Azka POV
Menyudahi beberapa pekerjaanku,
Aku meninggalkan kantor setelah
menerima telpon dari seseorang yang aku perintahkan untuk mencari
dimana keberadaan Yuri.
Dia telah menemukannya dan saat ini aku akan bertemu dengannya..
Aku begitu penasaran kemana
sebenarnya dia menghilang selama
ini.
Sebenarnya setelah mengatahui gadis yang menjadi resepsionis itu adalah adiknya, aku bisa saja menanyakan padanya tentang Yuri.
Tapi aku tidak melakukannya, aku
akan mengetahuinya nanti dan Aku
ingin berbicara langsung pada Yuri.
Benarkah dia pergi karna perlakuanku malam itu?
Jika iya..
Aku benar-benar menyesal dan akan
meminta maaf padanya..
Menggunakan lift untuk turun, aku
bisa mencapai lobi dengan cepat.
Melangkah kearah mobil yang sudah
menungguku, tanpa sengaja mataku
menangkap sosok Doni bersama
gadis itu.
Gadis resepsionis itu, dan keduanya
memasuki mobil yang sama.
Mobil milik Doni.
Mataku terus mengawasi bahkan
setelah mobil itu melaju.
Harusnya aku tidak perlu heran,
Doni cukup dekat dengan Yuri dan
wajar bila dia juga dekat dengan
adiknya.
“Pak..”
Sopir itu menyadarkanku, Aku
berdeham sebelum akhirnya masuk
kedalam mobil..
“Jalankan mobilnya Pak..”
“Baik Pak..”
Dalam perjalanan aku menerima
alamat dimana aku bisa menemui
Yuri. Orang suruhanku masih berada
disana menungguku.
Aku tak bisa memastikan berapa
menit yang kuhabiskan dalam
perjalanan. Aku menyadari telah
mencapai tempat itu setelah orang
suruhanku mengetuk kaca mobilku.
Aku keluar dan berbicara dengannya..
“Ini tempatnya?”
“Ya.. Pak..”
Tunggu..
Tempat apa ini? Apa orang ini tidak salah?
“Kau serius? Kau yakin Yuri berada
disini?”
“Saya sudah memastikannya.. Bahkan melihatnya secara langsung”
“Yang benar saja.. Tapi ini rumah
sakit jiwa!”
Tuhan..
Ada apa sebenarnya?
“Nona Yuri dalam perawatan didalam
sana..”
Tidak..
Tidak mungkin.. Itu pasti bukan Yuri..
Aku masih berusaha untuk tidak
mempercayai, namun kemudian sekali lagi tanpa sengaja aku melihat
Doni bersama gadis itu.
Keduanya baru saja keluar dari
sebuah rumah makan yang berada
disebrang dan kemudian berjalan
menuju kearah pagar pintu masuk
rumah sakit jiwa itu.
Tuhan..
Apa sebenarnya yang sedang Doni
coba sembunyikan dariku.
Dia jelas mengetahui keberadaan Yuri, tapi dia tak mengatakannya padaku.
“Maaf Pak.. Sepertinya kita
terlambat. Baru saja saya melihat adik nona Yuri masuk..”
“Kita tunggu sampai dia keluar.. Aku
harus melihatnya. Aku harus tahu apa yang terjadi hingga Yuri berada
ditempat seperti ini..Dan apakah pria
itu juga sering datang?”
“Saya beberapa kali melihatnya
datang sendiri tanpa nona itu..”
Doni..
Apa kau sedang menyembunyikan Yuri dariku?
Sialan…
***
Lebih dari dua jam aku menunggu dan baru melihat Doni dan gadis itu keluar.
Dia menaiki mobilnya tapi
membiarkan gadis itu berdiri dipinggir jalan, yang kemungkinan aku menduganya sedang menunggu bis atau taksi..
Aku tak bisa lebih lama menunggu dan segera melangkah masuk kedalam rumah sakit jiwa itu, bersama dengan orang suruhanku.
Mengerikan..
Aku bahkan tak pernah
membayangkan akan menginjakkan
kakiku ditempat seperti ini.
“Sebelah sini pak..”
Dia menunjukkan aku pada sebuah
kamar, dan setelah aku membuka
pintunya bisa kulihat Yuri tertidur
didalamnya..
“Yuri..”
Sontak dia terbangun dan menatap
terkejut kearahku..
Tuhan..
Apa yang terjadi dengannya?
Yang kemudian dilakukan
Yuri dalam penglihatanku adalah dia
beringsut ke ujung tempat tidur
dengan memeluk kedua lututnya.
“Yuri..”
Dia semakin mundur ketika aku lebih
mendekat..
“Yuri.. Ini aku? Apa yang terjadi?
Kenapa kau berada disini?”
Dia menggeleng-gelengkan
kepalanya, tanpa suara mencengkram kuat kedua lututnya.
“Katakan sesuatu Yuri..”
Aku mencoba meraihnya, namun yang kurasakan tubuhnya bergetar dan Ia langsung menepiskan tanganku.
Matanya memerah oleh airmata..
“Ya Tuhan.. Yuri, ada apa
sebenarnya? Jelaskan padaku.. Kau
pergi setelah malam itu dan yang
kuterima hanya selembar kertas surat pengunduran dirimu.
Aku mencarimu kemana-mana, dan setelah aku menemukanmu.. Kau justru seperti ini. Kenapa Yuri.. Apa yang terjadi?”
“Pergi.. Pergi.. Cepat pergi..”
