5

Pertemuan Garvin dan Greisy diawali dengan tugas kelompok sewaktu semester satu. Saat itu pesona yang diterbarkan oleh Garvin mampu membuat terpikat. Belum lagi kecerdasan dan kekayaan yang tersohor di negerinya, sungguh laki-laki yang diidamkan. Tetapi tidak dengan Greisy yang malah cuek dan tipikal wanita yang apa adanya. Meski sudah yatim piatu ia mampu kuliah di kampuas elit dengan beasiswa berkat kecerdasannya. Itulah yang membuat Garvin merasa tertarik dengan Greisy yang sulit diluluhkan hatinya.

“Oh iya Grei. Itu kemarin kenapa kamu bisa berjalan hingga dekat hutan terlarang itu?” tanya Garvin yang sukses membuat Greisy terbatuk-batuk. Dengan sigap Garvin menyodorkan cendolnya, memukul punggung Greisy pelan-pelan.

“Makanya hati-hati seruput. Jadi ginikan jadinya.”

“Iya lagian kamu nanya yang aneh, buat aku terkejut,” ucapnya masih terbatuk kecil.

"Iya, lagian pertanyaannya biasa saja.”

“Akukan sudah jawab kemarin. Jalan-jalan keliling desa, tanpa sadar sudah jauh dari pemukiman," jawabnya meyakinkan, takut Garvin curiga dengan perkataannya.

"Aku pikir kamu penasaran dengan hutan terlarang itu, hingga nekad gitu masuk. Dan lagi kamu nggak ada pagi subuh, kan itu buat aku khawatir.”

"Maaf yah Garvin sudah buat kamu khawatir. Aku sebagai temanmu, janji gak akan jalan sendirian lagi deh,” ujar Greisy sedikit manja, agar Garvin tidak curiga.

“Andai saja kamu ngerti Grei, aku khawatir banget hari itu. Entah mengapa hatiku berkata bahwa kamu telah memasuki hutan terlarang itu,” gumamnya dalam hati.

“Mending kita pulang, takutnya anak-anak nyariin kita,” ajak Greisy berusaha mengalihkan lagi. Garvin menurut saja, ia merogoh sakunya dan memberikan uang ke pedagang lalu mereka kembali ke kontrakan.

Di kontrakan sudah disuguhkan pemandangan dengan berbagai macam kebutuhan dan makanan yang telah masak. Greisy dan Garvin terkejut melihat makanan itu terletak memenuhi tikar. Keempat temannya sedang menikmati makanan yang sudah dibeli dengan matang.

“Astaga, kehidupan apa ini?" tanya Greisy merasa syok melihat makanan dan keempat temannya makan begitu lahap.

“Eh Grei sini makan! Makanan ini dipesan dari restaurant dan sebagian lagi bahan kebutuhan pokok kita nantinya,” ujar Lily tengah makan.

“Garvin kau juga harus makan. Ini aku yang traktir dari orang tuaku sih," ucap Valerie cengengesan.

“Jadi kamu nyuruh orang tuamu beliin ini semua Val?" tanya Greisy duduk di tikar ikut juga dengan Garvin.

“Iya iyalah. Dari kemarin aku tidak selera makan. Lagian makanan yang kita masak jauh dari kehidupanku yang bergizi seperti ini,” ketus Valerie mengingat makanan yang dimakan beberapa hari hanya ikan teri, telur dadar, sayur-sayuran dan itu-itu saja menurutnya.

“Astaga Val lagian ini kebanyakan, mubazir nantinya,” sarkas Garvin tidak suka dengan makanan yang nantinya akan dibuang. Pasalnya makanan pizza, donat, ayam goreng, telah tersedia, dan porsinya lumanyan banyak.

“Garvin mending kamu makan dulu, nanti baru ngocehnya biar habis! Kalaupun gak habis bisa nanti diberikan ke tetangga bukan? Itu saja susah mikirnya, cepat mending makan! tangkas Valerie.

“Tahu nih Garvin dan Greisy susah banget, tinggal makan ajah susah,” celutuk Jois.

Garvin melirik Greisy tanda untuk meminta apa yang harus diperbuat. Greisy mengangkat bahunya tanda juga tak mengerti. Mau tidak mau mereka juga ikut gabung menikmati makanan itu.

