Bab 9 Memulai Hidup Baru dan Tinggal di Mess

    Latifa menepis dengan kasar tangan Dika yang sudah menyentuhnya. Dia tidak bisa berkata-kata, hanya rasa takut yang terus menyelimuti pikirannya. Latifa segera berlari menjauh dari mobil Dika ke arah berlawanan.

  Dika ingin mengejar. Namun dia tidak bisa menghentikan terlalu lama mobilnya di sana. Lalu dia segera masuk mobil dan menghubungi orang-orang yang selama ini menjadi kepercayaannya.

  Dengan gerak cepat, Dika memberi perintah orang-orang kepercayaannya itu untuk mengawasi kawasan Cawang dan sekitarnya untuk memantau keberadaan Latifa.

  "Lakukan secara diam-diam dan jangan menimbulkan kecurigaan siapapun termasuk gadis bernama Latifa itu. Pantau dan laporkan di mana dia kini tinggal dan mau apa dia ke daerah Cawang ini."

  Perintah sudah diberikan, Dika hanya tinggal menunggu laporan. Sepertinya kali ini Dika percaya diri, dia akan menemukan jejak Latifa berada. Dan mulai saat ini Dika berjanji akan memantau keberadaan dan semua aktifitasnya.

  "Lakukan pantauan yang tepat dan jangan sampai kehilangan jejak seperti empat tahun silam. Kali ini aku tidak mau gagal," tegas Dika lagi dengan rahang mengeras.

  Hanya butuh waktu setengah jam, laporan tentang keberadaan Latifa sudah ada dalam genggaman Dika, dia tersenyum puas. Bahkan yang lebih mengejutkannya lagi, Latifa justru melamar kerja di restoran milik orang tuanya. Restoran ternama Salena Restoran. Senyum Dika kian merekah kala berita itu sampai ke telinganya.

  "Mungkin ini awal mula caraku menebus dosaku padamu, Fa. Aku akan melindungi di setiap langkahmu agar dosaku dimasa lalu bisa sedikit demi sedikit terampuni."

***

  Di tempat lain, setelah tadi berusaha sembunyi dari Pradika, lelaki yang sudah Latifa anggap bajingan dan menorehkan luka dalam hatinya, Latifa memutuskan bergegas menuju Salina Restoran. Rasa takut itu dia kesampingkan, demi Gaza sang putra semata wayang, Latifa mencoba mengalahkan rasa takut karena Pradika.

  Latifa cukup bersyukur dan bahagia, restoran ternama itu menerima lamaran kerjanya. Latifa sudah boleh bekerja hari itu juga, karena restoran kekurangan Waitress.

  Dan beruntungnya, lamaran Latifa langsung diterima oleh pemilik restoran yang kebetulan datang hari ini beserta istrinya.

  "Wah, kebetulan dua hari ini Pelayan kami ada yang mengundurkan diri karena akan menikah dan tidak boleh bekerja lagi oleh suaminya. Kamu bisa langsung bekerja hari ini kalau mau. Tapi menjadi Pelayan, apakah kamu tidak keberatan?" tanya wanita paruh baya yang ternyata Mama Salina istri dari Papa Raka.

  "Tidak, saya tidak keberatan.Saya bersedia bekerja hari ini juga, Bu." Latifa menjawab dengan penuh senyum.

  "Lalu di mana kamu tinggal? Jika kamu bersedia, kamu bisa tinggal di mess di belakang restoran ini. Kamu tidak perlu ongkos untuk pulang atau pergi. Di dalam mess juga ada fasilitas lengkap, seperti kompor, kamar mandi di dalam, serta meja dan kursi. Apakah kamu bersedia tinggal di mess?" ujar wanita paruh baya yang masih sangat cantik meski usianya sudah kepala empat lebih.

    "Benarkah, apakah boleh, Bu, saya tinggal di mess?" tanya Latifa girang.

  "Tentu saja. Iya, kan, Pa?" Mama Salina mengalihkan pertanyaan pada suaminya, yang saat ini, juga berada di sana di ruangannya. Tidak ada ruangan HRD di sana layaknya sebuah perusahaan. Jika ada yang melamar pekerjaan, bisa langsung menemui pemiliknya atau Asistennya. Dan kebetulan sekali hari ini pemilik restoran itu ada di sini.

  "Iya, kami membolehkan pegawai kami yang ingin tinggal di mess untuk tinggal di mess, selama mess itu kosong. Dan kebetulan mess itu saat ini banyak yang kosong. Mereka para pegawai di sini kebanyakan sudah berkeluarga, jadi mereka tidak mau tinggal di mess." Papa Raka memberi jawaban yang meyakinkan Latifa untuk memilih tinggal di mess saja.

