episode 4

Ku langkahkan kaki pergi menuju dimana tempat anakku Liliana berada yaitu kerumah bibi Tukinah, sebenarnya diriku terlalu malas kerumah bibi bukan karena apa, pasti ujung ujungnya hanya menyakiti perasaanku.

Jarak antara rumah mertuaku dan rumah bibi Tukinah tidak terlalu jauh hanya sekitar dua puluh meter atau sekitar tiga rumah dari rumah mertuaku.

Dan kini sampailah diriku ketempat bibi Tukinah, ku lihat anakku sedang bermain bersama pamannya Hendra, biarpun Hendra sedikit keterbelakangan tapi dia sayang sama anak kecil,

Sedikit cerita tentang Hendra anak bibi dari suamiku, Hendra itu kalau lagi gak mood ditegur saja tidak mau jawab dan hanya diem saja, Dan kalau penyakitnya kambuh dia akan kejang kejang, tapi penyakitnya itu kambuh kalau dia kecapean, sebenarnya dia anak yang baik dan rajin, mau membantu orang.

Cuma karena dia sedikit agak keterbelakangan jadi dia dimanfaatkan sama warga sekitar dipakai tenaganya saja,tidak diberi upah yang sesuai malah kadang hanya diberikan rokok saja.

Karena melihat anakku bermain bersama pamannya diluar, diriku bertanya sama Hendra,

"Hen mak tuo (panggilan Hendra ke mertua) mana, tanyaku pada Hendra

Hendra hanya menjawab " didalam" jawabnya

Liliana yang tadinya asyik bermain masak-masakan dengan pamannya menoleh kearahku sambil teriak.

"bu kok lama banget jemput adek, kan lili bocen bu dicini, mbah malah ngobrol cama mbah kinah, lili jadi mainnya cama paman Hendra"

"iya maafin ibu ya, ibu lama ya, tadi ibu bersihin rumah dulu nak, jawabku

" Bu ayah cudah puyang apa yom, dek kangen cama ayah"

" Sudah kok nak, barusan saja ayah pulang, sekarang ayah lagi menonton televisi dirumah, terus ayah juga nanyain Lili.

" Ayok bu kita puyang, lili mau main cama ayah.

"Bentar dulu nak, kita bilang dulu sama mbah wedok, nanti mbah nyariin Lili kan kasian mbahnya.

Liliana menjawab dengan mengangguk dan sambil tersenyum kepadaku,

Melihat itu ku cium lili dan mengelus kepala lili dan sambil berkata" anak pinternya ibu, gemes deh"

Kemudian kami berdua masuk kerumah bibi,

"Assalamu'alaikum, kulihat mamak mertuaku bersama adiknya lagi mengobrol, entah lagi membicarakan apa sehingga diriku datang mereka tidak menyadarinya.

Kemudian aku berjalan sambil mendekat kearah mamak dan bibi,

" mak, baru mertuaku menoleh kearahku dan memandangku dengan tatapan sinis.

" Apasih kamu ngagetin saja, coba kalau masuk itu ngucap salam, ini nggak main nyelonong saja tidak sopan kerumah orang kayak gitu. kata mertuaku

"Hooh mbak yu, mantumu itu masuk rumah kok nggak ngucapin salam, bibi pun berkata demikian

Karena mendengar perkataan mereka diriku menjawab

" Tadi Aira sudah ngucapin salam kok mak,

"Kalau sudah kok dak denger, berarti kamu ngucapinnya pelan kan, kamu sengaja kan biar bisa dengar obrolan kami, kamu kepo kan

" Astagfirullah,Aira nggak kayak gitu mak,

"Halah alesan saja mantumu itu mbak yu, padahal dia pengen tau pembicaraan kita,

" iya bener itu nah, tapi ya nggak apa apa, kita memang lagi membicarakan kamu, ya mumpung kamu disini biar tau sekalian, kata mertuaku

" iih mbah wedok tok mayah mayah cama ibu, ibu tu tadi udah ucap calam, tapi mbah wedok cama mbah inah ndak dengel, celoteh anakku membela diriku.

" Ouw iya apa mbah wedok nggak denger Li, sini Lili sama mbah,

"Nggak ah, Lili mau puyang aja, ayah cudah puyang kelja mbah.

