14

Ashton malah tersenyum sarkatis, tahu bahwa wanita ini membohonginya.

"Ya, sudah tunggu sampai subuh, baru kamu bisa pergi dari sini. Tapi ingat jangan pernah datang lagi ke sini!” ucap Ashton dengan sinis. "Aku mau pulang,” tambah Ashton.

“Eit tunggu!" ucap Greisy menarik pergelangan Ashton dan Ashton secara langsung duduk kembali lagi. Secara langsung wajah mereka bertemu dan dekat.

Greisy menaruh telunjuknya ke hidung. Ia mengetuk-ngetuk pelan hidungnya. Kepalanya sambil memiring kanan-kiri menatap pria yang begitu dekat dengan wajahnya. Ashton malah terbelalak kaget wanita ini beraninya bersikap manis dan imut di hadapannya.

“Kamu pria baik itu bukan?" tanya Greisy bak gadis remaja yang bertanya pada pria dewasa itu.

Ashton yang semakin berdesir dan jantungnya yang bertalu-talu membuang wajahnya ke sembarang arah. Berhadapan Greisy membuatnya lupa bernafas. “Tidak! Itu bukan aku!" sarkasnya berbohong.

“Ish, kamu bohong. Aku ingat kamu pria yang baik menolongku. Dari wajah pucat, pipi tirus, lalu rahang kerucut ini aku ingat. Gak usah menyangkal,” ujar Greisy teringat dengan pria yang samar diingatnya. Lagi Greisy berulah menjamah satu persatu bagian wajah Ashton.

Ashton menepisnya dengan kasar. Greisy dapat membangunkan hasratnya sebagai pria.

“Kalau memang aku kenapa?" tanyanya menyeledik.

“Hore! Berarti kamu pria baik itu kan? Gantengnya tapi sayang sedikit pucat,” puji Greisy namun malah dipatahkan lagi. Ashton sedikit kesal.

“Sudah, aku mau pulang. Ingat jan-"

“Jangan datang lagi ke sini! Peringatamu membuat aku semakin penasaran,” ucap Greisy memotong ucapan Ashton.

“Lagian kamu tega sekali meninggalkanku sendirian di sini. Ini hutan loh, kamu tak berperasaan banget sih,” keluh Greisy mencibir

Ashton. Pria yang dianggapnya baik malah tega mau meninggalkannya. Ashton berdecak kesal, wanita ini sugguh cerewet.

“Baiklah aku temani sampai subuh, tapi ingat jangan-"

"Jangan masuk lagi ke hutan ini. Itukan pria pucat,” ucap Greisy memotong lagi.

“Ck, sial!” Ashton kesal dengan beraninya memotong pembicaraan dan lagi pria baik yang disematkan untuk dirinya malah menjadi pria pucat. “Itu saja yang kau ingatkan sama aku. Dasar!" umpat Greisy.

Ashton menahan emosinya, ia memilih untuk menjauh sedikit dari Greisy. Ashton bersandar pada dinding yang pada rotan yang menguning itu.

“Eh, pria pucat siapa sih namamu?” tanya Greisy sedikit acuh.

“Jangan sebut aku pria pucat,” tegas Ashton.

Greisy malah terkikik geli melihat ekspresi si tuan pucat itu. Entah mengapa wajah yang mengahanyutkan itu bisa garang juga.

“Oh, maunya dipanggil si pria baik gitu,” goda Greisy memukul pelan bahu Ashton.

Ashton terpengarah dan tidak sudi untuk menjawab lagi. Cukup dirinya sudah diliputi rasa kekesalan yang dibuat oleh Greisy. Baru kali ini, Ashton berurusan dengan wanita yang berhasil membuatnya kesal dan banyak bicara.

Seketika hening tercipta, Ashton sama sekali tidak memperkenalkan dirinya dan Greisy tidak berniat untuk berbicara lagi. Dingin, datar, garang, plus pucat, itu yang bisa sematkan dalam hatinya untuk Ashton. Tiba-tiba suara mengaum yang saling bersahut muncul di telinga. Sontak saja itu membuat Greisy langsung memeluk Ashton. Ashton kaget dengan kecepatan Greisy begitu erat memeluknya dengan ketakutan.

Ashton teringat dirinya belum membentengi gubuk ini. Pasti manusia serigala lainnya telah mencium kehadiran Greisy di hutan ini. Bodohnya sampai hal ini tidak diingat, dan telah membuat Greisy takut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!