Pemotretan Amanda

"Sarapan siapa, Bi?" Amanda kaget, tentu saja. Sudah satu minggu tinggal bersama, biasanya tidak ada makanan berat di meja makan saat pagi tiba. Paling-paling hanya ada roti dan susu untuk Radewa dan salad untuk dirinya.

"Untuk, Nona dari Tuan. Ada kartu ucapan di bawah piring. Tadi Tuan suruh ingatkan Nona untuk membacanya."

Amanda mengangguk. Ada heran yang melintas, apalagi sejak kejadian di malam juga paginya, Radewa tidak lagi bersikap aneh. Paling-paling menyapa, beberapa kali menepuk kepalanya tanpa alasan.

Dibukanya kartu ucapan yang terlipat. "Kamu terlalu kurus, saya khawatir. Saya pesankan makanan khusus yang sehat dan tentunya tidak akan membuat kamu bertambah berat badan terlalu drastis. Selamat makan."

Selesai membaca pesan dari kertas, Manda kembali membaca pesan yang masuk ke dalam ponselnya, yang lagi-lagi dari Radewa.

"Makan yang banyak. Makan apa yang kamu mau. Lain kali kita bisa berolahraga bersama agar berat badanmu tetap stabil."

"Maaf saya lupa memberi tahu. Hari ini hingga dua hari ke depan saya berada di Bandung. Ada urusan kantor yang mendadak makannya saya juga memberi tahu kamu lewat pesan."

"Saya sudah kirimkan uang, habiskan dan lakukan apapun yang kamu suka."

Manda menggeleng tak percaya. Pesan dari Radewa manis sekali. Seperti dia adalah seorang suami pada umumnya. Tapi Manda tetap tidak peduli dengan segala isi dari pesan itu. Dia tidak akan membeli apapun dengan uang dari Radewa, tidak akan khawatir akan kepergiannya. Kecuali pada pesan di kartu, mau tidak mau dia harus habiskan makanan yang sudah tersedia di meja. Dia tidak pernah diajarkan membuang-buang makanan.

"Ini enak, meski sehat, tetap terlalu berat," ucap Manda saat dia memasukan potongan salmon ke dalam mulut. Dia bisa saja langsung menghabiskan, tapi jika dilakukan maka dia mencurangi niatnya yang sedang diet ketat untuk pemotretan besok. Manda lantas membaginya menjadi tiga porsi, menyimpan untuk dimakan siang dan sore nanti.

Hari ini tidak ada kegiatan apapun, Manda akan menyimpan energinya juga menjaga dirinya dari hal buruk untuk besok. Jika pemotretannya berjalan lancar dengan hasil yang maximal, dia sendiri yang akan diuntungkan. Penantian yang telah lama ditunggu sudah di depan mata, Manda tidak boleh melewatkannya.

***

Dari saat penawaran hingga akhirnya hari di mana pemotretan berlangsung, Amanda masih belum memberitahukan pada Radewa mengenai kontrak kerjanya bersama brand pakaian dalam. Dia sangat percaya diri bahwasannya lelaki itu tidak akan ambil pusing jika seandainya Baron bertanya mengenai izinnya sebagai seorang suami. Perjanjian untuk tidak saling mengganggu urusan satu sama lain sudah disetujui, harusnya Dewa juga tidak akan mengusiknya kali ini.

Manda akan menjalani dua sesi pemotretan. Foto pakaian dalam dengan warna merah hitam sudah dilakukan, saatnya dia melakukan sesi kedua dengan warna merah menyala. Untuk kali ini, bagian bawahnya ikut dihiasi dengan rok tutu yang hanya menutup bagian belakang dan menjuntai panjang. Sementara bagian depannya tetap memperlihatkan brand pakaian dalam itu dengan jelas.

Sebuah bathub sudah ada di depan mata. Manda tidak akan berfoto ke dalamnya bersama dengan air, dia hanya akan menggunakan bathub itu sebagai properti.

Puluhan hingga ratusan foto diambil. Berbagai macam pose dilakukan. Manda sangat lihai karena dia adalah model pintar yang mengerti sisi terbaik tubuhnya. Ditambah dia juga pendengar yang bagus yang memahami apa mau klien hingga dia mendapat tepuk tangan kencang saat sesi pemotretannya akhirnya berakhir.

"Good job, Amanda. Gue nggak salah mempercayakan lo untuk ambil brand ini!" Andrew menghampiri seraya memberikan selimut untuk menutupi bagian atas Manda.

"Gue gitu. Foto bakal diup kapan?" tanya Manda, menutup rapat tubuhnya. Sejujurnya dia belum terbiasa hampir seluruh bagian tubuhnya dilihat orang lain.

"Minggu depan saat besoknya produk yang lo pakai launching . Tapi yang jelas behind the scenenya akan di up secepatnya. Mungkin nanti malam."

