episode 15

" Benar itu yah(ibu datang dengan membawa centong nasi) masak sayang sayang sama ibu tiba tiba nyium dikasih ludah kan kesel jadinya, sini kamu Ra ibu pukul pakek centong, dasar sudah punya anak masih jahil saja

"Ampun bu, nggak nggak lagi deh (ibu memukul pelan diriku dengan centong nasi)

" Ini kamu biar kapok

ayah hanya menggelengkan kepala melihat aku dan ibu kejar kejaran dengan ibu memukulmu dengan menggunakan centong nasi.

"Ampun ampun bu, nggak lagi lagi deh suwer sambil menunjukkan dia jariku

" Iya sudah pulang sana

"Wuih sekate Kate, yah lihat ibu masak Aira di usir nangis ni yah, berpura-pura menangis

" mau nangis kok ngomong dulu Ra Ra, jawab ibu

"Hehe, iya sudah Aira pulang dulu nanti keburu sore nanti Kak Anto marah, ayo nak kita pulang

" dadah mbah uti mbah kakung besok Lili kesini lagi ya ucap putri ku berpamitan kepada mbahnya tidak lupa menyalimi mbahnya

"Dadah dirumah nggak boleh nakal dan nyusahin ibumu ya Lu kata ibuku

" ciap mbah, Assalamu'alaikum

"wa'alaikumssalam, jawab kedua orang tua ku

Setelah berpamitan kami berdua pulang, aku mengendarai motor sedikit pelan sambil menikmati pemandangan di sore hari, setelah lima belas menit kami pun sampai rumah.

" Assalamu'alaikum ucapku bersama dengan lili

"Wa'alaikumssalam jawab suamiku, kulihat dia lagi diruang keluarga sambil bermain handphone, melihat kami pulang bukan menghampiri aku dan lili malah cuek, dia asyik dengan handphone nya

" ayah ayah, is gitu deh lili puyang nggak dipeluk ayah nggak sayang lili, omel putriku karena merasa dicuekin.

"nggak gitu kok nak ayah sayang kok sama putri ayah yang cantik ini, tadi ayah balas chat WA teman ayah, ayah mau cari kerjaan lagi.

" ah ayah bohong, bu Ouw bu diriku yang lagi di dalam kamar keluar

"ada apa nak,

" Ibu punya uit dak, yang melah

"iya untuk apa nak

" beyi bapak baru saja, ayah nggak sayang lili

seketika mendengar ucapan lili langsung tertawa

"hush kamu ini lili nggak boleh ngomong gitu

" Jadi lili mau punya ayah baru, berarti lili nggak sayang sama ayah, ayah jadi sedih kalau gitu

"habis ayah diem saja pas lili puyang, kan kesel jadinya

" maaf ya nak

"iya lili maafin

" Anak ayah sudah mandi belum terus sudah makan apa belum, awas anak nggak makan sambil melirik kearah ku

"cudah donk yah, kan mbah uti ada lili di mandiin, terus dibikinin kue sama mbah uti pokoknya enak kalau dirumah mbah uti yah, seru. Menceritakan lili sewaktu dirumah mbahnya, suamiku terlihat dari wajahnya seperti tidak senang dengan yang lili ceritakan, padahal nggak ada salahnya itu kan ditempat mbahnya bukan orang lain.

" jangan nyusahin mbah uti ya nak, apa lili dirumah saja kalau ibu kerja

"nggak ah, ndak mau dirumah sepi, reva revi cuma disayang mbah wedok lili nggak disayang

" ya nggak gitu nak, mbah sayang semua cucunya termasuk lili

"tapi talau lili minta beliin jajan pasti ndak di kasih, coba reva apa revi di beliin, enak ditempat mbah uti pasti dibeliin jajan, main tempat pakde juga enak

" Itu cuma perasaan kamu saja nak, Aira kamu jangan ngajarin anakku yang tidak tidak ya

"Apaan sih kak, aku baru pulang juga, lagian aku nggak pernah ngajari lili ngomong yang kurang ajar kok

" Lah itu, kamu dengar sendiri kan dapat omongan itu darimana kalau nggak dari kamu yang ngajarin.