" Ouw Anto sudah rupanya,

"Aira kamu sudah masak belum, jangan sampai anakku pulang kerja tidak ada makanan di meja,

" Bener itu yu, suami pulang tidak ada makanan di meja ngapain saja kamu dirumah, tidak bisa ngapa ngapain, cuma bisa rebahan saja dikamar.

kata bibiku ikut mengompor-ngompori mertuaku

" Memang benar katamu itu nah, dirumah kerjaannya cuma borang-baring dikamar, rumah nggak pernah tau diurus, nanti kalau suaminya pulang kerja baru sibuk bersih bersih rumah. Padahalkan dari tadi cuma rebahan dikasur bikin iler yang lebar,kata mertuaku.

Diriku yang mendengar perkataan mertua dan bibi hanya bisa mengelus dada dan sabar, sambil beristighfar dalam hati." Ya Allah kuatkan hamba Mu dalam menghadapi ujian ini"

"Aira nggak gitu kok mak, Aira sudah masak mak

Aira masak makanan kesukaan kak Anto, jadi mamak nggak perlu khawatir kalau kak Anto kelaparan saat pulang kerja.

" Bagusla kalau gitu, jadi isteri itu harus tau diri, kata bibiku

" Aira kesini cuma mau jemput Lili mak, kan dari tadi Lili sudah main,kak Anto nyariin Lili "

" Biarin Lili disini dulu kan tadi dia main sama Hendra anteng tidak nangis, kata mertuaku

Kemudian aku bertanya kepada putriku

"Lili mau ikut ibu pulang kerumah ap sama mbah wedok disini nak"

"Lili ikut ibu puyang aja, lili bocen paman Hendra dak asyik, nanti dirumah main cama ayah aja. teyus Lili mau main sama kembar reva revi

ya si kembar adalah anak ayuk iparku, anak mertuaku yang nomor dua yang tinggalnya selangkah dari rumahku, namanya reva revi

" Ouw ya udah kalau gitu salim sama mbah wedok dan mbah inah,

Liliana menuruti perkataanku, dan langsung menyalimi mertua dan bibi, diriku mengajari anakku harus hormat kepada yang lebih tua, biarpun diriku terkadang sakit hati setiap mendengar perkataan keluarga suamiku.

"Mbah adek puyang duluan ya, Assalamu'alaikum

" Wa'alaikumssalam, iya hati - hati jawab mertua dan bibiku

Setelah itu aku dan Lili pulang menuju rumah, tiba tiba Lili berhenti dan berkata :

" Bu, adek pengen jajan"

"Jajan apa dek, jawabku

" Itu bu di depan ada mang ciyok, adek mau bu, boyeh ya bu, ucap Lili sambil merengek dan menunjukkan matanya yang ingin menangis, lili takut aku tidak membolehkan membeli jajanan cilok.

Melihat lili seperti itu akupun tidak tega.

"Iya boleh kok dek,

" yey, lili kegirangan karena aku membolehkannya

"mang, ow mang ciyok cini mang lili mau beli

lili sambil berteriak dan berlari memanggil mamang cilok

" Lili jangan lari lari nak nanti jatuh, teriakku sambil mengejar Lili

" mang mang beyi cilok,

" mau berapa dek, kata mang ciyok

" Mmm beyapa ya, lili ibu ayah mbah wedok, empat mang gayaknya bental lili tanya duyu sama ibu,

"bu ciyok nya beyi beyapa bu, empat tan bu

"kok empat kan lili yang mau cilok"

"iyalah bu kan tuk lili, ibu, ayah cama mbah wedok

" Mmm ibu gak usah beli tiga aja dek, ibu cuma bawa uang cukup untuk beli tiga saja dek"

kemudian aku ngomong kepada mamang penjual cilok

"Mang ciloknya beli tiga ya, yang satu tidak pedas ya mang yang duanya pedas kayak biasa,

" Siap bu, jawab mamang cilok

yang nggak pedes pakai kecap ap nggak bu apa beningan aja.

Kemudian diriku bertanya kepada Lili

" Lili ciloknya mau pakai kecap apa nggak nak"

" mau deh bu, tapi lili dak mau pakai sambel ya nanti Lili huha huha bu ucapnya

aku mendengar celoteh anakku hanya tertawa saja

"pakai kecap mang,

" ini mbak ciloknya, satu gak pedas ikatannya di lurusin keatas yang dua pedas ya mbak"

"Makasi mang"

"Sama sama mbk"

Setelah mendapatkan cilok pesananku, aku dan lili langsung pulang menuju rumah.

Hai readers,

Mohon dukungannya dengan like dan komen ya

Author juga mau ngucapin Selamat Hari Raya Idul Adha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!