" Selamat pagi om, tante "
Sapa Lian begitu melihat Biru dan Mili datang untuk sarapan
" Apa kalian menghabiskan waktu semalaman untuk mengawasi bursa saham? "
Goda Biru pada Diaz, karena dia tahu kalau putranya itu telah tetarik dengan dunia bisnis
" Tidak pih, kami hanya membahas masalah sekolah. Aku sedang mengamati beberapa perusahan besar sekarang ini "
DIaz menjawab dengan suara yang tenang
" Sebaiknya kamu mendalami sekolah mu dan tidak terlalu fokus dalam mendalami bisnis. Papi akan mengajarimu caranya berbisnis ketika kamu kuliah nanti. Sekarang ini, nikmatilah sekolahmu! "
Bi berusaha memperingatkan Diaz karena dia lebih suka belajar bisnis dari pada bermain dengan anak sebayanya. Hanya Lianlah satu - satunya sahabat yang dimiliki, begitupun Lian. Lian dan DIaz adalah sahabat yang tidak terlalu suka bergaul
" Papi tidak perlu khawatir, aku dan Lian tetap akan jadi siswa yang unggul meskipun kami belajar bisnis "
" Ya sudah, sekarang habiskan sarapan kalian dan bersiaplah pergi ke sekolah! "
Bi mengakhiri pembiacaraan mereka agar mereka tidak berbincang semakin jauh
" Baik pih! "
" Iya om! "
Lian dan DIam menjawab dengan serempak lalu melanjutkan sarapan mereka. Setelah itu mereka berangkat ke sekolah
Kedatagan Lian dan Diaz ke sekolah selalu menjadi pusat perhatian, Cheva memperhatikan kakaknya begitu Diaz dan Lian memarkirkan motor mereka. Sekolah seketika riuh begitu kedua pangeran sekolah membuka helm yang mereka kenakan
" Lihatlah para gadis itu begitu histeris ketika melihat kakakku turun dari motor. Jika mereka tahu aku ini adiknya kak Diaz, huh bisa gawat karena aku akan dikelilingi para gadis yang ingin mendapatkan perhatian kak DIaz "
Keluh Cheva begitu melihat reaksi para sisiwi dengan kedatangan Lian dan Diaz
" Heh anak baru, kenapa kamu memperhatikan kak Diaz dan kak Lian seperti itu? Apa kamu juga mengincar salah satu dari mereka? Sebagai hukuman, sekarang kamu jalan jongkok hingga kedepan kelas! "
Pinta Sharena yang kesal karena melihat Cheva memperhatikan Diaz dan Lian
" Sepertinya kakak cantik ini benar - benar memiliki dendam pribadi padaku. BIsa - bisanya kakak hanya menghukumku saja, padahal hampir semua siswi disekolah ini memperhatikan kedua senior tampan itu. Apa kakak takut kalah saing denganku? Aku tidak ingin menuruti perkataanmu, lagipula kegiatan penerimaan siswa baru telah selesai, aku tidak harus mengikuti apa yang kakak perintahkan! "
Cheva berbalik dan meninggalkan Sharena yang kesal seorang diri
" Huh dasar, Cantik - cantik kok bisa menyebalkan. Bagimana dia bisa membuat kak Diaz memperhatikannya, jika dia memiliki sifat seperti itu! "
Cheva terus saja menggerutu dengan sesekali menoleh kebelakang, hingga tanpa sadar dia menabrak seseorang didepannya
" maaf, maaf.. Aku tidak senga,,,ja "
" Waah ternyata dia lebih tampan jika dilihat dari dekat. Aku jadi ingin memandanginya lebih lama "
Cheva terdiam ketika melihat wajah yang dia tabrak begitu tampan jika dilihat dari dekat, dia terpesona namun dengan cepat menggelengkan kepalanya berkali - kali untuk menyadarkan pikirannya
" Apa kamu tidak bisa berjalan dengan pandangan kedepan? Bisa - bisanya berjalan tanpa memperhatikan jalanmu! " Lian dengan sikap dinginnya menegur Cheva, Diaz yang ada disebelah Lian hanya terdiam dengan sedikit bibir menyunggingkan senyum
" Ralat, dia tidak tampan karena dia menyebalkan. Aku juga tidak jadi memandangnya lebih lama. Aku ingin segera pergi dari sini meninggalkan mereka "
pikir Cheva setelah melihat sikap Lian terhadapnya
" Aku tidak sengaja, lagipula aku sudah minta maaf pada kaka "
Cheva yang kesal berkata dengan nada dingin
