7

Felix merenggut kesal. Kakinya dihentak-hentakkan kuat di bawah kolong meja. la juga kesal melihat Valerie dan Jois yang semakin meledeknya.

“Sebagai gantinya, kalian berdua yang masak selama seminggu,” ujar Garvin tiba-tiba, Felix malah tertawa terbahak-bahak.

Valerie dan Jois kembali masam. Sungguh hukuman yang berat bagi mereka.

“Makanya lain kali, bangun subuh. Ini malah asyik tidur-tiduran. Silahkan makan, dan nikmati hukuman kalian selama seminggu. Weh, pasti enak lihat kalian masak di dapur dengan mata berair karna bawang,” ucap Felix kembali tertawa.

“Nggak bisa gitulah Vin, kami hanya satu hari bolong, sudah dapat hukuman seminggu. Itu gak adil," kilah Valerie, tidak setuju.

“Gak ada bantahan, itu sudah kelewatan. Kalian gak memenuhi aturan yang kita tetapkan,” ucap Garvin tegas.

“Makanya kalian tidur jangan kaya kerbau dong. Jadi susah bukan?" ledek Felix.

“Itu juga karena semalam kami pergi ke lapangan, cari udara. Eh, malah dengar suara seringala, kita ketakutanlah. Sampai gak bisa tidur sampai subuh tadi,” jelas Jois merenggut.

Greisy langsung melirik Jois. Serigala itu berarti tidak jauh dari huta bukan? Lagi rasa penasaran muncuat seketika.

“Hm, serigala masa sih? Lagian ngaco kali,” ujar Greisy sedikit memancing.

“Idih, siapa juga yang ngaco. Semalam kita itu jalan sampai tengah lapangan. Istitrahat bentar, eh tiba-tiba bulu-bulu merinding, dan terdengar suara serigala. Itu menyeramkan deh pokoknya, kapok aku pergi ke lapangan,” timpal Valerie, masih teringat dengan suara serigala itu.

“Lanjutkan makanan kalian, aku mau nyusun laporan kita selama seminggu. Ingat Valerie dan Jois tetap menjalankan hukuman,” ujar Garvin berdiri dan meninggalkan mereka.

Greisy semakin yakin bahwa ada kehidupan di hutan. Meski ia sendiri tidak tahu kehidupan apa, yang jelas pasti ada orang di sana. Greisy harus bisa mencari cara untuk memasuki kembali ke hutan. Apalagi ia juga harus menemukan orang yang menolongnya di hutan beberapa hari yang lalu.

Keluarga carrinton tengah mempersiapkan diri untuk peperangan. Kemungkinan perang itu akan terjadi dalam waktu dekat. Carrinton tengah bersantai di rooftop melihat persiapan pengikutnya di bawah sana. Ia suka dengan apa yang terjadi sekarang. Tidak akan lama, kekuasaannya akan semakin meluas.

“Bagaimana di area Dalbert? Apa mereka sudah menggerakkan perang?" tanyanya pada pengikutnya yang bediri di belakang.

“Saat ini tuan, belum ada pergerakan. Dan sepertinya ini melenceng dari rencana yang kita susun dari awal,” ucapnya sedikit takut.

“Apa? Melenceng? Apa maksudmu?" tanyanya menoleh ke belakang, dengan tatapan mengintimidasi.

“Maaf tuan, Dalbert sama sekali tidak ada pergerakan. Dari yang kita perkirakan sudah saatnya ada penyerangan, dan sampai saat ini info yang saya dapatkan, mereka memang sekali tidak bergerak," jelasnya.

"Kurang ajar.”

Wush

Laki-laki itu terpental kuat langsung ke dinding yang bercorak coklat itu.

Carrinton marah besar. Bukan ini tujuannya, ini jauh dari yang dibayangkan. Seharsunya Dalbert dan pengikutnya mencari ramuan itu, dan menyerahkan kekuasannya. Tapi, tunggu. Bukankah satu hari lagi racun itu akan semakin menyebar di tubuh serigala. Berarti, satu hari lagi mereka kemungkinan akan menyerang. Dan Carrinton yakin, mereka pasti menyiapkan perang sebagus mungkin, atau membuatnya lengah.

