Saat sampai dikampus, seperti biasa Oliv menjadi pusat perhatian karena datang bersama Samuel dengan mobil pribadi nya. Mereka juga berpapasan dengan Shine dan yang lain, mereka sempat saling menyapa sebentar. Tapi ada yang membuat Oliv heran...
Shine... Terlihat mengerutkan keningnya tidak suka, karena Oliv datang bersama dengan Samuel.
Tapi Oliv membuang asumsi itu, mungkin saja dia sedang tidak mood, itulah yang ia pikirkan. Mereka pun langsung pergi ke kelas masing-masing, Oliv juga berpisah dengan Samuel dan lebih memilih pergi dengan Arcane, Shine dan Kevin.
Mereka mengobrol bersama, sedangkan Kevin hanya sesekali menjawab. Kecuali Shine yang diam saja dari tadi, ya.. Dia memang pendiam sih, tapi kali ini lebih parah.
" Ngomong-ngomong kau kurang tidur?? " tanya Arcane tiba-tiba.
" Hehe... Ketahuan, ya. " kekeh Oliv dengan itu.
" Kau seharusnya tidak tidur terlalu larut, seorang gadis tidak boleh tidur terlalu malam. Bukankah begitu, Kevin??. "
" Iyah.... Kecuali sepupu dan saudari-saudari kita kan. " jawab Kevin menyahuti Arcane yang terus bicara sejak tadi.
" Akh.. Jangan bocorkan yang itu. "
Arcane merasa sedikit kesal karena Kevin yang sangat blak-blakan dan datarnya itu keterlaluan. Oliv malah merasa itu sangat menyenangkan untuk dilihat, mereka benar-benar sangat menyenangkan.
" Haha... Yah, tidak apa-apa. Lagipula aku memang selalu tidak bisa tidur, dua bulan lalu aku berhenti minum obat karena bisa tidur dengan nyenyak. Tapi siapa yang sangka kalau aku kembali tidak bisa tidur. " jelas Oliv panjang lebar soal kondisinya.
Dan itu menarik perhatian Shine, " Kau insomnia?? " tanya nya, suara yang dari tadi tidak terdengar akhirnya terdengar juga.
" Iya, begitulah. " jawab Oliv dengan santai.
" Kenapa kau bisa insomnia?? " tanya Arcane yang penasaran pula.
Oliv yang mendengar itu mulai terlihat ragu, ia pun menautkan tangannya dibelakang tubuhnya dan menjawab. " Emm... Mungkin... Karena aku trauma dan selalu memimpikan nya. "
Oliv jadi teringat pada mimpi-mimpinya yang kelam, membuatnya jadi semakin takut. Bagaimana jika dia malah bertamu dengan orang itu, orang yang selalu ia takuti. Ketakutan tak berdasar dan kecemasan berlebihan itu selalu menghantuinya, dan itu membuat wajahnya berubah murung.
Itu sampai Kevin kembali bertanya diantara mereka, " Apa kau akan terus bergantung kepada obat-obatan?? " Pertanyaan itulah yang membuyarkan lamunan Oliv.
Oliv pun mengangkat kepalanya menatap Kevin kemudian mengepalkan tangannya dengan wajah tegas, " Mm.. Tidak, aku tidak akan minum obat lagi. Aku akan berusaha menaklukan insomnia ku tanpa bantuan obat. " ucap Oliv dengan penuh kayakinan.
Yang langsung direspon positif oleh Arcane, " Bagus.. Kalau begitu, semangat. Jangan pikirkan hal-hal yang tidak berguna lagi, kebahagiaan dan kesehatan mu itu jauh labih penting dari apapun. " ucap nya memberi semangat.
Oliv pun mengangguk setuju dengan Arcane dan mulai bersemangat juga, dia orang yang sangat baik. Pribadinya juga lembut, meski kadang terlihat dingin dan menyeramkan.
" Ngomong-ngomong apa senior itu pacarmu?? " tanya Arcane pula tiba-tiba yang langsung menghencurkan semangatnya.
" Ehhh... Bu.. Bukan, dia bukan pacar ku. Kami hanya bertamu di jalan dan dia menawari ku tumpangan karena busnya lama. " sangkal Oliv dengan wajah merah karena malu, dia penasaran kenapa orang-orang selalu berpikir begitu jika dia bersama dengan Samuel.
