Bab 15 - Makhluk Kerdil yang Membawa Ratu
...******...
Ratu tidak menjawab pertanyaan Siti yang menahannya. Perlahan ia angkat tangan kanannya dan menunjuk ke arah toilet.
“Non, mau ke wc?” tanya Siti lagi.
Ratu mengangguk.
“Ya udah jangan lama-lama! Nanti balik sini, ya!”
Ratu mengangguk, ia kemudian melangkah menuju ke arah toilet.
“Gue mau nemenin Ratu dulu, Ti.” Adam ikut bangkit beranjak menyusul Ratu.
“Beuh, ini mah ada udang di balik bakwan. Bilang aja Mas Adam suka sama Ratu, hihihi,” gumam Siti.
“Siapa yang suka Ratu?” Sari datang menepuk punggung Siti sampai membuat gadis itu tersedak.
“Aduh, Non Sari ngagetin aja nih!”
“Tadi kamu ngomong apa barusan?” selidik Sari yang merebut kacang rebus milik Ratu begitu saja.
“Nggak bukan apa-apa. Salah denger kali! Dari mana aja, Non?” Siti mencoba mengalihkan perhatian.
“Tadi aku tuh ngikutin Adam, kok dia ngilang. Terus sekarang juga belum ada ya? Apa aku cari lagi aja ya si Adam?” tanya Sari.
“Jangan, nggak usah! Nanti malah nyasar. Udah Non Sari duduk manis aja di sini!” Siti menahan Sari untuk pergi lagi.
“Terus si Ratu ke mana?” tanya Sari yang meraih botol minum milk Ratu.
“Aduh, ini semua punya Non Ratu kenapa dimakanin, sih?”
“Suruh dia beli lagi. Dia ke mana emangnya?”
“Ke WC!” jawab Siti dengan nada tinggi.
“Biasa aja, dong! Nggak usah nyolot juga!” Sari dengan cueknya menghabiskan makanan milik Ratu.
...***...
Adam mengikuti Ratu sampai ke sebuah sungai. Sayangnya, ia kehilangan jejak gadis itu. Tiba-tiba, angin berembus lebih kencang dari biasanya ditambah dengan gemuruh yang bersahutan.
Mendadak saja seseorang menarik Adam dan membawanya bersembunyi ke balik pohon besar.
"Jangan bergerak, Dam. Kita sembunyi di sini!” ucap Karyo yang terdengar panik.
“Ada apa ini, Mas?”
"Berdoa saja, Dam. Pokoknya jangan timbulkan kegaduhan apa pun,” titah Karyo menoleh ke arah Adam lalu kembali fokus dengan sesuatu yang mulai terjadi di sungai.
Angin besar itu berhenti. Adam melihat sosok makhluk kerdil sedang merapalkan sebuah mantera seraya menarik tangan Ratu menuju ke sungai. Pemuda itu hendak bangkit, tetapi lagi-lagi Karyo menahannya.
“Saya takut Ratu kenapa-kenapa, Mas,” ucap Adam.
“Jangan gegabah, Dam. Lagipula dia tidak akan kenapa-kenapa. Kalau kita nekat muncul sekarang, itu malah akan membahayakan Non Ratu,” bisik Karyo.
Adam yang tak mengerti dengan situasi yang terjadi, akhirnya tetap mengikuti perintah Karyo. Pria itu kini terlihat menggigiti kuku tangan. Mulutnya tampak komat-kamit. Entah apa yang dia rapalkan. Yang jelas meskipun Adam masih tak mengerti untuk apa melakukan persembunyian ini, dia hanya ingin ini semua cepat berakhir dan ingin segera menyelamatkan Ratu.
Akan tetapi, saat Adam dan Karyo masih fokus menatap sungai, tiba-tiba sesuatu terjadi. Ada yang bergerak di permukaan air sungainya. Riak-riak air itu terlihat lain dari biasanya. Seolah akan ada monster besar yang ingin keluar dari sana.
"Tidak! Tidak! Jangan seperti ini, aku mohon…." Karyo melihat ada yang tidak beres di sungai.
“Katakan Mas, sebenarnya apa yang terjadi?” Adam mulai tak bisa menuruti Karyo.
“Saya hanya ingin membuktikan kalau Non Ratu adalah titisan Tuan Hadi, pemegang pesugihan Gunung Tari selanjutnya,” jawabnya.
“Pesugihan? Pesugihan seperti yang digosipkan para warga?” tudung Adam.
Karyo menjawab dengan anggukan.
“Jadi, benar keluarga Hadinata melakukan pesugihan dan mengorbankan anak-anak di desa ini?”
“Itu yang saya mau cari tau, Dam. Saya juga selalu ingin menyangkal, tetapi akhir-akhir ini semua gosip itu seolah menunjukkan kenyataan kalau bukan lagi gosip semata. Makanya, kita lihat dulu di sini,” pinta Karyo.
