" Lihat my queen, dia menatapku. Itu pasti karena dia mengerti maksudku. Sepertinya aku harus mengganti box bayi ini dengan tempat tidur yang luas agar dia bebas untuk berguling? "
Ed terlalu senang karena Cheva bisa tengkurep sendiri
" ( Papi aku menatapmu karena heran,, bukankah kamu orang yang tampan tapi menyaramkan? Kenapa kamu lebih terlihat seperti orang aneh ketika di depanku ya? ) "
" Tuan Jendral,, dia hanya tengkurep, dia juga belum bisa membalikkan badan keposisi semula, bagaimana dia bisa berguling - guling? "
Ji menatap Ed dengan penuh tanda tanya
" Aku tidak peduli my queen, setiap dia menunjukkan peningkatan, aku akan memberikan dia sesuatu. Bahkan ketika kamu pun membuatku terkesan dengan sesuatu aku rela melakukan apa saja untukmu "
Ed menggoda Ji hingga dia tersipu malu
" (Papi, mami tolong hetikan! Ada aku dan bi Rum disini) "
" Tuan, nonya,, kalian anggap apa aku ini? "
Kata bi Rum dalam hati
" Berhentilah menggodaku! "
JI hendak mendorong Ed namun Ed memegangi tangannya erat
" Sampai kapanpun aku tidak akan berhenti menggodamu, karena kamu adalah sebuah keindahan untukku yang tidak akan pernah tergantikan "
" (Mami, Papi,,, kalian berdua membuatku silau) "
" Sudah hentikan! Biarkan bi Rum menjaga Cheva! Kamu masih memiliki pekerjaan yang masih tertunda "
Kata Ji dengan tangan menarik Ed dari sana
" Aku bosan dengan pekerjaan kantor. Jika itu pekerjaan yang harus aku lakukan bersamamu, maka aku tidak akan menolak "
Ed berkata sambil tersenyum, meksipun tangannya ditarik oleh Ji
" Jangan bermimpi disiang bolong! "
Jawab Ji dengan nada yang sinis
" Kalau aku membicarakannya dimalam hari,,, apa boleh? "
Ed masih terus saja menggoda Ji dan menatap wajahnya yang berubah menjadi merah
" Tidak! sudah, hentikan! "
Ji mulai kesal dengan Ed, namun Ed justru tersenyum melihat reaksi Ji
" ( Aduhh papi dan mami memang sangat berbeda. Bagaimana mereka bisa bersama? Tapi,, jika tidak ada mereka, maka aku tidak akan lahir kedunia ini, Bagus orang tuaku tampan dan cantik, sehingga aku bisa tumbuh menjadi gadis yang cantik dan tidak akan mempermasalahkan kelakuan mereka ) "
Cheva terdiam menatap punggung Ji dan Ed digendongan bi Rum
" Ed sepertinya nanti Biru dan Mili akan datang kemari membawa putra mereka untuk makan siang. Mereka juga belum sempat melihat Cheva dalam waktu lama. Bi selalu saja sibuk "
Ji menjelaskan pada Ed dan sedikit mengeluh
" Apa kamu tidak merasa kalau selama ini kamu cukup sibuk juga? Kamu bahkan tidak memiliki waktu banyak untukku "
Ed menanggapi dengan wajah cemberut
" Tuan Jendral,, aku sibuk karena mengurusi perusahaan, juga putri cantik kita. Apa kamu juga akan cemburu terhadapnya? "
" Tentu saja tidak, aku rela menunggu jika sainganku adalah Cheva. Selain itu aku tidak memiliki toleransi, Bahkan jika yang datang adalah orang tuaku"
" Hmn,, bagaimana jika yang datang itu orang tuaku? "
Tanya JI dengan nada yang menantang
" Kalau yang datang untuk mengganggu itu papi dan mami, sepertinya aku tidak dapat melakukan apapun "
Kata Ed dengan senyum yang terlihat canggung
" Dasar kau ini! Ternyata kamu juga memiliki raa takut "
Ji tersenyum mengejek Ed
" Tentu saja aku takut pada papi dan mamimu. Karena jika aku melawan mereka, bisa jadi aku dipisahkan darimu. Aku rela kehilangan apa saja asalkan tidak kehilangan mu dan juga putri kecil kita. Kalian segalanya bagiku di dunia ini "
Ed berkata dengan lembut sambil membelai lembut pipi Ji hingga Ji dibuat terharu dengan apa yang dikatakan Ed
" Tuan, bisakah kamu tidak menggunakan kata - kata seperti itu? Kamu membuatku serasa ingin menangis "
" My queen, tak apa kalau kamu menangis dihadapnku. Karena jika kamu menangis maka aku rela menjadi sapu tangan yang akan selalu menghapus air matamu. Sampai kapanpun aku akan selalu melengkapi setiap hadirmu "
JI benar - benar dibuat menitikan air mata oleh kata - kata manis dari Ed. Dan rayuan mautnya berakhir dengan pelukan Ed untuk menenangkan Ji yang menangis
Sore harinya Biru dan Mili datang mengunjungi Ji dan Ed dengan membawa Ardiaz bersama mereka. Diaz berumur 2 tahun, KIni dia sedang belajar berjalan.