" Oh begitu. " tapi Arcane malah menunjukkan ekspresi seolah tidak percaya dengan perkataannya.
" A.. aku serius, dia hanya senior ku. Kami tidak punya hubungan apapun. "
" Iya, iya. "
Arcane tertawa geli melihat Oliv yang jadi gelagapan karena melihatnya tidak percaya, dia pun mengusap kepala Oliv dengan gemas. Dalam hati ia berkata 'Andai adikku seperti ini. ' Sepertinya dia ingin Achilla bertingkah seperti sedikit lebih imut seperti Oliv.
Dan Achilla mendapatkan telepati itu dalam bentuk perasaan kesal. " Hm... entah kenapa aku tiba-tiba kesal kepada kakakku.."
Disisi yang lain, Oliv juga jadi merasa kesal karena Arcane mempermainkan nya seperti itu, sampai-sampai Kevin yang selalu berwajah datar itu pun ikut tersenyum karena nya. Ia ingin membalas perkataan Arcane, tapi ia malah menoleh kearah Shine, yang masih memasang wajah tidak peduli saat ia melihatnya.
" Sepertinya untuk sesaat aku mendengar dia menghela nafas lega atau semacamnya, apa cuma perasaan ku saja ya. " batinnya.
Oliv masih bingung dengan apa yang baru saja ia dengar, tapi Arcane malah diam-diam tersenyum melihat itu. Sepertinya akan ada pertunjukan seru setelah ini, pikirnya.
Mereka pun sampai didepan kelas, dan saat Arcane akan membuka pintu, pintu itu sudah lebih dulu terbuka. Dan muncullah Mia dari dalam kelas.
" Ah, kalian rupanya. " ucapnya dengan ekspresi datar.
" Iya ini kami. " dan Shine langsung menanggapinya.
Lagi-lagi... Mereka berdua saling tatap dengan kesal satu sama lain untuk sesaat, sampai Mia akan menjawab perkataan Shine dia malah teralihkan kepada Oliv yang ada dibelakang nya.
" Tunggu, kau. Apa yang terjadi?? Apa Insomnia mu kambuh lagi?? " Mia langsung mendorong Shine ke pinggir dan menatap Oliv penuh khawatir.
Shine yang didorong ke pinggir pun kesal, tapi dia tahan karena masih terlalu pagi untuk marah-marah. Dan juga, Mia melakukannya karena khawatir dengan Oliv.
" Haha... bukan apa-apa kok, kau tdk perlu khawatir. " ucap Oliv dengan canggung.
" Baik bagaimana?? Apa kau ingat terakhir kali kau seperti ini, kau jatuh dari tangga tau. " ucap Mia penuh rasa kesal, dia tahu Oliv berusaha menyembunyikannya lagi.
" Itu kan cuma kecelakaan. "
" Iya, kecelakaan karena aku tidak tidur dengan benar. Ayo ikut aku ke UKS. "
Mia terus memaksa Oliv untuk pergi beristirahat di uks agar labih baik, tapi Oliv juga tidak mau ikut dengan keras kepala.
" Sudahlah, aku tidak apa-apa. " Oliv yakin sekali dengan kata-katanya, namun...
Saat Oliv melangkah untuk masuk ke dalam kelas, ia tiba-tiba berhenti dan tubuhnya pun langsung oleng.
" Ah... pusing. "
Dia hampir saja jatuh menghantam lantai kalau saja Shine tidak bergerak cepat dan menahan nya. Oliv pun berpegangan kepada lengan Shine dan tangan lainnya berada di kepalanya, ia merasa kepalanya seperti berputar dan penglihatan nya berubah jadi buram.
" Kau tidak apa-apa?? " tanya Shine yang masih terkejut dengan yang barusan, dan itu dibalas anggukan Oliv.
Tapi di lihat dari segi mana pun itu tidak lah baik, " Lihat, apa kubilang. Ayo beristirahat saja. " ucap Mia lagi.
" Sebaiknya kau pergi saja Oliv, sudah kubilang kesehatan itu yang peling penting. " ucap Arcane ikut membujuknya.
Oliv menatap mereka satu persatu. Nampaknya mereka berempat yang ada disana sangat khawatir melihat nya, apalagi Oliv yang pucat dan lemah seperti sekarang ini. Mengetahui masa lalunya saja sudah membuat mereka iba, apalagi dampaknya sekarang.