“Kalau nanti Ratu kenapa-kenapa, gimana?”
Adam menatap tajam ke arah sungai. Ada sesuatu yang terjadi di sana dan entah apa penyebabnya hanya Ratu yang tahu saat ini. Raut wajah Adam penuh kecemasan. Tiba-tiba, sosok kerdil itu membawa Ratu masuk ke dalam sungai.
“Saya nggak bisa tinggal diam, Mas!” Adam bangkit dan menuju ke arah Ratu.
Karyo lantas menarik Adam dan menyembunyikan pemuda itu di belakangnya. Karyo lalu melempar boneka jerami dengan ukuran setelapak tangan ke dalam sungai. Suatu keanehan terjadi lagi. Adam pun tidak menyangka kalau boneka yang Karyo buang ke sungai tadi malah melompat keluar lagi ke permukaan.
"Ratu! Ratu kamu di mana, Tu?” Adam yang makin terlihat cemas mulai berteriak mencari Ratu.
Ia bahkan ingin berenang masuk ke dalam sungai mencari gadis itu. Namun, sebelum Adam berhasil masuk ke dalam sungai,
kejadian aneh mendadak terjadi. Ada hawa panas yang aneh menghampiri. Adam mulai merasakan kekuatan energi yang tak biasa. Sekarang, Adam merasakan ada yang menarik kaki kanannya.
"Adam! Adam, ke siniin tangan kamu!” pekik Karyo mengulurkan tangannya.
Adam mencoba meraih tangan Karyo. Mendadak kemudian, sesuatu menariknya ke dalam sungai. Adam merasakan sedang ditarik oleh sebuah kekuatan yang tak terlihat. Tarikan yang ia tak tahu dari mana asalnya itu, membuatnya meluncur ke arah sungai. Pemuda itu terus terseret sampai masuk ke dalam sungai.
“Adam!” pekik Karyo.
Namun, Karyo tak bisa menyelamatkan Adam. Adam yang berkutat dengan sosok yang menariknya ke dalam sungai itu, kini mulai melihat banyak hantu yang malah bermunculan dan membuat siapa pun akan bergidik ketakutan.
Sosok hantu berupa tubuh yang kulitnya tak utuh lagi, bahkan terlihat hanya tulang belulang, mulai menghampiri Adam. Mereka terlihat marah dan sangat ingin melahap pemuda itu. Para hantu itu berputar mengitari Adam. Aura kemarahan jelas terpancar.
Sesuatu yang berwarna hijau berpendar dari tubuh Adam. Membuat sosok yang menarik pemuda itu kini berhenti. Membiarkan Adam tetap berada di permukaan sungai. Hantu-hantu tadi bahkan mulai menghilang.
Adam mencoba berenang ke tepi sungai. Setelah ia pastikan tak mendapati Ratu di sekitarnya. Pemuda itu lalu mencoba bangkit. Namun, suasana sungai di sekitarnya mulai berbeda. Tak ada Karyo ia jumpai lagi.
Tak jauh dari tempatnya berada, Adam melihat jembatan tua yang sangat kuno. Lebih menakutkan lagi kala ia melihat di atas jembatan ada sekelompok hantu anak-anak yang mengenakan kain putih sebagai bawahan, tengah berjalan tertatih.
Mereka sedang berjalan mengikuti sosok makhluk kerdil di depannya. Suasana tampak sunyi di sekitar Adam. Ia juga tak menjumpai keberadaan Karyo. Adam melihat gambaran para hantu di atas jembatan yang bergerak dengan latar seperti lukisan hitam putih. Sebuah gambaran yang aneh dan menyesakkan.
“Ada di mana aku sebenarnya?” Adam mencoba mendekati jembatan.
Suasana yang mendadak aneh itu membuat bulu kuduk Adam semakin meremang. Sekitar jembatan tadi terdapat hutan dan semak yang rimbun. Semuanya sangat menakutkan.
Adam menoleh ke atas jembatan kuno tadi. Para hantu anak kecil tadi telah menghilang. Kini, Adam melihat sosok seorang gadis berdiri di sana. Gadis itu menoleh dan menatap ke arah Adam dengan senyum cemberut yang membuat pemuda itu semakin takut.
“Ratu?”
...*********...
...To be continued ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Zuhril Witanto
moga saja ratu bisa mengakhiri pesugihan bapaknya...meskipun mungkin akan sulit . tapi jangan khawatir ada Adam yang bantuin
2024-05-30
1
Zuhril Witanto
ternyata Karyo tau...tapi pura2 gak tau
2024-05-30
1
Andini Marlang
Semoga Ratu bisa menghentikan pesugihan BPK nya 🥺
atau mungkin malah ibu tiri ratu ?????
lanjut Thor 💗
2024-05-30
0