Saat sampai di depan pintu ruangan kepsek, Oliv langsung mengetuk pintu itu dan menunggu jawaban dari dalam. Setelah dipersilahkan masuk ia pun baru membuka pintunya dengan perlahan.
Ceklek....
" Permisi. Pak, saya sudah membawa mereka. " ucap Oliv sesopan mungkin setelah pintu terbuka.
" Baiklah, teima kasih banyak Oliv. " jawab sang kepsek yang memang tengah menunggu diruangannya.
" Ayo masuk sana." ucap Oliv pula kepada Shine dan yang lainnya, kemudian ia berkata lagi. " Kalau begitu saya permisi dulu, pak. "
Ia memutuskan untuk segera pergi setelah Shine dan yang lainnya masuk kedalam ruangan karena dikejar mata pelajaran.
Sementara itu, ketika Shine dan yang lainnya masuk ke dalam sana. Sang kepsek pun langsung berdiri dan menyambut mereka disana.
" Selamat datang, Tuan dan nona muda. Bagaimana kabar anda?? "
" Baik, paman Adrian. " jawab Shine.
Iya, kepsek itu adalah Adrian. Ia menjalankan pekerjaan nya sesuai perintah Anastasia, lagipula sekolah ini juga perlu ada yang menjanganya kan. Dan hanya dia yang bisa Anastasia percaya. Sedangkan kepsek Royal Garden Highschool saat ini dijalankan Cavita.
" Syukur lah kalau begitu, bagaimana menurut kalian tentang sekolah nya? " tanya Adrian pula dengan ekspresi cerah.
" Sangat bagus, ini tempat yang menyenangkan. " sahut Arcane pula. Dia sangat dewasa seperti ayahnya.
" Baiklah, karena sebentar lagi jam pelajaran dimulai saya akan memberitahu kan kelas kalian. "
" Tentu. " jawab mereka serempak.
Ternyata mereka dipisah kelaskan, Iyah meski begitu mereka tetap bisa bertemu saat istirahat juga sih, itu bukan masalah besar. Setelah pembagian kelas yang singkat, mereka pun segera pergi ke kelas masing-masing.
***
- Dikelas Shine.
Kebetulan sekali ia sekelas dgn Oliv, sepertinya hari-harinya bisa ia habiskan untuk memandangi nya dan memperhatikan seperti apa dia. Tapi yang jadi masalah adalah... mereka juga sekelas dengan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa itu, yup Mia juga sekelas dengan Oliv.
Dan saat ini, dia memasang wajah jenuh dengan mereka yang sedang diperkenalkan oleh guru. Berbanding terbalik dengan Oliv yang selalu tersenyum. Meski disana Shine juga tidak akan sendirian, sih.
" Nah, silakan perkenalkan diri terlebih dulu. " ucap sang guru.
" Namaku Arcane Levon Alger Chornelin. " biasa aja.
" Kevin Edelgard Flanders. " datar.
" Shine Brillian Ifana Crawless. " acuh tak acuh.
Iyah, mereka tidak perlu lagi menyembunyikan identitas, karena mereka semua juga sudah tahu tentang mereka. Hanya saja tatapan para perempuan nya itu loh.... Seperti binatang buas yang kelaparan.
Mereka jadi tidak nyaman dengan tatapan itu, setidaknya ada dua yang lebih normal meski berbanding terbalik. Yang satu adalah malaikat penyelamat, sementara yang lainnya setan pengganggu.
" Baiklah, Kevin silahkan duduk dengan Zion. " ucap sang guru.
" Selamat. " batin Kevin meski tidak terlalu ekspresikan.
" Arcane dengan Mia. "
" Yang benar saja?!!. " batin keduanya terlihat tidak terima.
" Dan, Shine dengan Oliv. "
" ............. " Seketika hening..
Seisi kelas pun langsung menatap kearah nya dengan tajam dan tidak percaya, mereka sepertinya tidak rela jika Shine duduk dengan Oliv. Sedangkan Arcane merasa iri dengan Kevin dan Shine yang dapat teman duduk lebih baik.
Dan entah kenapa, Shine justru merasa menang dengan hal itu, ia menatap kearah dua saudaranya yang lain seolah membanggakan hal itu. Dan tentu saja keduanya menatapnya merasa aneh...
" Bu. " sampai tiba-tiba Mia mengangkat tangannya.
" Iya, Mia. " sahut sang guru.
" Saya tidak mau duduk dengan orang itu, biarkan saya duduk dengan Oliv saja. " ucapnya.
Sepertinya dia yang paling tidak rela jika Oliv duduk dengan Shine, atau mungkin dia tidak akan rela dia duduk dengan pria manapun. Dan seluruh kelas pun mendukungnya dengan penuh semangat.
" Nice Mia. " batin mereka serempak.