" Waah ternyata ponakan om sangat cantik ya? "
Bi berkata dengan senyum ceria mengembang di bibirnya ketika menatap Cheva yang berada di box bayi
" ( Tentu saja aku cantik om,, apalagi jika om melihat jurus mautku ) "
" Hiyaaa,,, "
Cheva tersenyum dengan tangan diangkat keatas. Senyumnya terlihat sangat bersinar. Benar - benar membuat Bi dan Mili terpesona . Bahkan Ardiaz kecil pun tak berhenti menatap Cheva
" Waaah putrimu benar - benar cantik. Sangat menggemaskan "
Bi berkata pada Ji yang sedang duduk bersama Ed di sofa
" Tentu saja dia cantik, aku yakin tidak hanya cantik dia juga pasti jadi perempuan tangguh yang tidak mudah ditindas "
Jawab Ji dengan senyum sinis
" ( Mami tenang saja, aku cukup belajar dengan melihat mami dan papi ) "
" Tentu saja. Karena anakmu pasti akan mewarisi kecerdikan dan kekejaman ibunya "
Mata Bi mendelik melihat Ji,
Cheva terdiam memeperhatikan wajah Bi
" Kamu kira hanya aku yang kejam? Apa kamu tidak menyadari kekejaman mu sendiri? Kamu dan aku sama saja "
Ji membulatkan matanya berkata pada Bi
" Tidak apa jika kamu kejam terhadap orang lain. Karena kamu hanya boleh bersikap lembut padaku juga Cheva "
Ed berkata dengan lembut dan memotong perdebatan kakak dan adik itu. Kini Ed dan Ji saling menatap dengan begitu mesra
" (Papi bolehkan aku memelukmu? Uuuuhhh ) "
Cheva tertawa setelah Ed bicara seperti itu
" Hentikan kebiasaan mu untuk memanfaatkan situasi Ed! Aku serasa ingin muntah mendengarnya"
Bi menyela dengan sinis
" Kenapa? Apa karena kamu tidak bisa berkata manis? "
Mili mulai menyudutkan BI
" ( Kenapa jadi papi dan mami yang berdebat? )
Diaz menoleh heran pada Bi dan Mili secara bergantian
" Sunshine, aku tidak ingin memberikanmu kata - kata yang manis seperti tentara gombal itu, karena aku hanya akan melakukannya dengan tindakanku saja, bukan dengan gombalanku "
Bi memegang tangan Mili dan berkata dengan lembut
" ( mami, papi kalian berdua terlihat seperti dikelilingi oleh bingkai bunga. Sungguh menyilaukan ) "
Diaz memandang kedua orang tuanya dengan tangan memegang mainan
" Haaahh,, "
Ji menghela napas melihat Bi dan Mili
" Jika kalian ingin bermesraan, maka pulanglah kerumah kalian. Jangan datang kemari hanya untuk menunjukkan kemesraan kalian dihadapan kami! "
Ji berkata dengan sinis
" Kalian ini, sudah bukan anak kecil tapi masih saja selalu beredebat masalah yang tidak penting! "
Mereka semua menoleh ke arah sumber suara. Ternyata Yudha yang datang bersama Gina
" Mami, papi.. Kenapa kalian juga datang kemari? "
Tanya Bi yang terkejut karena Yudha ada dinegara F
" Apa salahnya jika aku mengunjungi kedua cucuku? "
Yudha berkata dengan tenang sambil menggendong Cheva
" (Ternyata kakek adalah pria yang tampan dan gagah) "
Cheva memandang Yudha dengan tawa Ceria
" Mereka akan jadi penerusku selanjutnya. Tidak akan ada yang bisa mengalahkan keluarga Kusuma "
Kata Yudha dengan penuh kebanggaan
" Apa kami juga harus menyembunyikan identitas mereka? "
Tanya Ji pada sang ayah
" Tidak perlu. Biarkan mereka menggunakan namanya sendiri. Cheva tidak menggunakan nama Kusuma tapi dia tetap keluarga Kusuma, aku ingin melihat caranya mengatasi masalah. Dan Diaz, kita lihat bagaimana dia menanggapi orang - orang yang mendekatinya "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 442 Episodes
Comments
Evi 060989
up lg
2022-05-24
0
ana surya
lucu
2021-07-21
0
Wulan
dari jaman kakek nya udh demen bgt deh
2021-06-08
0