Episode 11

Author POV

Azka hanya melakukan

panggilan singkat dan kembali

memasukkan ponsel kedalam saku

celananya.

Yang kemudian dilakukannya adalah

kembali melihat kearah gadis itu.

Yuna masih terduduk ditengah anak

tangga dan menangis. bahkan setelah tiga puluh menit berlalu, Ia masih terus bertahan disana.

Udara diluar yang terasa semakin

dingin, mungkin yang kemudian

membuatnya dengan perlahan berdiri dan selanjutnya menaiki anak tangga yang berada diatasnya.

Setelah melihat Yuna membuka

sebuah pintu dan kemudian masuk

kedalamnya, Azka berjalan menuju

mobilnya dan kembali melakukan

panggilan setelah berada didalamnya.

***

Azka bahkan tak bisa memejamkan

matanya semalaman.

Pikirannya berkecamuk dengan apa

yang membuat Yuri mengalami depresi?

Dan dimana keberadaannya saat ini?

Ditambah lagi dengan apa yang tak

sengaja didengarnya.

Rencana Doni dan gadis itu untuk

menghancurkan dirinya, dengan

mengatas namakan Yuri justru terasa

konyol untuknya.

Karna jelas Ia tak merasa menjadi

penyebab apa yang saat ini menimpa

Yuri.

“Azka.. Kau masih belum bangun?

Bangun..!!”

Azka mengerang ketika mendengar

sang Mama berada diluar, mengetuk

pintu kamarnya.

“Aku bahkan tidak tidur Ma..”

gumamnya sambil mengajak rambutnya.

“bangun, Azka.. Kau tidak mendengar

Mama?”

“Aku mendengarnya ma.. Aku

akan bersiap”

Tak terdengar lagi suara sang mama

Ketika Azka beranjak masuk kedalam

kamar mandi.

Hanya lima belas menit setelahnya, Ia sudah berada dimeja makan bersama dengan kedua orang tuanya.

“Apa yang akan kau kerjakan hari ini”

Tanya Pak Rian Sang Papa mengawali

pembicaraan..

“hanya sebuah rapat dan seharian

mungkin aku hanya akan berada

dikantor..”

“Kau punya waktu untuk makan siang diluar bersama mama?”

Bu Dania sang mama mulai menyela membuatAzka sedikit menyeringai

mendengarnya.

Jelas berdasarkan pengalamannya, Ia

mencurigai sang mama memiliki

maksud dibaliknya.

“Kurasa aku akan memiliki sepuluh

menit untuk makan siang dikantor.

Jadi jangan menggangguku, mama”

“itu terdengar berlebihan anak ku..”

Azka mengangkat kedua bahunya dan kembali mencoba menikmati sarapan paginya.

“Oh, Bibi..”

Melihat salah seorang pelayan

rumahnya yang melintas disekitar

ruang makan membuat Azka lantas

berdiri dan mendorong kursi

dibelakangnya untuk kemudian

menghampiri sang ahjumma yang

tersenyum kearahnya.

“Ada apa nak?”

Bibi Lia yang adalah salah

seorang pelayan rumahnya dan juga

Ibu dari Doni, memang selalu bersikap lembut padanya.

“tidak, aku hanya ingin bertanya..”

“Apa yang ingin Kau tanyakan?”

“em, jam berapa Doni pulang

semalam?”

“Oh, Doni.. Dia pulang setelah

tengah malam. Apa sesuatu terjadi

dikantor?”

“tidak.. Kurasa dia bekerja terlalu

keras..”

“Ya, aku juga melihatnya nampak

lelah tadi..”

Azka mengangguk mengerti dan

membiarkan sang Bibi berlalu

dari hadapannya.

***

Yuna tak bisa menutupi wajahnya

yang terlihat kacau hanya dengan

sapuan bedak yang dipakainya.

Masih terlihat jelas saat itu, bola

matanya memerah dengan lingkaran

hitam disekitar matanya, akibat terus

menangis dan juga tidak tertidur

semalam. Ia terguncang dengan ketiadaan Yuri kakak nya.

“yuna.. Apa yang terjadi denganmu?”

Husna menyadari ketidak-beres-an

pada diri Yuna..

“astaga..lihatlah dirimu?”

“aku tidak apa-apa Husna, jangan

berlebihan..”

Husna tak menghiraukan apa yang

Yuna katakan, Ia justru mendekatinya dan menempatkan punggung tangannya pada kening Yoona untuk memastikan keadaannya.

