Kami tinggal bersama, bermain bersama, dan juga tumbuh bersama. Tahun demi tahun berlalu, semuanya berlangsung baik-baik saja, dan aku juga sangat senang karena dia sangat perhatian kepada Christine. Tapi lama kelamaan aku juga merasa ada yang janggal dengan tatapan matanya saat menatap Christine.
Dia tidak terlihat seperti seorang saudara laki-laki yang sedang bermain dengan saudara perempuan nya, tapi seperti seorang laki-laki kepada perempuan. Semakin lama aku memperhatikan mereka, mereka sangat dekat bahkan lebih dekat dibandingkan aku dan Christine sendiri.
Itu melegakan sungguh, jika kami bisa sedekat itu...
Tapi tetap saja aku tidak senang dgn tatapan Cedric kepada Christine, jelas sekali aku tahu apa seperti apa dia memandang nya. Tapi selama ini aku selalu menyangkalnya karena Christine menyayangi saudara-saudaranya, tapi semakin lama aku juga merasa jengkel.
Saat itulah, aku pun berinisiatif untuk mengambil tindakan ku sendiri, dan membicarakan nya dengan Cedric langsung.
Aku pun pergi menemuinya saat dia ada di kamarnya, hanya dia seorang diri. Ketika itu aku berusia 19 tahun. Aku mengetuk pintu kamar nya dan membukanya sedikit.
" Cedric, apa kau sibuk?? "
" Tidak, masuklah. "
Setelah mendengar jawabannya, aku pun segera masuk dan menutup kembali pintu kamar itu, dia terlihat sedang membaca buku di sana. Memang sudah menjadi kebiasaan nya, sih.
" Ada apa?? " dia bertanya dengan bingung, mungkin karena tidak biasanya aku berinisiatif datang menemuinya sendiri.
" Bisa kau hentikan itu. " dan aku langsung bicara ke ini masalah nya.
" Hentikan apa?? "
Ah, sepertinya aku belum mengatakan maksud ku dengan jelas agar dia mengerti.
" Berhenti menatap Christine dengan tatapan seperti itu, kau tahu itu tidak mungkin akan bisa terjadi, kan? "
" Apa maksudmu?? "
Mendengar itu aku jadi kesal sendiri, apa dia bodoh atau sedang pura-pura bodoh dihadapanku.
" Kau memiliki perasaan padanya, kan. Kau harus ingat dia itu saudari mu, kau tidak diperbolehkan untuk menjalin hubungan selain saudara dengannya. " ucapku agak kesal.
Dia diam sebentar setelah sadar dengan maksudku, dia tidak langsung menjawab ku. Tapi kemudian dia berkata...
" Kenapa?? "
Kali ini aku bukan hanya kesal tapi juga bingung, apa dia tidak membaca aturan dalam keluarga kerajaan atau bagaimana?? (aturan ini hanya imajinasi author saja, kalau aslinya saya gak tau( ͡°³ ͡°'), jadi tolong jangan dipikirkan.)
" Kenapa kau bertanya 'kenapa'?? Tentu saja karena aturan di keluarga Kerajaan tidak memperbolehkan nya. Ayah tidak akan mengijinkan nya, dan tentu saja aku juga tidak. " aku sedikit berteriak kepadanya karena telalu emosi.
Lalu aku pun melanjutkan nya, " Ayah sudah menentukan orang yang cocok untuk mendampingi Christine, dan hanya perlu waktu sampai mereka di pertemukan saja. Jadi kau sebaiknya jangan terlalu dekat dengan Christine. " ucapku yang kemudian berjalan pergi dari kamar itu.
Sementara Cedric hanya diam melihatku, entahlah, aku tidak terlalu melihat seperti apa ekspresi nya saat itu karena langsung pergi tanpa melihat kebelakang lagi.
Dan setelah itu, Cedric memang tidak sesering biasanya lagi saat menemui Christine. Lagipula Christine juga sibuk mempersiapkan dirinya sebagai putri Mahkota, iya sebenarnya dia juga terus mengeluh untuk bertukar posisi denganku, sih.
Di keluarga kami, siapapun bisa menentukan akan jadi apa dia kedepannya. Dengan catatan jika ada dua pewaris kerajaan, maka yang satu tetap harus melakukan tugasnya sebagai pemimpin masa depan kerajaan. Dan aku lebih memilih untuk membuat sebuah perusahaan milikku sendiri dan menyerahkan takhta kepada Christine.
