BAB 20

...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

Pengacara dan notaris itu saling berpandangan, seolah-olah mereka tidak peduli harga diri lagi, yang penting mereka mendapatkan keuntungan.

"Jangan bicara seperti itu Tuan Aztron. Kami sangat menghargai Anda, kami hanya menjalankan tugas saja," ucap pengacara itu tegas.

Aztron berdiri tegak di depan meja yang berhadapan dengan pengacara, wajahnya memerah oleh amarah yang membuncah. Tangannya mengepal erat-erat, seolah ingin menghantam pengacara yang duduk di hadapannya.

"Tugas? Tugas apa? Tugas untuk membohongi orang? Sejak dari awal semua orang tahu jika aku adalah pewarisnya. Kenapa dipindahkan ke Aziz! Pekerjaan kalian ini bisa dipertanyakan, benar-benar bekerja atau hanya demi kepentingan sendiri!" bentak Aztron menatap pengacara itu dengan mata berapi.

Pengacara itu mencoba menjelaskan dengan nada tenang, "Tuan Aztron, kami hanya menjalankan apa yang sudah diamanatkan oleh mendiang ayahanda. Semua prosedur telah kami jalankan sesuai dengan hukum yang berlaku."

Namun, Aztron tak bisa menerima penjelasan itu. Ia menuding pengacara tersebut dengan jari telunjuknya yang gemetar, "Kalian hanya mencari untung dari situasi ini! Kalian tahu Aziz tidak pantas mewarisi perusahaan ini, tapi kalian tetap memihak kepadanya demi keuntungan pribadi!"

Pengacara itu menelan ludah, mencoba meredam emosi Aztron. "Tuan, kami memahami perasaan Anda. Namun, keputusan ini telah diambil oleh mendiang ayahanda dan kami tidak bisa mengubahnya."

"Ayah tidak pernah ingin ini terjadi!" seru Aztron membulatkan matanya di ikuti gertakan giginya.

"Kalian telah mengkhianati kepercayaan ayah dan menghancurkan perusahaan ini demi kepentingan kalian sendiri!"

Pengacara itu hanya bisa menunduk, merasa terpojok oleh kata-kata Aztron. Ia sadar bahwa ada kebenaran dalam tuduhan Aztron, namun tak ada yang bisa ia lakukan untuk mengubah keadaan.

"Kami ... Kami hanya ingin menyampaikan ini saja, karena tidak ada hal lain kami permisi dulu," ucap pengacara itu berdiri.

Aztron berdiri dengan tegak di hadapan pengacara yang membawa surat wasiat yang kontroversial itu. Wajahnya memerah dan marah, namun di balik kemarahan tersebut terdapat juga kekecewaan yang mendalam. Tangannya mengepal erat, seolah ingin menumpahkan seluruh amarah yang ada di dalam hatinya.

"Ingat kata-kata ku! Aku tidak melepaskan kalian! Aku akan mencari bukti jika surat wasiat ini kalian manipulasi. Jika sampai saat itu terjadi, mendekam lah kalian di penjara!" ancam Aztron dengan suara yang menggelegar dan mata yang menatap tajam pengacara itu.

Pengacara tersebut tampak sedikit terkejut dengan ancaman Aztron, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan menjaga sikap profesionalnya. Ia menatap Aztron dengan tatapan yang tidak kalah tajam, dan tersenyum sinis.

"Silahkan saja, Tuan Aztron. Kami di sini hanya menjalankan tugas dan mengikuti prosedur hukum yang ada. Jika memang Tuan merasa ada yang salah dengan surat wasiat ini, silahkan saja mencari bukti yang kuat dan kami akan menghadapinya di pengadilan," jawab pengacara itu dengan nada sombong dan angkuh.

Aztron tidak bisa menahan emosinya lagi. Dengan cepat, ia mengambil surat wasiat tersebut dari tangan pengacara dan merobeknya menjadi beberapa bagian. Ia lalu membuang potongan-potongan surat itu ke wajah pengacara, seolah ingin menunjukkan betapa ia tidak percaya dan marah dengan isi surat tersebut.

"Kau akan menyesal telah bermain-main dengan kehidupanku!" teriak Aztron sambil menunjuk ke arah pengacara itu.

"Keluar kalian dari sini!" usir Aztron kasar.

Pengacara dan notaris itu pun meninggalkan gedung perusahaan dengan langkah kaki yang terasa berat dan lesu, seolah-olah tiap tapak kaki membawa beban yang tak terhingga.

Aztron bertekad untuk mencari kebenaran dan membuktikan bahwa surat wasiat itu adalah hasil manipulasi. Ia tidak akan membiarkan orang-orang yang ingin merusak hidupnya akan lolos begitu saja.

Notaris dan pengacara masuk ke dalam mobil sambil melihat ke arah perusahaan tersebut.

Notaris membaca kembali surat wasiat yang mereka manipulasi itu sedikit gemetar.

"Bagaimana ini? Dia tidak sebodoh yang kita kira dan tahu jika kita manipulasi surat wasiat ini. Sepertinya idiot nya sudah sembuh, bagaimana jika Aztron mencari saksi yang sesungguhnya? habislah kita," ucapnya dengan nada ketakutan, sambil menatap pengacara yang duduk di sampingnya itu.

Pengacara itu menatap notaris dengan ekspresi tegas. "Kita tidak boleh panik," katanya mencoba menenangkan dirinya dan notaris, meskipun suaranya terdengar gugup.

"Kita harus mencari cara untuk mengelabui Aztron dan membuatnya percaya bahwa surat wasiat ini asli."

Notaris itu mengangguk-anggukkan kepalanya, mencoba mengumpulkan keberaniannya.

"Semoga saja dia berhasil kita kelabui," ucap notaris itu mengelus dadanya.

"Baiklah, kita harus berpikir dengan cermat dan mengatur strategi," ujarnya sambil menarik napas dalam-dalam.

Mereka pulang ke kantor untuk diskusi panjang dan serius, mencari cara terbaik untuk menghadapi Aztron dan memastikan bahwa mereka tidak akan terungkap sebagai penipu yang mencoba memanipulasi hak warisan yang seharusnya milik Aztron tapi mereka pindahkan menjadi milik Aziz.

Namun, di balik kekhawatiran mereka, ada rasa ketakutan yang mendalam akan hukuman yang akan menimpa mereka jika rencana jahat mereka terbongkar.

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...

...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...

Terpopuler

Comments

saniscara patriawuha.

saniscara patriawuha.

hancurrrkannnn mbokk less22,, ojooo kesuwennnnn.....

2024-06-18

0

Krislin Meeilin

Krislin Meeilin

up lagi ceritanya 🥰🥰🥰

2024-06-16

0

jaran goyang

jaran goyang

𝐠𝐞𝐫𝐜𝐞𝐩 𝐤𝐤 𝐤𝐞𝐛𝐠𝐤𝐚𝐫 𝐧𝐲

2024-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!