Dia hanya menggumamkan kata itu
dari bibirnya tanpa memandang
kearahku..
“Apa yang terjadi? Apa yang terjadi
dengan Yuri.. Apa kau mengetahui
penyebabnya..”
“Maaf Pak.. Tapi saya tidak
mengetahuinya. Saya hanya
melakukan apa yang anda katakan
agar menemukan keberadaan nona
Yuri. Saya juga merasa terkejut ketika
menemukannya disini..”
Aku mengerang..
Apa.. Apa yang sebenarnya terjadi?
“Mulai sekarang cari tahu apa yang
terjadi hingga menyebabkan dia
seperti ini?”
“Baik Pak..”
Aku mengarahkan kembali perhatianku pada Yuri, dia masih memeluk kedua lututnya dengan tatapan kosong. Sama sekali tak memperhatikan keberadaanku..
“Yuri..”
Dia kembali hanya menggumam. Aku
ingin mencoba lagi mendekatinya
namun terhenti ketika seorang wanita berkacamata masuk dan berbicara..
“Apa yang Anda lakukan?”
Kurasa dia seorang dokter.
Dia mendekat untuk merangkul Yuri..
“Anda Siapa? Tidak ada yang
diperbolehkan masuk Selain keluarga”
“Dokter, apa yang terjadi? Apa yang
membuat Yuri seperti ini?”
Sang dokter melihat kearah Yuri dan
kembali mengarahkan tatapannya
padaku..
“Pasien terguncang.. Tolong anda
pergi”
“Dokter..”
“Maaf Pak.. Lebih baik anda Keluar
sekarang..”
Aku tak tahu lagi apa yang bisa
kulakukan.
Oh Tuhan..
Yuri..
Apa yang terjadi dengannya?
Meski aku telah berkali menanyakan
pertanyaan yang sama. Tak sekalipun
aku menemukan jawabannya.
Tak ada yang bisa menjawab
pertanyaanku.
Kecuali Doni mungkin.
Ya..
Dia tahu apa yang terjadi pada Yuri tapi tak sekalipun dia mengatakannya padaku.
*****
Aku sudah sampai kerumah satu jam
setelahnya dan masih membawa apa
yang terjadi pada Yuri didalam
kepalaku, yang mulai terasa berdenyut karenanya.
“Oh Azka, Kau sudah pulang..”
Aku mendengar Mama menyapaku,
Aku melihatnya tersenyum dan Aku
melihat senyum yang sama dari
wanita yang berada disebelahnya.
Bukankah wanita itu?
Aku tak bisa mengingat namanya.
Yang aku ingat hanya wanita itu yang
tadi mengacaukan konsentrasiku
selama mengerjakan pekerjaan
dikantor.
Sedang apa dia disini?
“Aku lelah mama.. Aku akan
beristirahat. Permisi..”
Aku mengerang ketika kurasakan
Mama menarik tanganku..
“Astaga.. Kau ini. Lihatlah siapa yang
berada disini. Bukankah kalian sudah
bertemu dikantor tadi..”
Seharusnya aku menegur mama
sekarang, agar tak lagi meyuruh
siapapun gadis yang ditemuinya pergi ke kantor ku. Tapi aku telah
kehilangan keinginan untuk melakukan itu.
“Ya.. Tapi aku bahkan tak mengingat
siapa namanya”
Aku berbicara terus terang dan
mendapatkan pukulan dari mama
pada pergelangan tanganku.
Dari sudut mataku, aku bisa melihat
wanita itu terkikik geli melihatnya.
Lihatlah apa yang telah mama
lakukan?
Dia akan segera merusak reputasiku..
“namaku Jessica, Azka.. Kurasa
kita perlu mengulang perkenalan kita
tadi..”
“Ya.. Berbincanglah, disini tentu lebih
santai daripada dikantor”
Mama mendorongku untuk duduk,
tapi aku segera berdiri lagi.
Demi Tuhan, aku tak ingin berbincang konyol saat ini.
Aku tak akan bisa melakukannya
disaat kepalaku penuh oleh pemikiran Tentang penyebab Yuri ditempatkan kedalam rumah sakit jiwa.
“Maaf mama, maaaf Jessica..
Tubuhku benar-benar telah menjerit
memintaku untuk beristirahat. Aku
merasa kau gadis yang cukup
pengertian, bukankah begitu mama..”
Aku memberi mama satu kecupan
dipipi, meski hal itu akan membuatku
terlihat seperti seorang bocah dihadapan Jessica. Aku tak lagi perduli..
“permisi..”
Dengan satu kata itu aku kemudian
menghilang, masuk kedalam kamarku.
***
Aku tak benar-benar bisa tidur
semalam, dan dipagi ini aku
menemukan kemuraman diwajahku.
Tapi aku tak bisa menghindar dan
tetap harus kembali kekantor.
Aku tak ingin terlihat lebih kacau,
maka aku sedikit menikmati tidurku
didalam mobil sebelum sebuah
guncangan yang kurasakan hampir
melemparkan tubuhku ke jok depan..
“Pak Asep!!”
“Maaf Pak..Tapi wanita itu
mendadak berlari”
Aku melongok pada kaca depan dan
melihat seorang wanita terjatuh
didepan mobilku.
“Dia tertabrak?”
“hampir..”
“Aku akan turun..”
Keluar dari dalam mobil, Aku mencoba
mendekatinya..
“Kau baik-baik saja nona?”
Sambil menekan lututnya dia lalu
menatapku.
Oh..
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Rizky Winzi
seru ceritax
2020-01-04
1