“Kau demam, Yuna.. Ayo ikut aku

keruang kesehatan, kau bisa

mendapatkan obat disana..”

Husna sudah meraih tangannya

ketika kemudian sebuah intruksi

mengarahkan mereka untuk

menyambut kedatangan Azka, sang

pemimpin perusahaan.

“ini darurat.. Kita tak harus ikut

berjejer disana”

Husna memaksa agar Yuna tetap

mengikutinya, namun Ia justru

menolaknya.

“Tidak Husna.. Aku masih bisa

melakukannya. Aku sudah cukup

banyak membuat masalah didepan

Presdir. Aku sedang berusaha

untuk tidak mengulanginya lagi.

Ayo..”

Yuna berkeras dan justru berbalik

menarik Husna agar mengikutinya,

bersama dengan yang lain berjejer

disekitar pintu masuk sampai

kedalam lobi.

Yuna menundukkan wajahnya,

menahan rasa pusing dikepalanya dan pandangan berkunang yang kemudian juga dirasakannya.

Ia sempat menekan pelipisnya, namun yang terjadi justru pandangan

matanya kian berkunang dan perlahan menggelap.

Pandangannya benar-benar mengabur eiringg dengan kakinya yang terasa kian lemas hingga tak mampu lagi untuk menopang tubuhnya.

Ia terjatuh dan seharusnya merasakan sakit pada tubuhnya yang membentur lantai, namun hal itu tak dirasakannya ketika sebuah tangan merangkulnya dengan erat dan menahan tubuhnya.

“Pak Azka..”

Yuna masih sempat menggumam dan merasakan tubuhnya terayun dalam gendongan seseorang, sebelum akhirnya Ia benar-benar kehilangan kesadarannya.

“Panggil dokter dan siapkan ruang

kesehatan!”

Azka yang membopong tubuhnya dan dengan sedikit berlari membawanya masuk kedalam ruang kesehatan..

***

Yuna POV

Aku terbangun dengan

rasa pusing yang mendentam

dikepalaku. Dan menyadari jika saat

ini aku berada diruangan yang tidak

kukenali, tanpa seorang pun yang

berada disekitarku.

Sedikit mencium bau obat, Aku juga

melihat pada pergelangan tanganku

yang terpasang jarum infus.

Tuhan..

Apa yang terjadi? Mengapa aku begitu lemah dan terbaring disini..

“berapa lama dia akan sadar?”

“mungkin tidak akan lama lagi Pak..”

sayup-sayup kudengar pembicaraan

dari balik tirai yang menutupi ku, yang kemudian membuatku bergerak dari tempat tidur dan berusaha

memposisikan tubuhku untuk duduk.

“baiklah.. Jika dia bangun nanti,

katakan padanya untuk beristirahat

dan aku memberinya cuti sampai dia

sembuh”

“baik Pak..”

“bisakah aku melihatnya untuk

memastikan?”

“silahkan Pak..”

Jika aku tak merasakan lemas

ditubuhku, aku pasti sudah terlonjak

karna terkejut.

Aku mengenali suara itu dan kemudian mengembalikan posisi tubuhku kembali tertidur.

Lega pada saat kudengar suara tirai

yang dibuka, aku sudah kembali

menutup kedua mataku.

Berpura-pura belum tersadar mungkin akan lebih baik untuk kulakukan saat ini..

Aku tak bisa melihat apa yang dia

lakukan, tapi aku bisa merasakan

beberapa saat kemudian dia

menempatkan punggung tangannya

dikeningku, memeriksaku..

“Suhu tubuhnya sudah menurun?”

“saya memberinya obat penurun

demam, begitu dia tersadar dan cairan infus habis, nona ini bisa keluar dari ruangan ini..”

“suruh saja dia pulang setelah itu, dan katakan padanya apa yang kukatakan tadi..”

“baik Pak..”

Aku kembali membuka mata setelah

mendengar tirai yang kembali ditutup. MenghelaMenghela napas perlahan, aku berpikir..

Dia tidak seharusnya bersikap baik

padaku. ApapunApapun yang dilakukannya, tidak akan

mengubah penilaianku padanya.

Bahwa dia hanyalah seorang bajingan yang menyakiti kakak ku.

Dan karna dia juga aku seperti ini.

Aku harus terpisah dengan kak Yuri,

entah sampai kapan.

Aku membencinya karna hal itu.

Tuhan..

