Mereka berdua telah resmi menjadi suami istri dan Aldi langsung berpamitan kepada Guruh dan Elena
Sebelum Aldi pulang, Guruh mengajaknya keluar karena ada sesuatu yang harus ia bicarakan
"Kenapa kamu memilih rumah seperti ini?* Tanya Guruh
"Adanya rumah ini dan nanti anda bisa lihat apakah nona Elena tulus atau tidak" Jawab Aldi
Guruh pun mengikuti rencana Aldi dan setelah mengobrol panjang lebar. Aldi langsung berpamitan kepada Guruh
Setelah Aldi pulang, Guruh masuk ke kamar dan melihat Elena duduk di ruang tamu
"Apakah kamu menyesal karena telah menikah denganku? Aku hanya lelaki sederhana "
Elena tersenyum tipis dan menjawab perkataan Guruh
"Aku tidak menyesal dengan pernikahan kita walaupun Mas Guruh hanya lelaki sederhana" jawab Elena
Guruh tersenyum dan meminta Elena untuk masuk ke kamar
"A-aku tidur disini saja" ucap Elena yang masih belum siap jika harus satu kamar dengan Guruh
Guruh langsung masuk ke kamarnya dan meninggalkan Elena tidur di ruang tamu
Elena mengambil tasnya untuk dia pakai sebagai pengganti bantal
Elena masih tidak menyangka jika diusianya yang masih 23 sudah menikah dengan lelaki yang berusia 33 tahun
Elena yang kelelahan akhirnya memutuskan untuk tidur
Guruh yang ada di dalam kamar menatap atap rumah sambil berfikir apa yang harus ia lakukan untuk mengetahui apakah Elena benar-benar tulus menikahinya
Keesokan paginya
Jam menunjukkan pukul 4 pagi dan Elena terbangun dari tidurnya
Tok
Tok
Tok
Elena mengetuk pintu kamar Guruh karena sekarang waktunya mereka untuk melakukan sholat subuh
Guruh membuka pintu dan melihat Elena sudah berdiri di depan pintu
"Ada apa? Apa kamu tidak tahu sekarang masih jam berapa?" gerutu Guruh
"Sekarang waktunya kita sholat subuh dan Mas sekarang sudah menjadi imamku"
Guruh menelan salivanya dan kebingungan saat Elena mengajaknya sholat berjamaah
Terakhir kalinya Guruh melaksanakan sholat pada saat dia lulus SD jadi sudah lama dia meninggalkan Sholat
"K-kamu sholat saja sendiri, aku nanti saja"
Elena memandang wajah suaminya dengan wajah heran
"Jangan bilang kalau Mas tidak pernah sholat"
"A-aku pernah sholat tapi sholat Ied"
Elena mendengar perkataan suaminya langsung tertawa terbahak-bahak
"Hahahaha, bagaimana bisa hanya sholat Ied?"
Guruh menundukkan kepalanya dan setelah itu Elena menggandeng tangan suaminya
"Mas mandi dulu setelah itu kita sholat jama'ah"
"T-tapi..."
"Mas sekarang sudah menjadi imamku jadi nggak ada kata untuk tidak sholat"
Akhirnya Guruh menuruti perkataan istrinya dan ia langsung mandi
Sambil menunggu suaminya mandi, Elena menyiapkan sajadah dan baju yang akan dipakai Guruh
Tak lama kemudian Guruh keluar dari kamar mandi dan segera mengganti pakaiannya
Elena juga sudah memakai mukenanya dan meminta Guruh agar memulai sholatnya
"Aku hanya hapal surah pendek" ucap Guruh
"Tidak apa-apa Mas dan ayo sekarang kita sholat subuh keburu habis waktunya"
Guruh menganggukkan kepalanya dan langsung mengimami shalat subuh bersama istrinya
Setelah selesai sholat Guruh dan Elena memanjatkan doa
"Jangan dilepas dulu" pinta Guruh saat melihat Elena yang akan melepaskan mukenanya
Elena akhirnya tidak jadi melepaskan mukenanya dan mereka berdua saling pandang
"Aku tanya sekali lagi, apakah kamu tidak menyesal menikah denganku? Aku hanya lelaki yang bisa kamu lihat bagaimana rumahku dan pekerjaanku hanya sopir" ucap Guruh
Elena tersenyum dan mencoba memegang tangan suaminya
"Kita berdua menikah karena Allah dan jika aku mencari yang sempurna. Mas salah karena tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini"
Mendengar jawaban dari Elena, jantung Guruh berdetak kencang
Baru kali ini Guruh mengenal wanita yang sangat sederhana dan berbeda dengan wanita yang pernah ia temui
Setelah itu Elena bertanya kepada Guruh tentang minuman apa yang disukainya.
"Aku suka kopi dan jangan terlalu manis"
Setelah melipat mukenanya, Elena berjalan menuju dapur dimana hanya ada tungku perapian.
Elena mulai memasukkan kayu dan mencoba menghidupkan dengan korek api
"Ternyata masih ada yang lebih susah dari aku" gumam Elena
Setelah berhasil menyalakan api, Elena menaruh ceret di atas tungku
Elena mengambil gelas yang sangat kuno dan segera ia memasukkan gula dan kopi kedalamnya
Setelah air mendidih, Elena langsung menyeduh ke dalam gelas itu
"Ini Mas kopinya" ucap Elena sambil memberikan gelas kopi yang telah ia buat
"Terima kasih" jawab Guruh
Elena kembali ke dapur dan mengambil sapu untuk membersihkan rumahnya
Elena masih bingung dengan wajah yang mirip dengan lelaki yang waktu itu
"Apakah Mas Guruh orang yang sama?" gumam Elena
Elena menggelengkan kepalanya dan yakin kalau Guruh bukan lelaki malam itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 118 Episodes
Comments