...☘️☘️☘️☘️ Happy reading ☘️☘️☘️☘️...
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
Terlihat Aziz, senyuman licik yang menghiasi wajahnya karena dapat sokongan dari pemegang saham yang lainnya.
"Mengajak pemegang saham bersekongkol melawan adikmu sendiri? Apa tujuanmu sebenarnya?"
Aziz mengangkat bahunya seolah-olah tak peduli dengan pertanyaan Aztron. "Aku hanya ingin mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku, Adik. Aku lebih tua darimu dan lebih berhak atas posisi ini."
Aztron mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarah yang mulai memuncak.
"Kenapa kamu tak bisa menerima kenyataan bahwa Ayah memilihku sebagai ahli waris perusahaan ini?"
Aziz tertawa sinis, "Kamu pikir Ayah tahu apa yang terbaik untuk perusahaan ini? Aku yang telah bekerja keras selama bertahun-tahun, sedangkan kamu hanya mengekor di belakangku seperti bayangan. Aku pantas mendapatkannya, bukan kamu!"
Aztron berdiri dari kursinya, tatapan tajamnya tak lepas dari Aziz. "Kamu mungkin lebih tua dariku. Tapi aku bukan anak yang tak tahu apa-apa. Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan warisan ini dan memilikinya.
Aziz melangkah mundur, tersenyum sinis. "Kita lihat saja, Aztron. Siapa yang akan berdiri di puncak pada akhirnya."
"Bagaimana kita bisa bekerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh orang seperti Aztron? Dia terkenal dengan orang idiot. Apakah kita ingin menggantungkan masa depan perusahaan kita pada orang seperti itu?" ungkap Bapak Harun, salah satu pemegang saham senior.
Bapak Fauzi, pemegang saham lain, menimpali, "Saya setuju. Kita tidak ingin terlibat dalam kerja sama yang bisa merusak reputasi perusahaan kita."
Wajah pemegang saham lainnya tampak setuju dengan pernyataan kedua pria tersebut. Mereka berdiskusi panjang lebar, saling berbagi pengalaman dan cerita mengenai Aztron yang mereka dengar dari berbagai sumber.
Namun, usaha Bapak Rizal untuk meyakinkan pemegang saham lainnya tidak berhasil. Sebagian besar dari mereka tetap bersikukuh untuk menolak bekerja sama dengan perusahaan Aztron bila Aztron yang menjadi CEO.
"Kita harus mencari mitra lain yang lebih sesuai dengan nilai-nilai perusahaan kita. Kita tidak bisa mengorbankan prinsip kita hanya demi keuntungan jangka pendek," tegas Bapak Harun.
Para pemegang saham akhirnya sepakat untuk mencari alternatif lain dalam mencari mitra kerja sama. Mereka menegaskan bahwa integritas dan reputasi perusahaan mereka lebih penting daripada keuntungan finansial yang mungkin didapatkan dari kerja sama dengan perusahaan yang dipimpin oleh Aztron.
Aziz tersenyum penuh kemenangan, jika mereka semua tidak ingin bekerja sama dengan perusahaan Aztron bagaimana dengan perusahaan ini nanti.
"Heh! Aku tidak butuh pemegang saham seperti kalian, jika ingin pergi silakan!" usir Aztron.
Aziz berjalan mendekati Aztron dengan percaya diri.
"Kau yakin tidak butuh perusahaan? Bagaimana kalau ...."
Buk!
Aztron langsung menghantam muka Aziz yang tadinya sombong membuat mereka terkejut.
Aziz terjatuh ke lantai dan Aztron pun meraih kerja bajunya lalu menghantam muka Aziz lagi.
Para pemegang saham yang lain langsung menarik Aziz agar tidak di hajar Aztron lagi.
"Dengan kalian semua! Aku tidak butuh kerja sama dengan kalian lagi, jika kalian berani bermain dengan ku maka selesai kalian semua!" ancam Aztron dengan membelalakkan matanya.
Dengan susah payah Aziz bangun dari dan menyeka darah dari ujung bibirnya.
"Kita lihat saja nanti, akan ku buat kau sendiri yang pergi dari perusahaan ini," ucap Aziz lagi.
"Ini adalah perusahaan ku, maka aku tidak akan membiarkan orang lain untuk masuk perusahaan ini," ucap Aztron tegas.
...☘️☘️☘️☘️ Bersambung ☘️☘️☘️☘️...
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
...☘️☘️☘️☘️☘️☘️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Jimmy Avolution
lanjut
2024-06-17
0