Azka POV
Aku melihat perubahan pada wajahnya yang kini menjadi memerah padam..
“Jika kau menyebut apa yang kulakukan tak senonoh.. Kau seharusnya tahu, Kau yang lebih dulu melakukan itu padaku..”
“Azka.. Apa yang kau lakukan? Kau tidak melihat ada mama disini..?”
Aku merasakan tangan mama yang menarikku dan tatapan tajamnya mengarah pada Yuna. Gadis itu sedikit terselamatkan dengan kehadiran Papa bersama Doni, hingga mama kemudian mengalihkan perhatiannya.
“Ada apa ini? Kenapa kalian justru berkumpul disini.. Kita akan memulai acara”
“Oh.. Tuhan.. Apa yang harus kukatakan”
Mama langsung menghampiri Papa.
“Doni.. Kau bisa meninggalkan kami, sekarang..”
“baiklah nyonya..”
Doni meninggalkan ruangan ku, dan mama langsung bersuara dengan keras.
“bagaimana ini Pa? Apa yang akan kita lakukan..? Jessica menolak untuk bertunangan dengan Azka..”
“bukankah dia sudah setuju.. Kenapa tiba-tiba membatalkannya?”
“Semua ini karna perbuatan putramu.. Memalukan, Kami memergokinya setengah telanjang bersama dengan gadis itu..”
Papa mulai mengarahkan tatapan matanya pada Yuna..
“Apa maksudmu? Jelaskan padaku dengan benar..”
“Ya Tuhan.. Jika aku sedikit lebih terlambat menemukannya, Azka pasti meniduri gadis itu. Didalam ruang kerjanya, ditengah rencana pengumuman pertunangannya, Azka melakukan itu pa.. Dan Jessica melihatnya. Dia tentu saja marah.. Dia langsung membatalkan rencana pertunangan itu..”
Aku menerima tatapan dari papa, yang hanya mengeleng-gelengkan kepala kearahku.
Ketahuilah Pa, aku tak serendah itu..
“jessica meyakini itu bukan kali pertama Azka melakukannya.. Gadis itu sekretarisnya dan mereka bersama setiap hari. Kau bisa bayangkan apa yang bisa mereka lakukan disini..? Menjijikkan..”
“Saya tidak serendah itu Nyonya..”
Aku menoleh pada Yuna yang kini berani bersuara.
“jadi maksudmu yang Aku lihat tadi bukan sesuatu yang rendah? Kau pernah melakukan hal yang lebih rendah dari itu..?”
Aku melihat mata gadis itu yang menyiratkan keterlukaan atas apa yang mama katakan padanya..
“Sudahlah ma.. Jangan menyalahkannya. Aku yang bersalah. Aku minta maaf pada kalian.. Lagi pula mama juga tahu aku tak benar-benar ingin bertunangan dengan Jessica.. Aku tidak menginginkannya..”
“jadi siapa yang kau inginkan? Gadis itu.. Sekretaris yang akan kau tiduri itu..? Oh Tuhan.. Papa, dengar apa yang dia katakan? Apa yang akan kita lakukan.. Apa yang bisa kita lakukan pada putra kita Pa..? Jangan diam saja katakan sesuatu..”
Papa nampak lebih tenang dari mama. Aku hanya melihatnya menghela napas sebagai reaksi atas apa yang mama ataupun aku katakan..
“papa..!”
Mana mulai kehilangan kesabarannya..
“Apa yang bisa kulakukan.. Jika Jessica sudah membatalkan pertunangan dan Azka juga sebenarnya tak menginginkan pertunangan itu. Kita tak bisa memaksa mereka melakukan pertunangan yang tidak mereka inginkan..”
“Tapi aku sudah mengatakan pada teman-temanku, jika Azka akan bertunangan.. Astaga, bagaimana ini?”
Mama mondar-mandir dengan gelisah..
“Lihat apa yang sudah kau lakukan, Azka.. Kau akan mempermalukan mama.. Kau sudah dewasa, kau bukan lagi remaja yang bisa bermain-main. Mama memilihkan Jessica untuk mendampingimu.. Dia wanita terhormat yang tepat untukmu, tapi Kau justru menyia-nyiakan nya..”