"Nggak mungkin aku ngajarin seperti itu, biar buruk jahatnya itu mbahnya kak, kalau lili bisa ngomong seperti itu berarti dia merasakan ketidaknyamanan dan pilih kasih

" jadi kamu bilang mamak pilih kasih gitu

"Aku nggak bilang ya kak itu kamu sendiri yang bilang ya, sini sayang sama ibu bentar lagi mau maghrib kita kekamar saja.

" kamu Ra, awas ya

Aku langsung masuk kekamar bersama lili, aku tau dia masih mengomel karena anaknya bisa berbicara seperti itu padahal usianya masih kecil tapi bisa bilang demikian, aku pun bingung perasaan aku tidak pernah mengajarkan, karena penasaran didalam kamar aku bertanya

"Lili ibu mau nanya, kenapa lili ngomong kayak gitu kalau mbah wedok nggak sayang lili

" Kan memang benel bu, coalnya mbah sama lili kalau lili minta jajan pasti nggak dibeliin coba eva evi pasti di beliin, kalau dibeliin lili dak pelnah dikasih cuma liatin doank, kan lili mau juga bu

"Ya Allah miris sekali anakku bercerita, itu kan cuma perasaan lili saja nggak mungkin mbah kayak gitu nak, mungkin jajan yang dimakan eva evi itu yang lili nggak boleh makannya makanya tidak di bolehin mbah

" ndak bu, tadang lili biyang sama mbah, mbah lili mau, teyus mbah biyang minta sama ibu gitu padahal kembaliannya beyi jajan masih ada tapi ndak dikasih, enakan tempat mbah uti, dibeliin jajanan banyak dibikinin kue, main tempat pakde trus main sama mbah kakung pokoknya seru bu

"kamu ini nak, nggak boleh kayak gitu lagi ya di depan ayahmu, nanti ibu yang dimarahin

" siap bos,

"Lili senang dirumah sini apa tempat mbah uti

" tempat mbah uti donk bu, sambil tertawa

"ssst pelan pelan ngomong nya nanti ada yang dengar.

Tak lama pun adzan berkumandang, setelah sholat aku lihat kedapur dan memasak untuk makan malam karena sayur yang ku masak tadi pagi sudah habis padahal diriku masak banyak sengaja aku siapkan untuk sampai malam, eeh nggak tau nya sudah hbis karena dikulkas ada telur jadi yah sambal telur saja yang praktis dan cepat, aku sih nggak nuduh paling yang makan ya orang sebelah seanak beranak mumpung aku nggak ada dirumah, nah kan benar saja belum juga lima menit etdah nongol tu bocah. sambil memanggil mbahnya

" mbah Ouw mbah, mbah wedok

"Ada apa va vi, mbah wedok lagi nonton tv sama lili di depan.

Kemudian dia menghampiri mertuaku, tetapi nggak lama mertua datang ke dapur sama reva revi, sambil membawa piring, nah kan sudah kuduga pasti ada maunya nih

" Ra sudah masak belum, tanya mertuaku

"Belum mak, ini Aira baru giling cabe

" belum matang va vi,

"Lah mamak nggak ada masak apa va vi,

" Nggak ante dari pagi mamak nggak masak kami saja makan disini.

"Lah ngapain aja mamakmu dirumah kok nggak masak.

" Main handphone terus te,

"Pantesan lauk sama sayur sudah habis rupanya ada buto ijo yang makan, padahal Aira masak banyak tadi biar malam nggak masak lagi karena capek pulang kerja, eh nggak taunya entong tak bersisa, jelasku menyindir mertuaku

" halah kamu ini Aira perhitungan sekali dengan ponakan mu.

"bukannya perhitungan mak, tapi ngasih tau karena mbak Nani itu kebiasaan seperti itu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!