Sang guru nampak berpikir sejenak, kemudian dia mengalihkan perhatiannya dan bertanya kepada Oliv. " Bagaimana menurutmu, Oliv?? "
" Saya tidak keberatan duduk dengan siapapun. " jawab Oliv dengan senyumannya.
" Manisnya. " batin semua makhluk dikelas.
" Kalau begitu baiklah, Mia kamu..... "
" Saya tidak setuju. " ucap Shine tiba-tiba, memotong ucapan guru.
Hal itu membuat semua orang menatapnya, bagitu pula dengan Kevin dan Arcane. Mereka heran karena dia tiba-tiba jadi seperti itu, pasti.. sekarang ada yang aneh dengan Shine.
Disisi lain, Mia mengerutkan keningnya dengan marah." Apa maksudmu?? "
" Aku yang akan duduk dengan nya. " ucap Shine terang-terangan, masih dengan wajah datarnya.
" Tidak, aku yang akan duduk dengannya. Dia juga tidak keberatan. "
" Sudah kubilang aku yang akan duduk dengan nya. "
Keduanya saling tatap dengan sangat mengerikan, Mia menatap Shine dengan amarah yang terlihat jelas karena sangat keras kepala, dan Shine menatapnya dengan dingin karena menghalanginya duduk bersama Oliv.
Suasana kelas menjadi sangat tegang karena dua orang yang tidak mau mengalah ini, hingga....
Oliv menepuk kedua tangannya ditengah suasana hening, membuat semua perhatian langsung teralihkan kepadanya.
" Aku punya ide yang lebih baik. " ucap Oliv kemudian menengahi mereka, yang membuat semua orang yang ada di kelas penasaran dengan apa maksudnya.
Dan...
Jeng.. Jeng...Jeng....
Akhirnya mereka bertiga duduk bersama di tempat untuk tiga orang, Oliv menukar kursi dengan Kevin dan murid yang lain. Alhasil Oliv ada ditengah tengah Mia dan Shine, sedangkan Kevin dengan Arcane.
Meskipun keinginan mereka terpenuhi, tapi sepertinya itu tidak membuat mereka jadi akur. Buktinya mereka masih saling melempar tatapan tidak menyenangkan satu sama lain dibelakangnya.
Itu membuat Oliv benar-benar merasa tidak nyaman.
" Awas kau jika mencoba mendekati Oliv. " Itulah arti tatapan Mia.
" Lihat saja siapa yang bicara. " Dan itulah arti tatapan dari Shine.
Oliv sekarang merasa menyesal memilih duduk dengan mereka berdua, harusnya dia memilih Arcane saja yang lebih dewasa.
" Aku melakukan kesalahan besar. " batinnya, menyesali perbuatannya.
Meskipun begitu, pembelajaran masih harus tetap berlangsung dengan baik, jadi Oliv berusaha keras untuk tetap tenang. Meski Oliv kadang merasa ada tatapan yang tidak menyenangkan dari dua orang disebelah nya itu.
Ting.... Tong.... Ting.... Tong...
Bel istirahat pun berbunyi, dan semua pelajar pergi ke kantin. Beberapa ada yang pergi ke perpus dan yang lainnya hanya bermain-main di sekitar kampus. Oliv pun sekarang sedang membersihkan papan tulis. Karena Mia dipanggil saat pertengahan pelajaran, ia jadi menunggunya dikelas.
Untunglah perang diantara Oliv berhenti untuk sejenak..
" Oliv. " panggil seseorang dari luar sana.
Ternyata salah satu teman Oliv, namanya Amelia Rosalina. Gadis yang sama cerianya seperti dia hanya saja, dia agak terlalu manja. Ia langsung berlari masuk tanpa mempedulikan siapapun dan memeluk Oliv dengan manja.
" Oliv, ayo teraktir aku makan. "
" Kau tidak bolah terlalu banyak makan makanan tidak sehat, kau bilang kau akan diet. " ucap Oliv mengingatkan hal itu.
" Ahh, ayolah sekali ini saja. "
Oliv agak kesulitan menolak temannya itu, iya salahnya juga menjanjikan akan mentraktir nya, sih. Namun ada sesuatu yang mengganggunya sekarang...
" Ngomong-ngomong, Amelia.... "
" Mmmm...apa? "
Oliv sedikit mencubit pinggang Amelia dan berkata." Berat badan mu naik, ya. " tanyanya.
" Gyaaaaa.... "
Amelia berteriak dengan cukup keras saat Oliv bicara seperti itu, ia langsung menjauh dan berjongkok karena merasa malu dengan ucapan Oliv yang terlalu terus terang.
Meski begitu, Oliv belum selesai bicara. " Amelia, saat ini berat badan mu naik 5 persen dari sebumnya. Jika kau mau punya pacar, kau harus menjaga menampilan mu. "
" Bagaimana kau bisa tau hanya dengan sentuhan, dan lagi bagaimana jika ada yang dengar?!! " Amelia menangis karena itu.
