Doni mengabaikan bunyi pada
ponselnya ketika tengah berada
didalam ruangan sang dokter yang
biasa menangani Yuri.
“Aku tak mengenal siapa mereka Mas Doni..”
“tapi bagaimana dengan penjagaan
dirumah sakit ini. Kenapa bisa
meloloskan dua orang itu masuk..?”
Doni menatap marah kearah
wanita didepannya. Temannya, yang kini berprofesi sebagai dokter yang
kebetulan bekerja dirumah sakit jiwa itu dan kini yang menangani Yuri.
“Aku akan memindahkan Yuri,
Sulis.. Aku merasa dia sudah tidak aman berada disini..”
“Apa? Tidak.. Kau tidak bisa
melakukan itu..”
“Aku bisa..!”
Doni berkeras untuk tetap
memindahkan Yuri dari sana.
Sebelumnya dirinya memang sudah
berencana untuk memindahkan Yuri,
dan setelah mendengar jika ada dua orang pria yang menemui Yuri dan berusaha untuk mencari tahu tentang penyebab Yuri ditempatkan disana, membuatnya kemudian berpikir untuk mempercepat rencananya memindahkan Yuri.
Maka hari itu juga Ia akan membawa
Yuri keluar dari rumah sakit jiwa itu..
“Yuri..”
Masuk kedalam kamar yang ditempati Yuri, doni membuatnya terkejut hingga kemudian nampak antisipasi dari wajah Yuri yang lantas beringsut keujung tempat tidur dan memeluk kedua lututnya.
“Yuri..”
“tidak..tidak..pergi..pergi..!”
doni tetap berusaha
mendekatinya meski Yuri mulai
berteriak dan melempar bantal
tidurnya juga apa saja yang berada
disekitarnya kearah Doni.
“Aku datang untuk menjemputmu.. Kau ingin pergi dari sini bukan? Aku akan membawamu ke tempat yang lebih baik. Kau akan menyukai berada disana.. Aku tak ingin ada seorangpun yang menyakitimu, apalagi menyentuhmu. Kau gadisku, maka aku lah yang akan selalu melindungimu..”
Doni menjalankan jemarinya
diatas rambut Yuri, mengusapnya.
Namun yang kemudian didengarnya
adalah jeritan kencang dari Yuri dan
seseorang yang lantas menarik
tangannya untuk menjauh.
“Ya Tuhan.. Apa yang kau lakukan Mas Doni?”
Sulis, sang dokter yang menangani
Yuri langsung mencoba
menenangkannya.
Memberinya pelukan dan merasakan
Yuri balas memeluknya erat dengan
tubuhnya yang gemetar.
“tenanglah, tidak akan ada yang
menyakitimu.. Kami menjagamu..”
Sulis menjalankan tangannya,
mengusap punggung Yuri.
Doni menggeram frustasi sambil
*** rambutnya..
“beri dia suntikan sulis, Aku akan membawanya keluar dari sini..”
“mas Doni..”
“Hanya lakukan apa yang kukatakan!
Beri dia suntikan penenang. Aku perlu dia tenang untuk membawanya
pergi..”
“Kau tak seharusnya melakukan itu..”
“Aku takkan menerima nasehatmu..”
***
Yuna berlari keluar dari dalam rumah sakit jiwa itu dengan linangan
airmata.
Menangis ketika malam itu ia datang
setelah menyelesaikan jam kerjanya
namun tak menemukan Yuri disana,
dan justru menerima informasi jika
sang kakak telah dipindahkan.
“Taksi..!!”
berteriak pada sebuah taksi yang
melintas, yang kemudian
memberhentikan lajunya. Yuna
masih terus menangis bahkan setelah berada didalamnya.
Ia merasa kebingungan..
Kemana Yuri kakak nya dipindahkan?
Dan mengapa Doni tak
memberitahunya?
Merogoh ponsel dari dalam tas
tangannya, Ia segera menghubungi
Doni.
Sampai pada panggilan ke tiga,
Doni baru menjawab telponnya..
“Demi Tuhan Mas.. Dimana Kak Yuri? Aku pergi kerumah sakit dan
tak menemukan dia disana. Mereka
bilang kau sudah memindahkan Kak Yuri. Dimana mas.. Aku ingin
bertemu dengan kakak!”
“tenanglah Yuna.. Pulanglah, aku menunggumu disini”
Hanya dengan mengatakan itu,
Doni menutup ponselnya.
***
Tak sampai tiga puluh menit
setelahnya, Doni melihat sebuah
taksi memberhentikan lajunya
didepan mobilnya. Dan Yuna yang
kemudian turun dari dalamnya.
