Tak terasa hari sudah memasuki waktu malam sekitar jam sembilan, kulihat dirumah sepi baik suami maupun mertuaku tidak ada, berarti mereka sudah pada istirahat, kemudian aku masuk kekamar ceklek (bunyi suara membuka pintu) kukira suamiku sudah tidur ternyata masih duduk dikasur sambil bermain handphone. Karena diriku masih kesal dan malas ribut lagi, aku langsung berbaring disamping anakku sambil menaikan selimut, baru hendak memejamkan mata suamiku bertanya
"Dari mana saja kamu Aira, bukannya nemenin Lili tidur malah keluyuran, malam baru pulang.
Ya memang sehabis dari dapur, aku keluar rumah sambil membawa motor, diriku pergi ketempat orang tuaku yang tinggalnya tidak jauh dari rumah mertua kurang lebih lima menit sampai kalau dengan kendaraan bermotor.
Bukan karena diriku emosi jadi bawa motor kayak Rossi ya, bukan ya karena memang rumah orang tua ku dekat saja, kalau aku ngebut terus kecelakaan langsung koid alias meninggal amit amit cabang bayi, yang seneng mertuaku dapet mantu baru, yang kasian anakku dapat ibu tiri yang kejam. Huh tidak terbayangkan olehku.
" Dari tempat Ibu kak, jawabku
"Ouw kirain habis ngeluyur kemana, tapi inget ya masalah rumah tangga kita jangan kamu ceritain ke orang tua kamu, itu nggak pantes nanti malah tambah beban pikiran ibu dan ayah.
" Iya kak, aku ngerti kok. Aku cuma berkunjung saja kesana sudah ada seminggu aku tidak kesana, kelasku
Dalam hatiku yang bener saja aku harus bercerita kepada orang tuaku, apa kata mereka malah tambah beban pikiran kedua orang tuaku, apalagi sampai kakak laki laki ku tau habis kamu kena hajar kakakku.
"Kak aku boleh bertanya nggak,
" Mau tanya apa dek,
"Boleh nggak kalau adek kerja kak,
Mendengar perkataanku suamiku malah tertawa.
" Memangnya kamu kerja apa, lagian kalau kamu kerja Liliana siapa yang menjaga, kalau mamak tau sendiri kamu sudah tua, nggak mungkin minta tolong mamak kan?
"Hmmm aku hanya bertanya saja kak, pengen cari tambahan buat jajan Lili sih Kak, tapi kalau kamu nggak bolehin nggak apa apa kok.
" Iya lagian kamu nanya kayak gitu kalau Lili sudah bisa ngurus diri sendiri sih kakak nggak masalah, ini kan Lili belum seperti itu.
Memang uang yang kakak kasih nggak cukup apa dek untuk kebutuhan keluarga kita,
"mmmm kalau untuk keluarga kecil kita sih cukup kak, tapi kalau untuk keluarga kamu ya nggak cukup kak.
" gimana maksud kamu dek,
"ya gitu deh kak, sudahlah kak dek malas kalau ribut terus sekarang sudah malam lihat noh sudah jam sepuluh malam tidur lagi kamu besok berangkat pagi. Jawabku menghindari keributan dimalam hari kalau mau ribut lagi disambung besok saja soalnya marah juga butuh tenaga, jadi sekarang lebih baik bobok syantik dulu.
" Tuhkan kalau diajak ngomong malah menghindar, ya sudahlah kalau gitu
Kupejamkan mataku untuk menyambut esok pagi yang cerah, ya berharap cerah supaya bisa memotivasi diriku walaupun kenyataannya hidupku kayak permen nano nano manis asem tapi banyak asemnya haha, dan sebelum tidur diriku tidak lupa berdoa semoga Allah melindungi aku dan keluargaku dalam tidurnya.
Adzan sudah berkumandang, tandanya sudah pagi dan ayam pun mulai berkokok. Ku buka mata sambil mengerjapkan mata dan diriku mulai bangun karena diriku harus menyiapkan sarapan pagi dan juga kopi Kak Anto untuk berangkat kerja ke kebun. Suamiku kerja dikebun punya mertuaku yang letaknya tidak jauh dari rumah. Bagi kami yang pekerjaannya adalah penyadap karet atau istilah kami disini motong, untuk mendapatkan hasil getah yang maksimal atau getah yang keluar dari pohon karet itu bagusnya di pagi hari karena udaranya dingin jadi banyak getah yang keluar, kebalikannya kalau sudah siang hari getah yang dihasilkan sedikit karena panas.
Jadi petani karet ini banyak musuhnya, kalau lagi musim penghujan seperti sekarang baru saja selesai deres kena hujan, getahnya nggak bisa beku wadah getah berisi air semua jadinya.