Dia benar-benar brengsek!

Menarik selang infus ditanganku, Aku

memaksa diriku untuk berdiri dan

ingin meninggalkan ruangan ini.

“nona, anda sudah sadar..”

Aku melihat seorang pria berjas putih

dan kupaksa senyum dari sudut

bibirku.

“saya sudah merasa lebih baik,

dokter.. terimakasih”

“syukurlah nona.. Selain demam,

Anda juga hampir mengalami

dehidrasi tadi”

Aku tak yakin jika menangis semalam

adalah penyebab aku hampir

mengalami dehidrasi seperti yang

dikatakan seorang dokter didepanku.

Tapi mungkin saja, aku memang

terlalu banyak mengeluarkan cairan

airmataku.

“Anda bisa pulang dan tidak perlu

bekerja hari ini. Pak Azka sudah

memberikan anda cuti sampai anda

sembuh”

Bukan itu yang kuinginkan.

Aku ingin dia mengembalikan kak

Yuri ku!

Sayangnya aku tak bisa meneriakkan

itu..

Mengangguk pada sang dokter, aku

menerima beberapa obat yang

diberikannya sebelum akhirnya keluar dari ruangan itu.

“yuna.. Kau sudah sadar?”

Husna yang pertama kali

menghampiriku dan merangkulku..

“Kau masih terlihat pucat..”

“Aku sudah merasa lebih baik..”

dia mendesah..

“Bahkan disaat sakit pun kau bisa

begitu beruntung Yuna. Tuan muda

itu menggunakan lengan kokohnya

untuk menahan tubuhmu agar tak terjatuh..”

aku mendecak mendengarnya, namun Husna tak lantas menghentikan ucapannya.

“Atau kau sengaja menjatuhkan

tubuhmu didepannya? Tuhan.. Jika

aku tahu Tuan muda bisa bersikap

begitu baik dan gentelmen dengan

menggendong tubuhmu, aku bersedia beratus kali menjatuhkan tubuhku didepannya..”

aku memutar mata mendengar

kekonyolan ucapannya..

Pria itu benar-benar bisa mempesona dimata Husna.

Aku baru saja akan menyahuti

ucapannya ketika kemudian kulihat

dua orang wanita berjalan bersisian

memasuki lobi dan menuju kearah lift khusus.

Seorang wanita paruh baya yang

masih terlihat cantik, dia pasti lebih

dari sekedar cantik diusia mudanya.

Dan seorang lagi adalah wanita muda

yang kukenali, dia wanita yang waktu

itu hampir saja menjadi sumber

masalah untukku setelah aku

membiarkannya masuk keruangan

pria bajingan itu.

“Dia adalah ibu dari Tuan muda..”

Husna menyenggol lenganku dan

aku menoleh kearahnya.

“dan wanita muda itu?”

“entahlah, bukankah dia juga pernah

datang waktu itu?”

Aku mengangguk membenarkan

ucapan Husna.

“mungkin dia teman kencan Tuan

muda, atau justru sudah menjadi calon istri Tuan muda? Oh Tuhan tidak.. Yuna, Kau bisa mencekikku jika itu benar. Aku akan lebih memilih terkapar karna kau mencekikku daripada Aku harus menangisi Tuan muda yang dimiliki olehnya..”

aku menggeleng-gelengkan kepalaku,

benar-benar bingung dengan cara apa aku harus menanggapi Husna.

“Aku akan pulang, Pak Azka sudah

memberi ijin untukku beristirahat..”

Aku baru saja mengatakan hal itu pada Husna saat kemudian kudengar

suara seorang wanita yang berseru..

“Azka.., tunggu..”

“tidak bisa ma..Sekretarisku

sudah menunggu, kami ada pertemuan bisnis diluar..”

Dan dia menarik pergelangan

tanganku..

Oh dear..

Kebingungan dan sekaligus terkejut

dengan cepatnya gerakan tangannya

yang menarikku, Aku kemudian

seakan dipaksa untuk mengikuti

langkah kakinya yang cepat yang

hampir saja membuatku terjatuh.

Sial..

Aku takkan bisa melawannya.

Tubuhku terasa lemas dan Aku masih

bisa merasakan pusing dikepalaku.

Apa sebenarnya yang akan

dilakukannya dengan menarikku ikut bersamanya?

“Pak..”

Aku mencoba menyentak pergelangan tanganku dan membebaskan dari

cengkraman tangannya, tapi percuma.

