6

Pagi subuh, mansion raja Dalbert dipenuhi para pengikutnya yang terkulai lemah. Terbaring dengan wajah yang pucat biru, tidak sanggup untuk bangkit lagi. Puluhan para pengikutnya segera di isolasi dalam ruangan merah. Ruangan merah adalah tempat menyembuhkan sementara waktu.

“Bagaimana hal ini bisa terjadi?” tanya raja Dalbert melihat para pengikutnya sudah terbaring di kasur. Ia turut membantu memapah dan khawatir luar biasa melihat keadaan para pengikutnya.

“Mereka telah diracuni dengan aroma wolf' bane raja. Dan kita tahu itu adalah tanaman mematikan buat bangsa serigala,”jawab salah satu pengikutnya menghadap raja.

Raja Dalbert geram seketika. Ia tidak bodoh mengenai aroma tersebut. Ia melirik tajam pengikutnya pertanda siapa yang melakukan."

“Keluarga Carrinton yang membuat ulah raja, dan sepertinya mereka sudah merencanakan hal ini sebagus mungkin, hingga bisa meracik ramuannya,”jelasnya sedikit takut. Pasalnya ia sudah tahu raja Dalbert pasti marah besar.

“Ahk,kurang ajar!”sentaknya keras hingga nada suaranya memenuhi area ruangan.

“Kita hajar mereka sekarang! Kita rebut ramuan itu sekarang juga!" titah raja Dalbert yang sepertinya tidak kenal ampun lagi. Para pengikutnya serasa tidak percaya dengan titah tersebut. Pasalnya puluhan anak buahnya tidak bisa bangkit sama sekali, dan pastinya sudah dapat ditebak bahwa mereka akan kalah dalam peperangan.

“Maaf raja, tuan Ashton memberikan titah untuk menunggu pengobatan yang akan diracik, mengingat kita juga akan kalah melawan mereka karena pasukan terkena racun tersebut. Jika tuan Ashton tidak berhasil dalam dua kali dua puluh empat jam maka mereka akan mati," jelasnya lagi memberi pengertian kepada raja Dalbert, agar memikirkan konsekuensi yang dihadapi.

Raja Dalbert seketika teringat putranya. Ia sedaritadi tidak melihatnya, dimana putra kesayangannya? “Di mana putraku?” tanyanya.

“Seperti yang saya katakan, tuan Ashton sepertinya berusaha mencari ramuan untuk bisa diracik sebagai penawar racun. Dan kali terakhir saya bicara dengan tuan Ashton adanya surat ini pemberian dari keluarga Carrinton,” ucapnya seraya memberikan kertas gulungan itu pada raja.

Raja menerimanya, ia mengangkat tangan sedikit dan menggerakkan jari-jemarinya tanda agar pengikutnya pergi dari hadapannya. Raja kemudian membaca isi surat tersebut, yang sudah dibaca pertama oleh Ashton. Raja Dalbert, semakin emosi hanya karena kekuasaan musuhnya lagi melakukan penyerangan. Sungguh luar biasa, tentu hal ini tidak bisa dibiarkan terlalu lama.

Ashton kini tengah mencari tanaman yang ia bisa olah untuk bisa penawar racun wolf's bane. la mencari hutan ke hutan untuk mendapatkan tanaman yang ia inginkan. Kelebihan yang memang luar biasa,diantara manusia serigala lainnya,hanya Ashtonlah yang memiliki kelebihan itu.

Satu hari penuh ia sudah mencari tanaman yang ia inginkan, kini ia harus kembali ke mansion secepatnya agar bisa meracik dan memberikan penawarnya kepada para pengikut Dalbert.

Minggu yang cerah, menyambut suasana indah di desa. Greisy, Garvin dan Felix sedang melakukan olahraga pagi. Mereka lari pagi mengelilingi desa sambal menikmati udara segar dan sejuk.

“Gyys istirahat dulu, aku capek,” ujar Greisy ngos-ngosan duduk di bangku di bawah pohon rindang. Garvin, dan Felix yang berada di depan menurut saja, karena mereka tahu tenaga laki-laki tidak sebading dengan tenaga perempuan. Mesti sebenarnya mereka masih ingin melanjutkan olahraganya.

"Lambat benar kamu Grei, malah langsung istirahat lagi. Belum juga ada setengah jalan yang kita kelilingi,” cibir Felix langsung duduk di sebelah kiri Greisy.

