajahnya. Mengingat kejadian itu membuatnya malu. Sangat malu.

"Ya, kamu benar. Kita akan segera bertemu besok."

Setelah Alice turun. Arthur bergegas melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Walaupun sebenarnya Arthur masih ingin berada di samping Alice lebih lama. Arthur harus menahannya sebentar lagi.

"Pria menyebalkan!" umpat Alice, menatap mobil Arthur yang mulai menghilang dari pandangannya.

__________

Malam harinya, seperti biasa Grey dan Vanessa sudah menunggu kedatangan ketiga putranya yang entah saat ini berada dimana.

Vanessa sudah menghubungi mereka dan memintanya agar kembali tepat waktu. Namun, nyatanya mereka tidak datang seperti apa yang sudah mereka janjikan.

"Sayang, mau sampai kapan kita menunggu? Aku sudah sangat lapar," rengek Grey pada sang istri seraya mengusap perutnya yang mulai keroncongan.

Grey kemudian menarik pinggang Vanessa dan bermanja-manja pada wanita yang sedang fokus menyiapkan makan malam.

"Tunggu sebentar lagi." Vanessa menggeleng pelan melihat tingkah Grey. Jika sedang seperti ini, pria itu mirip sekali dengan Arthur.

"Minumlah ini dulu, sambil menunggu kedatangan mereka." Ia menuang jus ke dalam gelas dan memberikannya pada Grey.

"Aku tidak mau jus!" Grey menolak mentah-mentah dan menyodorkannya lagi pada Vanessa.

"Lalu mau apa?" tanya Vanessa. Biasanya Grey sangat menyukai jus buatannya. Kenapa tiba-tiba dia hilang selera?

"Mau itu," jawab Grey menunjuk sesuatu di balik dress milik sang istri. Dua buah gunung kembar yang sejak tadi membuat Grey tidak fokus.

"Dasar mesum!" Vanessa mendengus kesal.

"Mesum sama istri sendiri, apa salah?"

"Sudahlah, berhenti membahasnya. Apa Daddy mau mood makanku hilang gara-gara ini?" ketus Vanessa.

Grey mencebik. Ia memilih mengalah daripada nanti malah tidak dapat jatah di ranjang. Lebih parahnya lagi, Grey bisa tidur di luar semalaman.

"Dimana Kenan? Kenapa dia belum kelihatan? Bukankah jam sekolahnya sudah selesai sejak pukul tiga tadi?" Grey mengkhawatirkan putra keduanya yang saat ini duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas.

"Tanyakan pada dirimu sendiri. Bukankah dia mirip dengan Daddy?" sahut Vanessa.

"Mirip denganku?"

Vanessa mengangguk. "Brandal jalanan. Pulang selalu larut malam dan juga ada beberapa tindik di bagian telinganya. Itu benar-benar membuatku kesal!"

Grey menghela nafas kasar. Ia tak memungkiri jika semua ucapan istrinya itu memang benar.

"Aku akan menegurnya nanti."

Malas menanggapi kemarahan Grey, Vanessa memilih diam dan tak banyak bicara. Hampir setiap hari, putra dan ayah itu selalu terlibat adu mulut.

"Night, Mom, Dad." Kaisar menghampiri mereka berdua, menarik salah satu kursi dan duduk. "Maaf, aku terlambat datang." tanpa meminta maaf atau bahkan memeluk Vanessa, Kaisar memilih untuk mengacuhkan mereka.

"Masih ingat pulang rupanya. Daddy pikir kamu sudah lupa pada kami," sahut Grey melirik sekilas Kaisar—putra pertamanya.

Kaisar mengepalkan tangannya erat. Hubungannya dengan Grey memang tak semulus yang orang lain bayangkan. Semenjak kehadiran Arthur, Kaisar merasa diabaikan.

"Jangan mulai, Dad. Aku sedang tidak ingin berdebat denganmu." Kaisar mengabaikan ucapan daddy nya. "Apa menu makan malamnya, Mom?"

"Seperti biasa, sayang. Nasi goreng dan ayam goreng mentega kesukaan kamu." Vanessa mengambil satu potong ayam dan meletakkannya di atas nasi goreng milik Kaisar.

"Apa Mom sedang bercanda? Mom lupa kalau aku tidak menyukai makanan ini?" sahut Kaisar menyimpan kembali sendoknya. "Semua ini makanan kesukaan Arthur!" Kaisar bicara dengan nada sedikit tinggi. Karena untuk ke sekian kalinya Vanessa salah bicara.

"Maafkan Mommy, sayang. Tunggulah sebentar, Mommy akan memasak untukmu."

"Tidak perlu! Nafsu makanku sudah hilang!" tolak Kaisar.

Selama ini Kaisar selalu berpikir kalau kedua orangtuanya lebih menyayangi Arthur daripadanya dirinya. Semua perhatian, cinta dan kasih sayang mereka tercurah pada Arthur.

Sementara pada Kaisar, mereka terlihat acuh dan terkesan mengabaikan. Putra mana yang terima jika terus diabaikan?

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ciih pasti dia mengincar si Arthur,Dasar JALANG...

2024-08-01

0

4U2C

4U2C

kenapa adik beradik malah tidak akur ya,,kaisar,,kalau ingat arthur kasihan juga kerana ibu bapaknya telah tiada,,kerana itu arthur menumpang kasih sayang ibu dan bapak kamu kaisar,,kamu seharusnya faham bukan dengki ya sama adik sepupu sendiri..

2024-07-01

0

Yuni Setyawan

Yuni Setyawan

coba memahami apa yg terjadi pada klrga bahagia ini,kq bisa ada kecemburuan sosial 🤭

2024-06-28

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!