Itu tak cukup kuat untuk mengusiknya, dia terlalu kuat menarikku.

“Diamlah, aku hanya membutuhkanmu untuk keluar darisini..”

Yang kemudian terjadi dan kurasakan

Adalah dia mendorong tubuhku masuk kedalam mobilnya.

Apa dia memang tak bisa

memperlakukan wanita dengan baik?

Ya..

Aku tak seharusnya mempertanyakan.

Dia memanglah seorang bajingan!

Melirik dari kaca mobilnya, aku

melihat wanita paruh baya itu juga

seorang wanita muda disebelahnya

yang berjalan cepat, mencoba

mendekat dan akhirnya kembali

bersuara..

“Azka.. Astaga! Kau tidak

mendengar mama?”

“Aku sudah telat ma.. Kita bisa

berbicara dirumah!”

“azka..!”

Dia lantas masuk kedalam mobil dan

duduk disebelahku, dikursi kemudi

dan dengan cepat melajukan

mobilnya.

Apa yang bisa kukatakan?

Kepalaku terlalu pusing untuk

memikirkan kata apa yang

sepantasnya bisa kukatakan padanya.

Memutuskan untuk diam menjadi

lebih baik daripada aku mengucapkan makian ke padanya.

“Astaga.. mama mulai keterlaluan.

Dia bisa membuatku tercekik jika

terus seperti itu..”

Melihatnya dari sudut mataku, dia

melonggarkan dasi pada lehernya dan mengejutkanku dengan tiba-tiba

memukul pada roda kemudi dengan

salah satu tangannya.

Apa dia tidak menyadari

keberadaanku?

Apa dia melupakan telah menarik

seorang wanita sakit berwajah pucat

untuk ikut bersamanya?

Aku perlu berdeham dua kali untuk

membuatnya melirik kearahku.

“maafkan aku nona..Kau lihat, Aku

tertekan secara emosional karna

tingkah ibu ku..”

Dia tak seharusnya menceritakan hal

itu padaku. Aku takkan perduli

ataupun bersimpati padanya..

“Anda bisa menurunkan saya disini?”

“Owh.. Kau ingin aku menurunkanmu?”

Aku sudah jelas berbicara bukan..

“Kurasa aku tak bisa melakukan itu.

Bukan gayaku untuk menurunkan

wanita ditengah jalan..”

‘gayamu pasti menurunkan wanita

ditengah ranjangmu..

Bajingan..’

“apa Kau baru saja menggumamkan

sesuatu tentangku, Yuna..?”

Astaga..

Dia mendengarku?

Tidak mungkin..

Aku hanya menyuarakan itu didalam

hatiku.

“euh..”

“bukankah namamu Yuna?”

Aku mengangguk..

“jadi benar kau menggumamkan

sesuatu tadi?”

“tidak pak..”

“benarkah?”

“ya..”

“baiklah.. Aku percaya padamu. Aku

selalu mempercayai apa yang wanita

katakan..”

Apa dia sedang menyeringai padaku?

Sialan..

Beberapa menit berada didalam

mobilnya pasti telah membuat panas

ditubuhku meningkat. Dia benar-benar mengesalkan, brengsek dan bajingan.

to be continued

Terpopuler

Comments

Agatha Dewi

Agatha Dewi

bagus ceritanya

2020-07-01

0

Dahrana Ali

Dahrana Ali

lanjut

2019-12-31

1

Davi

Davi

lanjut...ceritanya mkin seru...

