Yuna POV
Aku harus secepatnya keluar, jika
tidak aku takkan pernah berhenti
mengumpat. Aku bisa meledak karna
terus melakukan itu didalam hatiku.
Tapi Aku bahkan belum mengetahui
kemana dia akan membawaku,
sampai akhirnya Tuhan mengabulkan
doa ku. Dia memberhentikan laju mobilnya..
“Turunlah.. Kau perlu beristirahat..”
Aku perlu mencerna apa yang dia
katakan.
Menatap kesekeliling ku dari dalam
mobilnya, Aku mengenali tempat ini.
Sangat mengenali..
“Pak..darimana anda
mengetahui saya tinggal disini?”
Dia memutar tubuhnya dan menatap
kearahku.
Aku perlu mengerjapkan kedua
mataku untuk menghindari sorot
matanya yang seakan sanggup
menembusku..
“Aku menghapal daftar riwayat hidup
semua karyawanku, termasuk tempat tinggal mereka..”
benarkah?
Dia pasti mengatakan kebohongan
padaku..
“daripada mempertanyakan darimana aku mengetahui tempat tinggalmu, akan lebih baik jika kau mengatakan
terimakasih karna aku telah
mengantarmu dengan selamat..”
Aku takkan mengucapkannya.
Aku tidak memintanya untuk
mengantarku, karna aku masih bisa
membawa tubuhku pulang dengan
kedua kakiku. Dia yang menarikku untuk ikut dengannya.
Tapi aku akan menghargai jika
menghapal daftar riwayat hidup
semua karyawannya adalah benar.
Maka aku bisa mengatakan pada
Husna bahwa Tuan muda nya
mengetahui dimana tempat
tinggalnya.
Itu akan membuatnya menjerit, jika
aku mengatakannya..
Benar-benar tidak mengucapkan
terimakasih padanya, Aku keluar dari
dalam mobilnya dan mempercepat
langkahku untuk masuk kedalam
rumah.
Aku perlu berada didalam kamarku
dan bergelung dibawah selimut yang
kumiliki.
Aku harus tidur. Setidaknya dengan
tidur bisa sesaat melupakan
suramnya kehidupan yang diberikan
Tuhan padaku.
Kak Yuri aku membutuhkanmu..
***
Aku hanya menggunakan dua hari cuti tak tertulis yang diberikan padaku dan kembali bekerja pada hari berikutnya.
Hari yang kemudian menjadi begitu
mengejutkan setelah Husna
memekik saat melihatku..
“Astaga, Yuna..! Bagaimana bisa?
sekarang kau menjadi sekertaris Tuan muda? Benarkah?”
“Apa..??”
***
Author POV
Yuna masih mengernyit mendengar apa yang Husna katakan, namun sang teman justru mengabaikan kebingungannya dengan kembali mengatakan sesuatu yang tak dimengerti olehnya.
“Ya ampun Yuna.. Jadi Tuan muda tidak mengatakan padamu jika Kau sekarang telah menjadi sekretarisnya?”
“Apa sih maksudmu.. Siapa yang menjadi sekretarisnya? Sudah kukatakan padamu hari itu dia menarikku dengan mengatakan aku adalah sekretarisnya yang telah menunggu untuk pembicaraan bisnis, hanyalah karangannya saja.. Presdir hanya memperalatku untuk melarikan diri dari ibunya..”
Yuna mendengus kearah Husna, namun dengan menggerakkan kedua tangannya Husna menolak apa yang dimaksudkan oleh Yuna.
“Ya, Kau sudah mengatakan padaku ditelpon tentang itu. Tapi tidak.. Bukan itu. Kali ini nyata. Dia benar-benar akan menjadikanmu sekretarisnya.. Tuan muda sudah memberikan pengumuman dan bahkan posisimu sebagai resepsionis telah ada yang menggantikan”
Husna lantas menunjuk pada meja resepsionis yang biasa ditempati Yuna, dan memperlihatkan seorang wanita yang berada disana sedang melakukan pembicaraan ditelpon.
“lihatlah.. Nama nya Siska, Dia akan menggantikanmu mulai hari ini..”
Yuna makin ternganga mendengarnya, melewatkan tatapan Husna yang mulai mencurigainya.
“ada apa sih sebenarnya antara Kau dan Presdir? Ataukah terjadi sesuatu diantara kalian? Kau berhubungan dengannya? Astaga.. Yuna..”
Yuna memberikan tatapan memperingatkan pada Husna, menandakan jika dirinya tak menyukai pertanyaan yang Husna ucapkan padanya.
“Oh, ayolah.. Aku hanya ingin tahu. Tak mungkin Tuan muda tiba-tiba menjadikanmu sebagai sekretarisnya, jika tak ada sesuatu dibaliknya”
“Aku tidak tahu Husna.. Kau lihat kan aku baru datang. Aku juga tak bekerja dua hari, jadi aku tak tahu apa yang terjadi..”
Husna menghembuskan napasnya kasar..
“Kau hanya menyelesaikan sekolah menengah dan tak menjalani perkuliahan. kau menjadi sekretarisnya? Kau tak memiliki dasar untuk itu. Dan Ini sedikit tak masuk akal Yuna..”
