BAB. 2

Mata Alice terpejam erat, dengan bibir yang masih menempel pada bibir pria itu. Seolah-olah menganggap ciuman mereka berdua adalah ciuman hangat sepasang kekasih yang sudah lama tidak bertemu.

Padahal yang Alice lakukan hanyalah sebuah kecupan biasa, tidak lebih dari itu.

“Siapa pria yang bersama Alice?” gumamnya. Zack tidak bisa melihat dengan jelas pria yang bersama Alice karena posisinya membelakangi Zack.

Zack langsung pergi begitu saja dengan tangan terkepal kuat.

“Bagaimana rasanya dikhianati, Zack? Sakit bukan?” batin Alice dengan tersenyum licik.

Bagi Alice ini belum seberapa. Alice pastikan dia akan membalasnya lebih sakit dari ini.

Merasa tindakannya sudah cukup membuat kekasihnya cemburu, Alice segera mendorong dada pria yang berada di hadapannya.

“Lepaskan aku, Tuan!” pekik Alice.

Namun, siapa yang akan menyangka. Jika pria itu malah tidak berniat melepaskan Alice sama sekali.

Ia menarik pinggang ramping wanita yang ada di depannya, kemudian menyatukan kembali bibir mereka berdua.

“Mph…” Alice berusaha memberontak, tapi tidak bisa. Salah satu tangan kekar pria itu menahan tengkuk Alice agar ciuman mereka tidak terlepas begitu saja.

“Dasar pria kurang ajar! Berani sekali dia mengambil kesempatan dalam kesempitan!” geram Alice dalam hati.

Alice pasrah, karena ciuman pertamanya akhirnya diambil oleh pria asing. Pria yang sama sekali tidak ia kenal.

Berbeda dengan pria itu, yang awalnya tidak terima. Sekarang, ia malah merasa candu dengan manisnya bibir Alice. 

“Berhenti, Arthur! Apa yang sebenarnya kamu pikirkan!” batinnya.

Pria itu merutuki dirinya sendiri yang semakin terbuai. Dan anehnya tubuhnya bereaksi dengan sentuhan tanpa sengaja itu.

Arthur, baru saja selesai meeting satu jam yang lalu. Ia sengaja membuat janji bertemu dengan sahabatnya yang kembali dari luar negeri.

Tiba-tiba saja sahabatnya malah membatalkan pertemuan mereka begitu saja tanpa alasan yang jelas. Tentu saja itu membuat Arthur sedikit kecewa.

Tersadar sudah bertindak semakin jauh, Arthur segera melepaskan tautan bibir mereka.

Alice mengatur dadanya yang naik turun akibat perbuatan Arthur. Pria itu tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil nafas.

“Apa kamu sengaja ingin membunuhku?!” pekik Alice.

Arthur mengernyit. “Membunuhmu?” tanya Arthur dan Alice pun mengangguk.

“Untuk apa aku membunuhmu? Kurang kerjaan sekali!” ketusnya.

Ia kembali bicara dengan raut wajah datar tanpa ekspresi dan terlihat seperti pria yang tak bersalah pada Alice.

Arthur menjaga jarak. Ia segera merapikan jasnya, memilih untuk pergi dari sana. Karena sejak tadi ponselnya terus bergetar. 

Sepertinya itu telpon dari ibunya.

Langkah kaki Arthur terhenti saat mendengar teriakan Alice yang menggema.

“Hei, pria kulkas! Kamu harus bertanggung jawab karena sudah mengambil ciuman pertamaku!” seru Alice.

Sungguh, ia tidak terima dan berharap Arthur meminta maaf padanya.

Arthur menghela nafas. “Kamu pikir aku peduli dengan ciuman pertamamu yang tidak penting itu? Lagi pula mana ada ciuman pertama, tapi terasa seperti sudah sangat berpengalaman?” ejeknya tanpa berbalik sama sekali dan kembali mengayunkan kakinya.

“A-apa kamu bilang? Tidak penting?!” pekik Alice. “Bagimu tidak penting tapi bagiku sangat penting! Dasar pria mesum!” Alice  mulai terpancing emosi.

Melihat Arthur yang masih mengabaikannya, Alice melepaskan salah satu high heels nya dan melemparnya ke arah Arthur. Hingga benda tersebut melayang dan tepat mengenai kepala belakangnya.

“Aww!” Arthur meringis menahan sakit dengan mata terpejam sesaat. Ia sudah menebak kalau semua pasti perbuatan wanita gila itu.

“Ops! Sorry, sengaja!” Alice mengambil ancang-ancang dan memutuskan mengambil langkah seribu sebelum pria itu murka padanya.

“Dasar gadis aneh tidak tahu diri!” Arthur berbalik. Namun, ia sudah tidak melihat siapapun disana. “Awas saja, aku akan membuat perhitungan denganmu nanti,” gumam Arthur.

Ia menyentuh bibirnya dan mengusapnya dengan kasar.

Malu, itu yang saat ini sedang Arthur rasakan. Tapi, ia berusaha bersikap seperti biasa. Menganggap kalau tidak terjadi apapun di antara mereka berdua.

Arthur melajukan mobilnya. Tiba-tiba saja senyuman tipis terukir dari sudut bibirnya. Apalagi mengingat ciumannya beberapa saat lalu bersama Alice.

