18

Bapak paru baya itu menanggapi dengan sedikit menyelidik. Ingatannya memutar pada perempuan yang dilihatnya tengah malam itu mengenakan jaket persis yang dikenakan Greisy hari ini.

“Saya tidak mungkin salah lihat. Ingatannya saya jelas dia perempuan berambut panjang, dan mengenakan jaket seperti ini. Nak, saya yakin kamu orang itu!” sarkas bapak itu begitu yakin.

Garvin merasa jengah dengan pria paru baya itu. Ia melirik Greisy yang sepertinya sulit berucap. Garvin juga mengingat dengan jelas alasan Greisy yang tidak mau ikut acara ulang tahun pak Hazel, dan subuh pagi Ia dan Felix mengetuk pintu kamarnya namun tidak sahutan. Apakah yang dikatakan pria ini benar? gumam Garvin dalam hati.

“Pak saya jelas sakit, tidur di kontrakan. Buat apa coba saya pergi ke ladang tengah malam. Saya rasa penglihatan bapak yang kurang. Coba deh pak periksa dulu!" kilah Greisy yakin.

“Ya sudah kalau memang seperti itu. Tetapi saya yakin, bahwa itu adalah kamu. Tunggu saja jika ada masalah dan terbukti itu adalah awal dari kamu,” ujar bapak itu mengancam lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Pesanan mereka datang, mereka menikmati makanan itu dengan sedikit canggung. Tidak ada suara namun berusaha untuk bisa menikmati makanan sesantai mungkin.

Kabar di desa pagi hari cukup mengejutkan. Pasalnya seorang perempuan dikabarkan telah memasuki hutan terlarang, namun selamat dari hutan tersebut. Seorang telah memasuki area hutan yaitu orang penatua antara hutan dengan desa. Penatua tersebut dapat merasakan wanita itu berada di desa sekarang. Inilah moment yang sungguh mengejutkan bagi para desa Khaitawan.

“Bagaimana penatua, apakah hal ini berdampak dengan desa ini?” tanya bapak Hazel selaku kepala desa. Penatua itu sibuk dengan dunia semedinya untuk menerawang apa saja yang telah terjadi.

“Aku tidak bisa memastikan apakah desa ini aman atau tidak. Perempuan itu ternyata sudah dilindungi oleh kekuatan bangasa serigala agar tidak terendus oleh bangsa serigala maupun manusia,” ucapnya pelan dan berserak.

“Jadi, apa yang mesti saya lakukan selaku kepala desa di desa ini penatua?"

“Kamu peringatkan lagi wargamu agar tidak memasuki hutan terlarang. Dan pastikan memang tidak ada lagi orang yang memasuki hutan itu,” jawabnya.

“Baik penatua,” Pak Hazel kemudian membuat pengumuman agar warga tidak nekad memasuki hutan tersebut. Demi keamanan bersama warga setidaknya tidak melakukan hal itu yang tentunya pasti membahayakan ke depanya nanti.

Di kamar Greisy mondar-mandir panik dengan informasi tersebar. Sudah dipastikan bahwa dirinya adalah orang yang dibahas pada saat ini. Kepalan tangan kiri dipukul berkali-secara perlahan ke telapak tangan kanannya. Ia tengah berpikir keras untuk menghadapi informasi yang beredar. Ditambah dengan adanya bukti dari pria paru baya yang melihatnya tengah malam.

Lama berpikir, Greisy mendapatkan ide dan menghubungkan dengan seseorang. Ashton yang juga memasuki hutan namun tidak disebut pada berita yang beredar. Bagaimana dengan Ashton yang sama sekali tidak diberitakan, sementara dirinya diberitakan.

Mau tidak mau Greisy harus kembali lagi ke hutan. Tidak peduli dengan resiko yang dihadapi. la harus memastikan keadaan juga untuk bisa memasuki hutan.

“Glla memang perempuan itu memasuki hutan, tidak sayang nyawa sendiri,” ujar Valerie menikmati makanan ringan di ruang tamu bersama Jois.

“Betul. Dia ingin mati cepat rasaku, hingga berani memasuki hutan itu,” jawab Jois.

“Tapi penasaran juga aku, siapa wanita itu?"

“Sudahlah, yang penting tidak ada kaitannya sama kita. Mending kita kerjain program kita dan cepat pulang dari sini kita,” ujar Jois.

Valerie manggut saja, walau penasaran siapa wanita yang memasuki hutan. Valerie dan Jois melanjutkan pekerjaanya dengan menyusun laporan KKN.

“Garvin saya ingin kamu mengawasi teman-teman kamu, supaya tidak memasuki hutan yah nak,” pinta pak Hazel. Garvin dipanggil oleh Pak Hazel supaya mengawasi teman KKN untuk tidak berbuat nekad memasuki hutan. Entah mengapa, hati pak Hazel mengarah pada mahasiswa yang melaksanakan KKN. Sejak kedatangan mahasiswa, ada saja hal-hal mengenai kasus hutan terlarang.

“Maaf pak, saya sudah mengawasi teman-teman saya. Saya rasa tidak ada kecurigaan pada teman-teman saya,” ujar Garvin tidak suka dengan pernyataan pak Hazel.

“Maaf nak, bukan mencurigai. Tetapi mengingatkan saja, supaya tidak ada lagi info mengenai dengan hutan terlarang,” timpal pak Hazel.

Garvin tidak menjawab, dirinya juga agak penasaran siapa wanita yang telah berani memasuki hutan. Saat pikirannya berkelana, datanglah pria paru baya menghadap pak Hazel.