“ini lebih dari sedikit Husna.. Tapi ini memang sangat tidak masuk akal. Jadi apa yang harus kulakukan?”
terbersit kemudian dalam benak Yuna, jika mungkin saja ini ada hubungannya dengan Doni.
Ya..
Doni mungkin saja telah mengaturnya.
Dia sengaja melakukan hal itu seperti apa yang menjadi niatannya, yaitu mendekat untuk menghancurkan.
Tapi bagaimana bisa dia melakukannya.
Jika memang Doni yang mengusulkan agar dirinya menempati posisi sebagai seorang sekretaris Azka, dan pria itu menyetujuinya..
Tidakkah dia berpikir jika itu hanya akan menyulitkannya. Harusnya Doni lebih bisa menilai jika Ia tak memiliki kemampuan untuk itu.
Dan Azka..
Pria itu juga harusnya bisa menilai kan? Mengapa dia juga bertindak bodoh dengan mau menerimanya..
Astaga..
Itu membingungkan..
Yuna merasa tak akan bisa bekerja sebagai seorang sekretaris. Ia pastilah hanya akan menjadi wanita bodoh dalam posisi itu.
Jauh berbeda bila dibandingkan dengan Yuri kakak nya yang pintar dan berkemampuan lebih disana.
“Yuna.. Yuna Arsyila..?”
Panggilan itu seketika membuyarkan apa yang sedang berada dalam pemikiran Yuna.
Ia dan Husna sama-sama menoleh, dan melihat seorang wanita yang tak lebih tinggi darinya, yang disebutkan Husna sebagai pengganti posisinya sebagai resepsionis mendekat menghampiri keduanya.
“Kau Yuna Arsyila?”
Yuna hanya mengangguk mengiyakan..
“Ah, namaku Siska.. Mulai sekarang aku akan bekerja disini. Senang bertemu denganmu..”
gadis bernama Siska itu tersenyum kearahnya. Terlihat jelas gurat-gurat kecerian yang memancar dari wajahnya.
“Hai..”
Yuna akhirnya membalas senyuman itu dengan menyapanya.
“Ah, ya.. Bapak Azka menelpon dan memintamu untuk menemuinya diruangannya..”
Yuna masih hanya terdiam..
“Sekarang..!”
Siska menambahkan dan Husna langsung menyikut lengan Yuna, mengharapkannya agar lekas bergerak.
“Oh.. Baiklah, aku akan naik sekarang..”
terdengar gugup, Yuna lantas melangkah dengan cepat menuju lift yang tak berapa lama terbuka, yang kemudian membawanya ke ruangan Azka di lantai tiga puluh.
***
Doni rupanya telah berada lebih dulu didalam ruangan Azka, Ia terlihat mengerutkan dari ketika mendengar penjelasan Azka mengenai alasannya menjadikan Yuna yang hanyalah seorang resepsionis sebagai sekretaris nya.
“Ini semua gara-gara Ibuku.. Kau tahu, mama akhir-akhir ini selalu datang tiba-tiba tanpa memberitahuku.. Dan parahnya, dia membawa seorang gadis muda bersamanya..”
Doni masih belum mengerti, dimana alasan yang akan menjelaskan Azka memerlukan Yuna sebagai seorang sekretarisnya.
Meski tak bisa Ia pungkiri, apa yang dilakukan Azka mungkin akan memudahkan rencananya.
Dengan meletakkan Yuna didekat Azka, sudah pasti memberi jalan tercepat untuk mensukseskan rencananya.
“Kau masih belum mengerti..?”
Azka menegur Doni yang tak bereaksi.
“Kau bisa melanjutkan.. Aku jelas belum menemukan alasannya..”
Azka tersenyum dan kembali melanjutkan..
“hm.. Dua hari lalu aku memanfaatkan gadis itu, Yuna maksudku.. Untuk menghindari mama, Aku membawanya untuk ikut denganku dan mengatakan pada mama bahwa dia adalah sekretarisku yang sudah menungguku untuk pertemuan bisnis yang harus kulakukan..”
“Lantas?”
“Aku tidak akan mengambil resiko bila mama tiba-tiba datang dan tak menemukan Yuna sebagai sekretarisku, tapi justru melihat gadis itu dimeja resepsionis. Dia akan tahu jika aku telah membohonginya sebelumnya..”
“Aku masih tidak mengerti mengapa Kau sampai harus menghindari ibumu dan gadis yang bersamanya..”
“Oh, Aku belum mengatakan padamu itulah kesalahan fatal yang kulakukan. Aku tidak seharusnya menghindari mama dan gadis itu..”
“dan siapakah sebenarnya gadis yang kau sebut-sebut itu..?”
Doni nampak mulai tertarik dengan pembahasan itu..
“Kau ingat saat aku menyuruhmu membawa pergi gadis yang berada disini waktu itu..?”
Doni mengangguk..
“Namanya Jessica, Aku baru tahu jika ternyata dia adalah putri seorang pengusaha ternama. Aku baru mengetahuinya setelah kemarin Mama memarahiku, karna setidaknya telah tiga kali aku menghindar untuk berbincang dengannya..”