“Mama.. Aku minta maaf. Tapi aku tak memiliki perasaan pada gadis itu. Aku tidak menginginkan Jessica.. Aku bersedia melakukan pertunangan ini karna mama terus memaksaku. Aku menyetujuinya semata hanya karna ingin membahagiakan mama.. Aku tak benar-benar menginginkannya..”
“Jadi siapa yang sebenarnya kau inginkan? Gadis itu.. Berapa kali kau sudah meniduri gadis itu? Katakan pada mama.. Berapa kali kau sudah melakukannya, Azka!!”
“mama.. Aku hanya..”
“Mama.. Tenanglah..”
Papa merangkul mama untuk menenangkannya..
“Jika putra kita memang menginginkan gadis itu.. Ya sudahlah.. Biarlah mereka bersama.. Kebahagiaan Azka lebih penting bukan?”
“Tidak.. Apa maksudmu Pa?”
“Azka bisa bertunangan dengan gadis itu.. Atau jika Azka terus menginginkan gadis itu, mereka lebih baik menikah. Aku tidak akan membiarkan mereka terus melakukan perbuatan dosa.. Pernikahan akan menyelamatkan mereka dari itu.. ”
Aku melirik pada Yuna yang langsung memucat mendengar nya..
Apa yang bisa kukatakan sekarang?
Papa memang terkadang memberi keputusan yang tak terduga..
*****
Author POV
“Apa yang kau bicarakan Pa.. Kita tak mungkin menikahkan Azka dengan wanita itu..!”
Ny.dania menolak dengan keras usulan dari suaminya. Bagaimana bisa Ia membiarkan putra semata wayangnya menikah dengan seorang wanita yang belum diketahui asal usulnya.
“Apanya yang tidak mungkin.. Putra kita menginginkan gadis itu dan bukan gadis pilihanmu. Jangan memaksakan kehendakmu, itu takkan berdampak baik bagi putra kita”
“Aku justru memilihkan yang terbaik untuknya. Tapi lihatlah gadis itu.. Kau pikir dia layak untuk berdampingan dengan Azka? Sama sekali tidak..!”
Tn.Rian mengikuti tatapan sang istri yang tertuju pada Yuna. Tatapan menyelidik yang mereka tujukan untuk Yuna benar-benar telah membuat Yuna bertambah gelisah dalam ketidak nyamanannya. Ia merasa terjebak, dan mungkin sulit untuk melepaskan diri.
“Dan kau gadis muda.. Siapa nama mu?”
Yuna mendongak menatap pada Tn.Rian yang melontarkan pertanyaan itu padanya.
“Saya.. Nama saya Yuna, Tuan..”
“hm, Yuna.. Jadi namamu Yuna”
“tak perlu berbasa-basi dengannya pa..”
Ny.dania tak menyukai bagaimana suaminya yang juga tak bereaksi keras terhadap gadis yang telah membuat bencana untuknya malam itu.
“Oh, lihatlah ma.. Yuna gadis muda yang cantik. Dia pasti lebih muda dari Jessica, tentu saja Azka lebih menginginkannya. Pria-pria memang cenderung menyukai yang seperti itu..”
Ny.Dania langsung memelototi suaminya, sementara Azka harus berusaha keras untuk tidak tertawa mendengar penilaian sang ayah terhadap Yuna.
“Jangan membandingkan Jessica dengannya, dia tidak pantas. Jessica wanita dewasa dan terhormat. Kau pikir berapa usianya pa? Aku menilai dia tak lebih dari tujuh belas tahun.. Ya Tuhan Azka.. Kenapa kau bisa bermain-main dengan gadis belia seperti itu..”
“Saya delapan belas tahun nyonya..”
Yuna mengoreksi kesalahan pada penilaian usianya..
“Astaga.. Itu tak berpengaruh. Kau jelas masih belia! Bisa-bisanya Kau melakukan hal memalukan seperti itu dengan putraku. Dimana orang tuamu? Apa mereka tidak mendidikmu.. Mereka seharusnya mengajarimu bagaimana sebaiknya seorang wanita menjaga kehormatannya.”