Greisy mendelik, tidak suka perkataan Felix seakan merendahkannya.

“Woi, kamu juga harus tahu aku itu perempuan, nggak sebanding dengan laki-laki. Yah, ngertiinlah, itu saja susah pola pikirnya,” ucap Greisy menentang.

Felis memutar bola matanya malas. Ia tahu perempuan jika dilawan akan semakin membalas, dan terima saja kaum laki-laki yang akan kalah.

Garvin menemui mereka dengan membawa tiga botol air dingin. Ia memberikan pada Greisy, dan Felix.

“Cukup segini dulu perjalanan kita. Setidaknya tubuh kita mengeluarkan keringat,” ucap Garvin melap seluruh wajahnya dengan handuk kecil yang mengalung di lehernya.

“Lah malah ikut berhenti. Kalian malah nggak asyik hari ini,” sungut Felix, tidak menyetujui perkataan Garvin.

"Ya sudah sana! Lanjutin tuh larinya, kita mau pulang. Bye,” ujar Greisy meninggal mereka duluan. Felix melirik Garvin, Garvin berdiri menggelengkan kepalanya. la juga ikut Greisy.

Sesampainya di kontrakan, mereka langsung ke dapur untuk sarapan. Greisy yang pertama membuka tudung saji, dan tidak menemukan apa-apa.

“Astaga. Valerie! Jois!” panggilnya keras.

“Kenapa kamu teriak gitu sih Grei? Nih telingaku sakit. Bisa-bisa budek nih lama-lama,” ujar Felix yang sudah berada di dapur.

“Ini aku teriak, bukan tanpa alasan. Sarapan yagi sama sekali tidak ada, ini berarti mereka belum masak," ucap Greisy kesal.

“Ya, Tuhan. Jadi kita puasa ceritanya? Mama aku lapar?" rengek Felix.

Tidak ada tanda kedatangan dua makhluk itu, Greisy memilih untuk masak sendiri saja. Garvin dan Felix juga turut membantu agar makanan itu cepat matang.

Satu jam kemudian, masakan itu telah terhidang di meja makan. Mereka langsung melahapnya, karena sudah terhitung jelas ini tidak lagi sarapan. Disaat mereka makan, dua makhluk yang menjadi sumber masalah keluar dari kamar. Mereka baru saja bangun dan langsung ke meja makan.

“Eit, gak boleh!" larang Felix menutupi makanannya dengan ke dua tangannya di baskom. Valerie yang hendak mengambil malah melototkan matanya pada Felix.

“Apaan sih lo, gue lapar. Awas tangan loh, gue pukul mau lo?" ucap Valerie.

Jois yang juga hendak mengambil malah langsung disingkirkan Felix dengan mengambil baskom yang berisi mi goreng.

Garvin dan Greisy memilih untuk menikmati makanannya, karena memang sudah lapar.

“Eh, lo apa-apaan sih. Sini gak makanannya! Gue timpuk juga lo pakai piring ini," ujar Jois mengangkat piringnya, bersiap melayangkan ke Felix.

“Mending kalian masak untuk kalian. Memang lo pada kurang ajar banget. Ingat hari ini giliran kalian tugas masak, dan kami pulang malah gak ada makanan sama sekali. Dasar perempuan tidak tahu diri!” ucap Felix yang sudah sangat kesal pada Jois dan Valerie.

Jois dan Valerie sama-sama melirik. Mereka baru ingat bahwa hari ini tugas mereka. Ini menjadi masalah besar jika tanggungajawab tidak diselesaikan.

“Yah, besok-besok kita masakin deh. Sini makanannya!" ujar Valerie sedikit mengelak.

“Gak, kalian masakin ajah sana!” ucap Felix

“Felix!” teriak Valerie geram.

“Berhenti!” ucap Garvin tegas. la menyudahi makanannya dan menatap mereka bertiga secara bergantian.

“Felix, berikan makanan itu! Biarkan mereka sarapan," titah Garvin dan sukses membuat Felix melotot.

"Ga bisa gitulah. Inikan masakan kita, mareka masaklah sediri,” sarkas Felix.

"Felix, berikan saja!” Mau tidak mau Felix memberikan makanan itu. Valerie dan Jois tersenyum puas. Mereka juga meledek Felix yang sudah kesal habis.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!