...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️...
Aztron pun masuk ke dalam mobilnya dan melajukan mobilnya menuju alamat yang di berikan oleh Aziz.
Aztron hanya bisa mengandalkan GPS karena ia tidak begitu familiar dengan kota barunya.
Dengan perlahan-lahan mobilnya, Aztron melihat sebuah pabrik terbengkalai. Titik merah di GPS menunjukan jika itu adalah alamat Aziz berikan kepadanya lewat secarik kertas tadi.
Mobil Aztron melaju perlahan mendekati sebuah pabrik yang tampak terbengkalai. Bangunan itu sudah berusia tua dan dindingnya penuh dengan lumut serta jendela-jendelanya yang pecah. Aztron melihat pemandangan tersebut, namun dia tidak bisa mundur karena sudah datang ke sini. Titik merah di GPS yang ada di mobilnya menunjukkan jika itu adalah alamat yang Aziz berikan kepadanya melalui secarik kertas beberapa jam yang lalu.
Aztron keluar dari mobil. Ia melangkahkan kaki mendekati pintu pabrik yang terbuka lebar. Suasana di dalam pabrik lebih mencekam, penuh debu dan berbau apek. Aztron merasa seperti ada mata yang mengawasi setiap gerak-geriknya dari kegelapan.
Dia menggenggam erat secarik kertas yang diberikan Aziz.
Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari kejauhan. Aztron siap siaga menghadapi apapun yang muncul dari balik kegelapan.
"Oh, Anda sudah datang. Silakan masuk, Tuan sudah lama menunggu Tuan," ucap seorang pengawal mempersilakan Aztron untuk masuk.
Aztron melangkah pasti memasuki pabrik yang terbengkalai itu, langkah kakinya terasa berat namun hatinya penuh tekad. Pengawal Aziz mengikutinya dari belakang, mengejarnya dengan kecepatan yang sama. Bayangan mereka tampak menyeramkan di dinding-dinding yang berlumut dan penuh debu. Aztron tahu bahwa Aziz tidak akan memberinya jalan mudah untuk menyelamatkan Zamora begitu saja. Ia pasti punya rencana licik.
Di dalam pabrik yang gelap, Aztron melihat beberapa mesin yang sudah tidak berfungsi, sisa-sisa kejayaan pabrik tersebut. Ia berusaha mencari tahu di mana letak Zamora. Setiap langkah yang diambilnya harus dihitung dengan cermat, karena satu kesalahan saja bisa berarti kematian bagi Zamora. Terdengar suara langkah kaki pengawal Aziz yang semakin mendekat, membuat Aztron semakin waspada.
Tiba-tiba, Aztron melihat seberkas cahaya yang tembus dari celah pintu sebuah ruangan. Ia segera mendekat dan mengintip ke dalam. Di sana, terikat di kursi, terdapat sosok wanita yang begitu lemah dan ketakutan. Itulah Zamora.
Aztron bergegas masuk ke dalam ruangan itu, mengabaikan bahaya yang mungkin mengintainya dari belakang. Ia membuka ikatan yang mengikat Zamora membuat Zamora merasa terharu. Meskipun Aztron tampak dingin, tapi ia bertaruh nyawa untuk menyelamatkannya.
Namun, sebelum mereka bisa melarikan diri, tiba-tiba Aziz dan para pengawalnya muncul di pintu ruangan. Senyum sinis terpampang di wajah Aziz, "Kau pikir aku akan membiarkanmu begitu saja, Aztron?"
Aztron menatap tajam ke arah Aziz, lalu memegang erat tangan Zamora. Ia bersiap untuk melindungi wanita di sampingnya itu. Pertarungan antara Aztron dan Aziz serta para pengawalnya pun tak terhindarkan, demi mencapai kebebasan dan keselamatan Zamora.
Aztron berdiri tegap di depan Aziz, matanya menatap tajam penuh kebencian. Dengan mantap, ia memegang erat tangan wanita itu, menegaskan tekadnya.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
saniscara patriawuha.
jhuossssss.....
2024-06-10
1
jaran goyang
𝐧𝐞𝐱𝐭
2024-06-10
1