“Apa perbincangan itu dirasa cukup penting..?”
“Ya.. Untuk dua orang yang akan dijodohkan, itu jelaslah penting untuk memulai perbincangan dan saling mengenal..”
Doni sedikit membelalak mendengarnya..
“perjodohan?”
“Ya.. mama dan papa sedang dalam pembicaraan dengan orang tua Jessica untuk itu. Dan aku sedang dalam pemikiran untuk menerimanya..”
“Kau berencana menerima perjodohan itu?”
Azka mengangguk dan menangkap nada kepanikan dari kalimat yang terucap dari Doni..
“Apa yang menjadi alasanmu berpikir Kau bisa menerima perjodohan itu? Aku mengenalmu sebagai pria yang tidak suka diatur..”
“Well.. Aku melihat gadis itu cukup cantik untuk bersanding denganku. Dan poin utamanya adalah perusahaan kami akan bergabung setelahnya.. Kau tahu bila itu terjadi? Akan seperti apa kerajaan bisnis yang berada dibawah kekuasaanku..”
Doni mengepalkan tangannya, tak suka dengan nada angkuh dari kalimat Azka yang sedang menyombongkan dirinya.
“Semua itu akan dimulai dari rencana pertunangan kami. Minggu depan ketika kita merayakan ulang tahun perusahaan ini, mama dan papa akan mengumumkan pada semua orang tentang rencana itu..”
“Aku bisa menilai itu hanyalah sekedar pertunangan bisnis..”
Ucapan sinis yang bisa tertangkap dari ucapan Doni justru membuat Azka tergelak..
“Ya, semacam itulah yang akan terjadi diantara kami.. Aku memakai salah satu cara yang pebisnis lakukan untuk memperluas kerajaan bisnisnya..”
“Jadi untuk apa Kau melibatkan Yuna kedalamnya?”
Doni teringat kembali akan pembicaraan utama mereka adalah tentang bergantinya posisi Yuna mulai hari itu..
“masalahnya Aku sudah terlanjur mengatakan pada mama jika dia adalah sekretarisku, dan Jessica sudah pasti mendengar hal itu. Seperti yang kukatakan, Jika suatu hari dia datang dan tak menemukan Yuna sebagai sekretarisku, Aku khawatir dia akan memberi stempel pembohong ataupun pendusta dikepalaku. Aku ingin mendapatkannya sebagai tunanganku, maka aku haruslah memperbaiki kesalahanku padanya..”
“tapi tidak ada yang bisa dilakukan Yuna sebagai seorang sekretaris, dia hanya gadis…”
Azka meletakkan satu teluncuk dibibirnya untuk memotong ucapan Doni..
“Dia tidak akan bisa bekerja, Azka..”
“Sebenarnya aku tak membutuhkannya untuk bekerja.. Jangan mengatakan pada siapapun tentang rencanaku. Dia hanya akan diposisi ini sampai minggu depan.. Sampai perayaan ulang tahun perusahaan dan sekaligus pengumuman pertunanganku dengan Jessica. Aku hanya tidak ingin gadis itu mundur dari perjodohan, jika dia mengetahui aku sempat membohonginya..”
Azka terus mengamati bagaimana reaksi Doni saat itu. Ia telah melempar umpan kehadapan pria itu, dan bersiap-siap untuk mengetahui akankah Doni menyambarnya.
Ini akan jadi menarik untuknya mencari tahu apa yang dilakukan Doni setelah mendengarnya.
Jika Dia memang berencana untuk menghancurkannya, sudah pasti ide pertunangannya dengan Jessica bukan menjadi kabar baik untuknya. Perusahaan ayahnya yang sekarang berada dalam kepemimpinannya akan semakin berkembang. Dan sulit rasanya bila seorang Doni untuk bisa menghancurkannya.
“Presdir..”
Ketika keduanya berada dalam kediaman, ketukan pada pintu dan suara Yuna yang berada dibaliknya membuat Azka maupun Doni langsung mengalihkan perhatiannya.
Azka menyuruhnya masuk, dan melihat Yuna dengan gugup masuk kedalamnya..
“anda memanggil saya..?”
“Ya.. Kau bisa bereskan barang-barangmu yang mungkin berada dimeja resepsionis, dan pindahkan kemari. Mulai sekarang Kau sekretarisku..”
“tapi Pak..”
“Lakukan apa yang dikatakannya, Yuna..”
dengan itu Doni langsung menyambar tangan Yuna dan membawanya keluar dari ruangan Azka.
Azka hanya melihatnya dengan senyum misterius diwajahnya..
“Aku membuat kalian untuk melangkah lebih mudah bukan?...”
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
srii
baru nemu cerita ini... langsung kubaca maraton ... seruu bgt ceritanya torr 👍👍
2020-05-06
0
Ewis Pery
lanjut
2020-03-13
1
☠⏤͟͟͞R⚜🍾⃝ ὶʀαͩyᷞαͧyᷠυᷧͣ🏘⃝Aⁿᵘ
sandiwara nya hebat thor....ga ketebak alur ceritanya... semangat ya... terimakasih
2019-12-20
5