Aku pergi dari negara A, tiga tahun yang lalu atau mungkin labih. Aku memutuskan untuk mengganti identitas ku sebelum pergi, jadi tidak akan ada yang tahu siapa aku yang sebenarnya. Bahkan keluarga kerajaan sendiri, yang ku beritahu hanya orang tua dan adikku saja.
Aku pun menetap di negara S dan membangun perusahaan Florence Group, kemudian aku bertemu dengan Arcane dan kami bekerja sama mengembangkan nya hingga sampai seperti ini.
Lalu setengah tahun yang lalu, aku mendapatkan sebuah kabar buruk. Aku melihat berita kalau keluarga ku dibantai seseorang yang tidak di kenal, dan yang selamat hanya adikku seorang saja. Tentu saja aku panik, aku bergegas untuk segera pergi kesana tanpa persiapan apappun.
Tapi, saat aku akan pergi untuk kembali, aku malah mendapatkan tamu yang tidak terduga namun sangat aku kenal.
" Pa.. Pangeran. " ucap orang itu.
Paman Roy, dia adalah kepala pengurus yang bekerja di istana. Dia datang menghampiri ku ke Nagara ini, dan dengan keadaan yang terlihat sangat mengerikan. Aku pun membawa nya pulang dan mengobati nya terlebih dahulu.
Dan saat dia mengatakan tentang pembantaian itu, aku benar-benar sangat terkejut mendengar nya. Bagaimana bisa.. Cedric melakukan hal itu, apalagi didepan Christine sendiri.
Aku tidak bisa percaya bahwa Cedric adalah pelaku pembunuhan itu sendiri, padahal dia tidak punya masalah dan orang tua kami memperlakukan kami dengan adil. Tapi kenyataan pahit itulah yang harus kuterima.
Ternyata selama ini dia juga tidak melakukan segalanya sendiri, seorang mentri bernama Vulcan yang memanfaatkan keinginan dan dia pun jadi seperti itu. Dan sekarang mereka mendominasi istana kerajaan.
Aku memutuskan untuk pergi membawa Christine dari sana, paman Roy juga bersikeras untuk ikut. Akhirnya aku terpaksa membawanya hanya untuk berjaga-jaga saja. Dan kami tiba di negera A, aku meminta paman Roy untuk tetap berjaga di perahu karena luka yang ia miliki dan bersembunyi. Sementara aku pergi menyusup ke istana dengan menggunakan jubah hitam untuk menutupi diriku.
Saat menyusup kesana semuanya aman-aman saja, aku juga tahu waktu patroli di istana, tapi yang tidak terduga aku malah ditemukan oleh Glatt. Kapten pasukan istana, aku mulai berkeringat dingin saat itu, kupikir dia akan melaporkan ku sebagai penyusup. Tapi ternyata dia mengenali ku dan membantuku untuk menyusup masuk.
Dia memberitahuku kalau Christine selalu di kurung di kamarnya, jadi aku pun langsung pergi ke arah kamarnya. Aku melompat dari dahan pohon ke balkon kamar Christine, benar-benar sangat membantu. Aku ingat pohon itu adalah pohon yang aku dan Christine tanam saat masih kecil dulu. Dan itu benar-benar sangat membantu disaat seperti ini.
Kubuka jendela kamarnya yang ternyata tidak di kunci, aku sampai mengira kalau dia tahu aku akan datang dan membiarkannya terbuka, itu membuatku sedikit terharu.
Aku pun masuk. Dan disana lah, aku melihat adikku. Sudah tiga tahun aku tidak melihat nya, kali ini dia terlihat sangat menderita dan tak berdaya. Bahkan saat tidur pun dia menangis tidak tenang, tubuhnya menjadi kurus dari biasanya. Bisa ku tebak tekanan apa yang dia terima dari kejadian itu.
" Christine, aku datang menjemput mu. " aku bergumam pelan disampingnya.
Saat aku akan membangunkan nya, aku malah mendengar suara langkah seseorang dari luar sana. Aku tidak bisa membiarkan seseorang tahu aku disana atau kami tidak akan bisa keluar, jadi aku harus segera bersembunyi. Aku kembali menutup jendela tadi dan segera masuk ke dalam lemari pakaian.
Jantungku berpacu dengan cepat, dalam hati aku berharap kalau yang datang bukanlah orang yang aku pikirkan. Tapi rupanya aku salah...
Saat pintu itu terbuka, aku bisa melihat nya dari celah lemari itu. Orang yang sangat kubenci, Cedric.