"Maaf pak Hazel. Saya datang ke sini untuk memberitahu bahwa saya pernah melihat seorang wanita memasuki hutan terlarang tersebut,” lapornya dengan tatapan meyakinkan.

“Kapan? Dan siapa wanita itu pak?” tanya pak Hazel berdiri, berharap mendapatkan informasi yang benar-benar ia cari.

“Dugaan saya adalah anak mahasiswa dari kota. Salah satu diantara mereka adalah wanita yang pernah saya lihat di tengah malam saat berjalan telah melewati ladang dan menuju hutan,” jelasnya lagi.

“Hei pak tua! Jangan asal sebut bahwa itu dari kami! ucap Garvin keras, tidak terima atas tuduhan pria paru baya itu.

“Saya tidak asal sebut. Semua benar atas penglihatan mata sendiri,” bantah pria paru baya lagi.

Semua menegang dan saling mengintimidasi untuk membuktikan kebenarannya. Pria paru baya itu tidak mau kalah dan penuh keyakinan ia bisa menyatakan hal tersebut berdasarkan fakta yang dilihatnya. Pak Hazel serasa mempercayai apa yang dikatakan oleh pria itu, namun bukti yang lebih otentik tidak ada dipegang hanya sebuah penglihatan. Di sisi lain pak Hazel menolak dengan penglihatannya di tengah malam bisa saja itu hanya halunasi bagi pria paru baya itu.

“Begini saja pak, nak Hazel. Kita lihat saja perkembangan selanjutnya. Jika masih ada masalah yang muncul mengenai hutan terlarang itu, baru kita menanyakan kepada mahasiswa dari kota. Jika tidak, maka permasalahan ini ditutup saja sampai di sini,” tutur pak Hazel menengahi perdebatan diantara mereka.

Garvin seolah tidak mendengar, tatapannya masih menatap tajam pada pria paru baya itu. Garvin yakin Greisy tidak mungkin hal senekad itu.

“Kita lihat saja nanti. Jika benar yang saya katakan, maka keselamatan di desa Khaitawan ini akan terancam. Saran dari saya lebih baik mereka diusir sekarang dari desa ini,” ucap pria itu mengepal tangannya kuat.

“Kami mahasiswa yang menjunjung nilai kebenaran dan selalu patuh akan peraturan desa ini. Kami tidak melakukan hal kejahatan atau tindakan buruk lainnya. Jadi bapak tidak berhak menilai kami berdasarkan sudut pandangan yang seakan memperburuk citra kami di sini!" sentaknya keras.

"Ya sudah santai saja anak muda. Kalau kalian tidak bersalah, tidak seharusnya bercakap keras di hadapan orang tua. Sepertinya hawa di sini panas, lebih baik saya pergi dari sini. Permisi saya keluar pak Hazel,” tuturnya menunduk dan sekilas wajahnya memandang Garvin dengan sarkatis. Kemudian ia melenggang pergi dari rumah pak Hazel.

Garvin tiba di kontrakan dengan wajah yang masih marah. Teman yang lainnya sedang bersantai di ruang tamu tapi tidak dihiraukannya. la tengah memasuki kamar dan menutup pintu dengan keras.

Brak

Semua menatap ke sumber suara. Empat orang saling melirik satu sama lain dengan bertanya dalam hati ada dengan Garvin? Karena penasaran yang menghampiri, mereka langsung ke kamar Garvin.

Tok tok

“Garvin lo kenapa? Kita masuk yah,” ucap Felik dari balik pintu. Tidak ada sahutan dari dalam mereka akhirnya masuk, walau sedikit takut melihat raut wajah Garvin.

“Garvin lo kenapa sih? Seram amat tuh muka" ujar Felix mencoba merayu, duduk di samping Garvin.

“Iya lo kenapa sih Gar? Kita takut dan khawatir lihat Io begini,” ujar Valerie.

Lily, Jois, dan Greisy berdiam diri, karena pertanyaan sudah diwakilkan Valerie dan Felix.

“Ada seseorang dari warga sini, menuduh diantara kita bahwa telah memasuki hutan terlarang. Itu yang membuat aku marah." jelasnya.

Deg

Greisy sudah dapat memastikan bahwa itu adaalah dirinya. Takut dan khawatir jika akhirnya harus terbongkar atas ulahnya sendiri.

“Ba-bagaimana bisa terjadi?" tanya Greisy Gugup.

Garvin menatap Greisy dengan pandangan yang sulit diartikan. Berat rasanya jika mengatakan yang sebenarnya terjadi. Tuduhan paling kuat mengarah pada Greisy, dan Garvin sangat tidak menyukai jika Greisy berhubung dengan kasus ini.

“Aku tidak tahu pastinya, tetapi seseorang itu telah menuduh diantara kita yang nekad memasuki hutan.”

“Waduh, orang kita baru saja di sini, ada aja masalah. Kenapa pula kita harus dicurigai, kurang kerjaan banget sih,” ujar Felix.

“Memanglah desa ini aja yang seram, mana nuduh sembarang. Ish, mau pulanglah kalau begini,” ujar Valerie.

“Aku juga mau pulang. Lama-lama ada ajah terus masalah,” timpal Jois.

Greisy sama sekali tidak berpendapat. Ia semakin takut kalau dirinya ketahuan. Greisy juga harus mengetahui fakta sebenarnya apa yang di hutan.

“Kita tidak boleh pulang sebelum program kita selesai. Lebih baik kita selesaikan dulu pekerjaan kita di sini baru bisa pulang,” ujar Garvin memberi pengertian pada teman-temannya.

“Yah, aku setuju. Lagian bentar lagi selesai,” ujar Felix pasrah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!