Oh dear..
Aku seharusnya ikut menundukkan
wajahku.
Bukan justru menatapnya kasar dan
mencaci didalam hatiku..
Bagaimana ini..?
Yang kemudian kulakukan hanyalah
menundukkan wajahku, menghindari
tatapan matanya yang lurus mengarah
padaku.
Sial..
Dari banyaknya orang yang berada
disini mengapa dia harus melihatku?
Oh, jelas..
Mereka semua menunduk memberi
hormat. Sedangkan yang kulakukan
justru menatapnya dengan marah dan
cacian yang siap kukatakan padanya
andai aku tak memikirkan
kewarasanku saat ini.
Tuhan..
Kali ini Kau harus menolongku.
Aku tak ingin menerima resiko
dimarahi Mas Doni karna
kecerobohanku.
Tapi bahkan setelah menyembunyikan
wajahku, aku masih bisa merasakan
tatapan matanya yang menusuk
kedalam tulang-tulangku.
Apakah dia benar-benar masih
menatapku?
Sayangnya aku tak bisa memastikan
itu.
Benar-benar sial..
Harusnya aku tak melakukan hal
bodoh seperti ini.
“Dia karyawan baru.. Dia pasti belum
mengerti apa yang harus dia lakukan
ketika anda datang..”
Itu suara Mas Doni..
Sejak kapan dia berada disana?
Aku bahkan tak bisa memandangnya
gara-gara pria itu..
Menyebalkan..
“Pastikan dia bekerja dengan benar.Jika tidak, kau boleh memecatnya..”
Sialan..
Harusnya aku bisa meneriakkan
didepan wajahnya jika bukan karna
Kak Yuri, aku takkan sudi
menginjakkan kakiku disini.
“Saya akan melakukan apa yang anda
katakan.. Tapi sebaiknya anda tak
berlama-lama disini. Ada rapat yang
harus anda pimpin..”
Aku sedikit bisa bernapas lega ketika
Pria itu meneruskan langkahnya
dengan diikuti beberapa orang
dibelakangnya, termasuk Mas Doni
Dengan hal itu saja aku sudah bisa
memastikan betapa yang aku pikirkan
adalah benar.
Pria itu tak lebih dari seorang
pecundang bodoh.
Bagaimana bisa dia tak menyadari
jika Mas Doni, salah satu yang
terlihat patuh dibelakangnya,
mengikuti langkahnya, ternyata
sedang merencanakan sesuatu
dikepalanya untuk menghancurkan
dirinya.
Oh..
Tapi akan lebih baik jika pria itu
mempertahankan kebodohannya yang
akan mempermudah kerjaku dan juga
Mas Doni dengan rencana kami..
Mengangkat wajahku untuk melihat
Mas Doni, Aku akan mencatat
untuk berterimakasih pada nya yang
telah menghindarkanku dari masalah.
“Astaga Yuna.. Apa kau menatapnya tadi?”
Husna mulai bersuara. Aku tahu dia akan mengoceh setelahnya..
“hmm..”
“Kau gila.. Aku bahkan tak berani melakukannya. Aku harus cukup puas dengan memandangi punggungnya..”
Menggelikan..
Apa yang bisa dia kagumi hanya dari sebuah punggung?
Wajahnya bahkan tak cukup menarik dimataku..
“Jadi selama ini kau tak tahu seperti apa wajahnya?”
“tentu saja aku tahu.. Jika tidak aku takkan menyebutnya pangeran. Aku bisa mencuri pandang darinya. Tidak seperti apa yang kau lakukan tadi..”
Husna mulai menarik lenganku
kembali kemeja resepsionis, sebelum
seseorang memberikan teguran pada
kami..
“Kau benar-benar menunjukkan
ke-terpesona-an mu tadi..”
“Aku tidak sedang melakukannya..”
“Jangan mengelak.. Kau pasti wanita
normal yang juga tertarik dengan
ketampanan dan kemapanannya”
Aku mengangkat bahu.
Bisakah Husna mengganti topik
pembicaraannya.
Ini benar-benar memuakkan..
“Tapi sayangnya Tuan muda itu
takkan menggunakan matanya untuk
melirik kita.. Apalagi kau..”
“Aku? Mengapa dengan ku?”
“Kau masih cukup belia untuknya..”
“Kau tahu berapa usianya?”
“Tentu saja aku tahu.. Dia 28 tahun..”
Husna menggunakan kedua
tangannya untuk mempertegas
penyebutan angkanya padaku.
“Kau 18 tahun, itu berarti kalian
terpaut sepuluh tahun.. Cukup jauh
untuk bisa disatukan”
Aku mendengus kearahnya.
Memangnya siapa yang ingin
disatukan dengan pria bajingan itu?
Ya..
Aku memang masih belia jika
dikategorikan kedalam gadis-gadis
kaya yang manja.
Aku delapan belas tahun. Dan hanya
menyelesaikan sekolah menengahku.
Karna apa yang dilakukannya pada
Kak Yuri, aku harus mengubur
dalam-dalam mimpiku untuk masuk
universitas dan mencantumkan gelar
sarjana dibelakang namaku.
Kehidupanku cukup keras untuk
menyebut diriku belia diusia ku saat
ini..
“dan berapa usiamu?”
Aku mencoba bertanya untuk
menghindari tatapan Husna yang
mulai menyelidik kearahku..
“Oh, Aku? Aku sudah 20 tahun..”
“Kau juga cukup muda untuk
disandingkan dengannya. Dan 20
tahun.. Kau seharusnya
memberitahukannya padaku. Aku
sangat tidak sopan.. Seharusnya aku
memanggilmu kakak bukan?”
“Ya ampun.. Setidaknya aku dua tahun
diatasmu dan hanya terpaut delapan
tahun dengannya. Dan jangan
memanggilku kakak saat dikantor,
biarkan mereka menganggap kita
seumuran”
Aku terkikik..
Terkadang Husna memang cukup
lucu disaat-saat tertentu.
***
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
ceritanya cukup menarik thor....
2019-12-19
4
Munah May
menarik thor
2019-12-18
4