Dia berjalan kearah Christine dengan senyuman yang terlihat menjijikkan, dan dia menyentuh wajah Christine. Ah, aku sangat ingin sekali mematahkan lehernya ketika melihat itu.
" Mm.. Kakak.. " Christine yang terganggu tidurnya pun mulai terbangun, mungkin dia pikir itu aku karena biasanya aku selalu melakukan itu.
Sedangkan Cedric hanya tersenyum melihat nya. Dan saat Christine benar-benar telah mengumpulkan kesadarannya, dia bisa melihat dengan jelas siapa orang yang ada di depannya.
Dia terperanjat dan langsung bangun kemudian menjauh dari nya dengan sangat ketakutan. Aku tidak pernah melihatnya setakut itu sebelumnya, bahkan saat dia menghadapi penculikan.
" A.. Apa yang kau lakukan disini?? " Christine bertanya dengan suara dan tubuh gemetaran.
" Kenapa?? Apa aku tidak boleh disini?? Setakut itukah kau padaku, Christine??" tanya Cedric kepadanya.
" Kenapa kau membunuh mereka?? Padahal mereka tidak pernah menyulitkanmu?? "
Christine menangis, meski hanya kata-kata yang biasanya selalu terdengar dan diucapkan jika ada pembunuhan. Bisa sangat menyayat hati jika adikku sendiri yang mengucapkan nya, apalagi korban nya itu keluarga ku sendiri.
" Mereka menyulitkan ku,.... Menyulitkan ku untuk memilikimu. Bukankah itu sudah jelas?. "
" Kita tidak boleh seperti ini, ibu bilang kau sudah jadi kakakku. "
" Tapi dia sudah tidak ada sekarang, dan aku menginginkan mu. Aku sudah menahan diri selama ini, kali ini tidak akan lagi. "
" Aku tidak mau!! "
Christine mencoba untuk kabur dari sana, tapi Cedric menarik kakinya membuatnya kembali jatuh diatas tempat tidur. Dan dengan tidak sopannya dia menindih tubuh adikku, bahkan menciumnya dengan paksa. Apa aku Marah, tentu saja... bahkan sangat!
" Tidak, Tidak mau!! Menjauhlah dariku!!. "
Christine memberontak sekuat tenaga nya, tapi dia tetap tidak bisa membuat Cedric bergerak dari hadapannya.
" Kau tidak akan bisa lepas dariku. " Dia merobek paksa pakaian yang dikenakan oleh adikku.
Aku tidak tahan lagi dengan itu, tidak mungkin aku diam saja saat melihat adikku dinodai tepat didepan mataku. Aku langsung keluar dari dalam lemari, dan memukul kepala baj*ngan itu dengan vas yang ada di meja.
Dia pun langsung ambruk dilantai, kututupi Christine dengan selimut nya, dan aku pun juga langsung melepaskan jubah ku yang menutupi kepalaku kemudian menatap Christine.
" Christine... "
Ah, Christine pasti merasa sangat terkejut karena aku muncul tiba-tiba, dia menatapku dengan tidak percaya dan syukur. Dia pun langsung memelukku dengan erat, dan menangis kencang.
" Huaaa... Kakak!!."
" Sssttt... kakak di sini, kau tidak apa-apa?? "
Aku tahu, itu pertanyaan yang bodoh kan. Dia tidak mungkin baik-baik saja setelah semua ini, itu tidak mungkin.
" Hiks.. Kakak, aku..Hiks.. Tidak pernah merasa se-terhina ini dalam hidupku.. Hiks. Kakak, kumohon bawa aku pergi dari sini..Hiks. Aku tidak mau disini."
Kupeluk dia semakin erat, jika aku lebih cepat datang dia tidak akan seperti ini. Aku langsung menyuruh nya untuk memakai pakaian lain, dan kemudian membawanya pergi dari kamar itu melalui jalan yang kulalui sebelumnya.
Tapi sialnya kali ini aku ketahuan, Cedric mungkin sudah bangun dan memanggil keamanan.
Aku dengan segera menarik Christine untuk berlari dari sana dan pergi ke pelabuhan. Disana kapal yang akan kami tumpangi sudah menunggu, aku membawanya naik keatas kapal itu. Meninggalkan orang-orang yang mengejar kami, bersama dengan negara kelahiran kami.
*** Henry pov end.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Oi Min
Skrg jdi Tau maksd dri prolog di atas....
2021-03-08
0
Astrid Tinungki
lanjut thoor
2020-09-03
0
Nanaza
woy thor lanjut😖😂
2020-09-02
1