Yuna melihatnya, berdiri bersedekap
didepan kap mobilnya dan Ia pun
langsung melangkah
menghampirinya.
“Mas..”
“minumlah ini..”
Doni menyodorkan sebotol air mineral kearahnya.
“dimana Kak Yuri sekarang?”
“minumlah dan tenangkan dulu dirimu, Yuna..”
Yuna hanya seteguk meminumnya,
sebelum akhirnya kembali bertanya.
“katakan padaku dimana Kak Yuri,
Mas.”
“Aku mengirimnya keluar negeri. Dia
akan mendapatkan perawatan yang
lebih baik disana..”
Yuna tercengang mendengarnya..
“Apa? Apa maksudmu, Mas?”
“Aku ingin melihat Yuri sembuh,
begitupun denganmu kan..”
“tapi kenapa Masq tidak mengatakan
padaku terlebih dulu”
“Aku sudah mengatakannya padamu.
Dan Kau juga menyetujuinya..”
“tapi Kau tidak mengatakan akan
mengirimnya keluar negeri. Ya
Tuhan.. Bagaimana bisa kau
melakukan itu Mas? Siapa yang akan
menjaga Kak Yuri disana?”
Yuna mulai terlihat panik..
“tenanglah, aku membayar seseorang untuk menjaganya”
Doni memegang kedua bahu
Yuna, meyakinkannya.
“Yuri akan baik-baik saja. Dia akan
sembuh dan kembali bersama kita..”
“Tidak.. Tidak Mas. Aku tak ingin
seperti ini. Kembalikan Kakak
padaku.. Biarkan aku yang
menjaganya. Kumohon bawa dia
kembali..”
“Yuna..dengarkan aku!”
Yuna kembali menangis hingga
Doni perlu untuk mengguncang
bahunya agar ia mendengar apa yang
dikatakannya.
“Jika Kau ingin melihat Yuri sembuh,
biarkan dia menjalani perawatan
disana. Dan Kau tak boleh lupa
dengan apa yang kita rencanakan..
Kita harus bekerja sama untuk
menghancurkan bajingan itu. Azka
Rianda, dia yang menyebabkan Yuri
seperti itu. Kita akan membalasnya,
jangan lupakan itu..!”
“tidak Mas.. Bagaimana aku bisa
melakukannya tanpa Kak Yuri. Dia sumber kekuatanku..”
“percayalah padaku Yuri akan senang
bila kau melakukannya, membalas
kesakitan yang dirasakannya. Jangan
lemah Yuna.. Kita hanya perlu
selangkah untuk mendekat dan
menghancurkan..”
***
Azka POV
Tergesa mengendarai mobilku, Aku memacunya diatas
kecepatan rata-rata hanya untuk
secepatnya mencapai rumah sakit
jiwa dimana Yuri dirawat disana.
Seseorang yang ku tugaskan untuk
mengawasi disana, nampaknya
melakukan kelalaian hingga
membuatnya kehilangan jejak Yuri,
yang sudah tak lagi berada disana.
Menikung pada jalan didepan yang
berbelok, aku mengurangi kecepatan
sebelum akhirnya menghentikan
lajunya ketika mencapai area rumah
sakit jiwa itu.
Aku baru saja berniat untuk turun dari dalam mobilku ketika pandangan mataku tak sengaja menangkap sosok gadis resepsionis itu.
Gadis bernama Yuna itu berlari
keluar kearah jalan raya.
Dia terlihat kacau dengan airmata
diwajahnya.
Apa yang terjadi?
Apa dia juga baru mengetahui jika Yuri sudah tak berada disana?
Tapi hal itu hampir tidak mungkin..
Aku bisa saja turun dan bertanya
langsung padanya, namun gadis itu
telah lebih dulu menghentikan sebuah taksi yang melintas dan entah apa yang kemudian terpikir olehku hingga aku kembali menghidupkan mobilku
dan langsung mengikuti laju taksi
yang ditumpanginya.
Yuna adalah adik Yuri, segala
sesuatu yang berhubungan dengan
Yuri pasti atas dasar persetujuan
darinya.
Dia satu-satunya keluarga yang
dimiliki oleh Yuri.
Jadi dia pasti mengetahui kemana
Yuri dipindahkan.
Dan mungkin dia akan pergi ketempat
dimana Yuri kini menjalani perawatan.
Setelah sekitar tiga puluh menit aku
berkonsentrasi mengikuti taksi
didepanku, mobil itu berhenti dan
gadis itu segera keluar dari dalamnya.
Tetap berada didalam mobil, Aku bisa melihatnya sedikit berlari.