Carrinton tertawa senang. Ia yakin pasti Dalbert akan memberikan kekuasaannya ke tangannya sebentar lagi. Tinggal menunggu hari itu datang.

Ashton tiba di mansion. Ia disambut dengan rasa khawatir yang menakutkan. Dalbert menatap putranya yang sudah nampak kelelahan menjalani beberapa hutan. Namun, Ashton tersenyum meyakinkan, bahwa ia yakin pasti bisa melewati keadaan ini semua.

“Tolong persiapakan alat dan bahan seperti biasanya," titahnya.

Ayahnya menghampiri Ashton.la memberikan kekuatan kepada sang putranya agar sedikit bertenaga.

“Aku butuh waktu tiga puluh jam dalam meraciknya. Apakah ini sudah sesuai dengan mereka yang kena racun?”

“Maaf tuan, sepertinya ini kurang lebih 24 jam mereka akan mati, jika penawar racunnya jika tidak berikan. Saya harap tuan mengerti hal itu.” ujar salah satu pengikut.

“Baik aku usahakan, tolong jangan ganggu aku. Agar bisa menyelesaikan secepat mungkin.”

Semua mengangguk paham, namun raja Dalbert sepertinya sudah merasa menyerah. Tidak mungkin hal ini bisa siap, pikirannya berkelana, apakah ini sudah waktunya kekuasaannya akan diberikan pada Carrinton.

“Nak, kalau memang tidak bisa, jangan dipaksa. Ayah pikir sudah waktunya kekuasaan ayah kita berikan. Agar tidak memakan korban lebih banyak lagi,” ucap Dalbert yang sudah menyerah.

“Aku tidak setuju ayah. Kekuasaan ayah sudah lama, mereka yang memang pengkhianat untuk keluar dari kekuasaan ayah. Jadi tolong

ayah keluar dan yang lainnya! Biarkan Ashton konsentrasi, dan penawarnya cepat selesai!” Ashton berucap yakin, ia tidak suka dengan perkataan sang ayah. Dalbert dan yang lainnya meninggalkan Ashton di satu ruanga eksperimen Ashton. Ia harus cepat menyelesaikannya.

Waktu menunjukkan pukul tiga subuh. Itu berarti Ashton sudah meracik selama dua puluh jam di ruangannya. Dan ia sampai detik ini belum keluar. Di luar ruangan itu ayah Dalbert, ibunya serta pengikut lainnya sedang gelisah dan tegang.

Dalbert malah mondar-mandir tidak jelas. Sesekali pandannya ke pintu yang belum terbuka sama sekali.

Ruang merah sudah terlihat kesakitan mendalam bagi bangsa serigala itu. Mereka merespon dengan pergerakan yang sakitnya mendalam. Suara yang sepertinya penyiksaan, membuat Dalbert dan lainnya semakin khawatir.

Suara itu menandakan akan tiba waktunya mereka musnah.

Lama merenung dan berpikir dalam, Dalbert membuat keputusan. Ia harus bertindak.

“Kau, ikut aku! Kita ke wilayah Carrinton, meminta penawarnya," tunjuknya ke salah satu laki-laki yang sedari tadi berdiri tegak.

“Yah, apa waktunya ayah akan menyerahkan kekuasaan ayah?" tanya sang istri tercinta.

“Sudah saatnya ma. Suara mereka yang kesakitan memekik di telinga kita, dan tentunya ini tidak bisa dibiarkan.”

“Tapi yah, bagaimana dengan Ashton, ia masih belum keluar dari ruangan itu. Tunggu yah, sebentar lagi!" pintanya.

