Sebuah misteri yang ingin digali oleh Greisy. Anak hilang dihubungkan ke hutan terlarang. Mengapa tidak bisa kembali lagi? Pasalnya ia sendiri juga pernah memasuki hutan tersebut, dan buktinya ia bisa kembali juga dala keadaan utuh. Sungguh aneh dan penuh teka-teki untuk memecahkan misteri ini.
Setelah menyampaikan kabar tersebut, bapak petugas keamanan itu pun pulang. Garvin dan Greisy tidak jadi jalan. Mereka memilih untuk mematuhi apa yang disarankan. Ada ketakutan besar di hati mereka, jika terus berada di tempat ini. Namun program mereka sebagai mahasiswa KKN masih menjalani satu setengah minggu, dan itu masih langkah awalnya. Kurang lebih tiga minggu lagi desa Khaitawan, mereka berharap cepat selesai kegiatan di desa tersebut.
Pukul sebelas malam Greisy masih sibuk memikirkan tentang desa ini. Ia berada di meja belajar dan memainkan pulpen untuk menemaninya. Anak hilang dan hutan terlarang selalu dikaitkan dan itu tidak ada titik temunya. Sekilas ia juga membandingkan dirinya yang bisa selamat dari tempat itu. Aneh dan penuh teka-teki namun tidak bisa ia pecahkan.
Di wilayah kekuasaan Carrinton para pasukan sangat siap menunggu peperangan yang akan terjadi. Carrinton yang sebagai penguasa di daerah itu, sedang bersemedi untuk bisa mendapatkan kekuatan baru agar bisa memenangkan peperangan. Ruangan yang bercorak hitam dengan jubah berbulu serigala yang dikenakan sangat mencolok sebagai penguasa. Carrinton masih setia memejamkan mata, duduk di bangku kebesarannya, seakan meminta dari alam yang seperti mendukungnya malam ini.
Salah seorang pengikutnya datang menghampirinya. Takut akan berita yang disampaikan pada tuannya. Di hadapannya sang tuan yang diagungkan, dan sangat bengis dalam menghalalkan segala cara untuk menguasai.
“Lapor tuan, saya datang ke sini untuk menyampaikan sesuatu" ucapnya ketakutan. Ia menunduk gemetar seakan membayangkan apa yang akan terjadi, setelah sang tuan mendengarkan berita tersebut. Namun tidak ada sahutan, ia tetap akan menyampaikannya.
“Maaf tuan saya menyampaikan tentang peperangan malam ini, Sepertinya-" ia semakin gemetar dan takut dengan apa yang ingin disampaikan. “Sepertinya peperangan tidak terjadi, mengingat tidak ada tanda-tanda kedatangan mereka,” jelasnya gugup setengah mati.
Seketika bola mata Carrinton terbuka lebar. la mengintimidasi laki-laki itu dengan arti marah yang besar.
Wush
la langsung terhuyung melayang ke belakang. Dan lampu antik yang bercahaya putih itu terjatuh dari dinding. Laki-laki itu terkapar di lantai.
Kedua tangan Carrinton mengepal, ia seakan menelan hidup laki-laki itu sekarang. Mengapa hal ini bisa terjadi? Bukankah rencana yang disusun sedemikian rupa, bisa membawakan keuntungan besar bagi dirinya?
Carrinton berdiri, dan melenggang pergi dari ruangan itu. Di luar para pengikutnya tengah menunduk hormat menyambut tuannya. Perintah yang dititahkan oleh Carrinton siap mereka laksanakan, meski sepertinya tidak sesuai harapan.
“Bagaimana ini bisa terjadi? Mengapa mereka tidak kunjung datang hah?" tanya Carrinton dari podium yang disediakan untuknya. Tidak yang bisa menjawab, para pengikutnya juga keheranan tidak tahu mengapa mereka tidak menyerang.
Carrinton nampak berpikir keras, bagaimana hal yang diinginkan tidak terjadi. Ia memikirkan daerah Dalbert yang seharusnya sudah digenggamnya malah tidak terjadi.
“Suruh salah seorang menyelediki apa yang terjadi di sana? Aku ingin malam ini dapat kabarnya,” titahnya pada seorang kepercayaannya.
“Baik tuan,” jawabnya menunduk kemudian ia pergi melaksanakan apa yang diinginkan tuannya.
Satu jam lamanya mereka menunggu di tempat itu. Tempat pertemuan di mana perkumpulan jika menghadapai suatu masalah. Ruangan yang sama persis seperti lapangan, namun tetap aura hitam pekat bercorak di ruangan itu. Sangat menyeramkan itu yang paling mendasar, di mana ada saja hewan yang berserakan di lantai. Darah yang baru dan sudah lama, menyengat di ruangan itu. Para hewan yang bergelantungan juga nampak menghiasi ruangan itu.
Seseorang datang memberi informasi terkait apa yang telah terjadi. Ia memberikan secarik kertas yang kepada sang tuan.
“Tidak akan pernah kuberikan kekuasaanku padamu tuan Carrinton. Caramu termasuk pengecut untuk menghabisi pengikutku. Aku bisa mengatasi semuanya tanpa harus datang padamu. Salam dari Raja Dalbert" isi surat.
“Kurang ajar!” suaranya menggelagar di ruangan itu, dan para pengikutnya hanya bisa menunduk dalam ketakutan.
“Ahk!" ucapnya bergema karena berhasil membuat emosinya semakin membuncah. Jari-jemarinya meremas rambutnya kuat, dan menunduk ke bawah sambil memikirkan kegagalannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments