Pekerjaan apa yang kemudian didapatkan Yuna pada keesokan harinya ketika Ia kembali kekantor. Jelas Ia takkan mungkin bisa berurusan dengan berkas-berkas perusahaan ataupun mencatat negosiasi bisnis diruang rapat.
Namun yang terjadi dan dirasakannya. Azka tengah sengaja ingin mempermalukannya dengan membawanya keruang rapat direksi pagi ini. Dan siangnya Azka kembali membawanya kedalam sebuah pertemuan yang terjadi diluar kantor, hanya untuk membuatnya terbengong disana.
Bukan hanya itu, setelahnya Azka bahkan mengajaknya untuk mendatangi sebuah butik dan membeli beberapa gaun yang entah akan diberikan untuk siapa.
Yuna berkali-kali mendesah menahan kekesalannya..
“Kau lelah..?”
Azka mengejutkan dengan pertanyaannya..
“euh, tidak.. tidak Pak..”
“Kau mendapatkan pekerjaanmu bukan?”
Yuna tak menjawab. Otaknya sebenarnya memerintahkan untuknya melarikan diri dan meninggalkan pria itu namun Ia tak bisa melakukannya.
Doni memintanya untuk mengikuti apa yang dikatakan Azka, karna dengan begitu mereka akan tahu apa saja yang dikerjakan pria itu.
“bagaimana menurutmu dengan gaun ini?”
Azka mengambil sebuah gaun berwarna merah muda dari etalase. Dan mengarahkannya pada Yuna, seperti sedang mengepaskan ketubuhnya.
“Kau tidak mendengarku?”
“Oh, ya.. Itu sebuah gaun yang bagus Pak..”
Yuna menjawab setengah hati..
“Kau pikir begitu?”
“Anda akan membuat seorang wanita terkagum ketika anda memberikan itu padanya”
“Tapi aku tak yakin dengan penilaianmu.. Aku melihat Kau bahkan tak memiliki selera mode sama sekali..”
Yuna membelalak mendengarnya, dalam hati meneriakkan sumpah serapah untuk pria itu.
“Aku akan ambil yang ini..”
berbalik membelakangi Yuna, Azka tersenyum menyadari kekesalan Yuna ketika dirinya mengembalikan gaun itu kedalam etalase, dan menyambar gaun lainnya untuk kemudian menuju kasir dan melakukan pembayaran disana.
“Kita pergi sekarang Yuna.. Aku tak sabar untuk memberikan ini pada calon tunanganku..”
***
Setelah kejadian disebuah butik yang menjengkelkan bagi Yuna, Azka tak lagi memberinya atau melibatkannya dalam urusan pekerjaan apapun.
Dia hanya dijadikan patung selamat datang yang diletakkan didepan ruanggnya dan duduk dibelakang meja kerjanya. Hari itu menjadi hari pertama dan terakhir Ia berlaku layaknya skretaris.
Setidaknya Ia kemudian bisa bersyukur tak mendapatkan kelelahan fisik meski kekesalan dalam hatinya terus menumpuk karna itu.
“Apa calon tunanganku ada didalam”
yuna kini sudah terbiasa dengan pertanyaan seperti itu. Setidaknya setelah hampir seminggu Ia menjadi sekretaris Azka, wanita itu tak pernah absen mengunjungi pria itu.
Entah disiang atau pun sore hari menjelang jam kantor berakhir, wanita itu selalu datang dan keluar bersama dengan Azka.
Yuna kemudian memaksa dirinya untuk tersenyum dan mempersilahkan Jessica, nama wanita itu yang diketahuinya dari Doni, untuk masuk kedalamnya.
Setiap hari selama hampir satu minggu itu lah yang dilakukannya. Yang membuatnya mengalami kebosanan ditingkat tertinggi selama yang pernah dirasakannya.
Maka diminggu pagi itu, Yuna sudah merencanakan untuk pergi bersama Husna dan Siska resepsionis baru yang menggantikannya untuk bersama-sama mencari sebuah gaun yang pantas namun berharga miring, yang akan mereka pakai untuk malam nanti diacara ulang tahun perusahaan yang mewajibkan setiap karyawan kantor untuk datang dan berpartisipasi memeriahkan acara.
Tak kurang pukul delapan pagi itu, Yuna sudah bersiap untuk keluar dari dalam rumahnya namun terhenti ketika tiba-tiba Doni datang menemuinya.
“Kita perlu bicara Yuna..”
Tanpa menunggu Yuna mempersilahkan, Doni sudah lebih dulu masuk kedalam rumahnya. Hingga Yuna kemudian hanya bisa mengikutinya..
“Ada apa Mas?”
“Aku ingin kau melakukan sesuatu malam ini..”
Doni lantas mengatakan apa yang harus Yuna lakukan sebagai bagian dari rencana mereka.
“Apa maksudmu memintaku melakukan hal seperti itu mas?”
Yuna nampak tak menyetujui dengan usulan Doni..
“Kita harus melakukannya untuk membatalkan pertunangan itu, Yuna.. mengertilah..”
“Aku tahu mas, tapi tidak dengan cara seperti itu..!”
“lalu dengan cara apa kita bisa melakukannya? Jawab aku.. Apa kau memiliki cara lain selain yang kuusulkan tadi..?”
Yuna terdiam..
“Kau tidak memilikinya kan? Satu-satunya yang bisa membuat pertunangan itu batal adalah jika wanita itu yang membatalkannya. Dan cara untuk membuat wanita itu membatalkan rencana pertunangannya dan Azka adalah dengan membuatnya mengira jika Azka sudah menyelingkuhinya. Tidak akan ada wanita yang mungkin mau diselingkuhi bukan..? Aku yang akan mengaturnya.. Kau hanya perlu melakukan apa yang kukatakan..”
“tapi mas..”
“Kita tak memiliki banyak waktu untuk berpikir. Lakukan malam ini atau tidak sama sekali dan kubur keinginanmu untuk melihat Yuri sembuh.. Dia jelas akan tetap dalam penderitaan selama Azka tak mendapatkan kesakitan yang setimpal”
Yuna terdiam dan berpikir, sementara Doni terus mendesaknya. Hingga kemudian mau tak mau Ia mengiyakan.
“Aku membawakanmu ini.. Pakailah untuk malam nanti..”
Doni menyerahkan dua paper bag, yang masing-masing berisi sebuah gaun dan sepasang sepatu untuk melengkapinya. Membuat Yuna kemudian membatalkan janjinya untuk pergi bersama dengan Husna dan Siska.
***
Aula gedung yang digunakan untuk acara malam itu telah diisi oleh orang-orang yang mulai berdatangan. Mulai dari kolega-kolega bisnis keluarga Azka juga dari semua karyawan yang turut hadir.
Azka sudah berada ditengah-tengah mereka. Menyembut dengan senyum diwajahnya, tamu-tamu yang sengaja diundang oleh nya maupun oleh ayahnya. Dari sekian banyak orang disana, matanya tiba-tiba menemukan gadis bergaun kuning pucat yang berdiri tidak nyaman diantara kedua rekannya.
Yuna memang sudah merasa tidak nyaman dari pertama kali Ia menginjakkan kakinya masuk kedalam sana dan tak terpengaruh dengan Husna dan Siska yang terlihat bahagia dengan terus terkikik tiap kali seorang pria menyapa mereka.
“Ingin minum?”
“Oh, Doni..”
tersenyum, Doni memberikan segelas wine untuknya dan kemudian berdiri sejajar dengannya..
“Malam ini akan banyak tamu yang hadir..”
“Ya.. papa mengundang semua rekan bisnis nya dan mama mengundang semua teman-temannya..”
Doni terus memperhatikan ketika azka mulai meneguk minuman pemberiannya.
“dan dimana calon tunanganmu? Dia belum datang?”
“kurasa dia sedang mempersiapkan diri, mama bersamanya..”
Azka **** senyum dan kembali meneguk habis wine dari dalam gelasnya.
Biasanya tak akan jadi masalah, segelas wine takkan membuatnya mabuk. Ia bahkan bisa mengahbiskan lebih dari empat gelas tanpa merasakan mabuk.
Namun kali ini, Ia tahu ada yang salah. Hanya dengan tegukan pertama Ia bisa merasakan pusing yang kemudian menyerangnya, dan Azka membuktikannya dengan menghabiskan segelas wine itu yang dirasakannya adalah pusing mendentam dikepalanya.
Sial..
Doni pastilah telah melakukan sesuatu pada minuman yang diberikannya.
“Kau baik-baik saja, Azka..?”
“Ya.. Hanya aku mendadak merasakan pusing dikepalaku..”
“Oh, Kau ingin aku melakukan sesuatu..”
Doni meletakkan gelas ditangannya dan membantu Azka yang mulai kehilangan keseimbangannya.
“tidak perlu.. Aku akan berbaring sebentar diruanganku. Katakan itu pada mama bila dia mencariku..”
“baiklah.. Atau kau ingin aku menyuruh Yuna untuk membawakan obat untukmu..?”
“Ya, lakukanlah..”
Sedari tadi Yuna sudah mengawasi ketika Doni mulai mendekati Azka, Ia sudah mengetahui rencana pria itu. Hingga kemudian Ia menangkap kode dari Doni untuk mengikutinya, maka kemudian Yuna meninggalkan kedua rekannya..
“Yuna.. Mau kemana kau?”
“Aku perlu ke toilet sebentar..”
“jangan lama-lama.. Kurasa acara nya akan segera dimulai..”
Yuna mengangguk dan bergegas untuk menyusul Doni.
“Mas..”
“Aku sudah melakukan apa yang seharusnya kulakukan.. Dan sekarang giliranmu.. Azka ada diruangannya. Berpura-puralah bawakan obat ini untuknya.. Dan lakukan tugasmu..”
“Mas bagaimana kalau aku tak bisa melakukannya?”
“Kau pasti bisa Yuna.. Kau hanya perlu membuat dirimu berada dekat dengan Azka ketika aku membawa wanita itu dan ibunya kesana.. Lakukanlah ini demi Yuri. Aku tak bisa berlama-lama denganmu.. Aku akan menyusulmu dalam sepuluh menit..”
Doni meninggalkan Yuna yang kemudian melangkah keluar dari dalam aula itu, mencari lift untuk membawanya naik keruangan Azka.
***
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
srii
👍
2020-05-06
0
Rizky Winzi
bagus thor..
2020-01-04
1
Salsabila Cha-cha Azzahra
bagus banget ceritanya ,semangat thor....
2019-12-20
3