“jangan menyalahkan mereka Nyonya saya tak lagi memiliki orangtua. Saya telah kehilangan mereka dari dalam hidup saya..”
Azka menangkap kesedihan yang tersirat dari raut wajah dan juga sorot mata Yuna yang meredup ketika mengatakannya.
“Ya Tuhan..”
Ny.Dania semakin merasakan lemas di kedua kaki hingga tubuhnya setelah mendengar informasi itu. Gadis belia tanpa didikan dari kedua orangtua nya, akan seperti apa jadinya. Jelas ia telah menyaksikan dengan kedua matanya tadi seperti apa gadis itu berkelakuan. Liar, kata itu yang kemudian menggambarkan gadis itu dalam benak Ny.dania.
“Kau gadis yang malang, nak..”
Tn.Rian sekali lagi bereaksi terbalik bila dibandingkan dengan istrinya. Ia justru menatap iba kearah Yuna.
“Sejak kapan kau kehilangan mereka? Dan bagaimana dengan hidupmu? Siapa yang kemudian membesarkanmu? Bagaimana kau bersekolah?”
“Itu sudah terlalu lama untuk saya bisa kembali mengingatnya. Saya beruntung memiliki seorang kakak yang kemudian membesarkan saya.. Saya bisa bersekolah dengan baik karena nya”
“Oh, aku turut bersedih untukmu.. Dan dimana kah kakak mu sekarang? Aku bersimpati padanya.. Dia pastilah seseorang yang tegar”
“bagaimana bisa kau bersimpati pada seseorang yang membiarkan adiknya tumbuh dengan liar, pa? Dia pastilah tak ada bedanya dengan gadis itu”
“Tolong tarik kembali kata-kata anda Nyonya.. Saya terima anda menghina saya. Tapi tidak jika anda mengatakan hal buruk terhadap kakak saya.. Saya tidak akan menerimanya”
“Kau dengar pa.. Betapa tidak sopannya dia saat berbicara denganku”
“Aku bisa memahami itu.. Dia memebela saudaranya. Mungkin Yuna juga tidak seburuk itu ma.. Kita hanya belum mengenalnya”
“Aku tidak perlu mengenalnya untuk tahu betapa rendahnya kelakuan gadis itu.. Aku sudah melihatnya dengan jelas tadi!”
“mama tenanglah.. Sudah kukatakan, aku lah yang bersalah..”
Azka yang tadi terlihat santai melihat perdebatan kedua orangtua nya, akhirnya kembali mencoba mendekati ibunya. Namun yang kemudian diterimanya adalah sebuah tamparan keras yang diberikan sang ibu padanya.
“Keterlaluan..! Akan seperti apalagi kau memepermalukan mama, Azka..!”
“mama! Mama maaf..”
Siapa yang menyangka jika akhirnya akan menjadi sekacau saat itu. Ny.dania melangkah keluar, pergi dari ruangan Azka dengan perasaan marah dan terluka akibat kelakuan putra nya.
“lebih baik saya permisi..”
Yuna menegakkan tubuhnya, berharap dengan itRIa masih mendapatkan harga dirinya dimata Tn. Rian, yang meskipun pria itu bersikap jauh lebih baik dari sang istri, Yuna tak menutup mata untuk kemungkinan penilaian rendah yang dilakukan ayah Azka padanya.
“Kau takkan kemana-mana Yuna, Aku belum selesai denganmu..”
Azka tak membiarkannya, Ia meraih pergelangan tangan Yuna dan menariknya. berbicara dengan pelan ditelinganya.
“Jangan kira aku akan membiarkanmu lari.. Kau harus bertanggung jawab atas kekacauan yang kau sebabkan”
Yuna mencoba menyentak pergelangan tangannya dari cengkraman Azka, namun tenaga yang dimiliki nya tak cukup kuat bila dibandingkan dengan Azka.
“Aku akan menyusul ibumu.. Sebaiknya kalian bicara..”
***
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
srii
👍👍👍👍
2020-05-06
0
Ida Nurhayati
mulai seru
2019-12-23
2
Laura Putri
lanjut
2019-12-06
3