" Ada. "
" Haah?? "
Oliv pun melihat kebelakang nya dengan tenang, begitu pun dengan Amelia. Disana lah 3 orang pria yang masih standby ditempat mereka masing-masing, menatap kedua nya dengan ekspresi datar.
Wajah Amelia pun seketika langsung berubah menjadi merah, ketika menyadari ada orang lain dikelas itu.
Sementara Oliv yang tidak peka terkejut sendiri dan melemparkan penghapus, kemudian bertanya kepada Amelia dengan panik. " Ehh,, Amelia, apa kau sakit?? Wajahmu merah sekali?? "
" Arghh.... Oliv, kanapa kau mengatakan hal memalukan itu saat ada seseorang disini? Apalagi mereka laki-laki!! " ucap Amelia sambil mengguncang tubuh Oliv.
" Ah, apa itu tidak boleh. " tanya Oliv pula polos.
" Tentu tidak!! " dan Amelia berteriak gemas sekaligus kesal dengan tindakannya.
" Kalau begitu maaf. ngomong-ngomong kalian tidak ke kantin?? " Oliv pun beralih kepada Shine dan dua lainnya yang masih disana.
" Kami belum tahu kantin nya dimana. " dan Kevin menjawab nya masih dengan wajah datar.
Oliv baru ingat kalau ia belum memberitahukan kantin ada dimana. " Ah, benar juga kalau begitu ayo berangkat bersama saja.. " jadi ia mengusulkan hal itu.
Tapi Amelia langsung menyentuh tangan Oliv dan menatap kearah mereka dengan tatapan tidak percaya, " Jangan tertipu, mereka itu bisa mengikuti pelajar yang lain tapi malah masih disini. Pasti mereka punya niat khusus. "
Itu benar. Kebanyakan siswa pasti akan pergi ke kantin untuk membeli makanan ketika bel istirahat berbunyi, jadi akan mudah untuk menemukan nya dibandingkan tempat lain. Tapi Shine yang lain masih disini, itu artinya dia memang punya niat khusus.
Tapi, tiba-tiba saja Oliv menjitak kening Amelia, membuatnya mengaduh kesakitan. " Aw, kenapa kau melakukan itu?? "
" Kau tidak boleh membicarakan orang seperti itu, memangnya kenapa jika mereka ingin pergi bersama kita. " ucap Oliv dengan ekspresi yang sangat serius.
" Oliv kami yang polos dan manis. Kau terlalu baik, karena itulah aku dan Mia tidak bisa tenang jika mengijinkan kau dekat dengan orang yang tidak jelas. "
" Aku tidak sebaik itu, kok. "
Wajah Oliv tiba-tiba berubah muram, meski sesaat itu sangat terlihat jelas. Amelia pun terkejut melihat itu, selama ini dia tidak pernah melihat nya semuram itu sebelumnya.
Shine, Arcane dan Kevin juga melihat hal itu, membuat mereka semakin penasaran dengan siapa sebenarnya gadis itu.
" Oliv kau... "
" Woy, bocah kamvret!! Aku suruh kau buat jemput Oliv malah ngelamun lagi!! . " teriak Mia yang tiba-tiba terdengar jelas dan lantang dari luar.
" Yee.... Ini lagi, pake teraik-teriak. Hati-hati gak bisa bicara lagi nantinya. " ucap Amelia yang berubah jadi datar sambil menoleh menatap Mia dibelakangnya.
Oliv pun sudah kembali seperti semula, ketika melihat tingkah konyol dua sahabat nya itu membuat nya benar-benar senang. Dan karena itu juga dia harus menengahi mereka berdua.
" Haha... Sudahlah, ayo pergi. Kalian juga, ayo. "
" Heee... Ngapain ngajak mereka?? " tanya Mia agak kesal.
" Tau tuh. " bahkan kali ini, Amelia setuju dengan itu.
" Sudahlah, kalian ini kenapa ribut mulu sih. Ayo, pergi. " tapi Oliv benar-benar lelah dengan adu argumen yang padat ini sejak pagi.
Shine, Kevin dan Arcane pun segera bangkit dari duduk mereka, dan mulai mengikuti tiga gadis itu pergi dari kelasnya.
" Mereka bertiga benar-benar berbeda dari wanita-wanita yang lainnya. " batin Arcane.
Nama : Amelia Rosalina
Umur : 18 tahun.
Sifat : Baik, manja, mudah kesel, dan perhatian.
Ket : Salah satu teman tokoh utama kita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Oi Min
Apa Olive jga terjun ke dunia bawah kek Shine dkk
2021-03-08
0
Violla
semangat
2020-08-10
2