  "Kalau begitu, silahkan kamu bisa memulainya sekarang. Dan mengenai gaji, kamu bisa memilih ambil dua minggu sekali atau sebulan sekali. Silahkan kamu isi formulirnya, di sana kamu bisa memberi keterangan lengkapnya," sambung Bu Salina membuat Latifa paham.

  Latifa segera meraih satu lembar formulir untuk pengisian data diri maupun yang lainnya. Untuk gaji, Latifa lebih memilih ambil dua minggu sekali, karena kebutuhan dia saat ini tidak bisa ditunda sampai menunggu gaji sebulan lamanya. Saat Latifa meraih satu lembar formulir, di atas meja itu terdapat kantong oleh-oleh yang sama persis dengan yang dia bawa dari Bogor. Sejenak Latifa tertegun dan berpikir jangan-jangan itu adalah bolu miliknya.

 "Tidak mungkin, semua orang juga bisa memiliki bolu itu, saking enaknya pasti pemilik restoran ini membelinya sampai sengaja ke Bogor," bisiknya dalam hati menepis dugaan tidak baiknya.

  Hari itu Latifa mulai bekerja sebagai seorang pelayan restoran. Pertama diajari oleh salah satu pelayan senior sampai Latifa paham dan tidak kaku lagi. Latifa termasuk cepat dalam menangkap apa yang diajarkan pelayan senior itu. Sehingga saat dia melayani pelanggan, terlihat sudah luwes dan sangat ramah.

  "Gadis muda itu sangat cekatan dan cepat tanggap dalam menyerap ilmu yang diajarkan seniornya, Pa. Bersyukur kita mendapatkan Waitress secepat ini mengganti Rani yang keluar," puji Mama Salina menatap ke arah Latifa dari jauhnya.

  "Iya, betul. Semoga saja dia betah dan tidak cepat menikah. Sebab kalau dia menikah, papa justru takut suaminya melarang bekerja di restoran kita ini."

  "Hehe, Papa ini benar. Tapi jangan sampai mendoakan gadis muda itu tidak menikah sampai tua, kasihan Pa." Bu Salina menyela diakhiri tawa.

 Besoknya, Latifa sudah bersiap dengan sebuah kantong besar yang di dalamnya baju miliknya dan tidak lupa satu setel pakaian Gaza yang selalu dia bawa untuk sekedar melepas rindu, dibawanya juga.

  "Memangnya kamu yakin, Fa, akan tinggal di mess dan kira-kira aman dari lelaki yang pernah melukaimu di masa lalu?" tanya Bu Dina sembari menatap dalam Latifa.

  "Maafkan ibu, ibu tidak bermaksud mengingatkan kamu pada lelaki itu." Bu Dina langsung meminta maaf ketika wajah Latifa terlihat sedih saat diingatkan kembali pada masa lalunya.

  "Tifa sudah siap, Bu. Hal ini Tifa lakukan tujuannya tidak lain supaya menghindarkan dari dia. Dengan tinggal di mess, Tifa rasa untuk sementara aman," sahut Latifa meyakinkan.

  "Baiklah kalau begitu, kalau itu keputusanmu. Nanti hubungi ibu dan bapak jika kamu akan pergi ke Bogor menemui Gaza. Kita akan sama-sama menengoknya ke sana," ujar Bu Dina lagi sebelum melepas Latifa pergi.

***

Mulai hari itu dan seterusnya Latifa bekerja di Salina Restoran, dan tinggal di mess belakang restoran itu. Keberadaan Latifa bekerja di restoran itu, tidak luput dari pengawasan Dika. Dia selalu memantau pergerakan Latifa.

"Pantau terus, Mal, jangan sampai lengah. Ke manapun Latifa pergi, elu harus memantaunya dan segera laporkan," titah Dika pada Kamal salah satu orang kepercayaannya.