Dan apa yang kemudian baru kusadari adalah keberadaan Doni disana, juga gadis itu yang langsung
menghampirinya.
Aku tak bisa mendengar apa yang
mereka bicarakan, Aku hanya melihat gadis itu kembali menangis dan Doni yang coba menguatkannya
dengan merengkuh kedua bahunya.
Aku tak yakin dengan apa yang
kulakukan, tapi aku keluar dari dalam
mobil karna merasa perlu untuk
mendengar apa yang mereka
bicarakan.
Apa yang membuat gadis itu menangis mungkin berhubungan dengan keadaan Yuri saat ini?
Aku cukup yakin akan hal itu..
Maka secara tersembunyi, mengendap seperti penguntit aku melangkah mendekat.
Menyembunyikan tubuhku disisi
sebuah mobil dari beberapa mobil
yang terparkir dipinggir jalan itu, Aku
bisa mendengar apa yang kemudian
mereka bicarakan.
“Jika Kau ingin melihat Yuri sembuh,
biarkan dia menjalani perawatan
disana. Dan Kau tak boleh lupa
dengan apa yang kita rencanakan..
Kita harus bekerja sama untuk
menghancurkan bajingan itu. Azka
Rianda, dia yang menyebabkan Yuri
seperti itu. Kita akan membalasnya,
jangan lupakan itu..!”
“tidak Mas.. Bagaimana aku bisa
melakukannya tanpa Kak Yuri. Dia
sumber kekuatanku..”
“percayalah padaku Yuri akan senang
bila kau melakukannya, membalas
kesakitan yang dirasakannya. Jangan
lemah Yuna.. Kita hanya perlu
selangkah untuk mendekat dan
menghancurkan..”
Sialan..
Aku mungkin akan menyesali apa
yang kudengar. Atau sebaliknya aku akan merasa bersyukur karna telah
mendengar apa yang mereka
bicarakan.
Aku sepenuhnya yakin dengan
pendengaranku jika Doni
berencana untuk menghancurkanku
dengan memperalat gadis itu.
Apa salahku padanya dan apa
kesalahanku pada Yuri hingga dia
dengan tega menuduhku menjadi
penyebab ke-gila-an Yuri.
Tuhan..
Apa aku baru saja menyebut Yuri gila? Aku meminta maaf untuk itu.
Yang kulakukan malam itu mungkin
menyakitkan bagi Yuri.
Tapi aku hanya berusaha untuk jujur
padanya.
Dia mencintaiku tapi aku tak bisa
menerima cintanya.
Aku tak merasakan perasaan yang
sama dengannya.
Jantungku tak berdebar tiap kali
bersamanya.
Aku menghargainya sebagai rekan kerja.
Dan aku ingin menjaga hubungan
profesional itu.
Hanya satu kesalahanku yang sampai
saat ini masih kusesali, Aku terlalu
kasar dengan penolakanku malam itu.
Aku mengatakan kata-kata yang
membuatnya tersakiti, terluka dan
menangis ketika meninggalkanku.
Jika hal itu yang kemudian dikaitkan
Doni sebagai penyebab Yuri
menderita saat ini, aku benar-benar tak percaya akan hal itu.
Yuri gadis pintar yang tak mungkin
menjadi gila hanya karna penolakan
ku..
Tidak..
Itu tidak mungkin.
Aku bahkan yakin jika Yuri mampu
menarik pria yang jauh melebihi
diriku.
Kepalaku terlalu dipenuhi dengan
ketidak percayaanku akan seorang
Doni, hingga tak kusadari ketika
dia telah melajukan mobilnya
meninggalkan gadis itu.
Yuna berusaha menyeka airmatanya
dan berjalan menuju sebuah rumah
yang mungkin ditempatinya.
Dia menaiki sebuah tangga yang
berada diluar dengan langkah
tersaruk. Aku bahkan melihatnya
tersandung hingga tiga kali yang
kemudian membuatnya terduduk
ditengah anak tangga dan dia kembali
menangis disana.
Gadis yang malang..
Kini aku tahu alasan mengapa dia
selalu menatapku dengan mata
berkilat kemarahan.
Jadi..
Haruskah Aku mengikuti permainan
ini?
Apa yang mereka rencanakan dan
mainkan?
Dan apa yang bisa kumainkan??
“Selidiki Doni mulai
sekarang!!”
***
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 130 Episodes
Comments
Karyati Sholapari
kereeeennn...
2020-06-18
0
Dahrana Ali
lanjut
2019-12-31
1
Noer Bunda'nya Hafizh
keren thor.. kaya cerita drakor... tp ttep suka dan penasaran
2019-12-18
3