" Sudahlah, hentikan perdebatan kalian. KIta pergi kekelas! sebentar lagi pelajaran akan dimulai "
Diaz mengedipkan matanya pada Cheva dan mengisyaratkan untuk segera pergi ke kelasnya. Cheva menurutinya dengan bibir mengerucut kesal
" Kak Lian, apa kak Lian pergi menginap dirumah kak Diaz? kenapa tidak memberi tahu kami? Kami begitu mengkhawatirkan kakak "
Salah seorang gadis mendekati Lian dan DIaz, dia adalah Aluna, adik tiri Lian
" Ada apa menghampiriku? Sebaiknya kembali kekelasmu! Jam pelajaran akan segera dimulai "
Lian bicara dengan nada yang dingin dan berjalan meninggalkan DIaz bersama Aluna, DIa pun hendak mengikuti Lian namun, Aluna memegang tangannya
" Apa kak DIaz juga tidak menyukaiku karena kak Lian mengatakan hal buruk tentangku juga ibu? "
Katanya dengan linangan air mata di kedua pelupuk matanya, DIa tersenyum mencibir sikapnya itu
" Tidak ada hubungannya denganku. Itu masalah kalian "
Jawabnya dengan acuh tak acuh
" Kak,,, bisakah aku mendapatkan sedikit saja perhatian darimu? Kak Lian bersikap dingin padaku, kenapa kamu juga melakukan hal yang sama padaku? Apa aku membuat kesalahan sehingga kamu bersikap seperti ini padaku? Aku juga ingin mendapatkan perhatian dari seorang kakak"
Diaz mengernyitkan dahi mendengar perkataan Aluna
" Apa aku memiliki alasan untuk bersikap hangat padamu? Siapa kamu sehingga aku harus bersikap seperti itu? Sepertinya kamu tidak tahu dimana batasanmu, aku sama sekali tidak ingin dekat denganmu? "
Diaz meninggalkan Aluna yang menangis dihadapannya. Namun ketika DIaz telah menjauh tatapan Aluna yang sebelumnya penuh kesedihan berubah menjadi sorot mata yang tajam penuh kebencian
" Kalian berdua terlalu sombong untuk ukuran keturunan bangsawan. Aku pasti mendapatkan cara untuk menjatuhkan kalian berdua "
\=\=\=\=\=\=\=
" Cheva, apa kamu mengenal kak DIaz? Kalau dilihat - lihat sikanya padamu tidak seperti sikapnya pada orang lain"
Tanya Evita yang jadi teman sebangku Cheva
" Kenapa kamu bertanya seperti itu? Memang bagaimana sikap dia biasanya? "
Cheva menatap Evita dengan tatapan ingin tahu
" Menurut rumor yang beredar, kak DIaz itu selalu bersikap dingin. DIa tidak pernah bersikap ramah atu hormat pada siapapun "
Cheva mengernyitkan dahi mendengar cerita dari teman barunya itu
" Benarkah dia orang yang seperti itu? Sepertinya meskipun sikapnya seperti itu dia tetaplah pria baik. Sudahlah aku pergi ke toilet dulu sebentar "
Cheva berkata seakan dia memikirkan apa yang dikatakan temannya kemudian berdiri dari duduknya hendak ke toilet. Dari kelas sebelah, seorang gadis melihat Cheva berjalan melewati kelasnya menuju ke toilet. DIa tersenyum licik dan mengikutinya dari belakang. Cheva tidak menyadari jika dia sedang di ikuti dan dengan tenangnya dia buang air kecil, tapi begitu dia selesai dan merapikan pakaian hendak keluar
Byuuurrr
seember air disiram ketubuhnya hingga semua yang dia kenakan basah kuyup..
" Aah siaal, siapa lagi yang berani mengerjaiku seperti ini? Benar - benar menyebalkan. Ini pasti ulah dari salah satu penggemar kak Diaz. Bagaimana aku bisa keluar dengan pakaian basah seperti ini? Tapi jika terlalu lama disini,, aku bisa sakit dan sudah bisa dibayangkan bagaimana reaksi papi dan mami jika aku sakit karena disebabkan orang lain. Mereka bisa membalikkan dunia ini "
Cheva memandangi tubuhnya sendiri yang kini telah basah kuyup,, Dia akhirnya merogoh ponsel disaku roknya dan menghubungi Diaz
Drrrt ddrrrtt drrrt
Tak lama panggilannya diterima
" Kaaak,, tolong aku! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 442 Episodes
Comments
Nimranah AB
🤔🤔🤔
2021-02-11
0
Ara Irza
bener bener cwe pd ngga punya etika y!!
2020-11-26
4
Epifania R
cari mati
2020-09-06
9