...❤️❤️❤️❤️ Happy reading ❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
"Serang dan bunuh dia, apa pun yang terjadi!" teriak Aziz kepada sisa pengawal yang ada.
Para pengawal yang lain pun kembali menyerang Aztron lagi.
Saat itu Aziz pergi menjauh.
Triring! Triring!
Teriring! Triring!
Ponsel Aziz tiba-tiba berdering dan ia pun mengangkatnya sambil menyaksikan pengawalnya menaklukkan Aztron.
"Halo, ada apa?" Tanya Aziz.
"Maaf Tuan, kami tidak bisa menguasai rumah ini, karena beberapa pengawal sudah masuk jebakan, dan alarm rumah terus berbunyi," ucap Pengawal Azizi melaporkan.
"Apa? Jebakan? jadi di mana mereka? Apa mereka baik-baik saja?" tanya Aziz terkejut.
"Tidak Tuan, mereka saat ini sedang terluka parah, jebakan itu memakan korban, untungnya saya belum masuk dan tadi hanya memberi arahan, tapi yang masuk semua ke rumah sudah ... Tewas," terang pengawalnya itu.
Aziz terkejut mendengar pengakuan pengawalnya. Wajahnya yang semula tenang berubah pucat seketika. Dia merasa jantungnya berdebar kencang, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.
"Tidak mungkin! Apa yang kamu katakan itu benar?" tanya Aziz dengan nada tinggi, penuh kekhawatiran.
"Iya, Tuan. Benar adanya. Mereka semua sudah tidak bernyawa akibat jebakan yang diletakkan di dalam rumah itu. Saya melihatnya dengan mata kepala sendiri," jawab pengawalnya dengan wajah penuh penyesalan.
Aziz mengepalkan tangannya, marah dan frustrasi bercampur menjadi satu. Pikirannya seketika dipenuhi dengan berbagai pertanyaan, bagaimana ini bisa terjadi?
"Sial!" teriak Aziz emosi.
Pengawalnya hanya bisa terdiam, tak berani menjawab tuannya yang sedang panik dan marah. Dia merasa bersalah karena tak mampu menjaga teman-temannya dan melindungi mereka dari bahaya.
Aziz melihat ke arah Aztron yang berangsur-angsur melumpuhkan para pengawalnya.
Mereka sudah mulai berjatuhan. Satu persatu mereka sudah terkapar.
"Sial! Aku harus pergi sekarang!" ucap Aziz yang langsung beranjak dari pabrik tersebut dan langsung masuk ke dalam mobilnya dan secepatnya pergi.
Ini demi keselamatannya karena melihat keganasan Aztron, atau ia tidak akan selamat.
Setelah semua tewas, Aztron masih berdiri tegak melihat semuanya sudah terkapar.
"Di mana Aziz? Apa dia sudah kabur?" Tanya Aztron tidak melihat barang hidungnya lagi.
"Aku rasa dia sudah melarikan diri," jawab Zamora.
"Melarikan diri? Heh! Sampai kapan ia bisa melarikan diri? suatu saat nanti setelah ia muncul, aku akan menghabisinya," ucap Aztron bertekad.
"Sudahlah, ayo kita pulang," ajak Aztron kepada Zamora.
Zamora pun mengikutinya dari belakang dan melihat punggung pria itu.
Zamora tersenyum, meskipun saat ini Aztron tidak seperti yang ia kenal dulu, tapi dia bertaruh nyawa untuk menyelamatkan dirinya itu pertanda Aztron masih punya hati dan perasaan.
'Tidak apa-apa Zamora, perlahan-lahan nanti pintu hati akan terbuka kembali untuk mu,' batin Zamora tersenyum kecil.
Mereka pun masuk ke dalam mobil, dengan perlahan mobil pun melaju di jalanan.
Di perjalanan, mereka diam saja, setelah melewati pertarungan sengit yang membuat Zamora takut, kini ia menjadi tenang.
Zamora meremas tangannya dan ia merasa canggung duduk di samping Aztron. padahal dulu ia yang selalu melindungi laki-laki ini, tapi sekarang malah sebaliknya. Ia benar-benar lucu.
"Sampai di rumah nanti aku ingin bicara dengan mu," ucap Aztron.
"Iya." angguk Zamora menjawabnya dengan singkat.
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️...
...❤️❤️❤️❤️ Bersambung ❤️❤️❤️❤️...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
SEJATI KBS
cerita yang menarik
2024-06-11
1
saniscara patriawuha.
plinteng aee brutuneee mbokk less22...
2024-06-11
1
Patrick Khan
.yeee aziz sok sok..kabur juga kan😅😅
2024-06-11
1