2019-12-02

2

lihat semua
Episodes
1 Episode 1
2 Episode 2
3 episode 3
4 Episode 4
5 Episode 5
6 Episode 6
7 Episode 7
8 Episode 8
9 Episode 9
10 Episode 10
11 Episode 11
12 Episode 12
13 Episode 13
14 Episode 14
15 Episode 15
16 Episode 16
17 Episode 17
18 Episode 18
19 Episode 19
20 Episode 20
21 Episode 21
22 Episode 22
23 Episode 23
24 Episode 24
25 Episode 25
26 Episode 26
27 Episode 27
28 Episode 28
29 Episode 29
30 Episode 30
31 Episode 31
32 Episode 32
33 Episode 33
34 Episode 34
35 Episode 35
36 Episode 36
37 Episode 37
38 Episode 38
39 Episode 39
40 Episode 40
41 Episode 41
42 Episode 42
43 Episode 43
44 Episode 44
45 Episode 45
46 Episode 46
47 Episode 47
48 Episode 48
49 Episode 49
50 Episode 50
51 Episode 51
52 Episode 52
53 Episode 53
54 Episode 54
55 Episode 55
56 Episode 56
57 Episode 57
58 Episode 58
59 Episode 59
60 Episode 60
61 Episode 61
62 Episode 62
63 Episode 63
64 Episode 64
65 Episode 65
66 Episode 66
67 Episode 67
68 Episode 68
69 Episode 69
70 Episode 70
71 Episode 71
72 Episode 72
73 Episode 73
74 Episode 74
75 Episode 75
76 Episode 76
77 Episode 77
78 Episode 78
79 Episode 79
80 Episode 80
81 Episode 81
82 Episode 82
83 Episode 83
84 Episode 84
85 Episode 85
86 Episode 86
87 Episode 87
88 Episode 88
89 Episode 89
90 Episode 90
91 Episode 91
92 Episode 92
93 Episode 93
94 Episode 94
95 Episode 95
96 Episode 96
97 Episode 97
98 Episode 98
99 Episode 99
100 Episode 100
101 Episode 101
102 Episode 102
103 Episode 103
104 Episode 104
105 Episode 105
106 Episode 106
107 Episode 107
108 Episode 108
109 Episode 109
110 Episode 110
111 Episode 111
112 Episode 112
113 Episode 113
114 Episode 114
115 Episode 115
116 Episode 116
117 Episode 117
118 Episode 118
119 Episode 119
120 Episode 120
121 Episode 121
122 Episode 122
123 Episode 123
124 Episode 124
125 Episode 125
126 Episode 126
127 Episode 127 (END)
128 Pengumuman...!!!
129 AFS SEASON 2 BAB 1
130 AFS SEASON 2 BAB 2
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Episode 1
2
Episode 2
3
episode 3
4
Episode 4
5
Episode 5
6
Episode 6
7
Episode 7
8
Episode 8
9
Episode 9
10
Episode 10
11
Episode 11
12
Episode 12
13
Episode 13
14
Episode 14
15
Episode 15
16
Episode 16
17
Episode 17
18
Episode 18
19
Episode 19
20
Episode 20
21
Episode 21
22
Episode 22
23
Episode 23
24
Episode 24
25
Episode 25
26
Episode 26
27
Episode 27
28
Episode 28
29
Episode 29
30
Episode 30
31
Episode 31
32
Episode 32
33
Episode 33
34
Episode 34
35
Episode 35
36
Episode 36
37
Episode 37
38
Episode 38
39
Episode 39
40
Episode 40
41
Episode 41
42
Episode 42
43
Episode 43
44
Episode 44
45
Episode 45
46
Episode 46
47
Episode 47
48
Episode 48
49
Episode 49
50
Episode 50
51
Episode 51
52
Episode 52
53
Episode 53
54
Episode 54
55
Episode 55
56
Episode 56
57
Episode 57
58
Episode 58
59
Episode 59
60
Episode 60
61
Episode 61
62
Episode 62
63
Episode 63
64
Episode 64
65
Episode 65
66
Episode 66
67
Episode 67
68
Episode 68
69
Episode 69
70
Episode 70
71
Episode 71
72
Episode 72
73
Episode 73
74
Episode 74
75
Episode 75
76
Episode 76
77
Episode 77
78
Episode 78
79
Episode 79
80
Episode 80
81
Episode 81
82
Episode 82
83
Episode 83
84
Episode 84
85
Episode 85
86
Episode 86
87
Episode 87
88
Episode 88
89
Episode 89
90
Episode 90
91
Episode 91
92
Episode 92
93
Episode 93
94
Episode 94
95
Episode 95
96
Episode 96
97
Episode 97
98
Episode 98
99
Episode 99
100
Episode 100
101
Episode 101
102
Episode 102
103
Episode 103
104
Episode 104
105
Episode 105
106
Episode 106
107
Episode 107
108
Episode 108
109
Episode 109
110
Episode 110
111
Episode 111
112
Episode 112
113
Episode 113
114
Episode 114
115
Episode 115
116
Episode 116
117
Episode 117
118
Episode 118
119
Episode 119
120
Episode 120
121
Episode 121
122
Episode 122
123
Episode 123
124
Episode 124
125
Episode 125
126
Episode 126
127
Episode 127 (END)
128
Pengumuman...!!!
129
AFS SEASON 2 BAB 1
130
AFS SEASON 2 BAB 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!