Oliv pun juga tidak punya pilihan lain, dia tidak mau merepotkan teman-temannya karena jadi keras kepala.
" Baiklah. "
Akhirnya dia pun pergi dipapah Mia ke ruang uks, tubuhnya benar-benar terasa lemas dan kepalanya semakin pusing. Dia bahkan mendengar dengungan ditelinganya dan suara-suara yang ia dengar mulai tidak jelas. Oliv tidak bisa melakukan apapun dalam kondisi seperti ini, apalagi istirahat nya tidak bisa berjalan dengan seharusnya.
Di ruang kesehatan, Oliv langsung dibaringkan disalah satu kasur disana. Mia juga meminta dokter penjaga disana untuk menjaga Oliv, dan tidak membiarkan siapapun menjenguknya tanpa ijin darinya. Teman yang protektif. Baru kemudian ia pun pergi dari sana dan menjalankan kegiatan belajarnya seperti biasa.
Saat bel istirahat berbunyi, Mia juga sempatkan untuk datang sekedar memberikan makanan kepada Oliv, kemudian ia sendiri juga pergi makan dikantin. Saat Mia datang menjenguknya Oliv masih tidur saat itu, karena nya dia hanya menaruh makanan nya diatas meja disamping kasur Oliv.
Dan saat dia keluar, ada orang lain yang masuk dalam kesana dan melihat keadaan nya. Shine, dia manatap Oliv yang masih tidur disana dengan seksama
" Lihatlah kau terlihat menyedihkan sekali, terlihat begitu lemah. " ucapnya dengan pelan. Ia pun duduk dikursi dekat ranjang.
Ia pun kemudian meraih rambut Oliv yang terurai diatas tempat tidur dan mengangkatnya ditangannya.
" Entah mengapa kau selalu saja mengganggu pikirkan ku. Atau mungkin.... " Shine sengaja menjeda kata-katanya, untuk mencari kalimat yang tepat untuk ia ucapkan. " ...Mungkin aku yang mulai menyukaimu. " lanjutnya, senyuman pun terlihat diwajah tampannya.
Woww, untuk pertama kalinya Shine yang tidak pernah tertarik kepada perempuan, menyukai perempuan. Dan itu kepada seorang gadis yang kehidupan nya biasa-biasa saja, atau mungkin karena dia suka sikap Oliv yang realistis dan rasional.
Kemudian Shine menaikkan sebelah alisnya ketika melihat Oliv mengerutkan keningnya seolah merasa terganggu akan sesuatu, ekspresi nya pun berubah seperti ketakutan. Dia dia mulai bergumam dalam mimpinya.
" Tidak... Jangan mendekat.. Jangan sakiti aku. "
Dimata Shine, gadis itu terlihat benar-benar sangat gelisah dan takut, entah apa yang dimimpikan nya sampai seperti itu. Ia pun memegang tangan Oliv yang ketakutan itu, entah apa yang mendorongnya melakukan itu. Tapi ajaibnya, hal itu membuat Oliv jadi lebih tenang, dia juga tidak mengerti apa yang terjadi.
" Apa kau merasa aman bersamaku?? " gumam Shine pelan.
Untuk beberapa saat dia kembali memandangi Oliv, kemudian ia pun melepaskan tangan Oliv dan bangkit pergi dari sana. Akan jadi menyebalkan jika Mia tahu dia menemui Oliv, bisa-bisa mereka akan debat hal yang tidak berguna lagi.
Sesaat sebelum dia benar-benar keluar dari ruangan itu, ia berbalik memastikan Oliv tidak lagi bermimpi buruk, lalu benar-benar pergi dari sana setelah yakin.
Ia pergi menyusul kawan-kawan nya yang sudah ada di kantin dari tadi, lagipula jam istirahat masih ada memang mau ngapain dia selain ke kantin.
Nama : Kevin Edelgard Flanders.
umur : 18 tahun.
Sifat : Irit ngomong, datar, baik.
Ket : anak dari Ryuzen dan Katania.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
Mbah Surep
next
2020-08-20
0
Salwa Ichsan
Autor sembangat yaaaa up ny🖤
2020-08-20
1
hilma haura
lanjut thor semakin penasaran,,,
2020-08-19
1