Terpopuler

Comments

Noviyanti

Noviyanti

semangat latifa

2024-06-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Malam Petaka
2 Bab 2 Diungsikan
3 Bab 3 Empat Tahun Kemudian
4 Bab 4 Kembali ke Jakarta
5 Bab 5 Kekecewaan Pradika
6 Bab 6 Asal Mula
7 Bab 7 Bayang Masa Lalu
8 Bab 8 Pertemuan Kembali dan Goresan Luka Lama
9 Bab 9 Memulai Hidup Baru dan Tinggal di Mess
10 Bab 10 Penemuan Baju dan Foto Anak Kecil
11 Bab 11 Permintaan Kakek Danial
12 Bab 12 Bocah Yang Mirip Dika
13 Bab 13 Bolu Keladi
14 Bab 14 Diam-diam Dika Menemui Gaza
15 Bab 15 Kedatangan Dika dan Nafas Buatan
16 Bab 16 Pengakuan Pradika
17 Bab 17 Tekad Pradika
18 Bab 18 Mendatangi Mess Lagi
19 Bab 19 Ajakan Menikah Demi Gaza
20 Bab 20 Latifa Masih Dilanda Bingung
21 Bab 21 Pernikahan
22 Bab 22 Akte Kelahiran Gaza
23 Bab 23 Kepergok Sihni
24 Bab 24 Hukuman Dika
25 Bab 25 Papa
26 Bab 26 Fakta Mencengangkan
27 Bab 27 Siasat Dan Rayuan Dika
28 BAB 28 Malam Yang Panjang Sampai Pagi
29 Bab 29 Kembali ke Jakarta
30 Bab 30 Jebakan Sihni
31 Bab 31 Bukti Rekaman CCTV
32 Bab 32 Dika Membawa Gaza Ke Jakarta
33 Bab 33 Khasiat Teh Cinta Dari Nenek
34 Bab 34 Malam Yang Syahdu Dan Romantis
35 Bab 35 Kalung Liontin
36 Bab 36 Kunjungan Mendadak Bu Salina
37 Bab 37 Provokasi Sihni
38 Bab 38 Arda Menculik Latifa
39 Bab 39 Siapa Peneror Itu? (Sudah Revisi)
40 Bab 40 Interograsi Bu Salina (Sudah Revisi)
41 Bab 41 Bosku, Mertuaku
42 Bab 42 Dika Berterus Terang (Sudah Revisi)
43 Bab 43 Penerornya Terungkap (Sudah Revisi)
44 Bab 44 Pertengkaran Sengit Dika dan Kakek Danial (Sudah Revisi)
45 Bab 45 Kekecewaan Latifa (Sudah Revisi)
46 Bab 46 Kekecewaan Kakek Danial, Membatalkan Perjodohan (Sudah Reivisi)
47 Bab 47 Kemarahan Rangga (Sudah Revisi)
48 Bab 48 Pertemuan Kakek Danial dan Gaza (Sudah Revisi)
49 Bab 49 Kehamilan Latifa dan Permintaan Maaf Kakek Danial (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Malam Petaka
2
Bab 2 Diungsikan
3
Bab 3 Empat Tahun Kemudian
4
Bab 4 Kembali ke Jakarta
5
Bab 5 Kekecewaan Pradika
6
Bab 6 Asal Mula
7
Bab 7 Bayang Masa Lalu
8
Bab 8 Pertemuan Kembali dan Goresan Luka Lama
9
Bab 9 Memulai Hidup Baru dan Tinggal di Mess
10
Bab 10 Penemuan Baju dan Foto Anak Kecil
11
Bab 11 Permintaan Kakek Danial
12
Bab 12 Bocah Yang Mirip Dika
13
Bab 13 Bolu Keladi
14
Bab 14 Diam-diam Dika Menemui Gaza
15
Bab 15 Kedatangan Dika dan Nafas Buatan
16
Bab 16 Pengakuan Pradika
17
Bab 17 Tekad Pradika
18
Bab 18 Mendatangi Mess Lagi
19
Bab 19 Ajakan Menikah Demi Gaza
20
Bab 20 Latifa Masih Dilanda Bingung
21
Bab 21 Pernikahan
22
Bab 22 Akte Kelahiran Gaza
23
Bab 23 Kepergok Sihni
24
Bab 24 Hukuman Dika
25
Bab 25 Papa
26
Bab 26 Fakta Mencengangkan
27
Bab 27 Siasat Dan Rayuan Dika
28
BAB 28 Malam Yang Panjang Sampai Pagi
29
Bab 29 Kembali ke Jakarta
30
Bab 30 Jebakan Sihni
31
Bab 31 Bukti Rekaman CCTV
32
Bab 32 Dika Membawa Gaza Ke Jakarta
33
Bab 33 Khasiat Teh Cinta Dari Nenek
34
Bab 34 Malam Yang Syahdu Dan Romantis
35
Bab 35 Kalung Liontin
36
Bab 36 Kunjungan Mendadak Bu Salina
37
Bab 37 Provokasi Sihni
38
Bab 38 Arda Menculik Latifa
39
Bab 39 Siapa Peneror Itu? (Sudah Revisi)
40
Bab 40 Interograsi Bu Salina (Sudah Revisi)
41
Bab 41 Bosku, Mertuaku
42
Bab 42 Dika Berterus Terang (Sudah Revisi)
43
Bab 43 Penerornya Terungkap (Sudah Revisi)
44
Bab 44 Pertengkaran Sengit Dika dan Kakek Danial (Sudah Revisi)
45
Bab 45 Kekecewaan Latifa (Sudah Revisi)
46
Bab 46 Kekecewaan Kakek Danial, Membatalkan Perjodohan (Sudah Reivisi)
47
Bab 47 Kemarahan Rangga (Sudah Revisi)
48
Bab 48 Pertemuan Kakek Danial dan Gaza (Sudah Revisi)
49
Bab 49 Kehamilan Latifa dan Permintaan Maaf Kakek Danial (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!