Malam hari Valerie sedang menelpon seseorang ditemani Jois. Mereka sedang di tengah lapangan yang dusunnya perumahan. Valerie sedang menelpon orangtuanya, merengek agar orang tuanya menarik dirinya untuk keluar dari desa itu. Namun orang tua Valerie menolak keras karena itu sudah aturan dari kampus dan tidak dapat diganggu gugat.

“Ish, bokap sama nyokap gak setuju buat pindahin kita dari desa ini,” suntuknya duduk di bangku panjang.

“Lagian kamu mau pindah, ini sudah jalan program kerja kita, malah mau pindah," ujar Jois.

Valerie tidak menjawab. Jois sedang asyik dengan ponselnya dan menikmati cemilannya. Angin yang menyusup pada tubuh, membuat Valerie kedinginan. Pandangannya diedarkan sesekali, tidak ada lagi kegiatan. Rumah yang tidak ada lagi penerangan membuktikan seisi rumah sudah tidur. Tinggal pohon aren dan pohun pinus yang membuat pergerakan menghalau segala angin yang menelisik.

“Jo, tiba-tiba dingin dan seram yah tempatnya?" tanya Valerie meringkuk, kedua tangannya bersilangan dan telepak tangannya mengusap pergelangan tangannya.

“Kita pulang yok, ini juga malam banget,” ajak Jois yang tiba-tiba merasa tidak enak.

Valerie dan Jois berdiri tidak lupa tangan jois menelusup masuk ke pergelangan Valerie. Mereka ketakutan melihat area yang hanya dihalau oleh angin. Dan tiba-tiba terdengar suara binatang mengaum. Aum Aum

“Ahk, lari!!” teriak mereka ketakutan, lari meninggalkan tempat itu.

Langit menunjukkan kehitaman yang pekat, dengan satu benda penerang utuh yaitu bulan purnama. Di hutan, telah terjadi penyerangan tiba-tiba. Lagi dan lagi keluarga Carrinton. Ashton yang baru saja melihat situasi di salah satu tempat sangat terkejut. Para pengikut Dalbert telah terkapar, tetapi tidak menunjukkan luka parah melainkan dibius.

“Kurang ajar. Siapa yang telah melakukan perbuatan ini?” tanya Ashton geram melihat sekelilingnya.

“Maaf tuan kami kalah. Mereka sengaja dibius, oleh keluarga Carrinton,” ujar salah satu pengikutnya yang sudah memastikan keadaan. “Apa itu berbahaya?”

“Dari aromanya mereka mencampurkan Wolf'S Bane, dan itu sulit untuk diobati,” jawabnya

Wolf's Bane adalah tanaman yang mematikan bagi manusia serigala. Carrinton sudah mengatur rencana yang semakin tidak bisa diprediksi oleh keluarga Dalbert. Biasanya Carrinton akan hanya melakukan penyerangan secara diam-diam namun hari ini malah membuat semakin sulit untuk dikalahkan oleh Dalbert.

Ashton mendengarkan itu sangatlah emosi. Kepalan tangan dan menampikkan gigi taringnya seakan siap untuk membunuh keluarga Carrinton.

“Tuan ada gulungan kertas yang ditinggalkan oleh mereka,”ujar salah satu pengikutnya yang menghampiri Ashton.

Ashton menerimanya dan membaca isi kertas tersebut.

Serahkan kekuasaanmu, maka pengikutmu akan selamat. Ingat aku sudah meracik ramuan obatnya, dan hanya ada dikeluarga Carrinton. Camkan itu!

“Ahk,sial. Bawa mereka ke mansion! Aku akan berusaha mencari ramuan demi kesemmbuhan mereka,” titah Ashton.

“Baik tuan,” jawab mereka serentak.

Ashton mengadahkan kepalanya ke langit. Matanya tertutup rapat dan kedua tangannya mengepal. Ia meminta petunjuk untuk bisa mengatasi hal ini pada sang Khalik.

Malam ini Ashton tidak akan pulang. Ia lebih baik mencari tumbuh-tumbuhan yang dapat diracik demi kesembuhan para pengikutnya. Karena selama dua kali dalam dua puluh empat jam jika tidak ada penawar racun itu maka mereka akan mati.

Keluarga Carrinton sama sekali tidak mengetahui kelebihan Ashton. Ashton yang dilahirkan sebagai garis pemimpin kuat dan mampu menelisik setiap musuh dan mampu meracik setiap tanaman untuk dijadikan obat. Ashton bisa dikatakan mempunyai kelebihan luar biasa dibandingkan manusia serigala lainnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!