episode 2

Tidak terasa diriku dan suami tinggal dirumah mertua sudah tiga tahun, dan

kamipun sudah mendapatkan keturunan yaitu seorang putri kecil yang sudah berusia dua tahun.

Diusia putriku ini lagi aktif aktifnya dan tidak bisa diem ada saja tingkahnya yang bikin gemas.

"Aira ini sudah siang coba anakmu dikasih makan, sudah jam berapa ini!

kamu ini kok kalau gak mamak yang memperhatikan Lili mana pernah ngurusin anakmu, kata mertuaku

Setiap mertuaku berbicara seperti aku hanya diem saja bukan tidak mau membantah tapi karena aku gak mau ribut dengan mertuaku.

" iya mak nanti Aira akan beri Lili makan, tadi Lili sudah makan bu tapi cuma sedikit.

"Alah kamu ini alasan saja, pinter pinter donk jadi ibu itu supaya anaknya mau makan, ini tidak kamu biarkan saja.

" Maaf mak, nanti Aira lebih ekstra supaya Lili makannya lahap.

"Alah gayamu Aira ngomong doank, mana hasilnya sampe sekarang Lili mana mau makan kalau gak mamak yang nyuapin Lili makan,

kalau anak tidak mau makan mbok yo diajak jalan sambil main supaya mau makan, nih dak

Dak mau makan sudah,, omel mertuaku kepadaku

Diriku diem saja setiap mertuaku memarahiku, aku menyikapinya sambil menundukkan dan menganggukan kepala, supaya urusan tidak menjadi panjang.

Sebenernya diriku sudah tak tahan hidup dengan mertuaku cuma aku masih memikirkan suamiku yang sangat menyayangi ibunya.

" Kamu ini Aira cuma bisanya ngonggak ngangguk doank, mamak ngomong ini didengerin telinga dipasang jangan masuk telinga kanan keluar lagi sebelah kiri.

Capek mamak lama lama sama kamu ini Aira bikin tensi naik saja bisanya.

Sini Lili, main sama mbah kita ketempat mbah Tukinah saja, daripada dirumah nyepetin moto we (artinya merusak pemandangan dalam bahasa Jawa, kalau salah jangan di bully ya guys) .

Setelah itu mertuaku mengajak anakku pergi ketempat adiknya yang bernama Tukinah.

Sesudah kepergian mertuaku, aku menangis dikamar sendirian merenungi nasib

Kenapa apa yang aku kerjakan pasti selalu salah dimata mertuaku gak ada benarnya sama sekali,

Terkadang aku cuma bisa berdoa semoga mertuaku dibukakan pintu hatinya dan berubah perilakunya.

Cuma aku bersyukur walaupun dia seperti memperlakukan diriku tapi dia sangat menyayangi anakku.

Setiap mertuaku pergi membawa Lili main ke tempat adiknya ataupun anaknya yang lain pasti selalu menjelek-jelekkan aku,

Aku hanya bisa bersabar dan ngelus dada saja.

Terkadang kalau aku sudah tidak bisa nahan sendiri, diriku akan bercerita kepada suami apa yang terjadi kenapa mamak seperti itu kepadaku, selalu salah.

Dan respon suamiku malah biasa saja, tidak ada kekhawatiran terhadapku apakah aku tertekan atau tidak.

Seperti biasanya suamiku pulang dari deres karet sekitar jam sepuluh,

"Assalamu'alaikum,

" Wa'alaikumssalam, jawabku

sudah pulang ya yah, ,

"Iya dek(panggilan suamiku jika tidak ada Lili)

loh kok mukanya kayak gitu,trus matanya sembab kamu habis nangis ya (suamiku melihat wajahku yang murung) .

" nggak kok kak, jawabku

"gak usah bohong sama kakak, kakak tau kamu habis nangis sini cerita sama kakak. tutur suamiku

" Mmm nanti saja lah kak, adek ceritanya

Sekarang makan dulu, ini sudah tengah hari saatnya kampung tengah minta diisi kak sambil tersenyum dan menyiapkan makan siang dimeja makan,

" Ya sudah kalau gitu, kamu masak apa dek hari ini, tanya suamiku

" Menu hari ini kesukaan kamu kak, sambal jengkol sama tumis kangkung,

"Mmm pasti enak ni, kamu gak makan dek

" Gak kak nanti aja, adek belum lapar

kalau lapar nanti adek makan kok kak, jangan khawatir,

" Ouw ya sudah kalau gitu

Lanjut gak ni ceritanya, lanjut donk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!