“Sangat manis dan menggemaskan. Ah tidak, dia bahkan sudah membuat bibir seksiku ini terluka.” senyuman Arthur luntur seketika. Ia menyeka darah yang keluar dari bibirnya.

“Saat bertemu untuk kedua kalinya nanti, ku pastikan kamu akan menjadi milikku!” Arthur tersenyum misterius.

••••

Setelah menempuh perjalanan hampir satu jam lamanya, milik Arthur berhenti di depan sebuah mansion mewah.

Arthur bergegas turun dan masuk ke dalam. Disana sudah ada beberapa pelayan dan bodyguard yang menyambut kedatangannya.

“Selamat datang, Tuan,” ucap mereka bersamaan seraya membungkukkan badan sekilas.

Arthur nampak acuh dan melewati mereka begitu saja. Seperti biasa, itulah yang selalu Arthur lakukan. Tidak ramah dan terkesan dingin.

“Sudah biasa, tidak heran jika tuan Arthur selalu menganggap kita seperti pajangan,” ucap salah satu dari mereka dengan berbisik lirih.

Tentu saja, apa yang mereka ucapkan terdengar sampai ke telinga Arthur. Mereka lupa kalau pendengaran pria itu sangat tajam.

“Apa kamu bilang tadi?! Ulangi sekali lagi.” tatapan tajam membunuh terpancar dari sorot mata Arthur.

“Maaf Tuan, saya tidak berani,” jawab salah satu pelayan pria dengan wajah masih menunduk ketakutan. Sepertinya pria itu sudah memancing harimau yang sedang tidur nyenyak.

“Lain kali, kalau kalian ingin membicarakan aku, lakukan di depan wajahku. Bukan di belakang! Apa kalian mengerti, hah?!”

“Ya Tuan. Kami akan melakukan sesuai perintah anda,” jawab mereka serempak. Membuat Arthur langsung melotot tajam lalu memijat pangkal hidungnya.

“Bagaimana bisa mereka mempekerjakan kalian di sini?!” sentak nya.

“Kami juga tidak tahu, Tuan!” jawab mereka lagi.

Arthur tambah melotot, lagi-lagi mereka menjawab ucapannya tanpa rasa bersalah.

“Mulai besok aku mau kalian memakai rok!” tegas Arthur memerintahkan pelayan dan bodyguard pria memakai pakaian wanita. Lalu pergi dari sana. 

Sontak mereka langsung shock dan saling menatap pada rekan yang berada di sampingnya. “Sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan Arthur?”

•••••

Sesampainya di ruang keluarga, Arthur langsung dihujani banyak pertanyaan oleh Vanessa–ibunya.

Wanita itu memang selalu melakukannya setiap hari jika Arthur pulang terlambat. Vanessa masih menganggap Arthur seperti bocah kecil di matanya.

“Sayang, kamu sudah pulang? Kenapa begitu larut malam?”

“Jangan bilang kalau kamu lembur lagi. Tidak ingat makan dan tidak peduli dengan kesehatanmu sendiri?”

“Kalau tiba-tiba kamu jatuh sakit siapa yang repot?!”

Seperti itulah kira-kira sikap Vanessa saat bersama dengan Arthur. Meski Arthur hanyalah putra sambungnya, anak dari mendingan kakaknya.

Vanessa sudah menganggapnya seperti putra kandungnya sendiri.

Kematian kedua orang tua Arthur akibat kecelakaan, membuatnya harus merawat Arthur selama ini bersama dengan suaminya.

“Honey, hentikan. Kamu bisa membuatnya menangis,” sahut Grey– suami Vanessa. Pria itu mengusap punggung istrinya dengan penuh kesabaran.

“Tapi Dad, dia–”

“Cukup, Mom! Aku bukan anak kecil lagi. Jadi berhentilah mengkhawatirkan aku!” sahut Arthur memotong ucapan ibunya.

Ia kemudian berjalan menghampiri Vanessa dan bergelayut manja di lengan wanita itu.

“Aku merindukanmu, Mom,” ucap Arthur.

“Mommy juga merindukanmu, sayang,” balas Vanessa sembari mengusap rambut putranya.

“Bukan anak kecil kamu bilang? Lalu setiap malam siapa yang merengek dan meminta istriku untuk menemanimu tidur? Bahkan menepuk-nepuk pantatmu seperti seorang bayi?” sahut Grey kesal.

Karena itulah yang selalu Arthur minta. Jika tak ditemani Vanessa, Arthur tidak akan bisa tidur semalaman.

“Daddy menyindirku?!” pekik Arthur.

Vanessa menggeleng sembari menahan tawa melihat tingkah putranya. Meski sudah berusia dua puluh lima tahun, Arthur masih terlihat seperti bocah di matanya.

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ciihh tadi aja sok jual mahal..

2024-07-31

1

4U2C

4U2C

otak tuan kalian sudah keselek kerana ciuman pertama alice🤣🤣🤣🤣

2024-07-01

0

4U2C

4U2C

bagus para bodyguard sekalian,,dengar perintah dari tuan kalian ya,,serempak terus jawap tekena kening tuan kalian🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭

2024-07-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!