"Blur?"

"Ya jelas. Produk baru. Any problem?"

"Nothing. Just can't wait."

"Sama. Gue yakin hasilnya bakal memukai. Fotografernya keliatan suka banget. Sayang lo udah bersuami, doi masih muda. Selera lo, ada bule-bulenya."

"Justin. Ya jelas ada bulenya. Keliatan dari nama. I like his eyes."

"Ngobrol aja lagi, siapa tau bisa jadi teman dekat. Lumayan kalau ada project dan pakai dia kita bisa dapat potongan."

"Dasar. Nyari untungnya doang."

"Bukan nyari untungnya doang, tapi sambil menyelam boleh lah kita minum airnya juga."

Manda hanya tersenyum. Jujur saja moodnya sangat stabil bukan hanya karena dia suka pemotretan ini tapi juga karena si tukang jepret foto yang terlihat sangat menarik. Justin berbadan sama seperti Dewa, tapi dia memiliki tinggi yang lebih dari cowok itu. Mungkin perbedaannya sekitar lima centi meter. Dia sangat wangi dan murah senyum, jelas berbeda dengan suaminya yang jutek.

"Can i get your sosial media username?"

Manda terperanjat saat suara yang begitu sopan itu menyapa telinganya. Justin yang sejak tadi dia pikirkan menyapa dari belakang.

"For what?" Manda memasang sikap jual mahal. Dia tidak bisa terlihat murah karena memang dia tidak mau dianggap seperti itu.

"Behind the scene mau saya upload nanti malam. I will tag you as model."

"Oh, sorry." Amanda mengambil ponsel yang Justin sodorkan sejak tadi. Dia carikan akun sosial medianya yang diikuti ratusan ribu orang.

"Follback me," kata Justin begitu akun Amanda dia ikuti.

"O-oke."

"Thanks. Hope we can meet again. Kamu model yang cerdas, dan juga cantik." Justin tersenyum sebelum dia meninggalkan Amanda untuk merapikan peralatannya.

Bohong jika Amanda tidak merasa berdebar. Jantungnya terasa hampir copot hanya karena ucapan-ucapan yang keluar dari bibir Justin. Apalagi dengan pujian di akhir kalimat tadi. Dia percaya diri akan kecantikannya, namun jika dipuji oleh pria setampan Justin, jelas dia merasa bangga sekali.

"Laki lo tampan, tapi Justin lebih menarik kan?" Andrew menepuk bahu, membuyarkan lamunan Manda.

"Shut up. Jangan bikin malu gue!"

"Bercanda."

"Nggak lucu." Amanda mencubit perut Andrew dan berlalu. Dia ingin segera berganti pakaian dan kembali pulang. Badannya sudah terasa letih, sudah waktunya untuk diistirahatkan.

***

"Hari ini Nona Amanda melakukan pemotretan. Dia berada di lokasi dari jam sembilan pagi hingga satu siang. Setelah itu dia kembali pulang dan tidak keluar kembali sampai sekarang."

"Kamu berhasil masuk untuk melihat pemotretan apa yang dia lakukan?"

"Maaf, Tuan, saya tidak bisa. Aksesnya sulit, hanya orang dengan tag nama yang bisa masuk."

"Baiklah tidak apa. Terus awasi dia."

"Baik Tuan."

Radewa menutup panggilan. Lelaki yang sekarang sedang berada di sebuah hotel di Bandung itu barus saja menghubungi orang suruhannya yang ditugaskan untuk mengawasi Amanda. Sama seperti hari kemarin, tidak ada laporan aneh yang datang. Kegiatan wanita itu tak jauh berbeda dengan saat ada dia di sampingnya.

Besok pagi Radewa akan kembali. Malam ini alih-alih mencari kesenangan, dia lebih memilih berdiam diri. Hidupnya memang sudang berkurang gairah sejak Dinda pergi meninggalkannya.

Memutuskan berbaring di atas ranjang, Radewa membuka ponselnya kembali untuk melihat apa yang terjadi di lini masa sosial medianya.

Terlihat di depan mata foto bulat milik Amanda dilingkari warna, yang artinya wanita itu telah mengunggah sesuatu. Dewa penasaran karena selain dari orang suruhannya dia tidak mendapat kabar apapun mengenai istrinya itu.

"Ini gila. Kenapa dia tidak bilang padaku!" Radewa murka, Dia tutup ponselnya dan memakai sepatunya kembali.

"Saya ingin kembali ke Jakarta secepatnya. Siapkan semuanya!" serunya pada para pengawal begitu pintu kamar dia buka.

***

Ĥayo Radewa marah karena cemburu atau karena yang lainnya?

Jangan lupa like dan komennya ya guys ❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!