...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
Tok! Tok!
Tok! Tok!
"Permisi Tuan!" terdengar suara staf dari balik pintu.
"Masuk," ucap Aztron.
Cklek!
Pintu ruang terbuka dan staf itu datang mendekati Aztron.
"Ada apa?" Tanya Aztron.
"Ada seseorang yang datang menemui Anda Tuan, dia sedang menunggu Ada di ruang tunggu," jawab staf tersebut.
"Baiklah, aku akan ke sana," ucap Aztron berdiri untuk menemui orang tersebut.
Aztron melangkah menuju ruang tunggu, berjalan dengan penuh percaya diri dan rasa penasaran mengenai siapa yang ingin menemuinya.
Begitu tiba di ruang tunggu, ia melihat seorang pria paruh baya duduk dengan tenang sambil membaca berkas-berkas di tangannya. Pria itu tampak berwibawa dengan jas rapi dan dasi yang dikenakan, serta kacamata yang menambah kesan profesional.
"Saya Aztron, apa yang bisa saya bantu?" tanya Aztron dengan tangan terentang.
"Salam kenal, Tuan Aztron. Nama saya Pak Haris, saya adalah notaris dan pengacara yang menangani urusan ahli waris," jawab Pak Haris sambil berdiri dan menjabat tangan Aztron.
"Oh, kira-kira ada apa ya, Pak?" tanya Aztron penasaran.
"Saya datang untuk memberi tahu bahwa ahli waris yang sedang Tuan urus, ternyata telah resmi dipindahkan ke tangan Aziz," jelas Pak Haris seraya menyerahkan berkas-berkas yang dibawanya.
"Heh! Ahli waris ini di serahkan kepada ku sejak awal, tiba-tiba di pindah ke tangan Aziz itu adalah akal-akalan kalian kan? Kalian sudah manipulasi surat wasiat itu! " ucap Aztron dengan nada suara yang mulai meninggi.
Aztron menatap Pak Haris dengan tatapan marah dan kecewa, matanya menyiratkan rasa tidak percaya. Tangan kanannya mengepal erat-erat, hampir saja dia melayangkan pukulan pada wajah pengacara yang berdiri di depannya.
Pak Haris menarik napas panjang, berusaha tetap tenang dan profesional. "Saya paham, Tuan Aztron. Tetapi, memang ada beberapa hal yang membuat ahli waris tersebut lebih memilih untuk pindah ke tangan Aziz. Saya hanya menjalankan tugas sebagai notaris dan pengacara dalam hal ini."
Aztron menggertakkan giginya, tubuhnya bergetar akibat emosi yang memuncak. "Kau pikir aku akan percaya begitu saja? Aku akan melaporkanmu dan Aziz ke polisi! Aku akan membuktikan bahwa kalian telah melakukan kecurangan!"
Pak Haris mengangkat kedua tangannya, berusaha menenangkan Aztron. "Tuan Aztron, saya akan memberikan semua bukti yang ada untuk membuktikan bahwa keputusan ini diambil dengan proses yang sah. Saya tidak ingin terlibat dalam perselisihan keluarga ini, tetapi jika Tuan ingin menggugat keputusan ini, silakan saja. Saya akan bersaksi sesuai dengan kebenaran yang ada."
"Kau menjadi saksi, lalu di mana saksi yang sesungguhnya?" tanya Aztron dengan nada tinggi.
Notaris itu membuka map berisi dokumen penting yang telah disiapkan.
"Berikut adalah surat kuasa dari saksi yang sebenarnya. Dia telah pindah negara, namun telah memberikan kuasa untuk bersaksi jika surat wasiat ini sudah pindah ke tangan Tuan Aziz. Jadi perusahaan dan semua harta warisan sudah menjadi milik Tuan Aziz," ucap notaris itu.
"Kalian tau nggak karma memanipulasi itu sangat berat lho? kalian mau merasakan karma itu?" tanya Aztron menatap mereka tajam.
"Ka-kami hanya menjalankan tugas saja dan perintah...."
Duakkkkkkk!
Belum sempat notaris itu melanjutkan ucapannya, Aztron langsung menghantam meja di depannya itu.
"Perintah siapa?! Dari Aziz? Hah! Kalian tahu sejak awal bahwa aku adalah ahli waris yang sah! Apa yang kalian dapat dari berbohong demi Aziz? Berapa harga harga integritas kalian?!" Bentakan Aztron memecah keheningan, emosi meluap di wajahnya.
"Demi uang, kalian merubah surat wasiat dan mengkhianati kepercayaan keluarga. Demi uang sekejap, kalian rela menjual harga diri dan integritas kalian sebagai notaris dan pengacara! Membelakangi kebenaran demi kepentingan pribadi?! Sungguh memalukan! Sebagai notaris dan pengacara, kalian seharusnya melindungi kebenaran dan hak-hak orang, bukan menjadi penipu dan pencuri!"
Aztron mengepalkan tinjunya, marah tak tertahankan.
"Apa gunanya pendidikan tinggi yang kalian miliki jika pada akhirnya kalian jadi orang yang tidak bermoral?! Sekolah tinggi-tinggi, seharusnya kalian jadi penegak hukum, bukan pelanggar dan penipu! Kalian mungkin bisa menipu orang lain, tetapi kalian tak akan bisa menutupi kebenaran yang terpatri dalam hati kalian!" Aztron menatap tajam mereka, nafasnya terengah-engah, dan urat lehernya membengkak oleh kemarahan yang tak terkendali.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
saniscara patriawuha.
gasssdddd puollllll mang astronnn
2024-06-18
0
Patrick Khan
..nah gitu aztron km harus tegas..biar mereka takut padamu..jgn mw di permainkan
2024-06-15
0
jaran goyang
𝐛𝐧𝐫 𝐤𝐭 𝐚𝐬𝐭𝐫𝐨𝐧.... 𝐦𝐚𝐮 𝐣𝐝 𝐩𝐚 𝐧𝐠𝐫 𝐧𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐜𝐫 𝐤𝐫𝐣 𝐱𝐚𝐦 𝐛𝐠𝐭 𝐛𝐠𝐧𝐢....
2024-06-15
0