“Ma, aku tidak mau menunggu lagi, kita sudah menunggu selama dua puluh dua jam, dan waktunya sekitar dua jam lagi. Tidak mungkin ia dapat meraciknya, yang ada para pengikut akan mati mengenaskan,” jelas ayah. "Tapi yah"

“Sudahlah ma, aku akan pergi. Ayo kita pergi!" Dalbert telah memikirkan secara matang, jika memang karena kekuasaan ia rela memberikan asalkan tidak adalagi korban. Namun kakinya yang sudah melangkah, terdengar suara seseorang yang berhasil menghentikan langkah kakinya.

“Mari kita berikan penawar ini. Bantu aku berikan segelas air dan campur tiga tetes dari botol ini,” ucap Ashton terburu-buru. Ia langsung ke ruangan merah, dan pengikutnya turut bekerjasama melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Ashton.

Dalbert tersenyum seketika. Ia senang dengan kelebihan putranya yang luar biasa itu. Ia pun tidak jadi pergi, malah ikut membantu memberi penawarnya kepada pengikutnya.

Setengah jam, mereka selesai memberikan penawar itu. Masih tidak ada tanda reaksi pada tubuh mereka.

“Kita menunggu selama satu jam, untuk reaksi penawarnya. Aku harap ini memang menyembuhkan,” semua mengangguk paham, meski merasakan khawatir.

Ashton menghela nafasnya. Jujur ia sudah lelah, tetapi ia harus menunggu perkembangan selanjutnya. Dalbert menghampiri putranya, ia tahu akan kondisi putranya yang sepertinya semakin lemah. Dalbert mentransfer kembali kekuatannya untuk sang putra, karena bagaimanapun ia tidak mau putranya terjadi apa-apa.

Mereka sudah menunggu selama satu jam, masih tidak ada tanda. Ashton malah semakin khawatir, ia harus apa, jika semuanya gagak total.

“Tuan, kita harus apa? Mereka masih tidak menunjukkan tanda-tanda sembuh,” ujar laki-laki yang merupakan teman dekat yang terkulai lemah.

“Mungkin perkiraan saya salah, tolong semuanya tunggu saja!" pinta Ashton, jujur ia juga tidak tahu harus jawab apa.

Seketika suara pekikan yang tentunya sangat sakit bergema di ruangan itu. Ruangan yang sebegitu luasanya dipenuhi suara yang keras. Tak segan, mereka berubah jadi manusia serigala, dan kembali jadi manusia. Itu terjadi secara berulang. Ashton dan Dalbert tentu makin tidak percaya akan pengaruh penawar itu. Mereka sedikit menghindar, namun masih bisa melihat reaksi mereka.

Beberapa menit kemudian, suara mereka perlahan tidak terdengar lagi. Wajah mereka berangsur membaik, tidak adalagi pucat. Ashton mendekat ke salah satu yang terbaring. Ia mengecek kondisi tubuh mereka dengan kekuatan yang dimilikinya. Tangannya mengadah, mencari mana lagi yang sakit.

“Mereka berangsur pulih. Mereka hanya lemah saja, dan saya yakin mereka akan sembuh,” ujar Ashton dan seketika keadaan semakin lega. Ini artinya penawar racun yang diberikan Ashton berhasil.

Ashton memeluk kedua orangtuanya, ia juga lega dengan keadaan sekarang. Tetapi ada yang aneh, Ashton malah melepaskan pelukannya, dan orangtuanya seperti tertimpa.

“Ashton, bangun nak! Ashton,” ucap ibu memukul kedua pipi Ashton. Ashton tidak sadarkan diri, dengan cekatan mereka mengangkat Ashton ke kamarnya. Dalbert tidak heran dengan kondisi Ashton. Karena kedatangannya kemarin sudah menimbulkan reaksi yang lemah. Hanya saja Ashton berusaha kuat untuk bisa meracik penawaran itu. Energi yang diberikan tadi, tidak sekuat dengan kondisi Ashton yang semakin lemah. Ashton butuh istirahat beberapa hari, untuk memulihkan tenaganya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!