Nah kalau musim kemarau, daun karet rontok getah yang keluarpun juga sedikit.
Apalagi kalau harga nggak sesuai, wah kacau pokoknya, kebutuhan pokok harganya naik semua hadeww.Maklum mak mak banyak yang harus di bagi.
Masih mending kerjanya di kebun sendiri, kalau dikebun orang kita harus bagi hasil sama yang punya kebun ada yang bagi tiga, ada juga yang bagi dua tergantung pemilik kebunnya.
Kulihat suamiku masih tidur, kemudian aku membangunkan suamiku dengan menggoyangkan tangannya.
"Kak, Ouw kak bangun sudah pagi, nanti kesiangan ke kebunnya.
" Mmm iya bentar dek,
Kemudian suamiku bangun dan membasuh muka, dan duduk di meja makan sambil menyeruput kopi yang telah aku letakkan dimeja.
"Kak ini sarapannya, dek hanya buat nasi goreng untuk sarapan kak.
" Nggak apa apa yang penting ada yang di isi, ini juga enak kok dek.
Sebenarnya suamiku itu orangnya penurut, makan pun tidak banyak permintaan apa yang aku masak iya memakannya, paling dia hanya mengoreksi rasa saja. Cuma suamiku terpengaruh oleh keluarganya mulai dari mertua, Bibi sampai saudara saudara perempuannya.
Setelah sarapan suamiku berangkat kerja dan tidak lupa mengucapkan salam.
"Dek, kakak pergi ke kebun dulu ya
lihat Lili sudah bangun belum biasanya dia bangun kalau merasa tidak ada orang di sampingnya. Assalamu'alaikum
" Iya kak ini juga mau balik lagi kekamar mau lihat anak gadis, Wa'alaikumssalam. Balas ku menjawab salam suamiku
Setelah kupastikan suamiku pergi, kemudian diriku mengunci pintu kembali karena matahari belum muncul alias masih gelap, ku lihat ke arah jam ternyata sekitar jam lima lewat lima belas menit.Kemudian diriku kembali kekamar melihat kondisi putriku apakah sudah bangun atau belum biasanya Lili bangun, dan ternyata benar Lili sudah bangun,
"Ibu dari mana kok tidak ada di kamal, teyus ayah mana bu, tanya Lili.
" Ibu dari dapur nak buatin sarapan ayah sama kopi ayah, kan ayah mau pergi ke kebun nak.
"Ouw teyus ayahnya cekarang kemana bu, sudah pergi ya, ya Lili belum peyuk ayah.
Sambil memperlihatkan wajahnya yang cemberut.
" Nanti kan ayah pulang nak, jam sepuluh biasanya sudah pulang nak, nanti peluk ayah sepuasnya kalau sudah pulang li.
"Ouww iya ya bu hihi, sambil tertawa
nanti kalau ayah puyang mau Lili matahin kenapa perginya nggak ngomong sama Lili, kan Lili nyariin gitu, celoteh Lili
Aku mendengarnya hanya tersenyum saja, sekarang Lili mau tidur lagi atau mau temani ibu ke dapur mau nyuci baju nak.
" Lili ikut ibu saja, Lili takut dikamar sendirian bu,
"Kok takut kita kan punya Allah nak, jangan takutnya Lili kan di dalam rumah ada ibu ada mbah wedok kenapa musti takut.
" Nanti ada hantu bu, warna bajunya putih mukanya cerem iihh takut bu, matanya melah Lili gak mau ah. teyus sambil bunyi Hi Hi Hi Hi
"Ada ada saja kamu ini nak, ini kebanyakan nonton film horor ya kamu, lihat dimana memangnya
" Itu Lili lihat di tub tub bu, di hape bude Yani sama Reva Revi.
"Ouw you tube, jangan sering monoton begitu ya nak, nanti kamu terbawa mimpi jadi ketakutan. nanti kalau bude lihat kayak gitu bilang sama bude Lili nggak boleh nonton film horor bude kena marah ibu. Terus bilang Lili takut jadinya kalau di kamar sendirian jadi nggak berani di rumah kalau nggak ada orang di samping Lili. Gitu nak, jangan lupa bilang sama bude Lili itu hanya boleh nonton kartun sama lagu anak anak.
" Iya deh nanti Lili bilang sama bude Yani, Lili kapok nonton tanyak gitu bu, Lili teriak teriak teyus.
"Nah gitu donk, baru namanya anak ibu Aira yang pinter. Ayo nak bangun cuci muka temani ibu ke dapur nyuci piring sama nyuci baju. Lili sarapan ya nak ibu sudah masakin nasi goreng kesukaan lili.
" Horee nasi goyeng,
Kemudian diriku mengajak anakku ke belakang untuk membersihkan rumah.
Hai readers
Jangan lupa di like ya, biar author semangat nulisnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments